Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

DESKRIPSI TAPAK DAN FASILITAS

4.1. Tapak Perancangan


4.1.2 Deskripsi Tapak Perancangan
1. Klimatologi
2. Geologi
3. Topografi
4. Vegetasi
5. Sarana dan Prasarana
4.2. Fasilitas Rancangan

Kabupaten Lembata merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara


Timur. Kabupaten Lembata merupakan salah satu daerah otonom yang berdiri sejak tahun
2000 yang merupakan hasil pemekaran wilayah administratif dari Kabupaten Flores
Timur.

Gambar 31.Peta Administratif Kabupaten Lembata


Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lembata

4.3. Aspek Geografis dan Administratif Kabupaten Lembata.


Secara administrasi Kabupaten Lembata terdiri dari satu pulau dengan luas
wilayah 1.266,40 km². Kabupaten Lembata terdiri dari 9 kecamatan dengan
kecamatan terbesar adalah Kecamatan Lebatukan dengan luas wilyah sebesar
241,64 km² dan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Ileape Timur dengan luas
wilyah sebesar 38,26 km². Ibukota Kabupaten Lembata adalah Lewoleba yang
terletak di Kecamatan Nubatukan
Secara astronomis Kabupaten Lembata terletak antara 8,04ᵒ - 8,40ᵒ Lintang
Selatan dan antara 123,57ᵒ - 122,38ᵒ Bujur Timur.
Berdasarkan geografisnya Kabupaten Lembata memiliki batas-batas sebagai
berikut :
1. Bagian utara berbatasan dengan laut Flores,
2. Bagian selatan dengan laut Sawu,
3. Bagian barat dengan Kabupaten Flores Timur, dan
4. Bagian timur dengan Kabupaten Alor.

4.4. Karakter Fisik Dasar Kabupaten Lembata


4.3.1 Topografi

Topografi Kabupaten Lembata bervariasi berdasarkan bentuk relief, kemiringan


lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Tinggi wilayah diatas permukaan laut
bervariasi yakni kelas ketinggian kurang dari 100 m sebanyak 78 %, 100 – 500 m
sebanyak 10 %, dan 12 % daerah memiliki ketingian lebih dari 500 m. Sebagian besar
desa di Kabupaten Lembata merupakan desa pesisir yang jumlahnya mencapai 86
(delapan puluh enam) desa/kelurahan dan 65 (enam puluh lima) desa berada di dataran
tinggi.
Tabel 4. Topografi di Kabupaten Lembata

No Kecamatan Tinggi
0-100 m DPL 100-500 m DPL >500 m DPL
1 Nagawutung √ - -
2 Wulandoni - √ -
3 Atadei √ - √
4 Ile Ape √ - -
5 Ile Ape Timur √ - -
6 Lebatukan √ - -
7 Nubatukan √ - -
8 Omesuri √ - -
9 Buyasuri √ - -
Sumber : Lembata Dalam Angka 2018

4.3.2 Kondisi Tanah


Klasifikasi tanah di Kabupaten Lembata didominasi oleh SPT 168 (haplustepts
dan haplustalfs) yaitu seluas 53,68% wilayah berbahan induk vulkanik pada sub
landform pebukitan volkan dengan relief bergunung. Klasifikasi kemampuan tanah di
Kabupaten Lembata membentuk 5 (lima) satuan peta tanah (SPT) yang merupakan
asosiasi atau kompleks dari 6 grup yaitu haplustepts, ustarthents, haplustolls,
ustipsamments, haplustands dan haplustalfs.
Tekstur tanah pada umumnya sedang hingga agak kasar dengan kedalaman efektif
sangat dangkal (30-50 cm) dan dangkal (50-60 cm) berbatu dengan erosi ringan.
Penggunaan lahan yang paling banyak di Kabupaten Lembata adalah padang
rumput sebesar 51.731 Ha, menyusul hutan belukar sebesar 28.862, semak belukar
17.695 ha. Sedangkan penggunaan lahan yang paling sedikit adalah penggunaan lahan
untuk sawah tadah hujan hanya sebesar 48 ha.

4.3.3 Iklim dan curah hujan


Iklim di Kabupaten Lembata merupakan iklim tropis dengan musim kemarau
yang Panjang rata-rata 8-9 bulan dan musim hujan yang relatif singkat 3-4 bulan.
Musim hujan berlangsung rata-rata antara bulan Desember sampai dengan bulan
Maret, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan April sampai dengan bulan
Nopember setiap tahunnya. Rata-rata curah hujan per tahun adalah 500 - 1200 mm.
Suhu udara rata-rata 270C dengan suhu minimum mencapai 200C dan suhu
maksimum mencapai 330C. Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 72%
sampai 84% sedangkan kecepatan angin tergolong rendah rata-rata 8,4 knot/jam.

