Anda di halaman 1dari 14

PERAN PENGAMANAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA

RIAM DAIT DI KABUPATEN LANDAK


KALIMANTAN BARAT

Disusun Oleh:

Nama : Muhammad Wahyudi


NIM : 184440
Jurusan : Pariwisata
Jenjang : Strata Satu

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO (STIPRAM)


YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pariwisata adalah salah satu sector yang paling berkembang di Indonesia.

Daya tarik wisata alam yang ada di Indonesia menjadi salah satu dari kekayaan

alam yang dimiliki negara ini yang patut kita pertahankan. Di Indonesia sendiri

memiliki berbagai macam wisata dan kebudayaan yang berbeda-beda di setiap

daerahnya, Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang

memiliki banyak potensi hampir disegala sektor, salah satunya adalah pariwisata.

Dimana pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara

dari seseoarang atau lebih menuju tempat lain.

Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik politik,

ekonomi, sosial, kebudayaan, agama, kesehatan, maupun kepentingan lainnya

seperti ingin belajar. Namun dalam perkembangannya pariwisata pasti akan

menimbulkan beberapa dampak. Menurut Sabda Elisa Priyanto (2016,

http://ejournal.stipram.net) Dalam Penelitiannya Menganai Dampak

Perkembangan Pariwisata Minat Khusus Snorkeling Terhadap Lingkungan: Kasus

Destinasi Wisata Karimunjawa “Dari kegiatan atauaktifitas pariwisata dengan

unsur ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan, selanjutnya munculah dampak

positif dan dampak negatif didalamnya”.

Pariwisata di Indonesia menjadi salah satu sector yang penting bagi

pemerintah dilihat dari wisatawan yang berkunjung dari tahun ke tahun


menjadikan pariwisata sebagai salah satu pemasukan terbesar devisa negara,

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat banyak yang jika di kelola

dengan baik akan menjadi keuntungan bagi negara. Salah satu cara yang tepat

adalah menjadikan tempat sarana destinasi wisata. Kekayaan alam dan budaya

Indonesia menjadi komponen penting dalam pariwisata Indonesia.

Mengingat banyaknya potensi wisata dengan tujuan menarik wisatawan

tersebut membuat pemerintah juga memperhatikan keamanan pariwisata karena

wisatawan yang datang dari berbagai daerah dan berbagai negara tetangga.

Pengamanan tersebut dilakukan untuk mencegah adanya ancaman/gangguan, baik

internal dan eksternal yang nantinya akan mengganggu kenyaman para wisatawan

yang sedang melakukan kegiatan pariwisata.

Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya memerlukan sebuah strategi yang

dilakukan sebagai penetapan tolak ukur yang jelas mengenai harapan untuk

menerapkan dan merancang upaya pengamanan tersebut, sehingga para wisatawan

mendapatkan hak rasa aman ketika sedang melakukan kegiatan pariwisata

khususnya wisatawan Riam Dait.

Dengan hal itu, maka penulis akan mempersembahkan jurnal dengan judul

“PERAN PENGAMANAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA RIAM

DAIT DI KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT”. Judul tersebut

penulis ambil agar dapat dijadikan pertimbangan pemerintah daerah untuk

meakukan pemberdayaan masyarakat agar sadar wisata khususnya masyarakat

lokal di area destinasi wisata, karena hal tersebut dapat membuat kelompok

masyarakat tersebut sadar akan wisata dan sadar akan peluang yang yang
dihasilkan dengan adanya kegiatan pariwisata, mengingat masyarakat lokal

merupakan tuan rumah dari suatu destinasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja ancaman/gangguan yang mungkin terjadi di Riam Dait?


