Anda di halaman 1dari 48

Makalah Manajemen Pembiayaan Syariah

“Pengaruh Pembiayaan Ar-rum di PT. Pegadaian Syariah Terhadap


Pengembangan Usaha Mikro”

Disusun oleh:

1. Kiky Amelia ( 202002003 )

Dosen Pengampu : Meriyati, S.H.I, M.H.I

PRODI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNIS SYARIAH

INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG

TAHUN PELAJARAN 2021-2022


KATA PENGANTAR

Penulis ucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya dan memberi Penulis kesempatan dalam menyelesaikan makalah yang
berjudul “PengaruhPembiayaan Ar-rum di PT. Pegadaian Syariah Terhadap Pengembangan
Usaha Mikro”yang penulis buat ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ibu Meriyati S.H.I.,M.H.I. Dalam menempuh
pendidikan di Sekolah Tinggi Ekonomi Dan Bisnis Syariah Indo Global Mandiri Palembang.

Di kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait
dalam pembuatan makalah ini.Yang telah memberi dukungan dan moral. Dan juga
bimbingannya pada kami.

Karena kebaikan semua pihak maka penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Makalah ini memang masih jauh dari kesempurnaan, tapi penulis sudah berusaha sebaik
mungkin. Sekali lagi terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, 26 Mei 2022

II
DAFTAR ISI

LEMBAR COVER...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................2

1.4 Penelitian Terdahulu........................................................................................3

1.5 Metedologi.......................................................................................................5

1.6 Sistematika Pembahasan..................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori..................................................................................................10

2.1.1 Pengertian Pagadaian Syariah..................................................................10

2.1.2 Pembiayaan Syariah.................................................................................13

2.1.3 Jenis Pembiayaan Syariah.........................................................................13

2.1.4 Manfaat Pembiayaan.................................................................................17

2.1.5 Tujuan Pembiayaan Syariah....................................................................20

2.2 Pembiayaan Arrum Pada Pegadaian Syariah...................................................21

2.3 UKMK ( Usaha Mikro Kecil Menengah)........................................................23


III
BAB III DATA DARI LAPANGAN

3.1 Sejarah Pegadaian Syariah................................................................................28

3.2 Visi Misi Pegadaian Syariah.............................................................................29

3.3 Struktur Organisasi dan Budaya Perusahaan...................................................30

3.4 Implementasi Produk Pembiayaan Arrum BPKB Pegadaian Syariah.............32

3.5 Mekanisme Produk Pembiayaan Arrum BPKB Pegadaian Syariah................33

BAB IV HASIL PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Pembiayaan Arrum Terhadap BPKB Terhadap Pengembangan Usaha


Mikro............................................................................................................39

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan......................................................................................................42

5.2 Saran.................................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

IV
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

PT. Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang berfungsi
sebagai perantara investasi yang kepemilikanya dikelola oleh pemerintah melalui Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Pegadaian terbagi dua, yaitu Pegadaian Konvensional dan Pegadaian
Syariah. Pegadaian Konvensional (Umum) adalah suatu hak yang diperbolehkan seseorang yang
mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada
orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau orang lain atas nama orang
yang mempunyai utang, seseorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang
yang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi
utang apabila pihak yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.1

Pegadaian Syariah adalah hubungan hukum antara satu orang atau lebih dengan seorang
atau lebih dengan kata sepakat untuk mengikatkan dirinya bahwa di satu pihak (rahin) bersedia
menyerahkan barang untuk ditahan oleh murtahin dan membayar biaya perawatan dan sewa
tempat penyimpanan serta asuransi, sedangkan murtahin sepakat untuk memberikan pinjaman
uang tertentu sebesar nilai taksir. Gadai Syariah sering diidentikkan dengan Rahn yang secara
bahasa diartikan al-tsubut wa al-dawam (tetap dan kekal) sebagian Ulama Luhgat memberi arti
al-hab (tertahan). Sedangkan definisi al-rahn menurut istilah yaitu menjadikan suatu benda yang
mempunyai nilai harta dalam pandangan syara untuk kepercayaan suatu utang, sehingga
memungkinkan mengambil seluruh atau sebagaian utang dari benda itu. Didalam PT. Pegadaian
Syariah sendiri ada banyak produk pelayanan yang diberikan kepada nasabah. Apalagi saat
nasabah memerlukan pinjaman yang cukup besar dengan proses cepat, produk arrum dari
pegadaian syariah menjadi salah satu produk yang dapat membantu.

