Anda di halaman 1dari 21

KEJAHATAN DI BIDANG PASAR MODAL

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas kuliah Hukum Pidana

DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
1. M. Renjesetno Pratama (2220104037)
2. Muhamad Rizki Andrean (2220104146)
3. Rasti Putri (2210104016)
4. Ella Martha Pransiska (2210104014)
5. Dea Aprilia (2210104017)

Dosen pengampu:
-Kamalia Firdausi,S.H., M.H

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-
Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa
yang sangat indah.

Penulis bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang kami beri judul “kejahatan
di bidang pasar modal”, sebagai tugas mata kuliah Hukum Pidana. Kami menyadari dan
meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Masih banyak kekurangan ataupun
kesalahan yang kami sadari maupun tidak kami sadari. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan kritik dari makalah ini, agar dimasa yang akan datang kami bisa menyusun makalah
yang lebih baik lagi. Namun begitu, meskipun makalah kami jauh dari kata sempurna kami
berharap agar makalah kami sedikit banyak dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam menyusun makalah ini. Demikian sedikit kata pengantar dari kami, atas
perhatian dari pembaca sekalian kami ucapkan terima kasih

Palembang, 2 Desember 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………..............……………….…..i
DAFTAR ISI………………………………………………................……....…………....ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………................………………...………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………...............………………….....2
C. Tujuan..................………………………………………...............…………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Modal................................................................................................. 4
B. Pelaku Pasar Modal...…………………………………………………………………..5
C. Lembaga-Lembaga Yang Terlibat Di Pasar Modal………………………………….…6
D. Jenis Dan Fungsi Pasar Modal………………………………………………………….8
E. Contoh Kasus Posisi……………………………………………………………………10
F. Dasar Hukum…………………………………………………………………………...11
G. Analisis Hukum…………………………………………………………………………13
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.........……………………………………………..………………….16
B. Saran…………………………………………………………………………...17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pasar modal, dalam pengertian klasik diartikan sebagai suatu bidang usaha
perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi atau efek-efek
pada umumnya. Pengertian pasar modal sebagaimana pasar umum yaitu merupakan tempat
bertemunya penjual dan pembeli, tetapi pasar modal berbeda dengan pasar konkret. Dalam
pasar modal yang diperjualbelikan adalah modal atau dana.

Hugh T. Patrick dan U Tun Wai, sebagaimana dikutip Abdulbasith Anwar


membedakan tiga arti pasar modal, yaitu pasar modal dalam arti luas, dalam arti menengah dan
dalam arti sempit:

”Pasar modal dalam arti luas adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisir,
termasuk bank-bank komersil dan semua perantara di bidang keuangan, surat berharga/klaim
panjang pendek primer dan yang tidak langsung. Pasar modal dalam arti menengah adalah
semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat
kredit (biasanya berjangka lebih dari satu tahun) termasuk saham, obligasi,pinjaman berjangka,
hipotik tabungan dan deposito berjangka. Pasar modal dalam arti sempit adalah tempat pasar
uang terorganisir yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan jasa
makelar dan Underwriter”.

Adapun pengertian Pasar Modal menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal Pasal 1 angka 13 adalah ”kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum
dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.” Dengan demikian Undang-undang
Pasar Modal dalam memberi arti pasar modal tidak memberi suatu definisi secara menyeluruh
melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku dari suatu pasar modal.

Saat ini laju perkembangan ekonomi dan pasar modal berjalan sangat pesat,dan saat
yang bersamaan, pasar modal Indonesia dituntut untuk bisa bersaing dengan pasar modal lain.
Dalam hal ini BAPEPAM-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan), selaku
Badan pembinaan dan pengawasan kegiatan pasar modal diharapkan dapat membuat aturan-
aturan yang dapat memayungi kegiatan di pasar modal ini dengan peraturan yang jelas dan
mengikat serta memiliki tindakan yang tegas terhadap siapa saja yang melanggar aturan-aturan

1
yang ada dalam bidang pasar modal. Selain itu, dengan adanya kegiatan investasi dengan cara
jual beli saham di pasar modal ini juga sangat menguntungkan Indonesia, yang salah satunya
adalah masuknya investor asing ke negara kita. Hal tersebut secara tidak langsung akan
menambah devisa negara kita. Oleh karena itu, penting kiranya pengaturan mengenai pasar
modal ini benar-benar diperhatikan.

