Anda di halaman 1dari 4

Nama: Marsya Simbolon

NIM: 2111511033
Kelas: DPW A
Mata Kuliah: Perencanan Destinasi Wisata

REVIEW WHITE PAPER INTEGRATED MASTERPLAN KAWASAN


PARIWISATA ULAPAN

BAB IV
Relasi Wisata-Pertanian dan Lingkungan Kolaborasi, dan perdagangan antara
pemerintah, pelaku pariwisata, dan petani. Aliansi ini akan membantu membangun
ekosistem yang berkelanjutan dan saling menguntungkan bagi semua pihak terlibat.
Pemerintah Kabupaten Gianyar perlu mengambil langkah-langkah untuk memperkuat
kapasitas masyarakat lokal dalam mengelola sektor pariwisata. Hal ini dapat dilakukan
melalui pelatihan keterampilan, pendidikan, dan promosi pengembangan usaha lokal
yang berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, mereka akan memiliki
peran penting dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan pariwisata,
sehingga kepentingan mereka bisa diwakili dengan baik. Selain itu, penting juga untuk
melakukan pengawasan dan regulasi yang ketat terhadap aktivitas pariwisata. Regulasi
ini harus melibatkan aspek perlindungan lingkungan, pelestarian budaya, dan keadilan
sosial. Misalnya, pembatasan jumlah pengunjung, pengelolaan limbah, dan
pemeliharaan keberlanjutan lingkungan harus menjadi fokus utama.
Dalam hal promosi pariwisata, pemasaran digital dan penggunaan media sosial dapat
menjadi alat yang efektif. Penggunaan platform online untuk mempromosikan destinasi
wisata pedesaan Kabupaten Gianyar dapat membantu menjangkau khalayak yang lebih
luas dan meningkatkan daya tarik wisata. Dengan memanfaatkan teknologi ini,
informasi tentang pengalaman unik yang ditawarkan oleh wilayah tersebut dapat
dicapai oleh wisatawan potensial di seluruh dunia.Dalam keseluruhan pengembangan
pariwisata di Kabupaten Gianyar, keberlanjutan harus menjadi prinsip utama.
Pariwisata yang berkelanjutan melibatkan pengelolaan sumber daya alam secara
bijaksana, pelestarian warisan budaya, partisipasi masyarakat, dan pembagian manfaat
yang adil. Dengan pendekatan ini, sektor pariwisata dapat menjadi motor penggerak
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang
bagi Kabupaten Gianyar dan masyarakatnya.
BAB V
Bab ini membahas mengenai Ulapan Cultural and Community Centre (UCCC),
Massive Open Online Courses (MOOC), dan pelatihan kohesi sosial terhadap potensi
konflik Subak. UCCC pada dasarnya merupakan ruang sosial kolektif yang dapat
diakses oleh seluruh masyarakat dengan fungsi nya antara lain sebagai ruang diskusi,
ruang vokasi, ruang berliterasi, dan masih banyak lagi. Ruang tersebut diharapkan dapat
dibentuk di pusat budaya Ubud dengan pertimbangan Ubud memiliki akses, SDM,
infrastruktur, dan budaya yang lebih banyak. MOOC adalah sebuah sistem
pembelajaran daring dengan efektivitas dan efisiensi biaya rendah yang
diselenggarakan secara besar-besaran dan terbuka dengan tujuan memberikan
kesempatan partisipasi tanpa batas (dapat diakses melalui web atau aplikasi).
Penjelasan terakhir pada bab ini menyangkut potensi konflik Subak seperti
komodifikasi Subak yang dilatarbelakangi oleh pariwisata sehingga semakin jauh dari
karakter aslinya, serta ketidakpuasan petani terhadap pembagian air yang mana secara
tidak langsung hal ini mempertanyakan norma kelembagaan Subak. Maka dari itu
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menangani konflik tersebut yaitu
dilakukannya proses dialog, pemantauan, dukungan program vokasi, bantuan finansial,
dan solusi pengentasan potensi dini.

