Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Domestic Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di
Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Pantai Depok Sebagai Daerah Tujuan
Wisata Di Kabupaten Bantul D.I.Yogyakarta.
1. Pendahuluan
Penulis adalah mahasiswa semester VIII Sekolah Tinggi PariwisataAmbarrukmo (STIPRAM)
Yogyakarta. Jurnal ini dibuat dan disusun penulis guna memenuhi tugas program studi Strata
satu hospitality semester akhir di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo. Dengan disusunnya
jurnal ini maka penulis sudah memenuhi syarat jurusan strata satu hospitality dan penulis telah
mengikuti seminar alam yang merupakan seminar nasional bersama STIPRAM pada kegiatan
Jambore Nasional yang mengangkat tema “Pariwisata Berbasis Lingkungan” pada tanggal 12-
14 Januari 2018 di Buper Karang Pramuka Kaliurang, Kabupaten Sleman, D.I.Yogyakarta.
Adapun Narasumber dalam seminar alam tersebut diantaranya Prof. Dr. Azril Azahari, Ph.D
(Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia), Prof. Dr. Baequni, Ph.D (Professor
dan Dosen S3 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), AKBP Sinungwati, SH., M.I.P (Kasubdit
Bintibluh Dit Binmas Polda D.I.Y).
Penulis juga telah melakukan observasi pada destinasi wisata pantai Depok yang terletak di
Bantul dan termasuk kawasan wisata Bantul. Tepatnya di di Jl. Raya Pasir Putih, Sawangan,
Depok, pada tanggal 21 Januari. Penulis memilih lokasi pantai Depok sebagai laporan dalam
jurnal domestic case study karena pantai Depok memiliki keistimewaan tersendiri dan
berpotensi sebagai daerah tujuan wisata di kabupaten Bantul D.I.Yogyakarta dan merupakan
pariwisata berbasis lingkungan alam. maka dari itu penulis melakukan observasi lebih lanjut ke
kawasan Pantai Depok. Seminar nasional merupakan standar bagi mahasiswa/i STIPRAM
Yogyakarta dalam membuat jurnal ilmiah guna pemenuhan tugas akademik. Dalam pembuatan
jurnal tersebut penulis mengambil judul “Pantai Depok sebagai daerah tujuan wisata di
kabupaten Bantul D.I.Yogyakarta” [1,2].
Pariwisata
Membangun industri pariwisata adalah merupakan salah satu cara untuk mencapai neraca
perdagangan luar negeri yang berimbang[3].Sebab sektor pariwisata memiliki peranan yang
sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional sekaligus merupakan salah satu faktor
yang sangat strategis untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa negara.
Perkembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk memajukan ekonomi di daerah-daerah
yang kurang berkembang tersebut sebagai akibat kurangnya sumber-sumber alam [4,5,6].
Secara Umum Definisi pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan
diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain [7]. Sebagai suatu aktifitas, pariwisata telah
menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat maju dan sebagian kecil masyarakat
negara berkembang. Pariwisata merupakan perpindahan sementara yang dilakukan manusia
dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya [8,9,10].
1
Aktifitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk
memenuhi kebutuhan mereka. (menurut Marpaung Pariwisata). Pariwisata merupakan istilah
yang diberikan apabila seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri, atau dengan kata
lain aktivitas dan kejadian yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan.
Pariwisata di Indonesia merupakan sektor yang cepat berkembang dan dianggap sebagai salah
satu sektor ekonomi yang paling penting. Berjalannya industri pariwisata sangat bergantung
pada sumber daya yang tersedia. Sumber daya merupakan atribut alam yang bersifat netral
sampai ada campur tangan manusia dari luar untuk mengubahnya agar dapat memenuhi
kebutuhan dan kepuasan manusia itu. Dalam konteks pariwisata, sumber daya diartikan sebagai
segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk dikembangkan guna mendukung pariwisata, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Salah satunya adalah Kabupaten Bantul,
D.I.Yogyakarta yang memiliki potensi alam berupa pantai-pantai yang dikembangkan sebagai
destinasi wisata, Salah satu contohnya adalah pantai Depok . Wisata pantai Depok yang
termasuk pariwisata jenis wisata bahari karena merupakan destinasi wisata yang berbasis
lingkungan berupa pesisir dan perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan
mengkonservasi lingkungan.
