Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANALISIS TERHADAP UPAYA PENEGAKAN SANKSI HUKUM DALAM SEKTOR


PARIWISATA BAGI WISATAWAN ASING DI BALI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis
Pariwisata Dosen Pengampu:
Dr. Liza Marina, SH, MH

Disusun Oleh:

ADINDA REYNA
FAUZIAH 2021510020

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SAHID
JAKARTA 2023
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................2

A. Latar belakang....................................................................................................................2

B. Rumusan masalah...............................................................................................................3

C. Tujuan masalah..................................................................................................................3

D. Metodelogi...........................................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................8

1. Faktor-faktor yang menghambat Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sampah


plastik akibat kegiatan pariwisata sebagai upaya pengendalian berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Pantai Kuta
Provinsi Bali................................................................................................................................8

2. Upaya penegakan hukum terhadap wisatawan asing yang melanggar aturan di Bali
dan apa saja faktor yang mempengaruhi efektivitas penegakan hukum...........................10

BAB IV PENUTUP......................................................................................................................12

A. Kesimpulan........................................................................................................................12

B. Saran..................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

1
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sebagai salah satu destinasi pariwisata terkenal di Indonesia, Pulau Bali mengalami
pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, terjadinya beberapa tantangan
dalam sektor pariwisata, termasuk pelanggaran hukum oleh wisatawan asing yang
menimbulkan dampak negatif pada keberlanjutan pariwisata dan masyarakat setempat 1. Oleh
karena itu, penegakan sanksi hukum menjadi sangat penting untuk memastikan keamanan,
ketertiban, dan perlindungan bagi masyarakat dan wisatawan lainnya.

Pemerintah Indonesia dan otoritas setempat telah melakukan berbagai upaya untuk
memperkuat penegakan hukum dalam sektor pariwisata, terutama terkait dengan wisatawan
asing di Bali2. Salah satu langkah yang diambil adalah meningkatkan kesadaran akan aturan
dan sanksi hukum melalui kampanye publik, baik di tingkat lokal maupun internasional. Hal
ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada wisatawan asing
mengenai konsekuensi dari pelanggaran hukum di Bali.

Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan otoritas setempat dan pihak
keamanan untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas wisatawan asing 3. Langkah ini
mencakup peningkatan jumlah petugas keamanan, penggunaan teknologi canggih untuk
pemantauan, dan penguatan kerjasama lintas lembaga. Dengan demikian, diharapkan
pelanggaran hukum dapat terdeteksi lebih dini dan tindakan penegakan hukum dapat
dilakukan secara efektif.

Meskipun demikian, tantangan dalam penegakan sanksi hukum terhadap wisatawan


asing di Bali tetap ada. Beberapa di antaranya termasuk perbedaan budaya, bahasa, dan
sistem hukum4. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang bijaksana dan berimbang
agar

1
http://ejournal.universitasmahendradatta.ac.id/index.php/raadkertha/article/download/325/289

2
2
https://bali.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-utama/5510-tindak-lanjut-dari-penertiban-wna
3
https://bphn.go.id/data/documents/layout_laporan_pokja_kepariwisataan_a5.pdf
4
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFHUKUM/article/download/28636/27600

3
penegakan hukum tidak menimbulkan kesan diskriminatif atau merugikan bagi wisatawan
asing yang berkunjung secara jujur dan bertanggung jawab5.

Dalam lingkup ini, penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk terus melakukan
evaluasi terhadap kebijakan dan upaya penegakan hukum yang ada. Dengan memperhatikan
berbagai aspek, termasuk perlindungan hak asasi manusia, keadilan, dan keberlanjutan
pariwisata, diharapkan penegakan sanksi hukum terhadap wisatawan asing di Bali dapat
menjadi lebih efektif dan berdaya guna dalam jangka panjang.

B. Rumusan masalah

1. Apa saja faktor-faktor yang menghambat Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sampah
plastik akibat kegiatan pariwisata sebagai upaya pengendalian berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Pantai Kuta
Provinsi Bali?

