Anda di halaman 1dari 7

Domestic Case Study 2018

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

PESONA ALAM YANG TERSEMBUNYI


DI PANTAI TABLANUSU JAYAPURA

Nanda Fajar Isnaeny


173225

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract: Tablanusu beach is one of tourism destinations in Jayapura. This beach has a potential as a natural
tourism attraction that can bring many tourists, such as domestic tourists and foreign tourists, also bring the
economic welfare. The tourism attractions of Tablanusu Beach are the black coral rocks, clear sea water, soft
white sand, the coconut trees that grow around the beach. There tourist also can see a view of sunrise and sunset
at the correct time. Therefore, this beach has a potential to give benefit in the world of tourism especially for
Jayapura regency. The management of Tablanusu Beach involves the goverment, local people, and
entrepreneurs of tourism. This beach has event like yearly event, which are present something like cultural
things or local wisdom, so this beach has more value for tourist. Recently, domestic tourists also international
tourists made Tablanusu Beach as a favorite place for vacation. The location is not far from city center, and easy
enough to access.

Keywords: Tablanusu Beach; tourism; tourism attraction; tourist; potential

1. Pendahuluan
Penulis adalah mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta
yang telah melakukan observasi di Pantai Tablanusu Jayapura, pada tanggal 28 April 2018. Jurnal
Domestic Case Study ini merupakan standar bagi mahasiswa/i STIPRAM guna pemenuhan tugas
akademik. Dalam pembuatan jurnal tersebut penulis mengambil judul PESONA ALAM YANG
TERSEMBUNYI DI PANTAI TABLANUSU JAYAPURA.
Penulis juga telah mengikuti jambore nasional dengan tema
“Pengembangan Pariwisata Berbasis Alam”, dan pembicara adalah [1]:
1. Prof. Azril Azahari, PhD
2. Prof. Dr. M. Baiquni, M.A
3. AKBP Sinungwati, S.H.,M.I.P
yang bertempat di Kaliurang, pada tanggal 13 Januari 2018, bersama teman-
teman mahasiswa jenjang D3 dan S1 semester III serta peserta lain.
Sebagai bahan pembahasan untuk jurnal Domestic Case Study semester III Sekolah Tinggi
Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta program S-1 Hospitality, penulis tertarik
untuk menceritakan tentang keunikan dan keindahan dari Pantai Tablanusu yang
masih tersembunyi, atau masih belum banyak dikenal oleh wisatawan dalam
negeri maupun wisatawan mancanegara. Seperti halnya dengan judul yang
sudah dibuat. Obyek ini memiliki potensi keindahan alam yang menurut penulis
tepat untuk dijadikan tema bahasan Jurnal Domestic Case Study [2].
Indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya akan potensi pariwisata, baik di darat maupun di
laut. Kekayaan ini dapat dijadikan sebagai salah satu aset sumber devisa Negara [3,4]. Hal ini
dikarenakan sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan bagi sejumlah
Negara, sama halnya dengan Indonesia. Indonesia memiliki potensi keanekaragaman obyek wisata
dengan daya tarik yang cukup tinggi dan sudah diakui oleh banyak wisatawan. Hanya bagaimana
peran kita sebagai insan-insan pariwisata untuk mempertahankan dan melestarikannya.