2. Bagaimana pola pengamanan yang sudah diterapkan di Riam Dait?
3. Siapa sasaran pengaman pariwisata di Riam Dait?
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

a. Pengertian pengamanan

Pengertian keamanan dalam Peraturan KAPOLRI No 12. Tahun 2015


Tentang Pengamanan Kepariwisataan “Pengamanan adalah segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan dalam rangka pencegahan, penangkalan dan
penanggulangan serta penegakan hukumterhadap setiap ancaman dan
gangguan keamanan.”

b. Pengertian Daya tarik wisata

Pengertian daya tarik wisata menurut Undang-Undang No.10 Tahun


2009 tentang Kepariwisataan, “Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang
memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
tujuan kunjungan wisata.”

Daya tarik wisata adalah sesuatu yang menarik dan menyebabkan


wisatawan berkunjung ke suatu tempat atau daerah, daya tarik tersebut
biasanya berupa obyek-obyek yang jarang terjadi dan dilihat setiap hari.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Kalimantan Barat terkenal dengan sebutan provinsi ‘seribu sungai’, di
mana banyak ditemui ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat
dilayari. Kondisi geografis Kalimantan Barat yang dipenuhi aliran sungai dan
juga efek dari erosi vertikal, menyebabkan banyaknya air terjun tersebar di
provinsi ini. Terdapat puluhan air terjun dengan berbagai macam keunikannya
terhambur di sekitar Sintang, Bengkayang, Ngabang dan beberapa daerah
lainnya.
Kabupaten Landak merupakan salah satu daerah di Provinsi
Kalimantan Barat yang memiliki berbagai obyek wisata, baik wisata alam,
budaya dan minat khusus, sehingga hal ini membuat Kabupaten Landak
memiliki potensi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya
Obyek Wisata Riam Dait yang merupakan wisata alam yang memiliki
keindahan alam yang sangat indah dan menyejukan mata dan memiliki
banyak potensi untuk menjadi Obyek Daya Tarik Wisata andalan daerah
Kabupaten Landak.
Jauh di pelosok timur laut Kota Pontianak, tersembunyi 7 tingkat air
terjun yang terbentuk dari patahan Sungai Dait. Riam Dait namanya, atau
sering disebut Air Terjun Remabu oleh warga sekitar. Air terjun unik ini
berlokasi di Desa Skendal, Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak. Dapat
diakses dari Kota Ngabang atau bisa juga melewati Kecamatan Tayan.
Lokasinya yang berada jauh di pelosok Kota Pontianak, sehingga
membutuhkan waktu yang lumayan panjang untuk sampai di air terjun 7
tingkat ini. Sekitar 6 jam waktu yang diperlukan para pengunjung jika
memulai perjalanan dari Kota Pontianak. Perlu diketahui, jika dibandingkan
dengan jarak dari Pontianak, letak air terjun ini jauh lebih dekat dari Entikong
yang merupakan perbatasan NKRI dengan Malaysia.
Sampai di areal tingkat pertama air terjun ini, para pengunjung akan
dimanjakan dengan lanskap alam yang masih sangat asri. Sebuah air terjun
menjulang tinggi dengan rimbunnya pepohonan yang mengelilingi riam
tersebut akan membuat mata berdecak kagum. Selain itu, di sekitarnya
terdapat hamparan pasir putih yang belum tentu ditemui di air terjun lainnya.
Tentunya akan lebih seru jika berkemah di areal ini, sensasinya hampir sama
dengan berkemah di pantai karena pasir putihnya. Pilihan berkemah juga
sangat tepat, karena dengan itu bisa menjelajahi 6 riam lainnya dengan waktu
yang lebih fleksibel.
Untuk bisa sampai di tingkat berikutnya, terdapat trek yang masih
agak tertutup dan beberapa tebing pendek yang mengharuskan para
pengunjung untuk memanjat. Yang paling mudah terjangkau adalah air terjun
tingkat 2 dan 3, mulai dari tingkat 4 hingga tingkat 7 treknya mulai sukar
karna masih jarang didatangi. Percikan airnya membuat Pasir Pesona Riam
Dait serta rimbun pepohonan hijau disekelilingnya akan membuat mata para
pengunjung berdecak kagum.

