Oleh:
Najwa Putri Islamay
205010101111094
33
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2021
i
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Analisis Putusan Pengadilan Terkait Dengan
Disparitas Putusan Nomor 692/Pid.B/2018/Pn Bdg Dengan Nomor 83/Pid.B/2018/Pn.Dpk"
dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur 2 Mata Kuliah
Tindak Pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Disamping itu, penulisan
makalah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Yuliati, SH., LLM selaku dosen Mata
Kuliah Tindak Pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karenanya, saran dan kritik yang bersifat
membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di balik itu semua, ada kenyataan pahit yang harus diterima. Tidak semua biro jasa
penyelenggara umrah menjalankan bisnisnya dengan jujur dan sesuai hukum yang berlaku.
Sekalipun Indonesia memiliki UU Nomor 8 tahun 2019 tentang penyelenggaraan Haji dan
Umroh, yang tak lain merupakan evaluasi atas banyaknya penyimpangan dalam setiap
penyelenggaraan haji termasuk evaluasi atas apa terjadi belakangan ini. Dalam catatan
Kementrian Agama ada tiga belas travel umrah yang dicabut izinnya karena merugikan
jamaah, diantaranya ialah PT. First Anugerah Karya Wisata (First Travel), PT. Amanah
1
Bersama Umat, PT. Mediterania Travel, Mustaqbal Lima, PT. Ronalditya, PT. Kopindo
Wisata, PT. Timur Sarana Tours & Travel, PT. Diva Sakinah, PT. Hikmah Sakti Perdana,
PT. Biro Perjalanan Wisata Al-Utsmaniyah Tours, PT. Intercuture Tourindo, PT. Solusi
Balad Lumampah, dan PT. Mustaqbal Wisata Prima2
Beberapa tahun yang lalu, ada biro jasa penyelenggara umrah yang menjadi sorotan
publik, yaitu PT. First Anugerah Karya Wisata (First Travel) dan PT. Solusi balad
Lumampah. Kedua Bos PT tersebut diduga telah melakukan tindak pidana penipuan dan
pencucian uang sebagai perbuatan berlanjut.
Sedangkan paket promo yang ditawarkan oleh PT. Solusi balad Lumampah antara lain
Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah) untuk pendaftaran yang dimulai tanggal 01
Januari 2017 s/d tanggal 20 Mei 2017, Rp. 21.500.000,- (dua puluh satu juta lima ratus ribu
rupiah) untuk pendaftaran 21 Mei 2017 s/d akhir Desember 2017, dan Rp. 23.000.000,-
(dua puluh tiga juta rupiah) untuk pendaftaran tanggal 01 Januari 2018 s/d Mei 2018. Selain
itu ada juga paket MGM, calon jamaah umroh bayar uang muka sebesar Rp. 5.000.000,-
(lima juta ruliah) dengan iming-iming jamaah umroh dapat melunasi kapan saja dan setelah
2Kemenag.go.id. 2018. Sejak 2015, Kemenag Cabut Izin 13 Travel Umrah. URL: https://kemenag.go.id/read/sejak-2015-
kemenag-cabut-izin-13-travel-umrah-lpvjn. Diakses tanggal 1 Desember 2021.
2
calon jamaah umroh melunasi biaya umroh sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta
rupiah) calon jamaah umroh dapat berangkat kapan saja sepanjang diluar musim haji.
Dalam kurun waktu Mei 2017 sampai dengan Januari 2018 kurang lebih berhasil menarik
banyak jamaah yaitu sebanyak 30.495 orang. Namun sebanyak 12.845 orang calon jemaah
umrah hingga saat ini sama sekali gagal untuk diberangkatkan oleh pihak PT. Solusi Balad
Lumampah dengan kerugian lebih kurang Rp. 231.210.000.000,- (dua ratus tiga puluh satu
milyar dua ratus sepuluh juta rupiah).
Meskipun tindak pidana yang dilakukan oleh kedua PT diatas sama, namun putusan
pengadilannya sangatlah berbeda. Pada PT. First Anugerah Karya Wisata (First Travel),
terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 20 tahun dan pidana penjara selama tahun dan
pidana denda kepada masing-masing terdakwa sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh
milyar rupiah), dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan
pidana kurungan masing-masing selama 8 bulan. Sedangkan pada PT. Solusi Balad
Lumampah terdakwa diijatuhi pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan denda sebesar
Rp.100.000.000.00 (seratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak
dibayar maka diganti dengan 3 bulan kurungan.