Berdasarkan masalah pokok di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai pengaruh transaksi ARRUM dan pembiayaan ARRUM pada Pegadaian Syariah Oleh
karena itu, Penulis meneliti dengan judul: “Analisis dampak pembiayaan Arrum terhadap
1
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Hal.278

1
perkembangan usaha mikro kecil pada Pegadaian Syariah “ diharapakan dapat membantu para
pembaca memahami apa itu produk arrum emas secara lengkap.

1.2.Rumusan Masalah

Menurut penjelasan lingkungan balik diatas, sehingga sanggup ditemui pokok permasalahan
dalam studi ini ialah:

1. Apakah pembiayaan Arrum BPKB pada Pegadaian Syariah mempengaruhi


pengembangan UMK?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini ada sebagian tujuan yang berharap dicapai, antara lain
adalah:

1. buat mendapati prosedur operasional pembiayaan Arrum BPKB guna ikhtiar mikro kecil pada
Kantor cabang Pegadaian Syariah.

2. buat mendapati terkaman pembiayaan Arrum BPKB, pengembangan UMK di kota


Palembang.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan sanggup memberikan khasiat buat pihak-pihak yang


membutuhkan, diantaranya adalah:

1. selaku materi data untuk masyarkat mengenai mekanisme operasional pembiayaan Arrum
BPKB guna upaya mikro kecil pada Kantor Cabang Pegadaian Syariah

2. buat memberikan uraian pada rakyat mengenai pembiayaan Arrum BPKB terhadap
pengembangan upaya mikro kecil pada Kantor Cabang Pegadaian Syariah .

2
1.4 Penelitian Terdahulu

1. Khadijah Widya Ningsi dengan Judul “Minat Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pegadaian
Perspektif Ekonomi Islam “(Studi Kasus Di Kelurahan Iringmulyo Timur). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap praktik pagadaian di
kelurahan Iring Mulyo, Metro Timur. Serta untuk mengetahui tinjauan ekonomi islam
mengenai minat masyarakat terhadap praktik pegadaian di Kelurahan Iring Mulyo, Metro
Timur.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih untuk menambah


khasanah keilmuan tentang gadai yang sesuai dengan prinsip ekonomi islam. Jenis penelitian
ini yaitu penelitian lapangan atau fild research dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data
dalam penelitian ini sumber data primer yaitu rahin dan murtahin, sumber data sekunder
adalah buku-buku yang berkaitan dengan gadai. Adapun teknik pengumpulan data yang
dilakukan yaitu wawancara dan dokumentasi. Kemudian data-data yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan cara berfikir induktif. Hasil penelitian mengenai persepsi masyarakat
terhadap praktik pegadaian tersebut menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap
praktik pegadaian yang dilaksanakan di Kelurahan Iring Mulyo, Metro Timur, belum selesai
dengan prinsip ekonomi islam.

Dalam pelaksanaan gadai belum selesai dengan prinsip tauhid, keseimbangan, dan
prinsip keadilan, dan didalamnya terdapat praktek riba yaitu dengan adanya penambahan
10%. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti tulis adalah untuk mengetahui
bagaimana persepsi masyarakat terhadap praktik pagadaian di kelurahan Iring Mulyo, Metro
Timur. Serta untuk mengetahui tinjauan ekonomi islam mengenai persepsi masyarakat
terhadap praktik pegadaian di Kelurahan Iring Mulyo, Metro Timur, sedangkan penelitian
yang peneliti tulis untuk mengetahui bagaimana minat masyarakat Perumahan Anindiya Rt.29
Rw.01 Betungan dalam menggunakan Pegadaian Syariah.2

2. Nana Diana Widya Febryari Anita dengan Judul “Minat Masyarakat Tentang Gadai Emas Di
Pegadaian Syariah Cabang Karawang”.Minat diawali dengan penglihatan yaitu sesuatu

2
Khadijah Widya Ningsi, “ Minat Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pegadaian Perspektif Ekonomi Islam “, Metro:
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, IAIN Metro, 2017, h. 6

