Disusun oleh :
Afatun Muntaza (12020219130032)
Nada Aulia Rahman (12020219130140)
Sabrina Wafa Rahendro (12020219130060)
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
STUDI PUSTAKA......................................................................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................................................7
STUDI KASUS...........................................................................................................................................7
BAB IV.....................................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
LAMPIRAN..............................................................................................................................................18
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui sistem akad yang diterapkan dalam praktik talangan haji.
1.3.2 Mengetahui pengelolaan dana talangan haji di Lembaga Keuangan Syariah.
1
BAB II
STUDI PUSTAKA
2
dibebankan kepada nasabah calon haji. Adapun rekomendasi saran berdasarkan pada
hasil penelitian agar meningkatkan sosialisasi baik melalui media interpersonal, melalui
media elektronik maupun media cetak. Sosialisasi diharapkan akan memberikan
gambaran yang jelas mengenai produk dana talangan haji sehingga tidak terjadi pro dan
kontra. Selain itu, dapat pula mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai perbankan syariah
yang diharapkan akan memberikan wawasan, keterampilan serta kualitas SDM yang
dimiliki Bank Mandiri Syariah.
3
3) Jasa pengurusan haji yang dilakukan LKS tidak boleh dipersyaratkan dengan
pemberian talangan haji.
4) Besar imbalan jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-
Qardh yang diberikan LKS kepada nasabah.
4
2.5 Alur Dana Talangan Haji
Penjelasan :
1) Nasabah mengajukan permohonan pengurusan perolehan porsi seat haji.
2) Nasabah mengajukan permohonan untuk keperluan dana setoran awal BPIH.
3) Bank melakukan analisa atas permohonan pembiayaan haji.
4) Bila telah disetujui, dilakukan penandatanganan kesepakatan Akad (Ijarah
pengurusan perolehan porsi seat haji dan akad pembiayaan Qardh).
5) Bank melakukan pengurusan perolehan porsi seat haji dengan melakukan
pendaftaran melalui SISKOHAT.
6) Nasabah melakukan pembayaran atas ujrah yang telah disepakati dan pelunasan
qardh baik secara angsuran maupun sekaligus sesuai kesepakatan.
Artinya: “… dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut…“ (Al-baqarah 233)
6
BAB III
STUDI KASUS
Dana anggota
5.000.000 5.000.000 5.000.000
sendiri
Dana talangan /
pembiayaan dari 20.000.000 20.000.000 20.000.000
TAMZIS
8
Menyesuaikan dengan Fatwa DSN MUI Nomor 29/DSN-
MUI/VI/2002 mengenai pembiayaan pengurusan haji kepada nasabah,
Lembaga Keuangan Syariah dapat memperoleh imbalan atau jasa(ujroh)
dengan menggunakan prinsip Ijarah sesuai fatwa DSN MUI nomor
9/DSN-MUI/IV/2000 dan prinsip Al-Qardh 19/DSN-MUI/IV/2001.
Pengambilan ujrah sendiri diputuskan bahwa Al-Ijarah tidak boleh
didasarkan pada jumlah talangan Al-Qardh yang diberikan Lembaga
Keuangan Syariah kepada nasabah. Dan penetapan biaya ujrah yang
ditetapkan oleh TAMZIS ini dinilai telah memenuhi persyaratan fatwa
DSN MUI, dimana untuk berbagai jenis besarnya dana talangan yang
dibutuhkan nasabah, pihak TAMZIS ini menetapkan biaya ujrah yang
sama, yakni sebesar 3.000.000. Namun, angka 3.000.000 ini bukanlah
angka yang sedikit jika kita bandingkan dengan ujrah yang ditetapkan oleh
Bank Syariah sebesar 1.300.000 dengan dana talangan sebesar 15.000.000.