2. Bagaimana upaya penegakan hukum terhadap wisatawan asing yang melanggar aturan
di Bali dan apa saja faktor yang mempengaruhi efektivitas penegakan hukum tersebut?

C. Tujuan masalah

1. Faktor-Faktor yang Menghambat Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Sampah


Plastik:
 Mengidentifikasi faktor-faktor penghambat yang memengaruhi Pemerintah Daerah
dalam pengelolaan sampah plastik akibat kegiatan pariwisata, sebagaimana yang
diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Sampah di Pantai Kuta Provinsi Bali.
 Menganalisis dampak kegiatan pariwisata terhadap peningkatan sampah plastik di
daerah tersebut.

5
https://jatiswara.unram.ac.id/index.php/js/article/download/431/279/1273

4
 Menilai keefektifan implementasi regulasi dan kebijakan daerah terkait pengelolaan
sampah plastik di lingkungan pariwisata.

2. Upaya Penegakan Hukum terhadap Wisatawan Asing yang Melanggar Aturan di


Bali:
 Mempelajari mekanisme penegakan hukum terhadap wisatawan asing yang
melakukan pelanggaran, dengan fokus pada langkah-langkah konkret yang diambil
oleh pemerintah dan otoritas terkait.
 Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penegakan hukum
terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh wisatawan asing di Bali.
 Mengevaluasi sejauh mana aturan dan sanksi yang diterapkan dapat memberikan
efek deterrent dan menjaga keberlanjutan pariwisata di Pulau Bali.

D. Metodelogi

Metodeologi literatur menjadi pendekatan yang sangat relevan dan efektif dalam
menganalisis upaya penegakan sanksi hukum terhadap wisatawan asing di Bali, terutama
dalam konteks sektor pariwisata. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk merinci
implikasi hukum yang timbul akibat pelanggaran yang dilakukan oleh wisatawan asing,
dengan memahami secara mendalam dampak dan konsekuensi hukum yang terkait. Dalam
penggunaan metodeologi literatur, peneliti dapat mengakses dan menggali informasi kredibel
dari berbagai sumber, seperti artikel jurnal, tesis, disertasi, dan laporan riset, yang telah
melalui proses peer-review, sehingga memastikan validitas dan keandalan informasi yang
digunakan.

Selain itu, metodeologi literatur memberikan fleksibilitas untuk mengeksplorasi


berbagai sudut pandang dan pendekatan yang telah digunakan dalam penelitian sebelumnya
terkait penegakan sanksi hukum di sektor pariwisata. Hal ini memungkinkan peneliti untuk
merinci pemahaman yang holistik, tidak hanya dari perspektif hukum, tetapi juga melibatkan
aspek-aspek ekonomi dan sosial dalam analisis dampak dan upaya penegakan.

5
Pentingnya membarukan informasi juga menjadi bagian integral dari metodeologi
literatur. Dalam era di mana informasi terkini sangat penting, pendekatan ini memungkinkan
peneliti untuk menyelidiki literatur terbaru yang relevan dengan topik tersebut. Dengan
demikian, penelitian dapat memberikan analisis yang up-to-date, mencakup perubahan-
perubahan terkini dalam upaya penegakan sanksi hukum terhadap wisatawan asing. Dengan
merinci implikasi hukum dan mempertimbangkan berbagai perspektif, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pemahaman kompleksitas
tantangan yang dihadapi dalam upaya penegakan hukum di bidang pariwisata di Bali.

6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zed pada tahun 2008 yang berjudul "Metode
Penelitian Kepustakaan," Zed menjelaskan metode penelitian yang dapat diterapkan dalam
penelitian hukum. Penelitian ini khususnya fokus pada keputusan yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah dalam pelaksanaan gugatan pelanggaran hukum yang melibatkan
WNA di Bali.6

Selanjutnya, pada tahun 2020, Susun dalam laporan hasil analisis dan evaluasi hukum
membahas temuan permasalahan hukum yang muncul dari peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan kepariwisataan. Laporan ini memberikan wawasan mendalam mengenai hambatan
dan tantangan dalam implementasi regulasi hukum di sektor pariwisata.7