Dalam kegiatan di pasar modal, prinsip yang terpenting adalah prinsip keterbukaan
informasi atau disebut disclosure principle, ialah ”seluruh informasi mengenai keadaan
usahanya yang meliputi aspek keuangan, hukum, manajemen, dan harta kekayaan perusahaan
kepada masyarakat”.5 Mengingat hampir seluruh investasi menyangkut resiko, maka selalu
terdapat kemungkinan investor mengalami kerugian. Dalam hal ini, kepercayaan merupakan
hal utama dalam pelaksanaan pasar modal, yakni ”kepercayaan masyarakat pada nilai saham,
benarnya laporan perusahaan, prospek keuntungan di masa mendatang,kebijaksanaan
pemerintah yang mendukung pasar modal, sampai kepada proses jaminan bahwa hukum akan
dipatuhi para pihak”.6 Dari sini dapat diketahui bahwa maraknya beberapa kasus di Indonesia
yang muncul ke permukaan dikarenakan adanya pelanggaran terhadap Undang-undang No. 8
Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, yang salah satunya adalah mengenai insider trading.

Insider trading adalah istilah yang dipinjam dari praktek perdagangan saham yang tidak
fair di Amerika yang dihubungkan dengan penggunaan informasi-informasi yang confidential
oleh pejabat perusahaan yang karena hal-hal tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi masyarakat investor, perusahaan itu sendiri, calon pemegang saham dalam
menentukan menjual ataupun membeli suatu saham perusahaan. Oleh karena itu, maka penting
penerapan prinsip dari disclosure principle benar-benar diterapkan dalam kegiatan pasar
modal. Jabatannya dapat menarik keuntungan, sebab informasi tersebut tidak diberikan kepada
masyarakat luas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pasar modal ?


2. Apa yang dimaksud denganpasar modal ?
3. Apa kejahatan di pasar modal ?
4. Apa hukum kejahatan pasar modal?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pasar modal.


2. Untuk mengetahui apa saja peraturan perundang-undangan dalam pasar modal.

3
3. Untuk mengetahui kejahatan kejahatan di pasar modal.
4. Untuk mengetahui pelaku pasar modal

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar
tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli dan juga tawar menawar
harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak
yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang
ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal mempunyai
posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu pasar modal
sangat tergantung dari kinerja perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan modal, dukungan
teknis, dan sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal diperlukan suatu
kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan harus menjalin kerja sama yang erat untuk
menciptakan pasar yang mampu menyediakan berbagai jenis produk dan alternatif investasi
bagi masyarakat. Di pasar modal terdapat berbagai macam informasi, seperti laporan keuangan,
kebijakan manajemen, rumor di pasar modal, prospektus, saran dari broker, dan informasi
lainnya. 1

Definisi mengenai pengertian pasar modal yang dikutip dibawah ini pada dasarnya
tidak berbeda jauh satu sama lainnya.

Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995:”Pasar
Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” 2

Pengertian pasar modal menurut Fakhruddin (2001, 1):“Pasar modal (capital market)
merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang atau pun modal sendiri.”

Menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik
yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Menurut

1
Inda Rahadiyan, Hukum Pasar Modal di Indonesia“Pengawasan Pasar Modal Pasca Terbentuknya Otoritas
Jasa Keuangan, UII Press, Yogyakarta, 2014, hlm. 1.
2
Megawati Muljana dan Andy P. Tambunan., PanduanUjian dan Latihan Soal Profesi Pasar Modal, PT. ElexMedia
Komputindo, Jakarta, 2003, hlm. 10

4
Usman (1990:62), umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat
dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan.
Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang
bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa
obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti
penyertaan dari perusahaan.3

Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi,
termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang
keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal
adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-
saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara
pedagang efek (Sunariyah, 2000 : 4). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka
jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari
dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat. 4

B. Pelaku Pasar Modal

Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat
langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut Kasmir(2001 : 183-189)
:

1) Emiten.

Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di
bursa (disebut emiten).

Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah
tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain : 5

a) Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk
meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.

b) Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal


asing.

3
Marzuki Usman, Singgih Riphat dan Syahrir Ika.,Pengetahuan Dasar Pasar Modal, Institut Bankir Indonesiabekerja sama dengan Jurnal
Keuangan dan Moneter,Badan Analisa Keuangan dan Moneter, DepartemenKeuangan RI, Jakarta, 1997, hlm. 3
4
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Elia Gerungan, SH,MH; Rosje M. S. Sarapun, SH, MH
5
Inda Rahadiyan, Hukum Pasar Modal di Indonesia“Pengawasan Pasar Modal Pasca Terbentuknya Otoritas
Jasa Keuangan, UII Press, Yogyakarta, 2014, hlm. 6

5
c) Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama
kepada pemegang saham baru.

2) Investor.

Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi
(disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya
melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan,
prospek usaha emiten dan analisis lainnya.

Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :

a) Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya


berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.

b) Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin


besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.

c) Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah
pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli
sahamnya.6

C. LEMBAGA-LEMBAGA YANG TERLIBAT DI PASAR MODAL

1. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)

Tugas Badan Pengawas Pasar Modal menurut Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang
Pasar Modal adalah :

1. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat


ditawarkan dan 7diperdagangkan secara teratur dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal masyarakat umum.

2. Melaksanakan pembinaan dan pengawas terhadap lembaga-lembaga berikut:

 Bursa efek

 Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpanan

 Reksa dana

6
Indra Rahadiyan., Hukum Pasar Modal di Indonesia –Pengawasan Pasar Modal Pasca Terbentuknya OtoritasJasa
Keuangan, UII Press, Yogyakarta, 2014, hlm.113-115.
7
Iswi Hariyani dan R. Serfianto., Buku Pintar HukumBisnis Pasar Modal (Strategi Tepat Investasi Saham,Obligasi, Waran,
Right, Opsi, Reksadana & Produk PasarModal Syariah, Visimedia, Jakarta, 2010, hlm. 317-318.

6
 Perusahaan efek dan perorangan

3. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar modal

2. Lembaga Penunjang

Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar
modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang yang memegang peranan
penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut 8:

a) Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi


sampai batasS aktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.

b) Perantara perdagangan efek (broker / pialang). Perantaraan dalam jual beli efek,
yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi :

 Memberikan informasi tentang emiten

 Melakukan penjualan efek kepada investor

c) Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai

 Pedagang dalam jual beli efek

 Sebagai perantara dalam jual beli efek

d) Penanggung (guarantor). Lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan dengan


si penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum
menanamkan dananya.

e) Wali amanat (trustee). Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi
amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi

 Menilai kekayaan emiten

 Menganalisis kemampuan emiten

 Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten

 Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan miten.

8
Megawati Muljana dan Andy P. Tambunan., PanduanUjian dan Latihan Soal Profesi Pasar Modal, PT. ElexMedia
Komputindo, Jakarta, 2003, hlm. 19

7
 Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi

 Bertindak sebagai agen pembayaran

f) Perusahaan surat berharga (securities company). Mengkhususkan diri dalam


perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat
berharga antara lain

 Sebagai pedagang efek

 Penjamin emisi

 Perantara perdagangan efek

 Pengelola dana

g) Perusahaan pengelola dana (investment company).

Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor,
terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.

h) Kantor administrasi efek.

Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar
administrasinya.

 Membantu emiten dalam rangka emisi

 Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham parainvestor

 Membantu menyusun daftar pemegang saham

 Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham

 Membuat laporan-laporan yang diperlukan

D. JENIS DAN FUNGSI PASAR MODAL

 Jenis Pasar Modal

Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder :

o Pasar Perdana ( Primary Market )

Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal
selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum

8
diperdagangkan di pasar sekunder.Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari
kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go
public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.

Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan
dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang modal
untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi hutang
dan memperbaiki struktur pemodalan usaha.Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang
berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan
yang dilakukan melalui agen penjualan. 9

o Pasar Sekunder (SecondaryMarket) Pasar sekunder adalah tempat terjadinya


transaksi jual-beli saham diantara investorsetelah melewati masa penawaran saham
di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi
diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa.Dengan adanya pasar
sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Sedangkan
manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk
menghimpun investor lembaga dan perseorangan..Harga saham pasar sekunder
berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang,
adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan
melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas.

Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu:

1. Bursa regular

Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek
Surabaya (BES)

2. Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir
di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dandiselenggarakan
oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh
Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan
di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.10

 Fungsi Pasar Modal

9
Marzuki Usman, Singgih Riphat dan Syahrir Ika.,Pengetahuan Dasar Pasar Modal, Institut Bankir Indonesiabekerja sama dengan Jurnal
Keuangan dan Moneter,Badan Analisa Keuangan dan Moneter, DepartemenKeuangan RI, Jakarta, 1997, hlm. 7
10
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Elia Gerungan, SH,MH; Rosje M. S. Sarapun, SH, MH

9
Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang
memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi
yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari lender ke borrower.11

Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return


dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat
digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi
perusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh
borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil.

E. KASUS POSISI

Contoh kasus insider trading yang termasuk dalam Pasal 95 Undang-undang Pasar
Modal yakni kasus transaksi saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk.-2006. 12

Pada hari ini, Kamis, 27 Desember 2007, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) mengumumkan hasil pemeriksaan terhadap kasus perdagangan
saham PT Perusahaan Gas Negara tbk. (PGAS), sebagai berikut:

I. Kasus ini bermula dari terjadinya penurunan secara signifikan harga saham PGAS
di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta), yaitu sebesar 23,36%, dari Rp9.650 (harga
penutupan pada tanggal 11 Januari 2006) menjadi Rp7.400 per lembar saham pada tanggal 12
Januari 2007.

II. Penurunan harga saham tersebut sangat erat kaitannya dengan press release yang
dilakukan oleh PGAS sehari sebelumnya (11 Januari 2007), dimana dalam press release
tersebut dinyatakan bahwa terjadi koreksi atas rencana besarnya volume gas yang akan
dialirkan, yaitu mulai dari (paling sedikit) 150 MMSCFD menjadi 30 MMSCFD.

III. Selain itu, juga dinyatakan bahwa tertundanya gas in (dalam rangka komersialisasi)
yang semula akan dilakukan pada akhir Desember 2006 tertunda menjadi Maret 2007.
Informasi yang direlease tersebut sebenarnya sudah diketahui oleh manajemen PGAS sejak
tanggal 12 September 2006 (informasi tentang penurunan volume gas) serta sejak tanggal 18
Desember 2006 (informasi tertundanya gas in).

11
Bapepam & CMS, Cetak Biru Pasar ModalIndonesia, Jakarta, 1996, h. 17
12
Megawati Muljana dan Andy P. Tambunan., PanduanUjian dan Latihan Soal Profesi Pasar Modal, PT. ElexMedia
Komputindo, Jakarta, 2003, hlm.23

10
IV. Kedua informasi tersebut dikategorikan sebagai informasi yang material dan dapat
mempengaruhi harga saham di Bursa Efek, hal tersebut tercermin dari penurunan harga saham
PGAS pada tanggal 12 Januari 2007.