3.1.6.2 Multi akad
Multi akad yang digunakan oleh TAMZIS adalah akad Ijarah dan
Qardh, dimana akad ijaroh ini digunakan untuk proses pengurusan dalam
mendapatkan porsi haji, sedangkan apabila anggota belum bisa memenuhi
semua biaya yang harus dikeluarakan , maka pihak TAMZIS akan
memberikan pinjaman dengan akad Qardh. Sebagaimana kita ketahui
bahwa kedua akad ini terjadi bukan dalam satu transaksi, sehingga
diperbolehkan.
Talangan : 10.000.000
Kekurangan biaya Ujrah (upah jasa) Minimal setoran awal Total biaya
tabungan
Tabungan : 18.000.000
Kekurangan biaya Ujrah (upah jasa) Minimal setoran awal Total biaya
tabungan
Talangan : 18.000.000
Kekurangan biaya Ujrah (upah jasa) Minimal setoran awal Total biaya
tabungan
Berdasarkan tabel diatas, upah jasa atau ujrah tersebut dibebankan pada
penggunaan akad ijarah , dimana bank Syariah bertugas sebagai pihak yang
memberikan jasa pemberian dana talangan. Anggota atau nasabah harus
membayar upah jasa dengan talangan atau qardh yang diajukan.
1) Bank Syariah Mandiri
Tabel 4 Ujrah yang harus dibayarkan pada Bank Syariah Mandiri
1 10.000.000 900.000
2 15.000.000 1.500.000
10
3 18.000.000 1.500.000
Tabel 5 Perhitungan fee ujrah program talangan haji pada Bank Syariah Mandiri
Total
Keterangan setoran awal setoran
Talangan awal
Setoran Saldo
Fee ujrah Materai
minimal haji minimal
Keterangan :
Berdasarkan data tabel diatas, dapat disimpulakan bahwa untuk
talangan sebesar 18.000.000, nasabah harus melakukan setoran awal
senilai 4.048.000 (2.000.000 untuk setoran minmal haji, 1.600.000 untuk
ujrah bank, 500.000 untuk saldo minimal tabungan mabrur, 48.000 untuk
biaya materai), yang mana besarnya ujrah ditetapkan oleh Bank Syariah
Mandiri ini sebesar 8,3 % dari besarnya jumlah talangan .
Perhitungan : (1.500.000/18.000.000) X 100 = 8,3%
Untuk talangan sebesar 15.000.000, nasabah harus melakukan
setoran awal senilai 7.048.000 (5.000.000 untuk setoran minmal haji,
1.300.000 untuk ujrah bank, 500.000 untuk saldo minimal tabungan
mabrur, 48.000 untuk biaya materai), yang mana besarnya ujrah
ditetapkan oleh Bank Syariah Mandiri ini sebesar 8,6 % dari besarnya
jumlah talangan .
11
Perhitungan : (1.300.000/15.000.000) X 100 = 8,6%
Dan untuk talangan sebesar 10.000.000, nasabah harus melakukan
setoran awal senilai 11.448.000 (10.000.000 untuk setoran minmal haji,
900.000 untuk ujrah bank, 500.000 untuk saldo minimal tabungan mabrur,
48.000 untuk biaya materai), yang mana besarnya ujrah ditetapkan oleh
Bank Syariah Mandiri ini sebesar 9 % dari besarnya jumlah talangan .
Perhitungan : (9.00.000/10.000.000) X 100 = 9%
2) Bank BRI Syariah
Tabel 6 Ujrah yang harus dibayarkan pada Bank BRI Syariah
Tabel 7 Perhitungan fee ujrah program talangan haji pada Bank BRI Syariah
Total
Keterangan setoran awal
setoran awal
Talangan
Setoran Saldo Biaya
Fee ujrah
DP minimal administrasi
12
cukup biaya materai. Pada dana talangan sebesar 15.000.000 ujrah yang
dikenakan kepada nasabah Bank Syariah Mandiri sebesar 8,6 %
sedangkan pada Bank BRI Syariah dikenakan baiya ujroh sebesar 9%.