B. Ancaman dan Gangguan yang mungkin terjadi di Objek Wisata Riam


Dait

1. Gangguan bersumber dari lingkungan eksternal


Gangguan yang bersumber dari eksternal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pengamanan
Kepariwisataan dijelaskan di pasal 6, antara lain berupa:
a) Rusaknya lingkungan sekitar usaha pariwisata yang dapat
memicu masalah social
Kerusakan lingkungan sekitar usaha pariwisata biasanya terjadi
akibat banyaknya wisatawan yang datang berwisata tanpa adanya
Carrying Capacity, sehingga kelonjakan wisatawan tidak dapat
diatasi. Jika hal tersebut terus-menerus terjadi akan terjadinya
kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh wisatawan yang
tidak bertanggung jawab.
b) Bencana alam (banjir, gempa bumi, tanah longsor, angin
topan,tsunami, gunung meletus, gelombang pasang)
Gangguan bencana alam yang mungkin terjadi di Objek Wisata
Riam Dait adalah ketika debit air terjun meningkat dan
menyebabkan air yang mengairi sekitaran objek wisata meluap,
namun hal ini tidak terlalu menjadi permasalahan apabila air
tersebut tidak terdapat wisatawan yang berada disekitarnya.
c) Kecelakaan wisatawan dan/atau pengunjung
Kecelakaan pengunjung merupakan hal yang mungkin terjadi
di setiap kegiatan pariwisata, baik kecelakaan yang diakibatkan
oleh kelalaian wisatawan itu sendiri atau kelalaian yang di
sebabkan oleh pihak pengelola. Di Riam Dait kecelakaan yang
dapat terjadi seperti wisatawan yang tenggelam karena tidak bisa
berenang dan melanggar pembatas zona aman di objek wisata
tersebut.

2. Pola Pengamanan yang diterapkan di Destinasi Hutan Payau


Pola Pengamanan ditetapkan berdasarkan identifikasi dan potensi
kerawanan kepariwisataan, meliput:
a) Bentuk Pengamanan
Bentuk pengamanan yang dilakukan adalah pengamanan tidak
langsung yaitu pengamanan berupa pemantauan, pengawasan, dan
laporan pengembangan situasi.
b) Metode Pengamanan
 Pengamanan dengan memanfaatkan kondisi alam atau
alam buatan (Security by nature)
Pengamanan ini dibuktikan dengan adanya kawasan
hutan yang masih dipertahankan untuk menjadi lahan serapan
ketika debit air meningkat, selain itu juga pepohonan berfungsi
untuk menahan tanah agar tidak terjadi longsor di area kawasan
Objek Wisata Riam Dait.
 Pengamanan dengan menggunakan tanda-tanda khusus
(Security by identification);
Pengamanan semacam ini sudah diterapkan di Riam
Dait dengan memberikan tanda khusus berupa larangan atau
peringatan yang bisa membahayakan pengunjung pada saat
berwisata. Hal ini dilakukan dengan harapan himbauan tersebut
tidak dilanggar demi keselamatan diri.
 Pengamanan dengan memberdayakan peran serta
masyarakat (Security by Community).
Pengamanan ini dilakukan oleh masyarakat sekitar
destinasi wisata, baik petugas destinasi maupun kelompok
sadar wisata di daerah sekitar Riam Dait.

c) Sifat Pengamanan
 Pengamanan Terbuka Kegiatan Pre-emtif
Koordinasi dengan pemangku kepentingan (stake
holder) serta potensi masyarakat lainnya dalam upaya
mewujudkan keamanan dan ketertiban di lingkungan usaha
pariwisata. Hal seperti ini biasanya memanfaatkan komunitas
di sekitar objek wisata.
 Pengamanan Terbuka Kegiatan Preventif
Pengawasan dan pemeriksaan terhadap orang, barang
dan kendaraan yang masuk/keluar pada lokasi/kawasan usaha
pariwisata. Pengamanan ini dilakukan oleh petugas destinasi
sebelum wisatawan memasuki area wisata. Apalagi dimasa
pandemic seperti ini untuk mengecek suhu tubuh pengunjung.