Bab VI
Gastro-diplomasi diartikan sebagai upaya diplomasi budaya dengan menggunakan
makanan sebagai sarana memperkuat brand awareness bangsa. Gastro-diplomasi saat
ini menjadi instrumen untuk menciptakan pemahaman lintas budaya, dengan harapan
meningkatkan interaksi dan kerja sama internasional. Dalam konteks ini, makanan
dianggap sebagai elemen budaya yang kuat dan universal yang dapat menghubungkan
orang-orang dari berbagai latar belakang. Gastro-diplomasi mengambil keuntungan
dari kekayaan kuliner suatu negara atau daerah untuk memperkenalkan warisan budaya,
tradisi, dan keunikan kuliner kepada orang-orang dari negara lain. Melalui pengalaman
kuliner, orang-orang dapat saling berbagi pengetahuan, keanekaragaman budaya, dan
memperdalam pemahaman antara berbagai komunitas. Dengan menggunakan gastro-
diplomasi, diharapkan akan terjadi peningkatan pemahaman dan kerja sama antara
negara- negara melalui hubungan yang terjalin melalui makanan dan budaya. Gastro-
diplomasi bertujuan untuk memperkuat citra positif suatu bangsa di mata dunia,
mempromosikan kekayaan kuliner dan tradisi budaya, serta membangun hubungan
yang lebih baik antara berbagai negara.

Bab VII

Terdapat enam strategi pembangunan yang dirumuskan untuk mewujudkan


pembangunan rendah karbon di Kawasan Ulapan, yaitu:
● Preservasi lahan untuk pencadangan biomassa karbon: Melakukan pelestarian lahan
sebagai cadangan karbon biomassa.
● Adaptasi Perubahan Iklim melalui Pembangunan Pariwisata Rendah Karbon:
Mengadopsi strategi pembangunan pariwisata yang rendah emisi karbon untuk
menghadapi perubahan iklim.
● Pengelolaan pertanian berkelanjutan: Melakukan pengelolaan pertanian yang
berkelanjutan di kawasan tersebut.
● Pengembangan kawasan berbasis pengurangan risiko bencana: Mengembangkan
kawasan dengan mempertimbangkan pengurangan risiko bencana.
● Konservasi air untuk mendukung pengelolaan air tanah dan permukaan yang
berkelanjutan: Melakukan konservasi air untuk mendukung pengelolaan yang
berkelanjutan baik bagi air tanah maupun air permukaan.
● Pengelolaan Persampahan dan Limbah: Mengelola persampahan dan limbah dengan
baik di kawasan tersebut.
Keenam strategi ini bertujuan untuk mengontrol perkembangan kawasan permukiman,
pertanian, pariwisata, dan infrastruktur pendukungnya agar tidak melebihi kapasitas
lahan dan penduduk yang ada. Konsep pembangunan rendah karbon juga bertujuan
untuk mewujudkan konsep metabolisme kawasan dan ekonomi sirkular yang optimal,
di mana produk sampingan seperti sampah dan limbah dapat dikelola dengan baik di
dalam Kawasan Ulapan.

BAB VIII

Bab tersebut membahas kebutuhan infrastruktur di Kawasan Pariwisata Ulapan,


termasuk infrastruktur telekomunikasi, kenyamanan dan keamanan, transportasi, dan
pasokan listrik. Untuk menjaga kenyamanan dan keamanan, kawasan Ulapan memiliki
pos penjagaan oleh pengelola obyek wisata, aparat kepolisian, dan pecalang Desa.
Selain itu, infrastruktur juga disiapkan dengan desain new normal untuk menghadapi
situasi Covid-19.
Dalam hal transportasi, rencananya akan dibangun jalur LRT dan Bus Listrik Ulapan
yang terintegrasi dengan sistem transportasi Bali. Pengembangan Transit Oriented
Development (TOD) juga direncanakan untuk mengurangi penggunaan kendaraan
pribadi.Untuk pasokan listrik, akan ditambah daya listrik dari PLN untuk mendukung
program Transportasi Berbasis Listrik. Potensi sumber energi listrik dari Sungai Ayung
juga dieksplorasi, termasuk rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH) di wilayah Ubud. Rencananya juga ada proyek Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG) atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (GU) Bali.Dengan program-
program ini, diharapkan kebutuhan energi listrik dalam mendukung program LRT
Ulapan dan Bus Listrik Ulapan dapat terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai