KELAS X – 6
TAHUN AJARAN 2023-2024
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sampai
tuntas dengan judul “Budaya Sunda”.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah turut berkonstribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Makalah tentunya
tuntas juga berkat bantuan maksimal beberapa pihak didalamnya sehingga
memperlancar pengerjaan sampai selesai.
Kami berharap semoga karya ilmiah ini memberikan manfaat dan juga
menambah wawasan bagi siapapun yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1
B. IDENTIFIKASI MASALAH...................................................................................2
A. KESIMPULAN........................................................................................................8
B. SARAN....................................................................................................................8
BAB V PENUTUP...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Budaya Sunda merupakan budaya yang lahir dan berkembang pada kehidupan
dimasyarakat Sunda. Budaya Sunda lebih dikenal dengan budaya yang sangat
menjunjung sopan santun, ramah-tamah, murah senyum, lembut, dan sangat
menghormati orang tua. Salah satu budaya yang masih terkenal dengan budaya
Sunda adalah tentang kepercayaan masyarakatnya akan makhluk halus atau ghaib.
Fenomena keberadaan makhluk halus di tanah Sunda seperti sudah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat.
Tidak sedikit juga dari orang tua itu sendiri yang sudah tidak pernah
menceritakan tentang mitos-mitos dan pamali kepada anak-anak mereka yang
salah satunya Sandekala ini sebagai nilai-nilai tradisi dan budaya sunda di
masyarakat Jawa Barat. Jika dilihat dalam fenomena Sandekala saat ini banyak
juga dari orang tua yang tidak peduli ketika anaknya masih berada diluar rumah
ketika malam menjelang. Akibatnya banyak anak-anak pada zaman ini yang
1
kurang mau mendengar nasihat dari orang tua atau kurang taat terhadap perintah
orang tua.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah dari latar belakang yang ada di dapatkan sebagai
berikut:
Budaya sunda menjadi kurang dipahami dan kurang dijadikan
kedalam
Bentuk kearifan pada masyarakat Sunda saat ini.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
Sunda menunjukkan angka yang cukup signifikan. Dengan demikian dapat
diprediksi bahwa di masa yang akan datang bahasa Sunda ini tidak lagi eksis di
tatar Sunda. Agar hal itu tidak terjadi perlu dilakukan hal-hal yang bersifat
preventif dan antisipatif. Dalam tulisan ini akan dipaparkan kondisi bahasa Sunda
di masa lampau, kini, dan yang akan datang. Berdasarkan uraian di atas, masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut: faktor apa yang dapat menyebabkan bahasa
Sunda tidak akan ada lagi di tatar Sunda? Bagaimana kondisi bahasa Sunda masa
lalu, kini, dan yang akan datang? Mengapa bahasa Sunda sebagai bahasa Daerah
perlu dilestarikan? Sesuai dengan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan faktor-faktor dapat menyebabkan bahasa Sunda tidak
akan ada lagi di tatar Sunda, mendeskripsikan kondisi bahasa Sunda masa lalu,
kini, dan yang akan datang, mendeskripsikan alasan bahasa Sunda sebagai bahasa
Daerah yang perlu dilestarikan. Istilah Sunda Bangsa Indonesia terdiri atas
berbagai suku di antaranya suku Sunda yang pada umumnya tinggal di Jawa Barat
atau Tatar Sunda. Suku Sunda lebih dikenal dengan sebutan orang Sunda atau
urang Sunda. Ajip Rosidi dalam Ekadjati (2003: 1) menyebut orang Sunda adalah
“orang yang mengakui dirinya dan diakui oleh orang lain sebagai orang Sunda”.
Ditinjau dari sudut kebudayaan, orang Sunda adalah “orang atau kelompok orang
yang dibesarkan dalam lingkungan sosial budaya Sunda serta dalam hidupnya
menghayati dan menggunakan norma-norma dan nilai-nilai budaya Sunda”.
Secara etimologis kata Sunda berasal dari kata su yang bermakna segala sesuatu
yang mengandung unsur kebaikan. Menurut bahasa Sansekerta Sunda terbentuk
dari akar kata Sund yang bermakna bercahaya, terang benderang. Dalam bahasa
Kawi, Sunda berarti air, daerah yang banyak air atau subur, waspada.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA SUNDA
Pepatah mengatakan “bahasa menunjukkan bangsa”. Dari pepatah tersebut
dapat diinterpretasikan bahwa bahasa satu bangsa atau satu suku bangsa
mencerminkan budaya masyarakat tersebut. Bahasa pada satu waktu merupakan
perwujudan budaya pada waktu tersebut.