2. Pembahasan
Pantai Depok secara administratif berlokasi di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Cara untuk menuju Pantai Depok yakni dari Yogyakarta hanya perlu
menuju jalur pantai Parangtritis, namun sebelum masuk ke tempat retribusi pantai Parangtritis,
harus berbelok kekanan mengikuti petunjuk ke pantai Depok, karena retribusi pantai Depok ini
berlainan dengan pantai Parangtritis. Pantai Depok terletak di wilayah desa Parangtritis. Desa
Parangtritis sendiri terdiri dari 11 pedukuhan dan 55 RT. Luas desa Parangtritis sekitar 9,67 km 2
dengan batas wilayah: sebelah utara kecamatan Bambang-lipuro, sebelah selatan samudera
Indonesia, sebelah barat kecamatan Sanden, sebelah timur kecamatan Pundong. Topografi desa
Parangtritis merupakan dataran rendah pantai dengan ketinggian 25 meter dengan curah hujan
rata-rata 30oC . jarak dari kota Yogyakarta adalah 40 km. Fasilitas yag disediakan di obyek
wisata pantai ini selain tempat berlokasinya Tempat Pelelangan Ikan yang memungkinkan
mendapatkan ikan dengan mudah juga terdapat fasiltas umum lainnya seperti adanya tempat
penginapan yang tersebar di kawasan ini. Juga siapnya petugas pantai maupun satuan polisi.
Keberadaan petugas tersebut terutama untuk mengatasi kecelakaan laut yang tidak terduga dan
memberi peringatan adanya gelombang yang membahayakan wisatawan yang terlalu dekat
berenang atau bermain di tepi pantai ini. Harga tiket untuk memasuki pantai Depok yaitu Satu
motor + 2 penumpang : Rp.6.750,00, dan Mobil Rp.5.000 + tiket perorangan
2
Daya Tarik Wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata namun sesuai peraturan
pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek wisata sudah tidak relevan lagi untuk
menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan, sehingga digunakanlah kata “Daya Tarik Wisata”.
Ada beberapa pengertian mengenai Daya Tarik Wisata menurut beberapa ahli:
A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985 menyatakan bahwa
Daya Tarik Wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala
sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.
Nyoman S. Pendit dalam bukunya “Ilmu Pariwisata” tahun 1994 mendefinisikan daya
tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Daya Tarik Wisata
adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi
tujuan wisatawan datang kesuatu daerah tertentu. Daya tarik wisata menurut Direktoral Jenderal
Pemerintahan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Daya Tarik Wisata Alam
Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik
bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya. Potensi wisata
alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu:
1) Flora Fauna
2) Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan ekosistem hutan
bakau
3) Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau
4) Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan
b. Daya Tarik Wisata Sosial Budaya
Daya Tarik Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan
daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan
kerajinan.
c. Daya Tarik Wisata Minat Khusus
Daya Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di
Indonesia[11]. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus.
Dengan demikian, biasanya para wistawan harus memiliki keahlian. Contohnya: berburu,
mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil observasi, penulis menyimpulkan bahwa obyek wisata “Pantai Depok”
termasuk dalam Daya Tarik Wisata Alam yang berbasis lingkungan. Salah satu pembicara
dalam pidatonya di kegiatan seminar alam nasional pada tanggal 13 Januari 2018 di Kaliurang
menyebutkan bahwa pariwisata berbasis lingkungan merupakan kegiatan wisata yang
bertanggung jawab pada alam, memberdayakan masyarakat, dan meningkatkan kesadaran
lingkungan.
Suatu Daya Tarik Wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi
syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut Maryani (1991:11) syarat-syarat
tersebut adalah:
What to see
Di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah
lain. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.
What to do
Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas
rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal di tempat itu.
What to buy
Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan
kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal.
What to arrived
Di dalamnya termasuk aksesibilitas, bagaimana kita mengunjungi daya tarik wisata tersebut,
kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ke tempat tersebut.
What to stay
3
Hal ini mengenai bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara selama masa berlibur.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan mengunjungi Pantai
Depok, penulis melihat bahwa Pantai Depok telah memenuhi lima syarat diatas sebagai suatu
destinasi wisata.
“what to see”atau sesuatu yang dapat di lihat di Pantai Depok adalah hamparan pemandangan
pesisir laut yang indah dan menikmati kesejukan serta keindahan panorama yang ada.
“what to do” atau sesuatu yang dapat dilakukan di pantai Depok yaitu mengelilingi pantai
Depok dengan menggunakan ATV yang di sewakan oleh pengelola pantai atau warga setempat,
selain itu pengunjung dapat menikmati wisata kuliner di pantai ini dengan membeli hasil
tangkapan laut para nelayan dan langsung memasaknya di lokasi pantai Depok tersebut. Bagi
yang ingin sekedar berfoto atau mencari spot foto disediakan aneka lanscape tulisan, di dekat
pantai Depok terdapat pula laguna Depok yang sayang jika di lewatkan, terdapat pula landasan
pacu yang bagus untuk sekedar nongkrong atau berfoto sembari menikmati Pohon cemara,
udang dan belukar khas pantai adalah penghuni sisi kanan dan kirinya.