3
keadaan yang di tangkap oleh 16 mata ketika peserta didik diberikan rangsangan. Minat
memiliki kaitan erat antara panca indera dengan otak manusia.
Menurut Karwono dan Mularsih (2010:24) menyatakan bahwa ”Minat adalah
interpretasih tentang situasi yang hidup. “ Ar-rahn (gadai) adalah harta yang dijadikan
jaminan utang (pinjaman) agar bisa dibayar dengan harganya oleh pihak yang wajib
membayarnya, jika dia gagal (berhalangan) melunasinya. Metode analisis yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah dengan metode diskriptif, dimana data yang diperoleh dianalisis
sehingga diperoleh berbagai gambaran yang menunjukkan persepsi masyarakat tentang gadai
emas di pegadaian syariah. Disamping itu dilakukan pula dengan bentuk analisis lain seperti:
grafik tabulasi silang (cross tab) , tabel , frekuwensi dan gambar (grafik). Dengan jumlah
populasi nasabah yang aktif 1 tahun terakhir yaitu sebanyak 120 dan diambil sampel sebanyak
80 orang.3
Dari alasan nasabah memilih pegadaian syariah sebagai suatu solusi dalam menggadaikan
emas dapat dilihat bahwa alasan nasabah memilih Perum Pegadaian Syariah sebagai solusi
dalam menggadaikan emas mempunyai alasan yang beragam. Hal itu didasarkan pada jumlah
responden sebanyak 47 orang atau sebesar 58,75% dari total responden menyatakan bahwa
alasannya menggadaikan emas di Pegadaian Syariah karena proses menggadaikan emas
dengan syarat yang mudah, cepat dan aman. Sebanyak 29 orang atau sebesar 3,75% dari total
responden menyatakan tidak ada pilihan lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
nasabah menggadaikan emasnya di Pegadaian Syariah dengan alasan karena proses
menggadaikan emas dengan syarat yang mudah,cepat dan aman. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang peneliti tulis adalah untuk mengetahui bagaimana minat masyarakat
tentang gadai emas di pegadaian syariah cabang karawang, sedangkan penelitian yang peneliti
tulis untuk mengetahui bagaimana minat masyarakat Perumahan Anindiya Rt.29 Rw.01
Betungan dalam menggunakan Pegadaian Syariah.

1.5 Metedologi Penelitian


3
Nana Diana Widya Febryari , “ Minat Masyarakat Tentang Gadai Emas Di Pegadaian syariah cabang Karawang “
Universitas Singaperbangsa Karawang : Skripsi Sarjana , Fakultas Ekonomi Dan Bisnis , Universitas singaperbangsa
Karawang , h. 56 .

4
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang di perlukan maka
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan suatu
kenyataan empiris dari objek yang dijadikan penelitian.

b. Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan dengan pendekatan
analisis data fenomenologi dan deskriftif komperatif untuk memaparkan data-data yang dapat
di lapangan kemudian menganalisisnya dan mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini.

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. waktu

Penelitian dimulai dari tanggal 17 Desember 2018 sampai dengan tanggal 18 Maret 2019
dan berlangsung kurang lebih tiga bulan. Jam kerja di PT Pegadaian Syariah Simpang Patal
dimulai pada hari senin sampai hari jumat pukul 07:30 WIB sampai dengan 15:00 WIB
sedangkan pada hari sabtu pukul 07:30 WIB sampai pukul 13:00 WIB.

b, lokasi

Penelitian dilaksanakan di PT Pegadaian Syariah Simpang Patal yang terletak di Jalan


Mp. Mangkunegara No.22

3. Subjek dan Informasi Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, sebutan pokok penelitian dituturkan selaku informan,


adalah pemain memahami subjek penelitian . Jadi informan dalam penelitian ini menginginkan
metode purposive yakni tidak didasarkan perwakilan, akan tetapi bersumber pada kekuatan
data yang dibutuhkan dengan informan kunci yang selanjutnya dibesarkan dengan informan yang
ada serta mencari data sebanyak -banyaknya yang berikatan dengan permasalahan penelitian .
Jadi, kualifikasi informan guna memperoleh data yakni publik yang terdapat di di Jalan Mp.
Mangkunegara No.22.