Untuk Jawa Barat Kosoh et al. (1995: xi) membagi zaman menjadi tujuh (7)
waktu, yaitu zaman Prasejarah (±abad ke-1 Masehi), zaman Kuna (± abad ke-1
sampai 15 Masehi), zaman Jawa Barat pada masa masuknya dan berkembangnya
4
Islam, Jawa Barat dalam abad ke-19 (±1800-1900), zaman kebangkitan nasional
(±1900-1942), zaman pendudukan Jepang, dan zaman Kemerdekaan. Kaitan
antara pembagian zaman di atas, Prawirasumantri (2007: 11) secara garis besar
membagi sejarah bahasa Sunda menjadi:
1. Sejarah bahasa Sunda masa I (sebelum tahun 1600 Masehi);
2. Sejarah bahasa Sunda masa II ( 1600-1800 Masehi);
3. Sejarah bahasa Sunda masa III (1800-1900 Masehi);
4. Sejarah bahasa Sunda masa IV ( 1900-1945 Masehi);
5. Sejarah bahasa Sunda masa V( 1945-sekarang).
5
Prasasti Pasir Jambu, Cidangiang. Semua prasasti tersebut berbahasa Sansekerta
yang ditulis dengan aksara Palawa.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Budaya Sunda merujuk pada kekayaan warisan budaya yang berasal dari
masyarakat suku Sunda di Jawa Barat, Indonesia. Ini mencakup bahasa, tradisi,
seni, musik, tarian, pakaian adat, dan kuliner khas Sunda. Bahasa Sunda yang
unik, dengan dialek-dialeknya, menjadi salah satu ciri khasnya. Seni tradisional
seperti wayang golek, tari jaipongan, dan seni musik seperti gamelan degung juga
merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya Sunda. Pakaian adat seperti
kebaya, kebaya encim, serta kuliner khas seperti nasi timbel, sambal, dan pepes
juga menonjol dalam kebudayaan Sunda.
Budaya Sunda kaya akan tradisi, nilai-nilai, dan warisan yang terus dijaga
untuk menjaga keunikan dan keberlanjutannya. Di dalam tutur sunda juga masih
ada adat istiadat yang masih hidup sampai sekarang, Adat istiadat di suku Sunda
memiliki beragam tradisi yang kaya dan berbeda-beda dalam setiap aspek
kehidupan. Beberapa contohnya adalah Pernikahan, Proses pernikahan di Sunda
melibatkan serangkaian upacara adat seperti siraman (proses pembersihan diri
sebelum pernikahan), mapag panganten (pertemuan kedua calon pengantin beserta
keluarga), serta ngarasakeun (upacara adat pernikahan). Lalu ada adat
Keramahtamahan, Suku Sunda dikenal sangat ramah dan memiliki norma-norma
etika sosial yang kuat. Kehangatan dalam menjamu tamu serta menjaga
silaturahmi menjadi bagian penting dari budaya mereka. Tidak lupa masyarakat
Sunda masih melakukan upacara adat seperti ruwatan (upacara penyucian),
ngaben (upacara pemakaman), serta acara adat lain yang berkaitan dengan siklus
kehidupan dan kepercayaan.
Namun, sudah mulai banyak juga adat istiadat sunda yang mulai hilang dari
tatar sunda karena beberapa faktor perubahan dalam masyarakat modern.
Globalisasi dan urbanisasi, misalnya, dapat membawa perubahan dalam nilai-nilai
budaya serta gaya hidup yang lebih seragam. Pengaruh media massa, teknologi,
7
dan perubahan ekonomi juga dapat mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan
masyarakat.
Selain itu, terkadang generasi muda tidak memiliki kesempatan atau minat
untuk mempelajari dan meneruskan tradisi tersebut karena lebih fokus pada
pendidikan modern dan kesibukan perkotaan. Hal ini bisa menyebabkan
kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang adat istiadat tersebut.
Namun, meskipun ada perubahan, banyak upaya yang dilakukan oleh sebagian
masyarakat untuk melestarikan adat istiadat, seperti melalui organisasi
kebudayaan, festival budaya, serta program-program pendidikan yang berfokus
pada warisan budaya lokal. Ini semua bertujuan untuk mempertahankan identitas
budaya dan nilai-nilai yang penting bagi masyarakat Sunda dan kelangsungan
budaya mereka.
8
BAB IV
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa bahasa Sunda memiliki sejarah perkembangan yang
panjang, dimulai dari masa kerajaan Hindu, Islam, hingga masa penjajahan.
Bahasa Sunda juga memiliki banyak dialek yang dipertuturkan di berbagai daerah
di Tatar Sunda. Selain itu, pengaruh budaya Jawa ke Sunda memberikan
kontribusi pada perkembangan sastra Sunda, seperti munculnya wawacan, babad,
guguritan, dan wawangsalan. Di masa kini, bahasa Sunda masih banyak
digunakan dalam bentuk lisan, seperti dalam sisindiran. Selain itu, dalam hal
tulisan, Indonesia, khususnya Sunda, mengadopsi budaya aksara dari luar, seperti
aksara Palawa dan bahasa Sansekerta, Arab-Pegon, Bahasa Jawa Kuna, Sunda
Kuna, Cacarakan, dan Latin.
B. SARAN
9
BAB V
PENUTUP
10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/17670218/MAKALAH-Bahasa-Indonesia-
Kebudayaan-Dan-Kesenian-Suku-Sunda
- http://www.disporbudpar.kalselprov.go.id
- http://www.indonesia.go.id
- http://www.bamu.dikmentidki.go.id
- http://www.pikiran-rakyat.com
- http://www.bandung.go.id
- http://edukasi.kompasiana.com
- Lembaga Basa dan Sastra Sunda. 1983. Kamus Umum Basa Sunda. Bandung :
Tarate Bandung.
- Rosidi, Ajip. 2005. Seri Sundalana Islam Dalam Kesenian Sunda. Bekasi : Pusat
Studi Sunda.
Ketahanan Budaya.
11
- Antar Venus. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung : Simbiosa Rekatama
Media.
12