V. Bahwa pada periode 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007, orang
dalam PGAS yang melakukan transaksi saham PGAS yaitu: Sdr. Adil Abas, Sdr. Nursubagjo
Prijono, Sdr. WMP Simanjuntak, Sdr. Widyatmiko Bapang, Sdr. Iwan Heriawan, Sdr. Djoko
Saputro, Sdr. Hari Pratoyo, Sdr. Rosichin, Sdr. Thohir Nur Ilhami.

VI. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka Bapepam-LK menetapkan sanksi


administratif berupa denda terhadap:

1. Sdr. Adil Abas sebesar Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah);


2. Sdr. Nursubagjo Prijono sebesar Rp53.000.000,00 (lima puluh tiga juta rupiah);
3. 3. Sdr. WMP Simanjuntak sebesar Rp2.330.000.000,00 (dua miliar tiga ratus tiga puluh
juta rupiah);
4. Sdr. Widyatmiko Bapang sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah);
5. Sdr. Iwan Heriawan sebesar Rp76.000.000,00 (tujuh puluh enam juta rupiah);
6. Sdr. Djoko Saputro sebesar Rp154.000.000,00 (seratus lima puluh empat juta rupiah);
7. Sdr. Hari Pratoyo sebesar Rp9.000.000,00 (sembilan juta rupiah);
8. Sdr. Rosichin sebesar Rp184.000.000,00 (seratus delapan puluh empat juta rupiah); dan
9. Sdr. Thohir Nur Ilhami sebesar Rp317.000.000,00 (tiga ratus tujuh belas juta rupiah).

VII. Sanksi tersebut ditetapkan antara lain dengan mempertimbangkan pola transaksi
dan akses yang bersangkutan terhadap informasi orang dalam.

Kasus ini bermula dari terjadinya penurunan secara signifikan harga saham PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS) di Bursa Efek Jakarta (BEJ)sebesar 23,36%,
dari Rp 9.650/saham (harga penutupan pada tanggal 11 Januari 2007) menjadi Rp 7.400/saham
pada tanggal 12 Januari 2007, dimana penurunan harga saham tersebut erat kaitannya dengan
press release yang dikeluarkan oleh PGAS pada tanggal 11 Januari 2007 tentang penurunan
volume gas dari 150 MMSCFD menjadi 30 MMSCFD dan tertundanya gas-in yang semula
akan dilakukan pada akhir Desember 2006 menjadi Maret 2007.

Dalam hal ini, orang dalam PGAS telah mengetahui informasi tersebut jauh hari
sebelum diadakan press release yakni tanggal 12 September 2006 untuk informasi penurunan
volume gas dan tanggal 18 Desember 2006 untuk informasi tertundanya gas-in. Pada periode
12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007, 9 pegawai PGAS (pegawai) melakukan

11
transaksi saham PGAS. Dalam hal ini, 9 pegawai tersebut telah melanggar ketentuan Pasal 95
Undang-undang Pasar Modal dikarenakan 9 pegawai tersebut tergolong orang dalam menurut
Pasal 95 Undang-undang Pasar Modal.

Atas pelanggaran tersebut, BAPEPAM-LK mengenakan sanksi administratif berupa


denda yang berkisar antara Rp 9 juta-2,33 miliar sesuai dengan magnitude pelanggaran yang
dilakukan masing-masing individu orang dalam itu tadi.

