1. Nurita Fatmayanti
2. Viona Ruvita Agnesia
3. Ahmad Fuaddin Firmansyah
4. Yunita
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ Perangkat Hukum Dan Kebijakan ” dengan tepat waktu yang merupakan
elemen yang sangat penting.
Dan kami harap makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
kita semua. Kami menyadari atas kekurangan dan kesalahan pada pengerjaan makalah ini.
Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran dari teman-teman semua juga dari
pebimbing demi kebaikan pengerjaan makalah kami berikutnya.
Demikian, kami sampaikan terima kasih pada pihak yang telah ikut serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT. senantiasa meridhai
segala usaha kita, Amiin
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 perangkat Hukum Kepariwisataan..............................................................2
2.2 Kepariwisataan Dan Hukum Nasional........................................................2
2.3 Arti penting Pengaturan Hukum Kepariwisataan.......................................3
2.4 Kepariwisataan Dalam Hukum Internasional.............................................4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KAJIAN TEORI
2
3. PP No. 50 Tahun 2011
Berisi tenang rencana induk pengembangan kepariwisataan nasional tahun 2010- 2015
4. PP No.67 tahun 1996
Peraturan Pemerintah Nomor 67 tahun 1996, terdiri dari IX Bab dan 116 pasal mengatur tentang
usaha pariwisata, persyaratan permodalan dan perizinan, peran serta masyarakat, pembinaan dan
sanksi.
4. Peraturan perundangan yang terletak pada bidang hukum lainnya
3
-Dalam kebijakan pembangunan hukum kepariwisataan diarahkan pada:
Mewujudkan suatu system hukum yang mampu menciptakan ketertiban, kepastian dan
keadilan dalam melakukan kegiatan-kegiatan kepariwisataan baik nasional maupun global.
• Menciptakan lingkungan (suasana) yang kondusif untuk melakukan kegiatan
kepariwisataan.
• Meningkatkan kemempuan/kapasitas para pelaku kepariwisataan, secara nasional maupun
internasional.
• Melindungi tatanan kehidupan sosial budaya masyarakat dari kemungkinan dan dampak
negative
• Menjamin keberlanjutan lingkungan hidup.
2.2 Kepariwisataan dalam hukum Internasional
• Pariwisata adalah hal yang penting dalam kehidupan yang dapat member dampak positif.
• Peran baru dari pariwisata, instrument mengembangkan kualitas hidup manusia,
perdamaian.
• Pengakuan atas hak tiap orang untuk berlibur, pembetasan jam kerja, cuti / liburan berkala
dengan tetap menerima upah.
• Saling menghormati antar wisatawan dan penduduk setempat.
• Kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi wisatawan
• Keringanan dalam hal administrasi, transport dan akomodasi yang ditawarkan jasa
pariwisata selam perjalanan.
4
2. The Hague Declaration on Tourism (Deklarasi Den Haag Tentang Pariwisata)
• Deklarasi yang merupakan sarana kerjasama internasional sebagai factor pengembangan
pariwisata secara individual/ kolektif.
• Mendorong pemerintah, lembaga public/swasta, asosiasi, dan lembaga lain yang terkait
untuk memperhatikan prinsip-prinsip
• Perhatian Negara yang lebih besar terhadap masalah pariwisata.
• Alam, lingkungan hidup dan budaya.
• Keamanan, keselamatan dan perlindungan wisatawan.
• Pengakuan hak tiap orang untuk istirahat, berlibur termasuk pembatasan kerja dan liburan
berkala.
3. Global Code of Ethict for tourism (kode etik global untuk parowisata)
• meletakkan hak dan kewajiban kepada para pelaku atau subyek hukum di bidang pariwisata.
- Tujuannya yaitu
1. Memelihara kelestarian suatu industri pariwisata di suatu Negara.
2. Untuk menciptakan dunia pariwisata yang bertujuan yakni:
Saling menghormati antar penduduk lokal dan wisatawan.
Penghormatan hak dan kebebasan wisatawan, pers, perlakuan terhadap pekerja dalam jasa
pariwisata.
Yang terpenting : penekanan bahwa Tujuan Negara yang bersangkutan untuk menjamin
keselamatan wisatawan dan harta bendanya yang berada di suatu wilayah.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulannya Perangkat hukum pariwisata adalah perangkat kaidah, asas-asas,
ketentuan, institusi dan mekanismenya, nasional maupum internasional, yang digunakan
sebagai dasar untuk mengatur perdagangan dasar pariwisata. Perangkat hukum pariwisata
dibagi menjadi 2 yaitu prangkat hukum pariwisata nasional dan perangkat hukum pariwisata
internasional.
A. Perangkat hukum nasional
-di atur dalam beberapa undang – dasar yaitu :
1. UU RI No.9 Tahun 1990
2. UU No.10 Tahun 2009
3. PP No. 50 Tahun 2011
4. PP No.67 tahun 1996
3.2 Saran
Perangkat hukum pariwisata di indonesia masih banyak masyarakat yang melanggar
peraturan tersebut, Salah satunya Undang - Undang 10 Tahun 2009. Pemahaman tentang UU
Kepariwisataan sangat penting untuk masyarakat. Karena minoritas masyarakat Indonesia
belum mengetahui secara keseluruhan tentang Undang – Undang atau Peraturan yang berlaku
di Indonesia.
Dengan begitu pemerintah diharapkan mengadakan penyuluhan langsung kepada para
pengusaha pariwisata ataupun wisatawan. Selain itu pemerintah juga bisa memberikan
sosialisasi kepada seluruh masyarakat. Guna meningkatkan pemahaman tentang hukum
kepariwisataan.
6
DAFTAR PUSTAKA
7