Anda di halaman 1dari 15

BUDAYA SUNDA

KELAS X – 6
TAHUN AJARAN 2023-2024

Guru Mata Pelajaran :

Siti Solihah, M.Pd.

Disusun Oleh :

Ai Windi Padilah (2)

Fery Unaga Zakaria (10)

Keisha Azzahra Kunanti (15)

Sintya Anjani Sukmandi (31)

SMA NEGERI 11 KOTA BANDUNG


Status Terakreditasi “A”
Jalan Kembar Baru No.23 Kota Bandung 40253  (022) 5201102
Website : http//www.sman11bdg.sch.id – Email : info@ sman11bdg.sch.id
NPSN : 20219243 – NSS : 30.1.02.60.14.10
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sampai
tuntas dengan judul “Budaya Sunda”.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah turut berkonstribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Makalah tentunya
tuntas juga berkat bantuan maksimal beberapa pihak didalamnya sehingga
memperlancar pengerjaan sampai selesai.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari tata cara penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah
ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat senantiasa memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah ini memberikan manfaat dan juga
menambah wawasan bagi siapapun yang membacanya.

Bandung, 12 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1

B. IDENTIFIKASI MASALAH...................................................................................2

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH.....................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................................3

A. PERSEBARAN BUDAYA SUNDA PADA AWAL KEMERDEKAAN..............3

B. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA SUNDA..............................................4

C. TATAR SUNDA PADA MASA LAMPAU...........................................................5

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................6

A. KLASIFIKASI PENYUSUN BUDAYA SUNDA..................................................6

B. ADAT ISTIADAT YANG KUAT..........................................................................6

C. FAKTOR HILANGNYA DARAH SUNDA PADA REMAJA..............................7

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................8

A. KESIMPULAN........................................................................................................8

B. SARAN....................................................................................................................8

BAB V PENUTUP...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Budaya Sunda merupakan budaya yang lahir dan berkembang pada kehidupan
dimasyarakat Sunda. Budaya Sunda lebih dikenal dengan budaya yang sangat
menjunjung sopan santun, ramah-tamah, murah senyum, lembut, dan sangat
menghormati orang tua. Salah satu budaya yang masih terkenal dengan budaya
Sunda adalah tentang kepercayaan masyarakatnya akan makhluk halus atau ghaib.
Fenomena keberadaan makhluk halus di tanah Sunda seperti sudah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat.

Beberapa masyarakat masih hidup berdampingan dengan adat istiadat, pamali


dan mitos-mitos yang merupakan suatu cerita tradisional masyarakat yang
berkaitan dengan hal-hal ghaib atau tentang larangan-larangan di kehidupan.
Dengan semakin berkembangnya zaman digital yang serba instan saat ini sebagai
generasi penerus bangsa yang tentunya mewarisi tradisi dan nilai-nilai budaya
sunda seharusnya berusaha untuk menjaga nilai-nilai budaya yang telah terbentuk
dan tentunya lebih mudah untuk dipelajari pada saat ini, namun dengan
perkembangan teknologi yang sangat pesat menyebabkan mulai terkikisnya nilai-
nilai tradisi dan budaya contohnya menjadikan anak-anak, remaja dan bahkan
orang dewasa lebih mementingkan teknologi dan mengesampingkan tradisi seperti
mitos-mitos dan pamali yang sudah turun-menurun sejak dahulu dan menjadi
acuan dalam kehidupan para leluhur.

Tidak sedikit juga dari orang tua itu sendiri yang sudah tidak pernah
menceritakan tentang mitos-mitos dan pamali kepada anak-anak mereka yang
salah satunya Sandekala ini sebagai nilai-nilai tradisi dan budaya sunda di
masyarakat Jawa Barat. Jika dilihat dalam fenomena Sandekala saat ini banyak
juga dari orang tua yang tidak peduli ketika anaknya masih berada diluar rumah
ketika malam menjelang. Akibatnya banyak anak-anak pada zaman ini yang

1
kurang mau mendengar nasihat dari orang tua atau kurang taat terhadap perintah
orang tua.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah dari latar belakang yang ada di dapatkan sebagai
berikut:
 Budaya sunda menjadi kurang dipahami dan kurang dijadikan
kedalam
 Bentuk kearifan pada masyarakat Sunda saat ini.