F. DASAR HUKUM

Pasal 1 angka 13 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (selanjutnya disingkat
UUPM) ditentukan bahwa yang dimaksud dengan Pasar Modal adalah suatu kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek. 13

Orang-orang yang terlibat langsung di dalam Pasar Modal merupakan pihak yang
menempati posisi terpenting dan sebagai orang yang dipercaya menjaga rahasia berkenaan
dengan dokumen-dokumen perusahaan termasuk orang-orang yang berkedudukan sebagai
Komisaris, Pemegang Saham, Perantara, Pialang, Profesi Penunjang Pasar Modal (Konsultan
Hukum; Notaris; Penilai; Akuntan publik) dan Karyawan serta orang-orang yang memiliki
hubungan dengan insiders.

Secara lebih terperinci mengenai Insider Trading atau perdagangan oleh orang dalam
dijelaskan dalam pasal – pasal sebagai berikut :

1.Pasal 95

Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai informasi orang
dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas Efek :

a. Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; atau


b. Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan
Publik yang bersangkutan.

Yang dimaksud dengan “orang dalam” dalam Pasal ini adalah:

1. komisaris, direktur, atau pegawai Emiten atau Perusahaan Publik;


2. pemegang saham utama Emiten atau Perusahaan Publik;

13
Inda Rahadiyan, Hukum Pasar Modal di Indonesia“Pengawasan Pasar Modal Pasca Terbentuknya Otoritas
Jasa Keuangan, UII Press, Yogyakarta, 2014, hlm. 13

12
3. orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau karena
hubungan usahanya dengan Emiten atau Perusahaan Publik memungkinkan
orang tersebut memperoleh informasi orang dalam; atau
4. Pihak yang dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir tidak lagi menjadi Pihak
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, atau huruf c di atas.

Yang dimaksud dengan “kedudukan dalam penjelasan huruf c ini adalah jabatan pada
lembaga, institusi, atau badan pemerintah.

Yang dimaksud dengan “hubungan usaha” dalam penjelasan huruf c ini adalah
hubungan kerja atau kemitraan dalam kegiatan usaha, antara lain hubungan nasabah, pemasok,
kontraktor, pelanggan, dan kreditur.

Yang dimaksud dengan “informasi orang dalam” dalam penjelasan huruf c adalah
informasi material yang dimiliki oleh orang dalam yang belum tersedia untuk umum.

Larangan bagi orang dalam untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek
emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan didasrkan atas pertimbangan bahwa
kedudukan orang dalam seharusnya mendahulukan kepentingan emiten, perusahaan publik
atau pemegang saham secara keseluruhan termasuk didalamnya untuk tidak menggunakan
informasi orang dalam untuk kepentingan diri sendiri atau pihak lain. 14

Disamping larangan tersebut, orang dalam dari suatu emiten atau perusahaan publik
yang melakukan transaksi dengan perusahaan lain juga dikenakan larangan untuk melakukan
transaksi atas efek dari perusahaan lain tersebut, meskipun yang bersangkutan bukan orang
dalam dari perusahaan lain tersebut. Hal ini karena informasi mengenai perusahaan lain
tersebut lazimnya diperoleh karena kedudukannya pada emiten atau perusahaan publik yang
melakukan transaksi dengan perusahaan tersebut.

G. ANALISIS HUKUM

1. penurunan secara signifikan harga saham PGAS di BEJ,sebesar 23,36%, dari Rp9.650
(11 Januari 2006) menjadi Rp7.400 per lembar saham (12 Januari 2007)

2. press release yang dilakukan oleh PGAS sehari sebelumnya (11 Januari 2007) yaitu
koreksi atas rencana besar volume gas yang akan dialirkan

14
Marzuki Usman, Singgih Riphat dan Syahrir Ika.,Pengetahuan Dasar Pasar Modal, Institut Bankir Indonesiabekerja sama dengan Jurnal
Keuangan dan Moneter,Badan Analisa Keuangan dan Moneter, DepartemenKeuangan RI, Jakarta, 1997, hlm. 11

13
3. Informasi yang direlease tersebut sebenarnya sudah diketahui oleh manajemen PGAS
sejak tanggal 12 September 2006

