Anda di halaman 1dari 4

MKU - WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

TUGAS RESUME PEKAN KE – 3

MASYARAKAT MARITIM DAN KATEGORISASINYA

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD RAIF RAFI’I

D131211063

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI LINGKUNGAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2022
MASYARAKAT MARITIM DAN KATEGORISASINYA

1. Definisi Masyarakat Maritim

Masyarakat maritim adalah kesatuan-kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi berupa
kelompok-kelompok kerja, kampung atau desa, suku bangsa (ethnic group), komunitas,
kesatuan-kesatuan administratif berupa kecamatan, provinsi, bahkan bisa merupakan negara atau
kerajaan, yang sebagian besar atau sepenuhnya menggantungkan kehidupan ekonominya secara
langsung atau tidak langsung pada pemanfaatan sumberdaya hayati atau nonhayati laut serta
jasa-jasa laut, yang dipedomani oleh dan dicirikan bersama dengan kebudayaan
maritim/baharinya.

2. Kelompok-Kelompok Etnik (Suku-Bangsa) Sebagai Cikal Bakal Masyarakat Maritim


Pedesaan di Indonesia

• Etnis-etnis Bajo (Sea Gypsies)

• Bugis (bermula di Teluk Bone)

• Makassar (bermula di Galesong)

• Mandar (Sulawesi Barat)

• Buton (dalam wilayah Sulawesi Tenggara)

• Madura (dalam wilayah Jawa Timur)

Mereka adalah pewaris kebudayaan maritim dari Ras Melayu-Polinesia perintis dan pengembang
kebudayaan maritim di Asia Tenggara sejak ribuan tahun silam (Adrian Horridge).

3. Kelompok-Kelompok Sub-Etnik Pewaris Kebudayaan Maritim Pedesaan Berikutnya

• Pelayar dan nelayan pulau Bawean

• Pelayar dan nelayan di Masalembo dan Sapudi (Jawa)

• Pedagang-pedagang Bonerate

• Nelayan di Pulau Polu’e di Laut Flores


• Pemburu paus dari Lamalerap (Lomblen di Selat Timor, Orang Luang di sebelah
barat dayanya)

• Pelaut di daerah koloni Bugis (di Flores, Bima, Riau, Lampung) yang menguasai
jaringan perdagangan luas dari berbagai jenis komoditi ekspor dan impor.

4. Kelompok-Kelompok Masyarakat Maritim Pedalaman dan Kota Pantai Setelah Indonesia


Merdeka

1. Kategori Masyarakat Maritim yang Bersentuhan Secara Langsung dengan lingkungan


laut:

• Penduduk nelayan (pakkaja): (miskin tradisional dan kaya modern)

• Petambak (pallawa)

• Pelayar/pengusaha transportasi laut (passompe’): (miskin tradisional dan kaya


modern)

• Petambang batu karang dan pasir laut

• Petambang migas dan mineral (modern)

• Pengelola industri pariwisata bahari

• Penyelam dan olahragawan laut

• Pencinta lingkungan laut

• Peneliti dari kalangan akademisi yang terlibat secara langsung dalam dunia
laut

• Marinir/Angkatan Laut dan Satuan-satuan Tugas Keamanan Laut

2. Kategori Masyarakat Ekonomi Maritim yang Kurang Bersentuhan dengan lingkungan


Laut

• Pedagang hasil-hasil laut

• Pemodal/rentenir
• Pekerja di pelabuhan/pasar atau pelelangan ikan

• Pengelola dan pekerja industri hasil-hasil laut

• Pengusaha dan pekerja industri perahu/kapal, alat tangkap, tali-temali, dsb.

• Birokrat dan praktisi dari kementerian, lembaga non-pemerintah, peneliti dari


lembaga ilmiah yang terkait

• LSM dan pemerhati lingkungan laut

5. Kelas Sosial-Ekonomi dan Struktur Sosial dalam Masyarakat Maritim

• Masyarakat ekonomi maritim tipe pertama dicirikan dengan struktur sosial tidak
tajam, kurang berkelas/stratifikasi, dan cenderung dipedomani dengan ideolog
egalitarian. Perbedaan status dan peran dari para pemimpin kelompok dan ABK
(anak buah kapal) atau anggota kelompok seringkali tidak jelas lantaran
pembagian kerja dalam organisasi dan hubungan sosial di antara mereka bersifat
akrab, santai dan penuh persaudaraan, pertemanan/persahabatan dan tolong-
menolong. Pada kelompok masyarakat maritim tersebut lazimnya diterapkan
aturan bagi hasil yang menekankan pemerataan.

• Masyarakat maritim tipe kedua justru dicirikan dengan struktur sosial


berkelas/berstratifikasi yang terwujudkan dalam perbedaan status dan peran dalam
organisasi sosial yang tajam serta hubungan sosial yang formal/resmi. Pada
kelompok kerja masyarakat maritim (nelayan atau pelayar) seperti ini diterapkan
aturan pengupahan dengan porsi pendapatan yang bertingkat-tingkat menurut
status dan peranan.

Anda mungkin juga menyukai