Sementara itu, dalam artikel yang diterbitkan oleh Susun et al. pada tahun 2020 dengan
judul "11... Bali dalam penegakan...," penulis menjelaskan pentingnya penegakan hukum
terhadap wisatawan asing yang melanggar aturan di Bali. Artikel tersebut juga merinci faktor-
faktor yang mempengaruhi efektivitas dari upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran yang
dilakukan oleh wisatawan asing.8

Di sisi lain, artikel dari eJournal Nasional Global menyoroti pentingnya meningkatkan
efektivitas pelaksanaan gugatan pelanggaran hukum yang melibatkan WNA di Bali. Artikel ini
menekankan peran pemerintah dalam meningkatkan kesadaran hukum dan memperkuat
penegakan hukum guna menjaga keberlanjutan sektor pariwisata.9

6
https://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jige/article/download/802/965/4994
7
https://bphn.go.id/data/documents/layout_laporan_pokja_kepariwisataan_a5.pdf
8
http://ejournal.universitasmahendradatta.ac.id/index.php/raadkertha/article/download/325/289
9
https://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jige/article/download/802/965/4994

7
Terakhir, artikel dari eJournal Universitas Mahendradatta turut menjelaskan bagaimana
penegakan hukum terhadap wisatawan asing yang melanggar aturan di Bali, serta mencantumkan
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dari langkah-langkah penegakan hukum tersebut.
Artikel ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang dinamika dan tantangan
dalam menjaga ketertiban hukum di destinasi pariwisata populer seperti Bali.10

10
http://ejournal.universitasmahendradatta.ac.id/index.php/raadkertha/article/download/325/289

8
BAB III PEMBAHASAN

1. Faktor-faktor yang menghambat Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sampah


plastik akibat kegiatan pariwisata sebagai upaya pengendalian berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Pantai Kuta
Provinsi Bali

Pembahasan mengenai faktor-faktor yang menghambat Pemerintah Daerah dalam


pengelolaan sampah plastik akibat kegiatan pariwisata, sebagaimana diatur dalam Peraturan
Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Pantai Kuta
Provinsi Bali, dapat diuraikan sebagai berikut.

Pertama-tama, kurangnya kesadaran masyarakat dan wisatawan akan pentingnya


pengelolaan sampah plastik menjadi kendala utama. Ini disebabkan oleh kurangnya edukasi
dan sosialisasi mengenai dampak buruk sampah plastik terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia. Diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman akan konsekuensi
negatif yang timbul dari perilaku pembuangan sampah plastik secara sembarangan.11

Selanjutnya, faktor kedua adalah kurangnya fasilitas dan sarana pengelolaan sampah
yang memadai. Kendala ini berdampak pada rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dan
wisatawan terhadap pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah plastik. Pemerintah
daerah perlu memprioritaskan investasi dalam infrastruktur yang mendukung pengelolaan
sampah plastik secara efisien.12

11

https://www.researchgate.net/publication/335390302_STUDI_PENGELOLAAN_SAMPAH_PLASTIK_DI_PANTAI_KUTA
_SEBAGAI_BAHAN_BAKAR_MINYAK
12
http://e-journal.uajy.ac.id/26471/2/180513092_bab%201.pdf

9
Ketidakberhasilan koordinasi dan sinergi antara pihak-pihak terkait, seperti
pemerintah daerah, pengusaha pariwisata, dan masyarakat setempat, menjadi faktor ketiga.
Perbedaan kepentingan dan prioritas di antara pihak-pihak tersebut, ditambah dengan
kurangnya regulasi yang tegas, dapat menghambat usaha bersama dalam mengatasi
permasalahan sampah plastik di destinasi pariwisata seperti Bali.13

Faktor keempat adalah kurangnya anggaran dan sumber daya manusia yang memadai
untuk pengelolaan sampah plastik. Hal ini mencerminkan kurangnya perhatian dan prioritas
dari pemerintah daerah terkait pengelolaan sampah plastik. Dukungan dari sektor swasta dan
partisipasi aktif masyarakat setempat juga krusial untuk menanggulangi masalah ini.