C. MANFAAT DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan disusunnya laporan ini, yaitu:

 Menghidupkan kembali budaya Sunda yang sudah mulai terlupakan


oleh beberapa masyarakat Sunda.
 Memberikan pengetahuan mengenai gambaran dan nilai-nilai
kehidupa kepada remaja khususnya di tanah Sunda.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PERSEBARAN BUDAYA SUNDA PADA AWAL KEMERDEKAAN


Setelah ratusan tahun Indonesia dijajah bangsa asing, pada tahun 1945 bangsa
Indonesia memerdekakan diri. Di alam kemerdekaan ini, Indonesia mewujudkan,
membentuk, dan meningkatkan kesatuan bangsa Indonesia. Dalam mewujudkan
dan membentuk negara kesatuan tercinta ini, bahasa-bahasa daerah menduduki
peranan yang penting. Terdapat dua jenis peranan bahasa daerah, yaitu pertama,
sebagai kelanjutan masa lalu dan kedua sebagai sumber ilmu pengetahuan yang
dapat memperkaya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional khususnya dan
sebagai ilmu pengetahuan pada umumnya. Peranan bahasa daerah sebagai
kelanjutan masa lalu yang dimaksud adalah bahasa daerah (Sunda) yang ada
sekarang ini tidak muncul dengan begitu saja, tetapi merupakan produk dari masa
lampau yang sarat dengan nilai-nilai kesejarahan. Peranan bahasa daerah sebagai
sumber pengetahuan yaitu bahasa yang digunakan sebagai pengungkap kenyataan
yang dapat menjadi sumber gagasan atau konsep sehingga dapat mewujudkan jati
diri Sunda sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Melalui peranan ini, dapat terlihat maju-mundurnya bangsa Sunda yang
tercermin dari bahasanya. Masa lalu sangat bermanfaat sebagai cermin di masa
kini. Masa kini masa dinamis. Dalam masa yang dinamis di era global ini tidak
dapat dipungkiri budaya yang satu saling mempengaruhi dengan yang lainnya.
Begitu pula dengan bahasa Sunda. Urbanisasi, pengaruh media masa yang deras
datang dari luar ke wilayah Sunda menyebabkan kondisi sosial yang heterogen.
Kondisi seperti ini, tidak dapat dipungkiri sangat berpengaruh pada kondisi
penggunaan bahasa Sunda sebagai alat pengungkap kenyataan. Dengan
pengungkapan kenyataan ini dapat diketahui merosotnya penggunaan bahasa