d) Pelaksana Pengamanan
Kegiatan pengamanan kepariwisataan dilakukan berdasarkan
kebutuhan dan perkiraan ancaman/gangguan yang mungkin timbul
atau atas permintaan pengelola usaha pariwisata. Jadi, pelaksana
pengamanan yang mungkin adalah satuan kewilayahan atau dengan
memberdayakan warga sekitar.

e) Kompetensi Pelaksana Pengamanan


Mengingat yang melaksanakan pengamanan warga sekitar jadi
kompetensi pelaksana pengamanan yang dimiliki, sebagai berikut:
 Memiliki wawasan dan pengetahuan kepariwisataan setempat
 Memahami karakteristik sosial dan budaya masyarakat
setempat
 Mampu berkomunikasi dan mengerti bahasa daerah setempat
dengan baik
 Mampu memberikan pelayanan keamanan dan keselamatan
kepada wisatawan
 Mampu memberikan bantuan informasi umum tentang
pariwisata
 Bersikap ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan
 Berpenampilan rapi, bersih dan simpatik
 Memiliki kemampuan tindakan pertama di Tempat Kejadian
Perkara (TPTKP);
f) Perlengkapan Pelaksana Pengamanan
 Public Adress
 Alat pertolongan dan bantuan keselamatan, seperti kotak P3K.

3. Sasaran Pengamanan Pariwisata


a. Manusia
Manusia ini berupa wisatawan yang datang serta para pelaku usaha
pariwisata di Riam Dait.
b. Lokasi/Kawasan
Lokasi atau Kawasan Objek Wisata Riam Dait.
c. Kegiatan
Kegiatan pariwisata yang mungkin cukup membahayakan apabila
wisatawan lalai, seperti pada area spot foto dihimbau untuk selalu
fokus agar tidak tercebur.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pengamanan di sebuah destinasi wisata merupakan hak semua
wisatawan untuk mendapatkan rasa aman. Pengamanan dilakukan juga untuk
mewujudkan Sapta Pesona point pertama yaitu aman, baik psikis dan fisiknya.
Dengan adanya Sapta Pesona tersebut akan menarik minat wisatawan
untuk datang berkunjung. Tujuan peraturan pengamanan kepariwisataan
adalah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas Pengamanan
Kepariwisataan sesuai karakteristik Usaha Pariwisata dan terwujudnya
kesamaan persepsi, pola pikir dan pola tindak dalam penyelenggaraan
Pengamanan Kepariwisataan yang profesional dan proporsional sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengamanan tersebut tidak
sembarangan dilakukan, akan tetapi menggunakan prinsip pengamanan
kepariwisataan yang ada di Peraturan KAPOLRI No.12 tahun 2015 Tentang
Pengamanan Kepariwisataan. Pola pengamanan yang sudah ada bisa lebih
disesuaikan di Objek Wisata Riam Dait karna pengamanan wisata menjadi
tanggung jawab bersama untuk saling melindungi satu sama lain.

B. Saran
Dari kesimpulan diatas penulis memiliki beberapa saran untuk
wisatawan dan pengelola Riam Dait apalagi untuk saat ini masih dalam
keadaan pandemi dimana wisatawan harus mendapat hak rasa aman dalam hal
kesehatan, berikut saran dari penulis:
a. Sebaiknya masyarakat di sekitar Riam Dait bersama Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Landak bekerja sama untuk lebih
memperhatikan fasilitas akses jalan menuju objek wisata.
b. Sebaiknya masyarakat di sekitar Riam Dait bersama Disporapar
Kabupaten Landak memberikan petugas keamanan khusus untuk selalu
siap sedia.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015


Tentang Pengamanan Kepariwisataan

Priyanto, Sabda Elisa. 2016. Dampak Perkembangan Pariwisata Minat Khusus


Snorkeling Terhadap Lingkungan: Kasus Destinasi Wisata Karimunjawa,
Vol.10 (3): 13-28.http://ejournal.stipram.net

Undang-Undang No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Anda mungkin juga menyukai