4.3.4 Hidrologi
Ketersediaan air di Kabupaten Lembata pada umumnya sangat terbatas akibat
rendahnya curah hujan dan hari hujan yang mempengaruhi air tanah dan debit air
sungai. Di wilayah Kabupaten Lembata, air permukaan sebagian besar berasal dari
sungai. Sungai tersebut dalam skala sedang dan kecil. Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang diharapkan menampung air pada musim penghujan tidak mampu
mempertahankan air karena penutup tanah (land cover) yang semakin tipis dan
terbuka akibat pembukaan lahan pertanian pada daerah kemiringan oleh masyarakat
yang berada didalam kawasan hutan terutama pada daerah sekitar mata air.

4.5. Gambaran Umum Lokasi Perancangan


4.2.1 Batasan Lokasi Perancangan
Lokasi perancangan berada di Kelurahaan Lewoleba Utara, Kecamatan Nubatukan
dengan Luas lokasi 7.3 Ha. Batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Utara : Perairan
- Timur :Permukiman
- Selatan : Jalan Trans Lembata
- Barat : Permukiman

Gambar 32 : Site Perancangan


Sumber : olahan penulis 2019

4.2.2 Topografi
Topografi pada site perancangan relative rata, dimana site perancangan ini berada
di Kecamatan Nubatukan yang termasuk dataran rendah yang memiliki ketinggian
berkisar 0-100 m dpl di atas permukaan laut.

4.2.3 Hidrologi
Kecamatan Nubatukan terdapat mata air dan sungai yang mengalir sepanjang
tahun sehingga sumber air bersih yang biasa digunakan penduduk setempat adalah air
yang berasal dari mata air, sungai, dan perusahan daerah air minum (PDAM).

4.2.4 Klimatologi
Lokasi perancangan yang terletak di Kecamatan Nubatukan Kelurahan Lewoleba
Utara memiliki iklim tropis. Musim hujan berlangsung rata-rata antara bulan
Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan musim kemarau terjadi antara
bulan April sampai dengan bulan Nopember setiap tahunnya. Suhu udara rata-rata
270C dengan suhu minimum mencapai 200C dan suhu maksimum mencapai 330C.
Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 72% sampai 84% sedangkan kecepatan
angin tergolong rendah rata-rata 8,4 knot/jam.

4.2.5 Aksebilitas
1. Aksesbilitas ke lokasi
Lokasi perancangan berbatasan langsung dengan jalan Trans Lembata, yang
merupakan jalur utama penghubung antar Kecamatan di Kabupaten Lembata.
Letaknya yang strategis ini, sehingga mudah dijangkau dan dapat ditempuh
melalui jalan Trans Lembata dengan menggunakan transportasi darat seperti bis,
ankot, ojek, dan kendaraan pribadi.
Gambar 33 : bemo penumpang Gambar 34 : bus penumpang
Sumber : olahan penuli 2019 Sumber : olaha penulis 2019

2. Aksesbilitas dalam lokasi


Site perancangan ini memiliki akses masuk dan keluar yang di gabung menjadi,
akses keluar dan masuk ke dermaga dan Gedung terminal di bedakan dan untuk
area parkir memiliki akses tersendiri dengan jalur keluar/masuk di gabung
sedangkan untuk lapangan penumpukan memeliki jalur keluar/masuk yang sama.

Gambar 35 : Aksesbilitas dalam site


Sumber : olahan penulis 2019

4.2.6 Vegetasi
Lokasi perancangan memiliki berbagai macam jeniis vegetasi diantaranya adalah
pohon kelapa, pohon cemara, pohon kersen,

Gambar 36 : Vegetasi di lokasi perancangan


Sumber : olahan penulis 2019

4.2.7 Utilitas
Terdapat beberapa utilitas pasa site peranyangan yaitu jaringan air bersih dari PDAM
dan jaringan listrik dari PLTD.

Gambar 37 : jaringan air bersih Gambar 38 : jaringan listrik


Sumber : olahan penuli 2019 Sumber : olaha penulis 2019

4.3 Fasilitas Rancangan


Perancangan pengembang terminal penumpang angkutan laut pelabuhan Lewoleba ini
memiliki beberapa fasilitas yang ingin di rancang adalah sebagai berikut :
1. Gedung Terminal Penumpang
2. Kantor pengelola
3. Pos security
4. Area parkir
5. Lapangan penumpukan peti kemas
6. Restoran dan kios-kios
7. ATM center
8. Toilet pria/wanita
9. R. Servis ( Ruang AHU, pompa, gudang, panel/trafo )

Anda mungkin juga menyukai