3
Sunda menunjukkan angka yang cukup signifikan. Dengan demikian dapat
diprediksi bahwa di masa yang akan datang bahasa Sunda ini tidak lagi eksis di
tatar Sunda. Agar hal itu tidak terjadi perlu dilakukan hal-hal yang bersifat
preventif dan antisipatif. Dalam tulisan ini akan dipaparkan kondisi bahasa Sunda
di masa lampau, kini, dan yang akan datang. Berdasarkan uraian di atas, masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut: faktor apa yang dapat menyebabkan bahasa
Sunda tidak akan ada lagi di tatar Sunda? Bagaimana kondisi bahasa Sunda masa
lalu, kini, dan yang akan datang? Mengapa bahasa Sunda sebagai bahasa Daerah
perlu dilestarikan? Sesuai dengan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan faktor-faktor dapat menyebabkan bahasa Sunda tidak
akan ada lagi di tatar Sunda, mendeskripsikan kondisi bahasa Sunda masa lalu,
kini, dan yang akan datang, mendeskripsikan alasan bahasa Sunda sebagai bahasa
Daerah yang perlu dilestarikan. Istilah Sunda Bangsa Indonesia terdiri atas
berbagai suku di antaranya suku Sunda yang pada umumnya tinggal di Jawa Barat
atau Tatar Sunda. Suku Sunda lebih dikenal dengan sebutan orang Sunda atau
urang Sunda. Ajip Rosidi dalam Ekadjati (2003: 1) menyebut orang Sunda adalah
“orang yang mengakui dirinya dan diakui oleh orang lain sebagai orang Sunda”.
Ditinjau dari sudut kebudayaan, orang Sunda adalah “orang atau kelompok orang
yang dibesarkan dalam lingkungan sosial budaya Sunda serta dalam hidupnya
menghayati dan menggunakan norma-norma dan nilai-nilai budaya Sunda”.
Secara etimologis kata Sunda berasal dari kata su yang bermakna segala sesuatu
yang mengandung unsur kebaikan. Menurut bahasa Sansekerta Sunda terbentuk
dari akar kata Sund yang bermakna bercahaya, terang benderang. Dalam bahasa
Kawi, Sunda berarti air, daerah yang banyak air atau subur, waspada.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA SUNDA
Pepatah mengatakan “bahasa menunjukkan bangsa”. Dari pepatah tersebut
dapat diinterpretasikan bahwa bahasa satu bangsa atau satu suku bangsa
mencerminkan budaya masyarakat tersebut. Bahasa pada satu waktu merupakan
perwujudan budaya pada waktu tersebut.
Untuk Jawa Barat Kosoh et al. (1995: xi) membagi zaman menjadi tujuh (7)
waktu, yaitu zaman Prasejarah (±abad ke-1 Masehi), zaman Kuna (± abad ke-1
sampai 15 Masehi), zaman Jawa Barat pada masa masuknya dan berkembangnya

4
Islam, Jawa Barat dalam abad ke-19 (±1800-1900), zaman kebangkitan nasional
(±1900-1942), zaman pendudukan Jepang, dan zaman Kemerdekaan. Kaitan
antara pembagian zaman di atas, Prawirasumantri (2007: 11) secara garis besar
membagi sejarah bahasa Sunda menjadi:
1. Sejarah bahasa Sunda masa I (sebelum tahun 1600 Masehi);
2. Sejarah bahasa Sunda masa II ( 1600-1800 Masehi);
3. Sejarah bahasa Sunda masa III (1800-1900 Masehi);
4. Sejarah bahasa Sunda masa IV ( 1900-1945 Masehi);
5. Sejarah bahasa Sunda masa V( 1945-sekarang).

C. TATAR SUNDA PADA MASA LAMPAU


Indonesia umumnya dan Tatar Sunda khususnya pada masa lampau adalah
suatu negara atau daerah yang terdiri atas beberapa negara dengan pola dan
kondisi sosial politik yang berbeda. Kondisi masa lampau Indonesia merupakan
sebuah negara yang terdiri atas beberapa kerajaan yang dipengaruhi agama Hindu.
Setelah itu Islam masuk. Sekitar tahun 1800/1900-an bangsa Eropa khususnya
Belanda datang. Tahun 1945 Indonesia membuka lembaran baru, yang disebut
merdeka. Sesuai dengan kondisi di atas, bahasa Sunda Masa lampau dalam tulisan
ini dibagi menjadi tiga (3) masa, yaitu bahasa Sunda zaman kerajaan Hindu (± 1-
15 M), bahasa Sunda zaman Islam dan zaman penjajahan (15 M-1945).
Berdasarkan catatan sejarah, Sunda dimulai dari zaman kerajaan yang berkuasa
pada waktu itu mulai dari Kerajaan Salakanagara (130 Masehi – 362 M)
kemudian zaman kerajaan Tarumanagara (358 – 669 M), zaman kerajaan Kendan
hingga Galuh (536 – 852 M.), zaman kerajaan Sunda (669 – 1482 M.), dan zaman
kerajaan Sunda Padjadjaran (1482 – 1579 M.). Pada Zaman Kerajaan
Salakanagara konon mata pencaharian masyarakat waktu itu berburu, berniaga,
menangkap ikan di laut dan di sungai, beternak, bertani dan lain-lain.
Pada waktu itu belum jelas ada bahasa yang digunakan. Akan tetapi,
berdasarkan catatan sejarah ditemukan beberapa Patung Wisnu (Hindu), yaitu
patung Ganesha (Ghayanadfawa). Selanjutnya dalam zaman Tarumanagara 358 –
669 M merupakan kerajaan Hindu aliran Waisnawa. Zaman tersebut ditandai
dengan berbagai Prasasti Sri Maharaja Purnawarman di Ciaruteun, Kebon Kopi,