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut terkait putusan
nomor 692/Pid.B/2018/Pn Bdg dengan nomor 83/Pid.B/2018/Pn.Dpk terkait dengan
disparitas tindak pidana penipuan dan pencucian uang yang akan dituangkan dalam bentuk
karya tulis dan dalam rangka memenuhi tugas terstruktur 2 Mata Kuliah Tindak Pidana
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Adapun judul yang di ambil penulis yaitu:
ANALISIS PUTUSAN NOMOR 692/Pid.B/2018/PN Bdg DENGAN NOMOR
83/Pid.B/2018/PN.Dpk TERKAIT DENGAN DISPARITAS TINDAK PIDANA
PENIPUAN DAN PENCUCIAN UANG.
Pengertian Disparitas
3
(same offence) atau terhadap tindak-tindak pidana yang sifatnya berbahaya dapat
diperbandingkan (offences of comparable seriousnees) tanpa dasar pembenaran yang jelas.
Selanjutnya tanpa merujuk “legal category”, disparitas pidana dapat terjadi pada
penghukuman terhadap mereka yang melakukan suatu delik secara bersama (Muladi dan
Barda Nawawi Arief, 1984). 3
Para pakar asing hukum pidana menggunakan istilah “Tindak Pidana”, “Perbuatan
Pidana”, atau “Peristiwa Pidana” dengan istilah Strafbaar Feit (peristiwa pidana),
Strafbare Handlung (perbuatan pidana, yang digunakan oleh para Sarjana Hukum Pidana
Jerman), dan Criminal Act (perbuatan kriminal). Jadi, istilah strafbaar feit adalah
peristiwa yang dapat dipidana atau perbuatan yang dapat dipidana.
Pengertian Penipuan
Pengertian penipuan tercantum dalam Pasal 378 KUHP yang berbunyi: “Barang
siapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum dengan memakai nama palsu atau martabat (hoednigheid) palsu dengan tipu
muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan
barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang,
diancam karena penipuan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”4
4
Pengertian Pencucian Uang
BAB II
PEMBAHASAN
5
terdakwa menetapkan biaya paling murah Rp 18 juta. Namun terdakwa tetap
dengan kecurangan sengaja membuat paket promo tersebut dan paket menabung
dengan DP sebesar Rp 1 juta yang bisa diangsur selama 40 kali. Namun pada
kenyataannya calon jamaah umroh tersebut tidak diberangkatkan umroh oleh
terdakwa.
Terdakwa menyadari dengan paket promo tersebut tidak bisa
memberangkatkan calon jamaah umrohnya sebagaimana mestinya, terdakwa
memberangkatkan umroh jamaahnya dengan gali lobang tutup lubang artinya calon
jamaah umroh yang berangkat adalah pembiayaan dari uang/dana calon jamaah
pendaftar baru. Selain itu uang pembayaran biaya umrah dari calon jamaah umrah
digunakan terdakwa untuk keperluan pribadi.
Meskipun begitu, PT. SBL membuat program lagi yaitu dengan
menambahkan paket promo dan paket MGM yang diharuskan membayar DP
terlebih dahulu. Tidak hanya itu, PT. SBL juga mengadakan seminar dan sosialisasi
kepada calon jamaah, koordinator, serta agen PT. SBL sebagai pembekalan.
Dalam kurun waktu Mei 2017 sampai dengan Januari 2018 kurang lebih
berhasil menarik banyak jamaah yaitu sebanyak 30.495 orang. Uang pembayaran
para jamaah digunakan terdakwa untuk membayar reward, gaji, serta untuk
kepentingan pribadi, sehingga menyebabkan tertundanya keberangkatan para
jamaah. Namun karena terdakwa menyesali perbuatannya, terdakwa berhutang
kepada Bank BRI dengan jaminan aset-asetnya untuk memberangkatkan para
jamaah umrah. Meskipun begitu, sebanyak 12.845 orang calon jemaah umrah
hingga saat ini masih belum juga diberangkatkan oleh pihak PT. Solusi Balad
Lumampah dengan kerugian lebih kurang Rp. 231.210.000.000,-.
Terdakwa yakni H. Aom Juang Winowo Sastra Ningrat, diijatuhi pidana
penjara selama 2 tahun dan denda sebesar Rp100 juta dengan ketentuan apabila
denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan 3 bulan kurungan.