1
Dengan keanekaragaman obyek wisata di Indonesia, perlu adanya fasilitas yang dapat
menunjang dan mendukung perkembangan pariwisata, agar wisatawan merasa nyaman ketika berada
di suatu obyek wisata [5,6]. Sehingga itu berdampak pada banyaknya pengusaha-pengusaha lokal
maupun mancanegara yang membuka usahanya di sekitar obyek wisata. Usaha tersebut bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan wisatawan akan fasilitas yang tersedia, fasilitas yang dimaksud ialah
penyediaan penginapan, makanan dan minuman, transportasi, serta fasilitas-fasilitas tambahan yang
sekiranya dibutuhkan wisatawan selama melakukan perjalanan di suatu daerah atau objek wisata
tertentu [7,9].
Mengingat usaha dalam bidang pariwisata banyak memberi pemasukan penting terhadap
devisa Negara, maka pemerintah pun mulai giat melakukan promosi untuk menarik kepercayaan dan
minat masyarakat terhadap kepariwisataan sehingga usaha dalam bidang pariwisata dapat semakin
berkembang.
Sama halnya dengan promosi, di bagian paling timur dari Indonesia atau lebih tepatnya di
Jayapura, Papua memiliki banyak potensi pariwisata yang apabila dikelola dengan baik dalam hal
promosi, dapat berdampak positif bagi perkembangan pariwisata di Indonesia. Di Jayapura terdapat
tempat wisata yang masih asri dengan keindahannya, khususnya wisata alam seperti Pantai
Tablanusu, Pantai Holtekam, Pantai Base G, Pantai Hamadi, dan lain-lain. Selain wisata alam,
terdapat juga wisata sejarah yaitu Monumen Mc Arthur, Monumen pendaratan pasukan amphibi
sekutu tahun 1944, dan Monumen Pepera. Wisata budaya seperti Museum Loka Budaya, Desa Asei,
dan pasar souvenir Hamadi.
Dengan banyaknya obyek wisata yang menarik di Kota Jayapura, diharapkan agar bisa
dikembangkan dan dikelola dengan baik. Karena obyek-obyek wisata tersebut memiliki potensi untuk
mendatangkan banyak wisatawan, yang tentunya dapat menghasilkan dampak positif bagi
peningkatan perekonomian penduduk di Jayapura, industri-industri yang berkaitan dengan kegiatan
wisata, Pemerintah Daerah, maupun Negara.
Saat ini pemerintah Kota Jayapura terus melakukan upaya dalam pembangunan pariwisata,
agar dapat menarik perhatian wisatawan baik dalam negeri maupun wisatawan mancanegara untuk
kegiatan wisata, meningkatkan sumber daya manusia agar dapat memberikan pelayanan prima di
industri-industri pariwisata, serta berupaya untuk mempromosikan keindahan alam yang masih
tersembunyi di Jayapura. Maksud dari tersembunyi disini ialah masih belum banyak diketahui oleh
wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara, padahal memiliki keindahan dan keunikan alam
yang luar biasa, seperti halnya pantai Tablanusu ini.
Pantai Tablanusu merupakan pantai yang terletak di wilayah distrik depapre, Kabupaten
Jayapura. Pantai ini memiliki pesona yang tidak dimiliki oleh pantai-pantai lain di Jayapura, yaitu
hamparan bebatuan koral hitam di sepanjang jalan dari pintu masuk menuju pantai Tablanusu, juga air
laut yang jernih, pantai berpasir putih lembut, dengan pohon-pohon rindang di sepanjang pantai
membuat wisatawan yang berkunjung akan merasa nyaman dan betah berlama-lama di pantai
tersebut.
Panorama pantai yang sangat cantik, laut bening dan tenang, serta angin laut yang bertiup
adalah di antara daya tarik daerah perairan ini. wisatawan juga dapat menghabiskan waktu disana
dengan memancing, karena air lautnya yang bening, maka harus mencoba juga untuk berenang,
bermain banana boat atau menyelam untuk melihat kekayaan bawah lautnya, seperti terumbu karang
yang masih terjaga kelestariannya dan aneka jenis ikan yang berenang secara bergerombolan. Dan
bagi pencinta wisata alam jangan khawatir, disana akan banyak kegiatan yang berkaitan dengan alam,
seperti mengunjungi hutan desa yang masih alami, di dalam hutan itu masih dapat ditemukan berbagai
macam jenis tumbuhan dan berbagai jenis burung, sangat menyenangkan saat pagi hari berada di
pantai Tablanusu, wisatawan dapat melihat keindahan sunrise dan pada sore hari wisatawan juga
dapat melihat keindahan sunset.
Pada saat pelaksanaan Festival danau sentani Kabupaten Jayapura (tanggal 19 – 23 Juni)
setiap tahun, pantai Tablanusu menjadi salah satu objek tujuan wisata, Karena akan diadakan festival
tahunan yang berkaitan dengan budaya seperti tarian daerah, peragaan busana khas Papua, dan lain
sebagainya.
Di pantai Tablanusu, kita dapat memilih tinggal di rumah penduduk (menyewa homestay)
sambil menikmati kuliner khas kampung tablanusu atau menginap di sebuah penginapan yang tersedia

2
disana “Suwae Resort” atau bahkan bagi wisatawan yang ingin lebih menyatu dengan alam dapat
berkemah di tepi pantai tersebut.