4. informasi tersebut dikategorikan sebagai informasi yang material

5. orang dalam PGAS yang melakukan transaksi saham PGAS benar ada 9 orang

unsur Pasal 95

1. unsur melakukan pembelian atau penjualan atas Efek

dalam Pasal ini adalah kegiatan yang meliputi kegiatan penawaran, pembelian, dan atau
penjualan Efek yang terjadi dalam rangka Penawaran Umum, atau terjadi di Bursa Efek,
maupun kegiatan penawaran, pembelian dan atau penjualan Efek di luar Bursa Efek atas Efek
Emiten atau Perusahaan Publik 15

2. Unsur Setiap Pihak

yaitu orang dalam perusahaan adalah Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud,
Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang
bersangkutan.

Unsur Pasal 96

1. Unsur para pihakYaitu orang dalam

2. Unsur mempengaruhi dan memberi informasi

Unsur Pasal 97

1. Unsur pihak yang mendapat informasi secara melawan hukum

2. Unsur pihak yan mendapat informasi secara tidak melawan hukum

Maka akan kita analisa lebih lanjut dihubungkan dengan fakta hukum yang terdapat
dalam kasus sebagai berikut :

1. unsur melakukan pembelian atau penjualan atas Efek

yaitu bahwa benar ada orang dalam PGAS yang melakukan transaksi saham PGAS
sehingga terjadi penurunan secara signifikan harga saham PGAS di BEJ,sebesar 23,36%, dari
Rp9.650 (11 Januari 2006) menjadi Rp7.400 per lembar saham (12 Januari 2007)

2. Unsur Setiap Pihak

15
Bapepam & CMS, Cetak Biru Pasar ModalIndonesia, Jakarta, 1996, h. 24

14
Yaitu Informasi yang direlease tersebut sebenarnya sudah diketahui oleh manajemen
PGAS sejak tanggal 12 September 2006 (informasi tentang penurunan volume gas) serta sejak
tanggal 18 Desember 2006 (informasi tertundanya gas in). Hal ini masuk dalam penggolongan
informasi yang diketahui oleh orang dalam yaitu pihak manejemen dijelaskan bahwa orang
dalam adalah komisaris, direktur, atau pegawai Emiten atau Perusahaan Publik.

3. Unsur mempengaruhi dan memberi informasi

Yaitu dari pihak manejemen yang mengetahui informasi hal tersebut memberitahukan
informasi tersebut pada 9 orang yang pada periode 12 September 2006 sampai dengan 11
Januari 2007, 9 orang dalam PGAS melakukan transaksi saham PGAS, baik direksi maupun
mantan direksi. Sehingga unsur-unsur di atas terpenuhi.

Unsur pihak yang mendapat informasi secara melawan hukum

Yaitu para pihak yang telah di cantumkan sebelumnya mendapat informasi dari pihak
manejemen dengan cara insider trading

Denda dalam pasal 104 :

Bahwa para pihak yan melakukan insider trading tersebut diancam dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00

Fakta hukum bahwa denda yang dikenakan tidak lebih besar dari 15 milyar.

15
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk mengingkatkan
kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan. Dana segar yang ada di
pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga sebagai investor. Para investor
melakukan berbagai tehnik analisis dalam menentukan investasi di mana semakin tinggi
kemungkinan suatu perusahaan.menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi
maka semakin tinggi pula permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan
tersebut.

Pada pasar modal pelakunya dapat berupa perseorangan maupun organisasi /


perusahaan.Bentuk yang paling umum dalam investasi pasar modal adalah saham dan
obligasi.Saham dan obligasi dapat berubah-ubah nilainya karena dipengaruhi oleh banyak
faktor.Saat ini pasar modal di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta atau yang disingkat BEJ
dan Bursa Efek Surabaya atau yang disingkat BES.Pelaku pasar modal ialah emiten, investor
dan lembaga penunjang.Pasar Modal memiliki peran yang sangat penting di dalam
perekonomian Indonesia.Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di
dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke
borrower.