3.2.4 Akad
Akad yang digunakan dalam talangan haji ini adalah al qardh wa ijarah,
dimana di dalam dana talangan haji tersebut telah terjadi multi akad atau terdapat
dua akad dalam satu transaksi.
3.2.5 Persyaratan
1) Fotocopy KTP Suami dan Istri
2) Fotocopy Kartu Keluarga
3) Fotocopy Akte Nikah
4) Membuka tabungan mabrur
3.2.6 Analisis terkait dana talangan haji oleh Bank Syariah
Talangan haji diperbolehkan sesuai fatwa DSN MUI Nomor 29/DSN-
MUI/VI/2002 tanggal 26 Juni 2002 tentang pembiayaan pengurusan haji oleh
LKA (Lembaga Keuangan Syariah). Di dalam fatwa tersebut mengemukakan
dalil-dalil mengenai kebolehan dana talangan haji ini :
1) Dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS ddapat memperoleh jasa ujrah
dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai DSN-MUI Nomor 9/DSN-
MUI/IV/2000
2) Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi pembiayan BPIH
nasabah dengan menggunakan prinsip al-Qardh sesuai fatwa DSN-MUI
Nomor 19 DSN-MUI/IV/2001
3) Jasa pengurusan haji yang dilakukan LKS tidak boleh dipersyaratkan
dengan pemberian dana talangan haji
4) Besar imbalan jasa al-ijarah tidak boleh didasarkan oada jumlah talnagan
al-Qardh yang diberikan LKS kepada nasabah
3.2.6.1 Ujrah yang ditetapkan
Memang dalam persyaratan dan talangan haji pada bank Syariah
tercantum nama ujrah, menurut pihak yang mengaharamkan hal ini kata
“ujrah” hanyalah sebagai pemanis saja, karena pada kenyataanya Bank itu
13
tidak melakukan jasa-jasa pengurusan terkait porsi haji ini. Namun tidak
cukup sampai disini saja, ujrah yang diberlakukan juga menjadi
pertentangan, dimana jika kita menyesuaikan dengan Fatwa DSN MUI
Nomor 29/DSN-MUI/VI/2002 mengenai pembiayaan pengurusan haji
kepada nasabah, Lembaga Keuangan Syariah dapat memperoleh imbalan
atau jasa(ujroh) dengan menggunakan prinsip Ijarah sesuai fatwa DSN
MUI nomor 9/DSN-MUI/IV/2000 dan prinsip Al-Qardh 19/DSN-
MUI/IV/2001.
Untuk pengambilan ujrah sendiri diputuskan bahwa Al-Ijarah tidak
boleh didasarkan pada jumlah talangan Al-Qardh yang diberikan Lembaga
Keuangan Syariah kepada nasabah. Dikarenakan pengenaan biaya ini
dapat dianggap riba dan menganggapnya sebagai sesuatu yang haram.
Dimana pada kenyataanya dalam kedua bank Syariah tersebut
menetapkan ujrah yang bergantung pada banyakanya dana talangan yang
diberikan pada nasabah. Selain itu biaya ujrah ini termasuk hal yang
memberatkan diamana dengan dana talangan sebesar 15.000.000 Bank
Syariah Mandiri mengenakan biaya ujrah sebesar 1.300.000 dan Bank BRI
Syariah menetapkan ujrah sebesar 1.350.000. Sedangkan berdasarkan pada
fatwa MUI diatas, biaya ujrah yang dibebankan pada nasabah seharusnya
memiliki nilai yang sama meskipun dengan jumlah talangan yang
berbeda-beda.