2.1.2 Putusan pengadilan nomor 83/Pid.B/2018/Pn.Dpk
CV. First Anugerah Karya Wisata didirikan di Jakarta pada tahun 2009
oleh terdakwa I Andika Surachman dan terdakwa II Anniesa Desvitasari Hasibuan
dengan bidang usaha penyelenggara ibadah umrah. Karena belum memiliki izin
sebagai penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) kemudian mengajak
bekerjasama Biro travel lain yang telah memiliki izin.
6
Pada tahun 2011, para terdakwa mulai menjalankan sendiri usahanya
tersebut dengan mendirikan PT. First Anugerah Karya Wisata (First Travel) yang
berkantor pusat di Jl. Radar Auri No. 1 Cimanggis Depok Provinsi Jawa Barat di
bidang usaha pariwisata dan penyelengggara perjalanan ibadah umrah dengan
terdakwa I sebagai direktur utama dan terdakwa II sebagai direktur. Di tahun yang
sama, first travel mulai menyelenggarakan paket promo perjalanan umrah dengan
ketentuan pemberangkatan 1 tahun kemudian.
Selanjutnya sejak Januari tahun 2015, para terdakwa menawarkan
beberapa paket perjalanan ibadah umrah melalui media social facebook dengan
harga Rp 14.300.000,- pada tahun 2017, paket umrah regular dengan harga Rp
26.613.000,-, paket milad ke-8 first travel dengan harga Rp 8.888.888,-, paket VIP
dengan harga Rp 54.000.000, dan paket umrah promo 2018. Ketidakcukupan untuk
membiayai paket perjalanan ibadah umrah khususnya paket umrah 2017 telah
disadari oleh para terdakwa sejak awal, namun para terdakwa tetap menawarkannya
kepada calon para jamaah. Pendaftaran umrah First Travel dapat dilakukan di
berbagai cabang dan dapat pula melalui agen kemitraan yang jumlahnya cukup
banyak yakni 1.173 orang agen yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk menjadi agen diwajibkan membayar uang pendaftaran sebesar Rp
2.5000.000,- dan para agen akan mendapatkan fee setiap ada calon jamaah yang
mendaftar melaluinya. Selain membuka perekrutan agen, terdakwa juga menjual
franchise ke beberapa kota dengan membayar uang sebesar Rp 1.000.000.000,-.
Dalam kurun waktu Januari 2015 hingga bulan Juni 2017, para terdakwa
berhasil mendapatkan 93. 295 orang calon jamaah. Sebanyak 29.985 orang telah
diberangkatkan first travel sejak 16 November 2016 s/d 14 Juni 2017. Sedangkan
sisanya sebanyak 63.310 orang calon jamaah tidak diberangkatkan dengan kerugian
lebih kurang Rp. 905.333.000.000,-. Para calon jamaah tidak diberangkatkan
karena harga promo yang ditawarkan tidak mencukupi, dan uang mereka
dipergunakan untuk menutupi pembayaran pemberangkatan umrah promo
sebelumnya, fee agen, untuk kepentingan pribadi, dan lain sebagainya yang sama
sekali tidak ada hubungannya dengan pemberangkatan jamaah umrah. Biaya
semestinya yang dikeluarkan oleh pihak First Travel untuk memberangkatkan 1
orang jamaah umrah promo 2017 adalah sebesar Rp 20.020.000,-. Senyatanya telah
terjadi kekurangan biaya kurang lebih sebesar Rp 5.720.000,-.
7
Terdakwa I dijatuhi pidana penjara selama 20 tahun dan terdakwa II
pidana penjara selama 18 tahun dan pidana denda kepada masing-masing terdakwa
sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah), dengan ketentuan apabila
denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan masing-masing
selama 8 bulan.
2.2 Analisis Putusan
2.2.1 Pertimbangan hakim dalam amar putusan
A. Putusan pengadilan nomor 692/Pid.B/2018/Pn Bdg
Dalam amar putusan menyatakan terdakwa H. Aom juang Wibowo
Sastra Ningrat telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana bersama-sama melakukan penipuan dan pencucian uang sebagai
perbuatan berlanjut. Terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 2 tahun dan denda
sebesar Rp 100 juta dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka
diganti dengan 3 bulan kurungan. Terdakwa diwajibkan membayar biaya
perkara sebesar Rp 5.000,-.