5
Prasasti Pasir Jambu, Cidangiang. Semua prasasti tersebut berbahasa Sansekerta
yang ditulis dengan aksara Palawa.

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. KLASIFIKASI PENYUSUN BUDAYA SUNDA

Budaya Sunda merujuk pada kekayaan warisan budaya yang berasal dari
masyarakat suku Sunda di Jawa Barat, Indonesia. Ini mencakup bahasa, tradisi,
seni, musik, tarian, pakaian adat, dan kuliner khas Sunda. Bahasa Sunda yang
unik, dengan dialek-dialeknya, menjadi salah satu ciri khasnya. Seni tradisional
seperti wayang golek, tari jaipongan, dan seni musik seperti gamelan degung juga
merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya Sunda. Pakaian adat seperti
kebaya, kebaya encim, serta kuliner khas seperti nasi timbel, sambal, dan pepes
juga menonjol dalam kebudayaan Sunda.

B. ADAT ISTIADAT DAN TRADISI YANG KUAT

Budaya Sunda kaya akan tradisi, nilai-nilai, dan warisan yang terus dijaga
untuk menjaga keunikan dan keberlanjutannya. Di dalam tutur sunda juga masih
ada adat istiadat yang masih hidup sampai sekarang, Adat istiadat di suku Sunda
memiliki beragam tradisi yang kaya dan berbeda-beda dalam setiap aspek
kehidupan. Beberapa contohnya adalah Pernikahan, Proses pernikahan di Sunda
melibatkan serangkaian upacara adat seperti siraman (proses pembersihan diri
sebelum pernikahan), mapag panganten (pertemuan kedua calon pengantin beserta
keluarga), serta ngarasakeun (upacara adat pernikahan). Lalu ada adat
Keramahtamahan, Suku Sunda dikenal sangat ramah dan memiliki norma-norma
etika sosial yang kuat. Kehangatan dalam menjamu tamu serta menjaga
silaturahmi menjadi bagian penting dari budaya mereka. Tidak lupa masyarakat
Sunda masih melakukan upacara adat seperti ruwatan (upacara penyucian),
ngaben (upacara pemakaman), serta acara adat lain yang berkaitan dengan siklus
kehidupan dan kepercayaan.

Namun, sudah mulai banyak juga adat istiadat sunda yang mulai hilang dari
tatar sunda karena beberapa faktor perubahan dalam masyarakat modern.
Globalisasi dan urbanisasi, misalnya, dapat membawa perubahan dalam nilai-nilai
budaya serta gaya hidup yang lebih seragam. Pengaruh media massa, teknologi,

7
dan perubahan ekonomi juga dapat mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan
masyarakat.

C. FAKTOR MULAI HILANGNYA DARAH SUNDA PADA REMAJA

Selain itu, terkadang generasi muda tidak memiliki kesempatan atau minat
untuk mempelajari dan meneruskan tradisi tersebut karena lebih fokus pada
pendidikan modern dan kesibukan perkotaan. Hal ini bisa menyebabkan
kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang adat istiadat tersebut.

Namun, meskipun ada perubahan, banyak upaya yang dilakukan oleh sebagian
masyarakat untuk melestarikan adat istiadat, seperti melalui organisasi
kebudayaan, festival budaya, serta program-program pendidikan yang berfokus
pada warisan budaya lokal. Ini semua bertujuan untuk mempertahankan identitas
budaya dan nilai-nilai yang penting bagi masyarakat Sunda dan kelangsungan
budaya mereka.