4 Sumber Pengumpulan informasi

5
1. Sumber informasi

a. informasi pokok,

yaitu data yang lansung dihimpun oleh periset dari basis persoalan. mengenai
yang ikut serta sebagai langsung sebagai basis data utama yaitu di Jalan Mp.
Mangkunegara No.22,

b. informasi inferior,

data yang didapat dalam struktur analisis prinsip, data informan penelitian , data-
data pengamat an yang diterima dari sumber kedua semacam buku perihal pegadaian
serta ekonomi, serta data dokumen tasi.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Kegiatan penelitian mencakup menjalankan pencatatan sebagai sistematik


kejadian-kejadian, sikap, obyek-obyek yang dilihat serta tentang-perihal lain yang
dibutuhkan dalam mendukung peneliti an yang tengah digeluti. Pada tahapan dini
penelitian dijalani dengan cara normal , peneliti menghimpun data ataupun data
sebanyak bisa jadi. tahapan berikutnya peneliti harus menjalankan observasi yang
terfokus, adalah mulai menyepitkan data ataupun informasi yang dibutuhkan maka
peneliti mampu menciptakan pola-pola sikap serta hubungan yang terus menerus
berlangsung . apabila hal itu telah ditemui, sehingga peneliti mampu menemukan tema-
tema yang hendak diteliti .

b. Wawancara

Manfaat memperolehkan informasi - informasi verbal melalui wawancara . Dimana


sebelumnya telah dirancang daftar persoalan supaya tidak menyimpang dari kasus yang
diteliti ataupun hendak diulas. Wawancara yang dijalani secara intensif terbuka serta
mendalam pada para informan dengan suatu perancangan , planing, serta berdasar kepada
wawancara yang tersusun biar tidak kaku guna memperoleh informasi serta mampu data apa

6
adanya . Maksudnya responden/informan mendapat peluang guna menyampaikan gagasan ,
pemikiran , serta perasaannya secara lebih mendalam tanpa diatur secara cermat oleh
peneliti . cara ini dibubuhkan guna menjumlahkan data yang dipakai .

c. Dokumentasi

Analisis dokumen adalah media menolong peneliti dalam menjumlahkan data atau
informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumumman, iktisar rapat, pernyataan tertulis
prosedur serta bahan-bahan lainnya. Metode pencarian data ini amat berfungsi karna dapat
dilakukan dengan tampa mengusik obyek ataupun keadaan riset. Penelitian dengan
mendalami dokumen-dokumen tersebut dapat mengetahui kebiasaan serta nilai-nilai yang
dianut oleh objek yang diteliti.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunhendak adalah contoh miles dan huberman karena
peneliti kualitatif ini menjalankan pengumpulan data berjalan ,serta setelah berakhir
pengumpulan data dalam priode . Pada saat wawancara, peneliti telah melakukan pada
tanggapan yang diwawancarai. andaikan tanggapan yang diwawancarai sehabis dianalisis
terasa belum menyenangkan, sehingga peneliti hendak meneruskan pertanyaan lagi, saat
tertentu, didapat data yang diduga meyakinkan4 . pantas dengan pendekata n yang dipakai
sehingga kajian data Dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:

1. Data reduction (pengurangan data) : cara yang dilakukan peneliti dalam melakukan analisis
untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak berarti
serta merapikan data seseperti itu rupa akibatnya dapat menarik kesimpulan atau
memperoleh penting penemuan. teknik berlangsung sampai laporan akhir berakhir atau
dengan kata lain jika data yaitu proses seleksi, pengertian, penyederhanaan serta abstraksi
data agresif.5

4
Sugiyono, Metode..., h. 246
5
Subandi, Deskripsi...,h.178

7
2. Display data (penyajian data) : sesudah data direduksi, prosedur selanjutnya yaitu
mendisplaykan data. “dalam hal ini miles dan huberman (1984) memberitahukan yang
setidaknya selalu dipakai untuk menyajikan data dalam riset kualitatif yaitu dengan teks
yang berkarakter naratif.”6

3. Verification : langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut miles and huberman
yaitu penarikan kesimpulan dalam pembuktian. Dengan demikian kesimpulan dalam
verifikasi. hingga kesimpulan dalam riset kualitatif dapat menanggapi kesimpulan
permasalahan yang sudah dirumuskan semenjak dahulu , akan tapi bisa jadi pula tidak
karena semacam sehabis dikemukakan jika permasalahan dan rumusan masalah dalam riset
kualitatif tengah berkarakter selagi dan akan bertumbuh sehabis penelitian dilapangan.7

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika ulasan pada dasarnya memuat penjelasan mengenai tahapan pembahasan


yang dilakukan. Makalah ini terdiri dari lima bab, untuk memudahkan pembaca dalam
memahami isi makalah ini, maka akan diberikan gambaran secara umum berupa garis-garis isi
makalah.