Amar putusan ini dibuat oleh hakim dengan memperhatikan bukti-bukti
yang ada serta Pasal 378 KUHP jo. Pasal 3 UU RI Nomor 8 Tahun 2010 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jo. Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP dan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan
lain yang bersangkutan. Dan juga dengan mempertimbangkan keadaan
“pemberat” yang antara lain, perbuatan terdakwa yang merugikan calon jamaah
umroh serta dapat menimbulkan keresahan di masyarakat dan dengan
mempertimbangkan keadaan yang “meringankan” antara lain terdakwa yang
belum pernah dihukum, bersikap sopan dan tidak mempersulit persidangan,
berterus terang, serta terdakwa yang menyesali perbuatannya dan berjanji akan
tetap memberangkatkan nasabah calon Jemaah haji.
B. Putusan pengadilan nomor 83/Pid.B/2018/Pn.Dpk
Dalam amar putusan menyatakan terdakwa I Andika Surachman dan
terdakwa II Anniesa Desvita Hasibuan telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana bersama-sama melakukan penipuan dan
pencucian uang sebagai perbuatan berlanjut. Terdakwa I dijatuhi pidana penjara
selama 20 tahun dan kepada terdakwa II dijatuhi pidana penjara selama 18 tahun
dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan
8
pidana kurungan masing-masing selama 8 bulan. Terdakwa diwajibkan
membayar biaya perkara sebesar Rp 5.000,-.
Amar putusan ini dibuat oleh hakim dengan memperhatikan Pasal 378
KUHP jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP, Pasal 3 UU
No. 8 Tahun 2010 jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP,
UU No. 8 Tahun 1981 serta peraturan hukum lain yang bersangkutan. Dan juga
dengan mempertimbangkan keadaan “pemberat” yang antara lain, perbuatan
para terdakwa yang menimbulkan keresahan, dampak sosial yang besar bagi
masyarakat, menimbulkan kerugian material serta penderitaan yang mendalam
bagi para korban, para terdakwa sudah menikmati hasil kejahatannya, dan para
terdakwa yang belum mengembalikan uang-uang milik jamaah umrah yang
tidak diberangkatkan. Dan hakim juga mempertimbangkan keadaan yang
“meringankan” antara lain, untuk terdakwa II masih mempunyai anak bayi.
2.2.2 Unsur- unsur pasal dalam putusan pengadilan
A. Majelis Hakim untuk dakwaan “pertama” dari Penuntut Umum akan langsung
memilih untuk memperimbangkan dakwaan kesatunya dari putusan pengadilan
nomor 692/Pid.B/2018/Pn Bdg dan putusan pengadilan nomor
83/Pid.B/2018/Pn.Dpk yakni bahwa perbuatan Terdakwa melanggar Pasal 378
KUHP jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP jo pasal 64, yang unsur-unsurnya sebagai
berikut:
Barangsiapa ;
Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat
ataupun serangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang
maupun menghapuskan piutang ;
Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
dengan melawan hukum ;
Perbuatan Itu dilakukan Terdakwa sebagai orang yang melakukan,
menyuruh melakukan atau turut melakukan ;
Unsur beberapa perbuatan yang saling berhubungan yang harus
dipandang Sebagai perbuat.
B. Majelis Hakim akan mempertimbangkan dakwaan “kedua” Penuntut Umum
dari putusan pengadilan nomor 692/Pid.B/2018/Pn Bdg dan putusan pengadilan
9
nomor 83/Pid.B/2018/Pn.Dpk yakni Para Terdakwa melanggar Pasal 3 UU No.
8 tahun 2010 Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP, yang
mempunyai unsur-unsur hukum sebagai berikut:
Setiap Orang ;
Menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri,
mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga
atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahui atau patut
diduga merupakan hasil tindak pidana dengan tujuan menyembunyikan
atau menyamarkan asal usul harta kekayaan ;
Perbuatan Itu Dilakukan Terdakwa Sebagai Orang Yang Melakukan,
Menyuruh Melakukan atau Turut Melakukan ;
Beberapa perbuatan yang saling berhubungan yang harus dipandang
Sebagai perbuatan Berlanjut.
2.3 Disparitas antara putusan pengadilan nomor 692/Pid.B/2018/Pn Bdg dengan nomor
83/Pid.B/2018/Pn.Dpk
Terjadinya disparitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni dapat bersumber
dari aturan-aturan hukum pidana, hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa,
besarnya kerugian yang ditimbulkan, serta faktor hukum.