3.2.6.2 Multi akad
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam dana talangan haji
yang disediakan oleh Bank Syariah ini menggunakan dua akad atau bisa
disebut dengan multi akad, yakni al-qardh dan ijarah. Menurut mayoritas
ulama Hanafiyah, sebagian pendapat ulama Malkiyah, Syafi’iyah dan
Hambali berpendapat bahwa multi akad sah dan diperbolehkan,
dikarenakan hokum asal akad adalah boleh dan sah, tidak diharamkan dan
dibatalkan selama tidak ada dalil hokum yang mengharamkan atau
membatalakannya. Menurut Ibn Tamimiyah, hokum asal dari muamalat di
dunia sifatnya adalah boleh kecuali yang diharamkan Allah SWT dan
14
Rasulnya, tiada yang haram kecuali yang diharamkan Allah, dan tidak ada
agama kecuali yang disyariatkan.
Banyak ayat yang menjadi pertimbangan pendapat kelompok yang
menyatakan hukum asal dari multi akad itu adalah boleh, salah satunya
terkandung dalam surat Al-Baqarah ayat 275.
Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa multi akad itu tidak
diperbolehkan, seperti kalangan Dhahiriyah yang beranggapan hokum asal
akad adalah dilarang dan batal kecuali yang ditunjukan boleh oleh
agama(Hasanudin, 2009). Menurut mereka akad dan syarat yang tidak
diajarkan dalam Islam adalah bentuk tindakaan yang melampaui ketentuan
agama.
Dan dari beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa multi akad
ini diperbolehkan, didasarkan hokum asla adalah boleh yang diqiyaskan
dengan akad yang membangunnya, namun tetap harus memperhatikan
ketentuan-ketentuan agama. Oleh karena itu, multi akad yang digunakan
oleh kedua Bank Syariah sebagai system dana talangan haji
diperbolehkan.
15
BAB IV
16
DAFTAR PUSTAKA
DSN-MUI, Himpunan Fatwa DSN-MUI, Jakarta: Gaung Persada, 2006.
Edwinar, Della. Status Hukum Dana Talangan Haji Bagi Calon Jamaah Haji. Jurnal Ilmiah:
2015
Novindri, Silvi. Analisis Fikih terhadap Akad Dana Talangan Haji pada Bank Syariah. Jurnal
Muqtasid: Volume 4 Nomor 1, Juni 2013.
Nurul Fatwa & Rahmawati Muin. Penerapan Akad Al-Qardh Wal Ijarah Pada Produk
Talangan Haji Pada Pt.Bank Syariah Mandiri Kcp Sungguminasa Gowa. Jurnal
Iqtisaduna: Vol 1 (1), Juni 2015: 55-70 55.
Rahmad Hakim & Erik. Pro Kontra Fatwa Dana Talangan Haji Perspektif Maslahah Mursalah.
Jurnal Iqtisadia: Vol. 3 (1). Maret 2018.
Sopa & Siti Rahmah. Studi Evaluasi Atas Dana Talangan Haji Produk Perbankan Syariah Di
Indonesia. Jurnal Al-Ahkam: Vol. XIII, No. 2, Juli 2013.
Syamsudin Biddol & Andi Astuti. Pengelolaan Pembiayaan Dana Talangan Haji Melalui Akad
Qardh Pada Pt. Bank Tabungan Negara (Btn) Syariah Cabang Makassar. Management
Development and Applied Research Journal: Vol 2(1) Desember 2019.
Internet :
https://www.tamzis.id/page/18-pembiayaan-porsi-haji-tamzis (diakses pada : 16 Oktober 2020)
https://slideplayer.info/amp/3650114 (diakses pada : 16 Oktober 2020)
https://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/umroh-haji/12/10/18/mc3icv-mui-dana-talangan-
haji-boleh (diakses pada : 17 Oktober 2020)
https://www.cermati.com/artikel/dana-talangan-haji-apa-itu-dan-kenapa-dilarang (diakses pada :
17 Oktober 2020)
https://tafsirweb.com/924-quran-surat-al-baqarah-ayat-233.html (diakses pada : 23 Oktober
2020)
17
LAMPIRAN
sumber : https://www.tamzis.id/page/18-pembiayaan-porsi-haji-tamzis
18