Bagian dahulu makalah mengenai, cover, kata penggantar, laman himpunan isi, Bagian
tengah makalah selaku selanjutnya :

Bab I, Merupaka pendahuluan. Dari bab ini dikemukakan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tinjauan pustaka, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan skripsi.

Bab II, sebagai Tinjaun pustaka dari judul makalah. Oleh karena itu, bab ini khusus membahas .
kajian-kajian mengenai bermacam-macam informasi yang berkaitan erat dengan masalah
penelitian yang hendak dipecahkan.

Bab III, Gambaran umum objek penelitian terdiri dari: Memaparkan gambaran umum Pembiyaan
Arrum.
6
Sugiyono, Metode..., h.249
7
Sugiyono,Metode..., h. 252

8
Bab IV, Laporan Hasil Penelitian Pada bagian ini berisi: a) hasil penelitian, b) pembahasan

Bab V, Penutup Penutup berisi: a) kesimpulan dan b) saran.

9
Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1. Landasan Teori

2..1.1 Pengertian Pegadaian syariah

Pegadaian berasal dari kata gadai ataupun Ar Rahn merupakan menyimpan sedangkan
harta kepunyaan sang peminjam selaku jaminan peminjaman yang diberikan oleh
berpiutang( yang meminjamkan). Berarti, benda yang di titipkan pada sipiutang bisa diambil
kembali dalam jangka waktu tertentu. Dalam dunia finansial benda tanggungan biasa dikenal
selaku objek gadai ataupun jaminan( koletral) dalam dunia perbankkan. ( Lisara, 2017).

Lembaga gadai dalam fiqhi diketahui dengan rahn ialah perjanjian menahan sesuatu
benda selaku jaminan di mana utang memungkinkan guna dibayarkan dengan benda jaminanatau
dari hasil penjualan benda jaminan. Rahn bisa dimaksud menahan salah satu harta kepunyaan si
peminjamsebagai jaminan atas duit yang diterima.8

a. Bagi ulama‟Syafi‟iyah

Menjadikan sesuatu barang selaku jaminan utang yang dapat menjadikan pembayaran
kala berhalangan dalam membayar hutang

b. Bagi ulama‟ Hanabillah

Harta yang dijadikan jaminan utang selaku pembayar harga/ nilai utang kala yang
berhutang berhalangan/ tak sanggup membayar hutangnya kepada pemberi pinjaman.

c. Bagi ulama‟ Malikiyah

Harta yang dijadikan pemiliknya yang dijadikan jaminan utang yang bertabiat mengikat.

8
Chandra, Ira Puspita. Pengembangan Konsep Rahn dalam Pengembangan Syariah Di PT Pegadaian (Persero)
Indonesia. Universitas Brawijaya Malang. 2016

10
d. Bagi ulama‟Hanafiyah

Menjadikan sesuatu benda selaku jaminan terhadap hak piutangyang bisa jadi dijadikan
selaku pembayaran hak piutang baik sepenuhnya ataupun sebagiannya.

Pada dasarnya Pegadaian Syariah berjalan diatas 2 akad;

a. Akad Rahn, yang diartikan merupakan menahan hak kepunyaan si peminjam selaku
jaminan atas pinjaman yang diterima. Dengan akad ini Pegadaian menahan benda
fakta bergerak selaku jaminan atas uatang nasabah.

b. Akad ijarah, yang diartikan merupakan akad pemindahan hak guna atas benda serta
jasa atas lewat pembayaran upah sewa, tampa diiringi dengan pemindahan
kepemilikan atas barangnya sendiri. Lewat akad ini untuk Pegadaian untuk menarik
sewa atas penyimpanan benda nasabah yang telah melaksanakan akad.

1. Rukun serta Ketentuan Gadai Syariah Rukun serta Ketentuan gadai yang wajib di memenuhi
dalam operasional Pegadaian Syariah meliputi:

a. Ar- Rahin( yang menggadaikan)

b. Al- Murtahin( yang menerima gadai)

c. Al- marhunl rahn( benda yang digadaikan)

d. Al- marhun bih( utang)

e. Sighat, ijab dan qabul.