“what to buy”atau sesuatu yang dapat dibeli di pantai Depok yaitu di area pantai terdapat
warung-warung yang menjual baju-baju pantai dari masyarakat setempat serta terdapat banyak
warung makan yang menjual berbagai menu makanan laut.
“what to arrived”yaitu akses untuk mengunjungi pantai Depok adalah dengan menggunakan
kendaraan umum berupa bus, transportasi online atau kendaraan pribadi. Letaknya berada
disebelah selatan Kota Yogyakarta dengan jarak sekitar 40 km dari pusat Kota Yogyakarta.
Selain itu, waktu tempuhnya sekitar 54 menit hingga 1 jam dari Kota Yogyakarta.
“what to stay” yaitu terdapat banyak akomodasi berupa hotel, penginapan di area pantai Depok
yang jaraknya dapat ditempuh sekitar 10-15 menit dari lokasi pantai.
Dengan demikian, Penulis menyimpulkan bahwa “pantai Depok”di Kabupaten Bantul
D.I.Yogyakarta, sudah memenuhi syarat sebagai suatu destinasi wisata.
4
sampai Rp 35.000,- per jam. Namun nominal tersebut bisa lebih murah atau mahal, tergantung
pihak penyewa dan wisatawan sebagai pihak penyewa.
2. Khusus untuk yang muslim, bisa menggunakan masjid yang cukup nyaman dan enak
untuk digunakan. Fasilitas di tempat wisata Pantai Depok Jogja ini bisa di gunakan untuk
melakukan kewajiban Anda yang Muslim. Dengan adanya masjid di sini, tentu akan terbantu,
khususnya dalam melakukan ibadah solat.
3. Tidak hanya masjid yang luas dan nyaman. Di sini juga ada kamar mandi yang bisa di
gunakan sebagai kamar bilas , Kamar bilas tentu sangat penting untuk tempat wisata berbasis
pantai. Sebab pengunjung yang berenang di pantai tentu akan membutuhkan air bersih dan
kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari air laut yang asin dan membuat gatal.
4. Jika lapar, bisa pilih rumah makan mana yang sesuai dengan selera dan dana yang
sedang di miliki Layaknya pantai pada umumnya, pantai ini pun menyediakan jajaran warung
makan dengan sajian seafood yang lezat dan murah. Bukan Cuma itu, di sini juga sajian
seafood-nya sangat banyak, bisa memilih mana yang sekiranya cocok dengan selera dan dana
yang sedang di miliki. Namun jangan khawatir. Di wisata Pantai Depok Jogja ini makanan –
makanannya tergolong murah. Sebab, untuk satu porsi menu seafood, Anda hanya perlu
membayar Rp 20.000,- sampai Rp 30.000,- per porsi.
5
1) Melakukan penyusunan perencanaan dan menyusun program kebijakan teknis dibidang
kepariwisataan.
2) Melakukan program pembinaan umum, pembinaan operasional, dan bimbingan teknis
dibidang kepariwisataan dengan mengacu pada kebijakan yang ditetapkan Bupati, berdasarkan
peraturan perundangundangan yang berlaku.
3) Memberikan perijinan bidang kepariwisataan dengan mengacu pada kebijakan yang
ditetapkan Bupati, berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, demi terlaksananya
visi-misi keperiwisataan daerah.
4) Melakukan langkah pengawasan dan pengendalian teknis di bidang kepariwisataan
dengan mengacu pada kebijakan yang ditetapkan Bupati, berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5) Mengelola rumah tangga dan tata usaha Dinas Pariwisata. Dalam pengelolaan Pantai
Depok juga Dinas Pariwisata kabupatan Bantul bekerjasama dengan Koperasi Mina Bahari 45
Depok selaku pengembang awal objek wisata Pantai Depok. Maka dari itu pengelolaan dan
pengembangan objek wisata Pantai Depok tidak sepenuhnya di pegang oleh dinas Pariwisata.
3. Penutup
Wisata pantai Depok merupakan wisata alam bahari yang berbasis lingkungan karena
berupa perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi
lingkungan. Pengelola dari Pantai Depok adalah dari dinas pariwisata kabupaten Bantul yang
bekerja sama dengan masyarakat setempat sebagai penyedia fasilitas-fasilitas pariwisata.