Selanjutnya, faktor kelima melibatkan kurangnya teknologi dan infrastruktur yang


memadai untuk pengelolaan sampah plastik. Investasi yang minim dan kurangnya perhatian
dari pihak swasta dan pemerintah daerah dalam pengembangan teknologi pengelolaan
sampah plastik dapat menghambat efisiensi dalam penanganan sampah plastik.

Faktor keenam adalah kurangnya penegakan hukum terhadap pelanggaran


pengelolaan sampah plastik. Kesenjangan dalam kesadaran dan komitmen dari pihak-pihak
terkait, bersama dengan kekurangan regulasi yang tegas, dapat menyulitkan upaya penegakan
hukum terhadap pelanggaran dalam pengelolaan sampah plastik.14

Terakhir, faktor ketujuh adalah kurangnya partisipasi aktif dari masyarakat dalam
pengelolaan sampah plastik. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan motivasi
masyarakat, serta keterbatasan fasilitas dan sarana pengelolaan sampah yang memadai.

13
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-X-23-I-P3DI-Desember-2018-189.pdf
14
https://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jige/article/download/802/965/4994

1
0
Penguatan upaya edukasi dan penyediaan fasilitas menjadi kunci dalam merangsang
partisipasi masyarakat.15

Dari kesimpulan atas faktor-faktor tersebut, tergambar bahwa pengelolaan sampah


plastik di Bali memerlukan perhatian serius dan tindakan kolaboratif dari pemerintah daerah,
otoritas setempat, dan masyarakat. Upaya ini diarahkan untuk menjaga kebersihan,
kelestarian lingkungan, dan kesehatan manusia, sekaligus mendukung keberlanjutan sektor
pariwisata di Pulau Bali.

2. Upaya penegakan hukum terhadap wisatawan asing yang melanggar aturan di Bali dan
apa saja faktor yang mempengaruhi efektivitas penegakan hukum

Upaya penegakan hukum terhadap wisatawan asing yang melanggar aturan di Bali
menjadi suatu aspek yang krusial dalam menjaga keamanan dan ketertiban di destinasi wisata
internasional tersebut. Beberapa faktor yang memengaruhi efektivitas penegakan hukum
terhadap wisatawan asing di Bali dapat diidentifikasi, termasuk faktor hukum, faktor penegak
hukum, faktor sarana dan prasarana, faktor masyarakat, dan faktor kebudayaan.16

Faktor hukum memiliki peran sentral dalam penegakan hukum terhadap wisatawan
asing di Bali. Diperlukan aturan hukum yang jelas dan tegas untuk menjamin efektivitas
penegakan hukum. Selain itu, faktor penegak hukum juga menjadi krusial dalam memastikan
penegakan aturan hukum yang berlaku. Aparat penegak hukum harus dilengkapi dengan
kemampuan dan keterampilan yang memadai untuk menangani kasus pelanggaran dengan
efisien.17

15
http://e-journal.uajy.ac.id/26471/2/180513092_bab%201.pdf
16
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/download/10710/7616
17
https://lk2fhui.law.ui.ac.id/portfolio/deportasi-sebagai-upaya-penegakan-hukum-kebudayaan-lokal/

1
Faktor sarana dan prasarana turut berpengaruh signifikan dalam penegakan hukum
terhadap wisatawan asing. Infrastruktur dan teknologi yang memadai perlu disediakan untuk
mendukung efektivitas penegakan hukum. Selain itu, faktor masyarakat memiliki peran
penting, di mana partisipasi aktif dari masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di
Bali menjadi elemen kunci.18

Faktor kebudayaan juga menjadi pertimbangan penting dalam penegakan hukum


terhadap wisatawan asing di Bali. Perilaku masyarakat yang dipengaruhi oleh norma-norma
budaya dapat membentuk reaksi terhadap aturan hukum. Oleh karena itu, edukasi dan
sosialisasi mengenai aturan hukum di Bali perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dan wisatawan akan pentingnya penegakan hukum.19