2. Ketentuan Yang Wajib Di Memenuhi Dalam Operasional Pegadaian Syariah merupakan


selaku berikut:

1. Rahin serta murtahin

2. Sighat

3. Marhun bih

11
4. Marhun

3. Landasan Hukum Pegadaian Syariah Bawah Hukum yang mengendalikan Pegadaian di


Indonesia sebagai LembagaKeuanagan formal ialah, dimana Dinas Pegadaian hadapi sebagian
kali pergantian wujud tubuh Hukum sehingga pada kesimpulannya pada tahun 1990 jadi
Perusahaan Universal. Pada tahun 1960 Dinas Pegadaian berganti menjadi Industri Negeri( PN)
Pegadaian, pada tahun 1969 Perusahaan Negeri Pegadaian diganti jadi Industri Negeri Jawatan
( Perjan) Pegadaian, serta pada tahun 1990 jadi Perusahaan Universal( Perum). Pegadaian lewat
peraturan Pemerintah Nomor. 10 tahun 1990 tentang berdirinya lembaga gadai dalam bentuk
Industri Jawatan Pegadaian jadi Industri Umum Pegadaianpasal 3 ayat( 1a) mengatakan kalau
Perum Pegadaian merupakan tubuh usaha tunggal yang diberi wewenang untuk menyalurkan
duit pinjaman atas bawah hukum gadai. Dalam pasal 2 ayat 1 disebutkan kalau, makud serta
tujuan Industri Perseroan( Persero) sebagaimana yang diartikan dalam Pasal 1 ayat( 1) buat
melaksanakan usaha di bidang gadai dan fidusia, baik secara konvensional ataupun syariah, serta
jasa lainnya di bidang keuangan cocok syarat Peraturan Perundangundangan paling utama buat
warga berpenghasilan menengah ke dasar, usaha mikro, usaha kecil serta usaha menengah, serta
optimalisasi pemanfaatan sumber energi Perseroan dengan mempraktikkan prinsip Perseroan
Terbatas,( 2) Buat mencapai iktikad serta tujuan sebagaimana diartikan pada ayat.

a. Syarat umum

1. Murtahin memiliki hak buat menahan marhunsampai seluruh utang dilunasi

2. Marhun serta khasiatnya senantiasa mejadi kepunyaan Rahim, marhum tidak boleh
dimanfaatkan oleh murtahin. Kecuali terdapat izin dari Rahim.

3. Pemeliharaan serta penyimpanan pada dasarnya menjadi kewajiban Rahim.

4. Besar bayaran administrasi serta penyimpanan tidak boleh didetetapkan bersumber


pada jumlah pinjaman.

5. Apabilah jatuh tempo murtahin wajib memperingati Rahim, apabila Rahim senantiasa
tidak melunasi utangnya, hingga jaminan dijual paksa.

12
2.1.2 Pembiayaan Syariah

Pembiayaan pada intinya berarti aku percaya‟ ataupun„saya menyimpan kepercayaan‟.


Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayan, berarti lembaga pembiayaan sebagai shahibul
mal menyimpan keyakinan kepada seorang buat melaksanakan amanah yang diberikan.9

Bagi Undang- Undang Nomor. 10 Tahun 1998 pembiayaan merupakan penyedia duit
bersumber pada persetujuan ataupun kesepakatan antar bank serta pihak lain yang dibiayai buat
mengembalikan duit tersebut sehabis jangka waktu tertentu dengan imbalan atau untuk hasil.

Bagi Karim( 2008: 231) pembiayaan ialah salah satu tugas pokok bank ialah membagikan
sarana ialah memberi sarana penyedia dana buat penuhi kebutuhan pihak deficit unit. Sebaliknya
bagi

Muhammad( 2005: 196) pembiayaan atau financing ialah pendanaan yang diberikan
sesuatu pihak kepada pihak lain buat menunjang investasi yang sudah direncankan, baik dicoba
sendiri ataupun lembaga.

1. Transaksi untuk hasil dalam wujud mudharabah dan musyarakah.

2. Transaksi sewa menyewa dalam wujud ijarah atau sewa beli dalam wujud ijarah
muntahiya bittamlik.

3. Transaksi jual beli dalam wujud piutang murabahah, salam serta istishna.

4. Transaksi pinjam meminjam dalam wujud piutang qardh serta rahn

2.1.3 Jenis- Jenis Pembiayaan

9
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008), h. 3

13
Dalam menarangkan jenis- jenis pembiayaan, bisa dilihat dari tujuannya, jangka waktu,
serta tujuan pemakaian:( Mutmainnah, 2012)10

1. Tipe Pembiayaan dilihat dari Tujuan

a. Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan konsumtif bertujuan buat mendapatkan barangbarang ataupun kebutuhan-


kebutuhan yang lain guna penuhi keputusan dalam mengkonsumsi. Pembiayaan konsumtif
dipecah dalam 2 bagian:

1) Pembiayaan konsumtif buat umum

2) Pembiayaan konsumtif buat pemerintah Pembiyaan konsumtif yang diterima oleh universal
dapat membagikan fungsi- fungsi yang berguna, paling utama dalam menanggulangi dikala
aktivitas penciptaan/ distribusi lagi mengalami kendala. Dalam masa konjuctur besar, suatu
industri sering mengalami gangguan- gangguan dalam mempertinggi kegitan penciptaan
sebab modal- modal yang ada wajib diintensifkan dalam proses penciptaan sehingga buat
keperluan mengkonsumsi pimpinan industri wajib mengambil pembiayaan konsumtif.
Pembiayaan konsumtif dengan demikian memiliki makna murah pula dengan terdapatnya
penarikan pembiayaan konsumtif oleh sesutu industri, hingga proses penciptaan hendak bisa
berjalan dengan mudah dan membagikan hasil yang banyak. Menimpa pembiayaan konsumtif
buat Pemerintah, disatu pihak hendak bawa kesulitan- kesulitan untuk pemerintah sendiri
sebab bisa mengakibat kan inflasi, serta di lain pihak hendak jadi beban untuk warga dalam
wujud pajakpajak luar biasa.

b. Pembiayaan Produktif

Pembiayaan produktif merupakan wujud pembiayaan yang bertujuan buat memperlancar


jalannya proses penciptaan, mulai dari saat pengumpulan bahan mentah, pengolahan, serta
hingga kepada proses penjualan beberapa barang yang telah jadi. Pemakaian pembiayaan
produktif dalam proses produksi hadapi perputaran yang tidak sama. Terhadap alat- alat produksi
yang berbentuk modal senantiasa semacam mesin- mesin, perputaran modal itu hendak berakhir
sehabis proses penciptaan berakhir, sebaliknya terhadap bahan- bahan pembantu serta tenaga
10
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, op. Cit., h.

14
kerja, cuma dalam satu proses penciptaan saja. Buat mendapatkan pembiayaan, bisa dilakukan
dengan sebagian alternatif.

1) Alternatif yang awal yakni bisa diambil dari saving, yaitu bagian keuntungan industri yang
tidak dibagikan.

2) Bila alternatif kedua tidak memadai, hingga pembiayaan terrsebut bisa dicoba dengan jalur
menjual saham- saham kepada masyrakat( menarik saving dari warga).

3) Pembiayaan bisa pula dicoba dengan jalur mengadakan pinjaman baik kepada Bank ataupun
kepada warga.

2. Tipe pembiayaan Dilihat dari Jangka Waktu Jenis

a. Short term( pembiayaan jangka pendek) yakni sutu bentuk pembiayaan yang berjangka waktu
maksimum satu tahun. Dalam pembiayaan jangka waktu pendek tercantum pembiayaan untuk
tumbuhan musiman yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.

b. Intermediate Term( jangka waktu menengah), yakni sesuatu bentuk pembiayaan yang
berjangka waktu dari satu tahun hingga 3 tahun.

c. Long Term( pembiayaan jangka panjang) yakni sesuatu bentuk pembiayaan yang berjangka
waktu lebih dari 3 tahun.

d. Demand Loan ataupun Call Loan yakni sesuatu wujud pembiayaan yang tiap waktu bisa
dimohon kembali.

3. Tipe Pembiayaan Dilihat dari Segi Jaminan

a. Pembiayaan dengan jaminan, ialah pembiayaan yang diberikan dengan sesuatu jaminan,
jaminan tersebut bisa berbentuk barang berwujud maupun tidak berwujud ataupun jaminan
orang.

15
b. Pembiayaan tanpa jaminan, ialah pembiayaan yang diberikan tanpa jaminan benda ataupun
orang tertentu. Pembiayaan ini diberikan dengan memandang prospek usaha serta kepribadian
dan loyalitas ataupun nama baik calon peminjam sepanjang ini.