2. Pembahasan
A. SEKILAS TENTANG JAYAPURA
Jayapura merupakan ibukota provinsi Papua yang terletak paling timur dari Negara Indonesia.
memiliki berbagai macam daya tarik wisata, baik daya tarik wisata alam, budaya, sejarah, dan minat
khusus. Sehingga mendatangkan banyak wisatawan dari dalam negeri dan wisatawan mancanegara
untuk berkunjung ke kota Jayapura ini. Potensi alam yang banyak dan masih asri ini membuat para
wisatawan semakin tertarik untuk berkunjung dan menikmati keindahan alam di tanah Papua. Untuk
penduduk asli Jayapura sendiri, terdiri dari suku Tobati, Kayubatu, dan Kayupulo. Hal tersebut juga
menjadi alasan banyaknya wisatawan yang ingin mengunjungi dan mengenal lebih dalam tentang
kegiatan sehari-hari penduduk asli di Jayapura, karena sangat langka dan unik.
Kota Jayapura dikenal sebagai Hollandia dan merupakan ibu kota distrik dengan nama yang
sama di timur laut pulau Papua bagian barat. Kota ini sempat disebut Kota Baru
dan Sukarnopura (Sukarnapura, 1964) sebelum memangku nama yang sekarang pada tahun 1968.
Arti dari Jayapura ialah “Kota Kemenangan“ diambil dari bahasa sansekerta Jaya yang berarti
Kemenangan, dan Pura berarti Kota.
Kota ini terbagi dalam 25 kelurahan, 14 kampung dan terdiri dari 5 distrik
yaitu Distrik Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, Heram, dan Muara Tami.
Wilayah kota Jayapura berupa dataran hingga landai dan berbukit/gunung
kurang lebih 700 meter diatas permukaan laut. Terdapat kurang lebih 30 persen
wilayah yang tidak layak huni, karena terdiri dari perbukitan terjal, rawa-rawa,
juga hutan lindung. Sebagai ibu kota dari Provinsi Papua, maka pemerintah terus
melakukan upaya pembangunan agar kota ini semakin maju.
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam perkembangan pariwisata berupa kegiatan tahunan
yang diselenggarakan Pemerintah kabupaten Jayapura bekerja sama dengan Kementerian Pemuda
dan Olah Raga (Kempora) dan Kementerian Pariwisata tersebut mampu menarik kunjungan
wisatawan mancanegara dan domestik. Selain itu juga berupa pengembangan industri kerajinan
tangan, lukisan kulit kayu di Kampung Asei. Tradisi melukis kulit kayu yang dimulai sejak 1600
banyak diminati wisatawan. Kegiatan tersebut, selain berdampak positif bagi penerimaan devisa
negara, juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membuka lapangan kerja baru di
Kabupaten Jayapura.
Upaya yang dilakukan pemerintah bukan hanya mengenai pembangunan
kota Jayapura, tetapi juga upaya promosi objek-objek wisata yang belum dikenal
oleh wisatawan. Seperti halnya objek wisata alam Pantai Tablanusu, yang
memiliki potensi besar untuk perkembangan pariwisata di Jayapura, Papua.

B. PANTAI TABLANUSU JAYAPURA


Berdasarkan observasi yang pernah dilakukan penulis ke Pantai Tablanusu, di
pantai ini memiliki pemandangan alam yang indah dan teduh karena ditumbuhi banyak pohon kelapa,
terdapat banyak bukit disekitarnya, juga terdapat keunikan tersendiri yang tidak dimiliki pantai-pantai
lain di Jayapura, yaitu hamparan batu koral kecil yang menutupi seluruh daratan di bibir pantai, batu
tersebut bisa dijadikan pijat refleksi untuk melemaskan otot-otot kaki, atau sebagai terapi bagi
wisatawan yang berkunjung. Selain itu, banyak fasilitas yang menunjang kegiatan wisata di pantai
tersebut, seperti fasilitas untuk makan dan minum, penginapan, terdapat wahana air, serta fasilitas
tambahan lainnya, juga akses menuju pantai ini cukup baik dan mudah untuk dilalui.
Terdapat sepuluh suku disana, yaitu Suku Sumile, Danya, Suwae, Apaserai, Serantow,
Wambena, Semisu, Selli, Yufuwai, dan Yakurimlen. Masyarakat lokal yang tinggal disana juga ramah
terhadap para wisatawan. Mereka menerima para wisatawan dengan baik, memberikan pelayanan
yang baik, membuat mereka betah untuk berlama-lama berkunjung di Pantai Tablanusu tersebut.
Di Papua, atau lebih tepatnya di Danau Sentani, setiap tahunnya dilaksanaan Festival danau
sentani Kabupaten Jayapura (tanggal 19 – 23 Juni) dan hal tersebut berdampak baik pada pantai

3
Tablanusu karena kunjungan wisatawan juga akan meningkat pada obyek wisata Pantai Tablanusu.
Karena akan diadakan festival tahunan di pantai tersebut yang berkaitan dengan budaya seperti tarian
daerah, peragaan busana khas Papua, dan lain sebagainya.
Dengan adanya kegiatan wisata di Pantai Tablanusu memberikan peningkatan kesejahteraan
masyarakat disana, juga dalam dampak sosial yaitu adanya peningkatan fasilitas umum, peningkatan
transporatasi dan menambah wawasan masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan wisawatan sebagai
dampak pengembangan pariwisata di Pantai Tablanusu
Karena dampak positif yang ditimbulkan dari kegiatan wisata ini cukup besar, sehingga
membuat sebagian masyarakat disana mengambil peluang tersebut dengan membuka usaha-usaha
seperti penyewaan alat snorkeling, penyewaan tenda bagi wisatawan yang ingin berkemah disana,
juga membuka kios-kios kecil untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Bukan hanya itu, masyarakat
lokal juga sering membuat festival tahunan untuk memperkenalkan budaya khas Papua, dengan
harapan agar tetap melestarikan sekaligus memperkenalkan budaya mereka ke wisatawan dalam
negeri maupun wisatawan mancanegara.

C. LOKASI dan JAM OPERASIONAL


Pantai Tablanusu terletak di distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, sekitar 54 kilometer jarak
yang ditempuh apabila dari kota Jayapura. Untuk jam operasional, pantai ini selalu dibuka untuk
umum setiap harinya, hanya saja apabila weekend pengunjung akan banyak berdatangan dan lebih
baik untuk mengantisipasi waktu agar bisa menikmati keindahan Pantai Tablanusu dengan nyaman.

D. RETRIBUSI DAN SARANA PRASARANA PENUNJANG


Untuk pembayaran retribusi sudah sekaligus dengan biaya parkir, untuk kendaraan roda
empat berkisar Rp 5.000 dan kendaraan roda dua berkisar Rp 2.000 berlaku setiap harinya, tidak ada
perbedaan harga saat weekend.
Sarana dan prasarana penunjang yang tersedia di Pantai Tablanusu cukup lengkap, diantaranya :
a) Penginapan
Tersedia penginapan bagi wisatawan yang ingin menghabiskan malamnya dengan menikmati
suasana dan pemandangan Pantai Tablanusu yang indah. Penginapan tersebut bernama Suwae Resort
terdiri dari beberapa tipe kamar, mulai dari yang standard dengan tarif Rp 450.000, superior dengan
tarif Rp 650.000, dan deluxe juga dengan tarif Rp 650.000. Atau jika ingin lebih menyatu dengan
alam sekitar, dapat menyewa tenda dengan tarif Rp 100.000.
b) Restoran
Tidak perlu khawatir soal makanan, di Pantai Tablanusu tersedia restoran yang menyajikan
berbagai macam makanan khas Papua, seperti papeda dengan kuah ikan, juga berbagai macam
seafood yang menjadi ciri khas di kawasan pantai.
c) Kamar Mandi/ WC
Tersedia kamar mandi bagi wisatawan yang akan membilas badan atau sekedar mengganti
pakaian saja. Tarif yang diberikan Rp 2.000.
d) Area Parkir
Di Pantai Tablanusu memiliki area parkir yang cukup luas dan aman, jaraknya dari pantai
juga tidak terlalu jauh, sehingga wisatawan yang berkunjung akan merasa nyaman dan aman saat
berkunjung kesini.
e) Gazebo
Di sepanjang Pantai Tablanusu terdapat gazebo atau pondok-pondok yang bisa digunakan
wisatawan untuk sekedar duduk-duduk menikmati keindahan pantai, menaruh barang bawaan, untuk
berisirahat, dan sebagainya. Tarif yang diberikan untuk 1 gazebo/pondok Rp 100.000.

E. 3 PILAR PENGEMBANGAN PARIWISATA


I. Peran Pemerintah Kota Jayapura
Pemerintah Kota Jayapura ikut berperan dalam mengembangkan pariwisata di daerahnya,
baik dengan cara mempromosikan daerah yang memiliki potensi dan daya saing yang tinggi, juga
memberdayakan dan ikut melestarikan kekayaan alam di Papua. Terkhususnya dalam memberikan

4
dana dalam penyediaan sarana dan prasarana di Pantai Tablanusu, agar para wisatawan bisa
menikmati fasilitas disana dengan nyaman.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan perkembangan pariwisata di Pantai Tablanusu bukan
hanya berupa dana dalam penyediaan sarana dan prasarana disana, tetapi juga membantu dalam
mempromosikan destinasi wisata bahari kepada publik seperti yang pernah dilakukan pada tanggal
24-26 Oktober 2015 yaitu Festival Bahari Tanah Merah (FBTM).
Pemerintah Kota Jayapura selalu berupaya mengenalkan destinasi-destinasi yang memiliki
potensi di daerahnya kepada publik, dan sekarang lebih memfokuskan kepada pengembangan daerah
tujuan wisata kearah kearifan lokal adat dan kampung setempat dengan menampilkan kebudayaan,
kuliner, tarian-tarian serta kerajinan tangan.

II. Peran Industri Pariwisata


Peran industri pariwisata di Pantai Tablanusu sudah berjalan dengan baik,
sebab sudah banyak industri-industri yang membuka usahanya dekat dengan
tempat atau objek wisata seperti menyediakan makanan dan minuman,
penyediaan tempat untuk menginap (hotel, cottage), penyewaan alat snorkelling
dan diving, terdapat wahana banana boat, penyewaan tenda, dll. Semua usaha
itu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan, sehingga wisatawan
dapat merasa betah di Pantai Tablanusu dan tidak ragu untuk berkunjung lagi ke
pantai tersebut.

III. Peran Masyarakat Sekitar


Dalam meningkatkan perkembangan pariwisata, masyarakat lokal di
Pantai Tablanusu juga ikut mengambil peran. Masyarakat lokal yang membuat
gazebo/pondok untuk disewakan, membuka usaha kios-kios makanan dan
minuman, penyewaan perahu, mengelola retribusi dan biaya parkir dengan
bantuan dari pemerintah, serta dalam hal kebersihan lingkungan, masyarakat
lokal yang turut mengambil peran, dalam festival tahunan yang diselenggarakan
di Pantai Tablanusu, untuk memperkenalkan budaya lokal sekaligus
melestarikannya. Peran masyarakat local yang mengerti akan potensi budaya
dan kearifan lokal sehingga dapat diperkenalkan ke wisatawan dalam negeri
maupun wisatawan mancanegara [10].

F. KORELASI SEMINAR DENGAN HASIL OBSERVASI


Pengembangan pariwisata berbasis alam dengan menonjolkan budaya dan kearifan lokal atau
yang kita kenal istilah ecotourism, kini mulai banyak dilirik berbagai daerah untuk menggaet
kunjungan wisatawan, khususnya wisata dari mancanegara. Tidak sedikit wisatawan asing dari
berbagai negara, seperti Asia, Eropa, dan Amerika, lebih tertarik menikmati obyek wisata yang
kondisinya masih alami, misalnya pantai, pegunungan, taman nasional, atau desa wisata, dan budaya
bahkan kekayaan kesenian daerah di Indonesia.
Ekowisata atau ecotourism merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan
lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya
ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Dalam ekowisata terdapat
berbagai panorama alam yang bisa dinikmati. Seperti, hutan, gunung, bukit, sungai, dan pantai,
disebut sebagai objek utama dalam wisata alam. Tentu alam yang dimaksudkan ialah alam yang tidak
terjamah atau tidak dieksploitasi oleh manusia. Namun, sekarang ini sangatlah sulit menemukan alam
yang kemurniannya masih terjaga, yang ada hanyalah alam yang telah dieksploitasi oleh tangan-
tangan tak bertanggungjawab [11,12].
Penulis telah mengikuti Jambore Nasional yang bertemakan “Pengembangan Pariwisata
Berbasis Alam” yang dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2018 bertempat di Kaliurang. Jambore
nasional tersebut diikuti oleh mahasiswa/i Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo dan beberapa
mahasiswa/i dari universitas lain. Pada jambore nasional dijelaskan bahwa alam akan semakin rusak
kedepannya, mengapa? Dikarenakan manusia zaman sekarang lebih menjunjung kepentingannya
sendiri, termasuk dalam hal pariwisata. Disini ada kaitannya, dalam industri pariwisata dapat kita lihat

5
sekarang lebih banyak obyek-obyek wisata yang fokus terhadap sesuatu yang baru atau yang menjadi
trend, sebenarnya hal tersebut salah, karena terkesan memaksakan, dan hanya akan merusak alam.
Dengan obyek wisata seperti itu, banyak membuat suatu daerah yang tadinya sangat alami dan belum
tercemar sekarang menjadi tidak terawat dan ditinggalkan.
Faktor lain dari timbulnya masalah kerusakan alam ialah pariwisata massal, dimana para
pengelola industri wisata lebih fokus kepada masalah financial atau profit yang didapat [8]. Hal ini
membuat pengelola mencari segala cara agar obyek wisata yang mereka kelola dapat menghasilkan
banyak uang, caranya dengan membuka obyek wisata tanpa membatasi kunjungan wisatawan, justru
dengan banyaknya wisatawan yang datang para pengelola malah senang dan berpikir bahwa hal
tersebut sangat bagus untuk meningkatkan pendapatan. Padahal dengan dibuatnya pariwisata massal
hanya akan memperpendek usia obyek wisata itu untuk beroperasi, lama-kelamaan obyek wisata
tersebut akan rusak dan hilang.
Kaitannya terhadap kita sebagai generasi muda khususnya mahasiswa, mengembangkan
sektor pariwisata yang didasarkan oleh wawasan alam. Pemuda adalah ujung tombak. Dengan
wawasan alam tersebut dapat memperpanjang usia obyek wisata yang dikelola, menambah minat
wisatawan untuk berkunjung, karena wisatawan modern lebih suka menghabiskan waktu mereka ke
tempat-tepat yang masih alami dan belum banyak dikenal orang, selain itu obyek wisata yang dikelola
akan lebih terlihat keasliannya, dan terkesan tidak dipaksakan
Dalam era pembangunan saat ini, peran dan dukungan pemuda sangat diharapkan terkhusus
dalam mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Pariwisata berbasis alam sangat
cocok untuk mewujudkannya, di bidang pariwisata peran pemuda ialah dalam membantu mengelola
dan melestarikan obyek-obyek wisata berbasis alam, agar keunikan dan keindahannya tetap terjaga,
mendapat arahan atau sosialisasi tentang pariwisata berbasis alam dan diterapkan dalam dunia kerja
nanti, agar tidak salah jalur sehingga merusak kegiatan wisata itu sendiri, serta mengaplikasikan hasil
arahan yang telah diterima untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan.

3. Penutup
A. Simpulan
Dari observasi yang telah dilakukan penulis, dan dari jurnal yang telah
dibuat, dapat disimpulkan bahwa Pantai Tablanusu adalah salah satu obyek
wisata di Jayapura yang memiliki potensi besar untuk mendatangkan
wisatawan serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi disana. Sebagaimana
yang telah diketahui, bahwa Jayapura masih jauh dari kata berkembang
apabila yang berkaitan dengan sektor pariwisata. Maka dengan dibuatnya
jurnal ini, semoga dapat mempromosikan dan membuat wisatawan dari luar
daerah Papua atau bahkan dari luar Indonesia lebih mengenal dan tertarik
dengan obyek-obyek wisata di Papua, terkhusus di Jayapura.
Kelebihan dari Pantai Tablanusu ialah memiliki keindahan panorama
alamnya dengan daya tarik hamparan batu koral kecil yang menutupi seluruh daratan di
bibir pantai, batu tersebut bisa dijadikan pijat refleksi untuk melemaskan otot-otot kaki, serta
air lautnya, pasir putih, pepohonan hijau dan rindang yang memberikan
suasana tenang, santai, dan nyaman. Namun untuk menambah rasa nyaman
bagi wisatawan, masih diperlukan perbaikan dan tambahan fasilitas atau
sarana dan prasarana yang menunjang perkembangan Pantai Tablanusu.
Masyarakat disekitar pantai yang turut mengambil peran
mengembangkan pantai ini juga ramah terhadap para wisatawan. Mereka menerima para
wisatawan dengan baik, memberikan pelayanan yang baik, membuat mereka betah untuk
berlama-lama berkunjung di Pantai Tablanusu tersebut sehingga wisatawan tidak perlu
khawatir dengan kenyamanan dan keamanan ketika berkunjug kesana.
B. Saran
1. Perlu adanya musyawarah yang berkaitan tentang perencanaan
pengembangan Pantai Tablanusu dan masyarakat ikut di dalamnya, agar