Tak kalah pentingnya, faktor ekonomi dapat memengaruhi efektivitas penegakan


hukum terhadap wisatawan asing di Bali. Wisatawan asing dengan pengeluaran rendah dan
perilaku kurang baik dapat menimbulkan masalah bagi keamanan dan ketertiban di Bali.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Bali agar
dapat menarik wisatawan asing yang berkualitas.20

Dalam rangka meningkatkan efektivitas penegakan hukum terhadap wisatawan asing


di Bali, diperlukan upaya yang terintegrasi dan sinergis antara pemerintah daerah, otoritas
setempat, dan pihak terkait lainnya. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan
yang aman, tertib, dan melindungi masyarakat dan wisatawan di Bali. Keseluruhan faktor
tersebut memainkan peran penting dalam menjaga integritas dan keberlanjutan destinasi
pariwisata yang begitu populer ini.21

18
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/download/10710/7616
19
https://lk2fhui.law.ui.ac.id/portfolio/deportasi-sebagai-upaya-penegakan-hukum-kebudayaan-lokal/
20
https://bali.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-utama/5510-tindak-lanjut-dari-penertiban-wna
21
https://lk2fhui.law.ui.ac.id/portfolio/deportasi-sebagai-upaya-penegakan-hukum-kebudayaan-lokal/

1
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan faktor-faktor yang menghambat pengelolaan sampah plastik akibat


pariwisata di Bali, dapat disimpulkan bahwa tantangan ini memerlukan perhatian dan
tindakan serius dari Pemerintah Daerah. Kurangnya kesadaran masyarakat dan wisatawan
terhadap dampak negatif sampah plastik, bersama dengan kekurangan fasilitas dan edukasi
yang memadai, menjadi hambatan utama dalam pengelolaan sampah plastik. Koordinasi
yang kurang efektif antara pihak terkait juga menyulitkan penanganan permasalahan ini
secara holistik. Diperlukan upaya terpadu untuk meningkatkan kesadaran, investasi
infrastruktur, dan kerjasama antarstakeholder guna mencapai pengelolaan sampah plastik
yang lebih berkelanjutan.

Sementara itu, dalam konteks penegakan hukum terhadap wisatawan asing di Bali,
faktor-faktor seperti keberlakuan aturan hukum yang jelas, kemampuan penegak hukum,
serta partisipasi aktif masyarakat memainkan peran kunci. Pentingnya regulasi yang tegas
dan peningkatan keterampilan aparat penegak hukum menjadi poin penting untuk menjamin
keefektifan penegakan hukum. Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap norma hukum
juga harus ditingkatkan melalui edukasi dan sosialisasi. Selain itu, pertimbangan ekonomi
dalam menarik wisatawan berkualitas juga perlu menjadi perhatian untuk mencapai
keberlanjutan sektor pariwisata.

Secara keseluruhan, kesimpulan dari kedua pembahasan tersebut menegaskan


perlunya tindakan terpadu dari Pemerintah Daerah, pihak terkait, dan masyarakat dalam
mengatasi tantangan pengelolaan sampah plastik dan penegakan hukum terhadap wisatawan
asing di Bali. Hambatan-hambatan ini tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga memerlukan
perubahan sikap, koordinasi efektif, serta investasi strategis. Dengan demikian, keberlanjutan
pariwisata di Bali dapat terwujud melalui upaya bersama yang komprehensif dan
berkelanjutan.

1
B. Saran

Berdasarkan pembahasan mengenai faktor-faktor yang menghambat pengelolaan


sampah plastik akibat pariwisata di Bali, serta upaya penegakan hukum terhadap wisatawan
asing yang melanggar aturan, terdapat beberapa saran yang dapat diajukan.