Insider Trading atau perdagangan orang dalam adalah perdagangan yang dilakukan
oleh pihak yang tergolong sebagai ”orang dalam” (insider) dengan mempergunakan informasi
perusahaan yang belum dipublikasikan (non public information). Aturan mengenai insider
trading diatur pada Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97 ayat (1) dan Pasal 98 Undang-undang Pasar
Modal. Dalam hal ini, BAPEPAM-LK dengan kewenangannya baik sebagai pemeriksa
maupun sebagai penyidik berperan penting untuk menentukan apakah suatu perbuatan yang
dilakukan oleh subyek hukum pasar modal telah melanggar ketentuan administrasi atau bahkan
telah melanggar ketentuan pidana.

Pelaku kejahatan insider trading berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995


tentang Pasar Modal Pasal 1 angka (23) adalah orang perseorangan dan korporasi. Ketentuan
mengenai pertanggungjawaban pidana pelaku kejahatan insider trading diatur pada Pasal 95,
Pasal 96, Pasal 97 ayat (1) dan Pasal 98 diatur pada Pasal 104, dimana dalam hal yang
melanggar ketentuan Pasal 95, Pasal 96 dan Pasal 97 ayat (1) yang dilakukan oleh orang

16
perseorangan akan dikenai sanksi pidana penjara dan denda. Sedangkan ketentuan mengenai
pelanggaran yang dilakukan oleh korporasi hanya terdapat pada Pasal 97 ayat (1) dan Pasal 98,
dimana korporasi yang melakukan kejahatan insider trading akan dikenai sanksi pidana
penjara dan denda.

C. SARAN

Perlu adanya pengaturan yang lebih jelas mengenai insider trading dalam Undang-
undang Pasar Modal dan pengaturan lebih lanjut dalam bentuk peraturan pemerintah mengenai
orang dalam, agar BAPEPAM-LK selaku lembaga yang mengemban amanat untuk menjaga
pelaksanaan dalam pasar modal tidak kebingungan dalam mencari dasar hukum. Selain itu,
untuk mendukung kinerja BAPEPAM-LK sebagai pemeriksa maupun sebagai penyidik, maka
kualitas dari Sumber Daya Manusia dari BAPEPAM-LK harus terus ditingkatkan dengan cara
melakukan diklat dan pelatihan mengenai pasar modal serta melakukan studi banding ke pasar
modal di negara maju agar BAPEPAM-LK semakin handal dalam bidang pasar modal.

17
DAFTAR PUSTAKA

 Rahadiyan, Inda., Hukum Pasar Modal diIndonesia(PengawasanPascaTerbentuknya

Otoritas Jasa Keuangan), UIIPress, Yogyakarta, 2014Salim Hs. Pengantar Hukum

Perdata Tertulis (BW). Jakarta: Sinar Grafika. 2005.

 Muljana, Megawati dan Andy PormanTambunan., Panduan Ujian dan LatihanSoal

Profesi (Broeker-Dealer, Underwriter,Fund Manager), PT. Elex MediaKomputindo,

Jakarta,2003.

 Usman, Marzuki, Singgih Riphat dan SyahrirIka., Pengetahuan Dasar Pasar

Modal,Institut Banki Indonesia, Jakarta, 1997.

 Jurnal Hukum (Ius Quia Iustum) Pasar ModalNo. 25 Volume 11 – 2004, Fakultas

HukumUniversitas Islam .

 Hariyani, Iswi dan R. Serfianto., Buku PintarHukum Bisnis Pasar Modal (Strategi

TepatInvestasi Saham, Obligasi, Waran, Right,Opsi, Reksadana & Produk Pasar

ModalSyariah), Visimedia, Jakarta, 2010

 Bapepam & CMS, Cetak Biru Pasar ModalIndonesia, Jakarta, 1996.

18

Anda mungkin juga menyukai