6
peran masyarakat bukan hanya sekedar memberikan ide namun diberikan
jaminan bahwa pendapat serta saran masyarakat akan dipakai untuk membuat kebijakan, sebab
sekarang ini pemerintah yang lebih mendominasi.
2. Peningkatan sumber daya manusia agar lebih siap dalam mengelola suatu
obyek wisata tersebut.
3. Penambahan sarana dan prasarana penunjang seperti penambahan kamar
mandi/WC, dan pembangunan mushola untuk wisatawan muslim.
4. Perlunya usaha jasa transportasi yang memudahkan wisatawan dari luar
Kota Jayapura menuju objek wisata.
5. Penurunan tarif penyewaan gazebo/pondok wisata yang cukup mahal bagi
wisatawan.

References

[1] Jambore Nasional di Kaliurang pada tanggal 13 Januari 2018 yang bertema “Pengembangan Pariwisata
Berbasis Alam”.
[2] Data Domestic case study di Pantai Tablanusu pada Sabtu , 28 April 2018.
[3] Haruna, K., Akmar Ismail, M., Suhendroyono, S., Damiasih, D., Pierewan, A. C., Chiroma, H., &
Herawan, T. (2017). Context-Aware Recommender System: A Review of Recent Developmental
Process and Future Research Direction. Applied Sciences, 7(12), 1211.
[4] Suhendroyono, S., & Novitasari, R. (2016). Pengelolaan Wisata Alam Watu Payung sebagai Ikon
Wisata Berbasis Budaya di Gunungkidul Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 10(1), 43-50
[5] Sudiro, S. (2014). PENGEMBANGAN EKOWISATA TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA. 
Jurnal Kepariwisataan, 8(1), 55-70.
[6] Isdarmanto, I. (2018). ANALISIS POTENSI PANTAI GLAGAH SEBAGAI EKOWISATA
UNGGULAN DI KABUPATEN KULON PROGO. Jurnal Kepariwisataan, 12(2), 1-12
[7] Rif'an, A. A. (2018). Daya Tarik Wisata Pantai Wediombo Sebagai Alternatif Wisata Bahari Di Daerah
Istimewa Yogyakarta. JURNAL GEOGRAFI, 10(1), 63-73
[8] Isdarmanto, I. (2018). ANALISIS POTENSI PANTAI GLAGAH SEBAGAI EKOWISATA
UNGGULAN DI KABUPATEN KULON PROGO. Jurnal Kepariwisataan, 12(2), 1-12
[9] Irawati, N. (2015). Performa Wisata Agro Bahari Pantai Glagah Kulonprogo. Jurnal
Kepariwisataan, 9(2), 77-88
[10] Kiswantoro, A. (2014). PENGARUH EVEN BUDAYA RASULAN TERHADAP PENINGKATAN
KUNJUNGAN WISATAWAN DI GOA PINDUL GUNUNGKIDUL. Jurnal Kepariwisataan, 8(1),
23-34.
[11] Wibisono, H. K. (2013). PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF ILMU FILSAFAT (Sumbangannya bagi
Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
[12] SETYANINGSIH, Z., & Arch, M. (2013). PENGARUH PENGALAMAN WISATAWAN
TERHADAP CITRA DESTINASI PARIWISATA Kasus: Jl. Malioboro dan Jl. Ahmad Yani,
Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Anda mungkin juga menyukai