Pertama, Pemerintah Daerah perlu meningkatkan program edukasi dan sosialisasi


kepada masyarakat dan wisatawan tentang dampak negatif sampah plastik serta pentingnya
partisipasi aktif dalam pengelolaan sampah. Langkah ini dapat membentuk kesadaran yang
lebih tinggi terhadap tanggung jawab bersama dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Kedua, investasi dalam pembangunan infrastruktur dan fasilitas pengelolaan sampah


perlu ditingkatkan. Pemerintah Daerah sebaiknya mengalokasikan anggaran yang memadai
untuk meningkatkan teknologi dan infrastruktur pengelolaan sampah plastik, termasuk
tempat pembuangan sampah yang ramah lingkungan.

Ketiga, perlu diperkuat kerjasama antara pemerintah daerah, pengusaha pariwisata,


dan masyarakat setempat. Koordinasi yang efektif dan keterlibatan aktif dari semua pihak
dapat menghasilkan sinergi dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di destinasi
pariwisata.

Keempat, penegakan hukum terhadap pelanggaran pengelolaan sampah plastik harus


ditingkatkan. Perlu adanya regulasi yang lebih tegas dan mekanisme penegakan hukum yang
efektif agar dapat memberikan efek jera kepada pelanggar.

Kelima, untuk penegakan hukum terhadap wisatawan asing, pentingnya penyusunan


regulasi yang jelas dan pemahaman yang baik oleh aparat penegak hukum. Peningkatan
kapasitas aparat penegak hukum dalam menangani kasus pelanggaran yang melibatkan
wisatawan asing menjadi hal krusial.

1
Keenam, melibatkan masyarakat dalam mendukung penegakan hukum terhadap
wisatawan asing dengan menggali norma budaya dan memperkuat kesadaran masyarakat
akan aturan-aturan yang berlaku di Bali.

Ketujuh, untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Bali, perlu dilakukan promosi


pariwisata yang berfokus pada wisatawan berkualitas dan berkelanjutan. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggandeng pihak swasta dan mengembangkan strategi pemasaran yang
menonjolkan keunikan dan keindahan Bali.

Dengan implementasi saran-saran tersebut, diharapkan dapat memperbaiki kondisi


pengelolaan sampah plastik dan penegakan hukum terhadap wisatawan asing, sehingga
memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan pariwisata di Bali.

1
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.universitasmahendradatta.ac.id/index.php/raadkertha/article/download/325/289

https://bali.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-utama/5510-tindak-lanjut-dari-penertiban-
wna

https://bphn.go.id/data/documents/layout_laporan_pokja_kepariwisataan_a5.pdf

https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFHUKUM/article/download/28636/27600

https://jatiswara.unram.ac.id/index.php/js/article/download/431/279/1273
https://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jige/article/download/802/965/4994

https://bphn.go.id/data/documents/layout_laporan_pokja_kepariwisataan_a5.pdf

http://ejournal.universitasmahendradatta.ac.id/index.php/raadkertha/article/download/325/289

https://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jige/article/download/802/965/4994

http://ejournal.universitasmahendradatta.ac.id/index.php/raadkertha/article/download/325/289
https://www.researchgate.net/publication/335390302_STUDI_PENGELOLAAN_SAMP
AH_PLASTIK_DI_PANTAI_KUTA_SEBAGAI_BAHAN_BAKAR_MINYAK

http://e-journal.uajy.ac.id/26471/2/180513092_bab%201.pdf

https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-X-23-I-P3DI-Desember-2018-
189.pdf

https://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/jige/article/download/802/965/4994

http://e-journal.uajy.ac.id/26471/2/180513092_bab%201.pdf

https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/download/10710/7616

https://lk2fhui.law.ui.ac.id/portfolio/deportasi-sebagai-upaya-penegakan-hukum-kebudayaan-
lokal/

https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/download/10710/7616

1
https://lk2fhui.law.ui.ac.id/portfolio/deportasi-sebagai-upaya-penegakan-hukum-kebudayaan-
lokal/

https://bali.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-utama/5510-tindak-lanjut-dari-penertiban-
wna

https://lk2fhui.law.ui.ac.id/portfolio/deportasi-sebagai-upaya-penegakan-hukum-kebudayaan-
lokal/

Anda mungkin juga menyukai