Terjadi disparitas pada putusan pengadilan nomor 692/Pid.B/2018/Pn Bdg dengan
putusan nomor 83/Pid.B/2018/Pn.Dpk. Perbedaan signifikan dapat dilihat pada amar
putusannya. Pada putusan nomor 692/Pid.B/2018/Pn Bdg, terdakwa yakni H. Aom Juang
Winowo Sastra Ningrat, dijatuhi pidana penjara selama 2 tahun dan denda sebesar Rp100
juta dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan 3 bulan
kurungan. Sedangkan pada putusan nomor 83/Pid.B/2018/Pn.Dpk, terdakwa I dijatuhi
pidana penjara selama 20 tahun dan terdakwa II pidana penjara selama 18 tahun dan pidana
denda kepada masing-masing terdakwa sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar
rupiah), dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana
kurungan masing-masing selama 8 bulan.
Disparitas tersebut dipengaruhi oleh faktor hal-hal yang memberatkan dan
meringankan terdakwa serta besarnya kerugian yang ditimbulkan. Pada putusan nomor
692/Pid.B/2018/Pn Bdg disebutkan bahwa keadaan “pemberatnya” antara lain, perbuatan
terdakwa yang merugikan calon jamaah umroh serta dapat menimbulkan keresahan di
10
masyarakat dan keadaan yang “meringankan” antara lain terdakwa yang belum pernah
dihukum, bersikap sopan dan tidak mempersulit persidangan, berterus terang, serta
terdakwa yang menyesali perbuatannya dan berjanji akan tetap memberangkatkan nasabah
calon jamaah haji. Kerugian yang dialami oleh lebih kurang sebanyak 12. 845 calon jamaah
kurang lebih sebesar Rp. 231.210.000.000,-.
Pada putusan nomor 83/Pid.B/2018/Pn.Dpk disebutkan bahwa keadaan “pemberatnya”
antara lain, perbuatan para terdakwa yang menimbulkan keresahan, dampak sosial yang
besar bagi masyarakat, menimbulkan kerugian material serta penderitaan yang mendalam
bagi para korban, para terdakwa sudah menikmati hasil kejahatannya, dan para terdakwa
yang belum mengembalikan uang-uang milik jamaah umrah yang tidak diberangkatkan.
Dan hakim juga mempertimbangkan keadaan yang meringankan antara lain, untuk
terdakwa II masih mempunyai anak bayi. Kerugian materiil yang dialami oleh 63.310 orang
calon jamaah lebih kurang Rp. 905.333.000.000,-. Dan kerugian immaterial berupa tekanan
sosial dari para jemaah.
Dari faktor keadaan memberatkan dan meringankan serta besarnya kerugian yang telah
dijabarkan diatas, dapat dilihat meskipun Pasal serta Undang-Undang yang digunakan
untuk pertimbangan hakim dalam memutus perkara sama (Pasal 378 KUHP jo Pasal 55
ayat (1) Ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP, Pasal 3 UU No. 8 Tahun 2010 jo Pasal 55
ayat (1) Ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP, UU No. 8 Tahun 1981 serta peraturan
hukum lain yang bersangkutan). Hasil akhir putusannya tidak selalu sama karena ada
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyaknya alasan pemberat, meringankan, serta
jumlah kerugian sangatlah mempengaruhi putusan akhirnya. Bahkan dengan kasus yang
sama, putusannya bisa sangat berbeda. Bahkan hukuman penjara bagi terdakwa terdapat
selisih lebih kurang 18 tahun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Disparitas yang terjadi pada putusan nomor 692/Pid.B/2018/Pn Bdg dengan putusan nomor
83/Pid.B/2018/Pn.Dpk, disebabkan oleh faktor keadaan pemberat, meringankan, serta
besarnya kerugian yang ditimbulkan.
Dalam putusan nomor 692/Pid.B/2018/Pn Bdg, terdakwa dikenai tindak pidana penjara
yang lebih ringan daripada putusan nomor 83/Pid.B/2018/Pn.Dpk, karena keadaan yang
meringankan dalam putusan ini lebih dominan daripada keadaan pemberatnya. Dan kejahatan
11
yang dilakukan juga tidak lebih berat yang juga membuat angka kerugian lebih kecil. Bahkan
pada putusan nomor 83/Pid.B/2018/Pn.Dpk, keadaan meringankan hanya ada satu dan itu pun
untuk terdakwa II yang dikarenakan masih memiliki anak bayi. Sehingga menyebabkan
disparitas diantara kedua putusan tersebut.
Putusan tidak memandang status terdakwa, karena dalam hukum itu harus menjunjung
tinggi keadilan. Siapapun anda, jika melanggar hukum yang ada, maka hukum harus tetap
diberlakukan.
DAFTAR PUSAKA
12