8
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa bahasa Sunda memiliki sejarah perkembangan yang
panjang, dimulai dari masa kerajaan Hindu, Islam, hingga masa penjajahan.
Bahasa Sunda juga memiliki banyak dialek yang dipertuturkan di berbagai daerah
di Tatar Sunda. Selain itu, pengaruh budaya Jawa ke Sunda memberikan
kontribusi pada perkembangan sastra Sunda, seperti munculnya wawacan, babad,
guguritan, dan wawangsalan. Di masa kini, bahasa Sunda masih banyak
digunakan dalam bentuk lisan, seperti dalam sisindiran. Selain itu, dalam hal
tulisan, Indonesia, khususnya Sunda, mengadopsi budaya aksara dari luar, seperti
aksara Palawa dan bahasa Sansekerta, Arab-Pegon, Bahasa Jawa Kuna, Sunda
Kuna, Cacarakan, dan Latin.

B. SARAN

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahasa Sunda memiliki warisan


budaya yang kaya dan beragam, serta terus berkembang seiring berjalannya
waktu. Dialek keberagaman dan pengaruh budaya dari luar telah memberikan
warna yang unik pada bahasa dan sastra Sunda. Meskipun demikian, bahasa
Sunda tetap memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Sunda. Dengan demikian, keberadaan bahasa Sunda tidak hanya sebagai alat
komunikasi, tetapi juga sebagai penjaga keberlangsungan warisan budaya yang
berharga.

9
BAB V

PENUTUP

Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan


terhadap budaya Sunda, meningkatkan kesadaran dalam melestarikan budaya
Sunda, serta memberikan kontribusi dalam upaya pelestarian budaya lokal.
peneliti memberikan beberapa saran yang dianggap berguna bagi banyak pihak
khususnya masyarakat Sunda.

Saran-saran tersebut meliputi upaya melestarikan tradisi, memperkenalkan


tradisi kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia, dan memperluas tempat
penggunaan tradisi, Selain itu, penting untuk mengenal budaya yang menjadi
konten lokal secara mendalam dan tidak hanya dilihat secara representasi visual
saja.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/17670218/MAKALAH-Bahasa-Indonesia-

Kebudayaan-Dan-Kesenian-Suku-Sunda

- Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, http://www. Jabarprov.go.id

- http://www.disporbudpar.kalselprov.go.id

- http://www.indonesia.go.id

- http://www.bamu.dikmentidki.go.id

- http://www.pikiran-rakyat.com

- http://www.bandung.go.id

- http://edukasi.kompasiana.com

- Bratawidjaja, Thomas Wiyasa. 1994. Upacara Perkawinan Adat Sunda. Jakarta


:Sinar Harapan.

- Ekadjati, Edi. S. 2005. Kebudayaan Sunda Zaman Pajajaran. Jakarta : Pustaka


Jaya.

- Lembaga Basa dan Sastra Sunda. 1983. Kamus Umum Basa Sunda. Bandung :

Tarate Bandung.

- Rosidi, Ajip. 2005. Seri Sundalana Islam Dalam Kesenian Sunda. Bekasi : Pusat

Studi Sunda.

- Suhandana , Dadan. 2010. Merebut Kembali Kedaulatan Bangsa Melalui

Ketahanan Budaya.

- Dr Erhans A. 1995. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia . Jakarta : Indah.

Tamsyah, Budi Rahayu. 1996. Kamus Indonesia-Sunda. Bandung : Pustaka Setia.

- Suranto AW. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta : Graha Ilmu.

- Rohim, H.Syaiful. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta : Rineka Cipta.

11
- Antar Venus. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung : Simbiosa Rekatama

Media.

- Slamet Santoso. 2010. Teori-Teori Psikologis Sosial. Surabaya : Refika


Aditama.

12

Anda mungkin juga menyukai