Terdapat pula organisasi dalam pengelolaan pantai depok yaitu koperasi wisata mina bahari 45
6
pantai Depok. Selain itu peran masyarakat dalam mewujudkan pariwisata berbasis lingkungan
di pantai Depok tidak hanya dalam pengelolaan sampah tetapi juga mengenai daur ulang
sampah, pengadaan air bersih dan evaluasi ligkungan agar kawasan wisata pantai depok tetap
terkonservasi dan berkelanjutan dan tetap menjadi salah satu contoh pariwisata alam bahari
yang berbasis lingkungan.
Saran
1. Pantai Depok harus selalu di jaga pertumbuhannya agar tetap berkelanjutan sebagai
suatu destinasi wisata alam bahari yang menarik dan mendatangkan banyak wisatawan baik
wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
2. Pengelolaan kawasan wisata pantai Depok hendaknya di lakukan dengan meningkatkan
lagi kerjasama antar lembaga pariwisata, hal ini untuk meningkatkan promosi kawasan pantai
Depok.
3. masyarakat lokal dan petugas keamanan dan keselamatan harus selalu mengingatkan
wisatawan tentang bagaimana cara menjaga keselamatan diri pada saat berkeliling di area
pesisir pantai, apalagi ketika musim ujan karena ombak besar bisa datang kapan saja.
Daftar Pustaka
[1]. Data seminar alam nasional dengan tema “Pariwisata Berbasis Lingkungan” pada
tanggal 12-14 Januari 2018 dalam kegiatan Jambore Nasional STIPRAM di bumi perkemahan
karang pramuka Kaliurang kabupaten Sleman Yogyakarta.
[2]. Data Domestic Case Study pada tanggal 21 Januari 2018 tentang pantai Depok sebagai
daerah tujuan wisata di kabupaten Bantul D.I.Yogyakarta
[3]. Isdarmanto, I. (2016). Studi Kelayakan Aspek Strategis Desa Wisata Tembi untuk Meningkatkan
Pariwisata dan Perekonomian Kabupaten Bantul Yoyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 10(1), 51-62.
[4]. Damiasih, D. (2014). Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Turi Sleman untuk
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyaraka. Jurnal Kepariwisataan, 8(2), 73-86.
[5]. Soeroso, A. (2007). Penilaian Kawasan Borobudur dalam Kerangka Multiatribut Ekonomi
Lingkungan dan Implikasinya terhadap Kebijakan Ekowisata. Disertasi tidak diterbitkan. Jogjakarta:
Pascasarjana UGM.
[6]. Soeroso, A. (2010). KAJlAN EKONOMI PEMANFAATAN KAWASAN STADION
KRIDOSONO SEBAGAI RUANG HIJAU KOTA YOGYAKARTA (Economic Study for Utilization of
Kridosono Stadium Area as An Urban Green Space of Yogyakarta Municipality). Jurnal Manusia dan
Lingkungan, 17(2), 103-112.
[7]. Ben, S. M. (2010). Paradigma Baru Pariwisata Sebuah Kajian Filsafat. Yogyakarta: Kaukaba
[8]. Vitrianto, P. N., & Prayitno, I. B. (2012). Kualitas Kawasan Pantai Depok, Gumuk Pasir
Barchan, Pantai Parangkusumo Dan Pantai Parangtritis Berdasarkan Parameter Geowisata (Doctoral
dissertation, [Yogyakarta]: Universitas Gadjah Mada).
[9]. Kiswantoro, A., & Wicaksana, S. R. (2016). Analisa Kesadaran Wisata Masyarakat Desa Wisata
Kebon Agung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Terhadap Minat Kunjung Wisatawan. Jurnal
Kepariwisataan, 10(2), 1-6.
[10]. Sulistyo, A. (2017). Analisis Swot 8-K pada Objek Wisata Rekreasi dan Hiburan
Keluarga Kid’s Fun Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 11(2), 1-10.
[11]. Priyanto, S. E. (2016). Dampak Perkembangan Pariwisata Minat Khusus Snorkeling
Terhadap Lingkungan: Kasus Destinasi Wisata Karimunjawa. Jurnal Kepariwisataan, 10(3), 13-
28.
[12]. Setyaningsih, Z., & Arch, M. (2013). PENGARUH PENGALAMAN WISATAWAN
TERHADAP CITRA DESTINASI PARIWISATA Kasus: Jl. Malioboro dan Jl. Ahmad Yani,
Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
7
Lampiran