Setelah itu pula terdapat sebagian guna pembiayaan, antara lain yakni:

1) Tingkatkan energi guna duit;

2) Tingkatkan peredaran duit;

3) Stabilitas ekonomi;

4) Kenaikan pemasukan nasional11

4. Prinsip- prinsip Analisis Pembiayaan

Pelaksanaan prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C, ialah:

a. Character, ialah watak ataupun kepribadian nasabah pengambil pinjaman.

b. Capacity, ialah keahlian nasabah buat melaksanakan usaha dan mengembalikan


pinjaman yang diambil.

c. Colateral, ialah jaminan yang dipunyai diberikan peminjam kepada Lembaga


Keuangan.

d. Condition, ialah kondisi usaha ataupun nasabah prospek ataupun tidak.

Prinsip 5C tersebut terkadang ditambahkan dengana 1C, yaitu

Constraint, maksudnya hambatan- hambatan yang bisa jadi mengganggu proses usaha.
12
Bagi Anrtonio, watak pemakaian Pembiayaan bisa dibagi jadi 2 ialah:

11
https://www.pelatihan-sdm.net/jenis-jenis-pembiayaan-dari-berbagai-segi .Diakses Pada tahun 2021
12
https://journal.stiemb.ac.id. “ Analisis 5 C dalam Pembiayaan” Diakses pada Mei 2020

16
a. Pembiayaan Produktif, ialah pembiayaan yang diperuntukan untuk penuhi kebutuhan produktif
dalam makna luas, ialah peningkatan usaha, baik usaha penciptaan, perdagangan ataupun
investai.

b. Pembiayaan konsumtif ialah, pembiayaan yang digunakan untuk kebutuhan mengkonsumsi,


yang hendak habis digunakan buat memenuhi kebutuhan. Bagi keperluannya, pembiayaan
pouktif bisa dipecah jadi dua ialah:

a. Pembiayaan modal kerja, ialah pembiayaan buat memenuhi

kebutuhan:

1) Kenaikan penciptaan, baik secara kuantitatif, ialah jumlah hasil penciptaan, ataupun secara
kualitatif, ialah kenaikan mutu atau kualitas hasil penciptaan.

2) Buat keperluan perdagangan ataupun kenaikan Utility Of Place.

b. Pembiayaan investasi ialah, buat penuhi kebutuhan barangbarang modal dan fasilitas- fasilitas
yang erat kaitannya dengan investasi.

2.1.4 Manfaat Pembiayaan

Garis besar manfaat pembiayaan di dalam perekonomian, perdagangan, serta keuangan


bisa dikemukakan selaku berikut.

1. Pembiayaan bisa Tingkatkan Utility( Energi Guna) dari Modal/ Uang Para penabung menaruh
uangnya di lembaga keuangan. Uang tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan
khasiatnya oleh lembaga keuangan. Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank buat
memperluas/ memperlancar usahanya, baik buat peningkatan penciptaan, perdagangan, buat
usaha- usaha rehabilitasi, maupun usaha kenaikan produktivitas secara merata.

17
2. Pembiayaan Tingkatkan Utility( Energi Guna) sesuatu Benda Produsen dengan dorongan
pembiayaan bisa memproduksi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut bertambah,
misalnya kenaikan utility kelapa jadi kopra serta berikutnya jadi minyak kelapa/ minyak
goreng, kenaikan utility padi jadi beras serta sebagainya. Produsen dengan dorongan
pembiayaan bisa memindahkan benda dari sesuatu tempat yang khasiatnya kurang ke tempat
yang lebih berguna. Segala barang- barang yang dipindahkan dari sesuatu wilayah ke wilayah
lain yang kemanfaatan benda itu lebih terasa pada dasarnya meningkatan utility dari benda itu.

3. Pembiayaan Tingkatkan Peredaran serta Kemudian Lintas Duit Pembiayaan yang disalurkan
lewat rekening- rekening koran, pengusaha menghasilkan pertambahan peredaran duit giral
serta sejenisnya seperti cheque, giro bilyet, wesel, promes, serta sebagainya lewat
pembiayaan. Peredaran duit giral ataupun duit kartal hendak lebih tumbuh oleh sebab
pembiayaan menghasilkan sesuatu kegairahan berupaya sehingga pemakaian duit hendak
meningkat baik secara kualitatif, terlebih secara kuantitatif. Penciptaan duit tidak hanya
dengan metode subtitusi; penukaran uang kartal yang ditaruh di giro dengan duit giral, hingga
terdapat metode Exchange of claim, ialah bank membagikan pembiayaandalam wujud giral.

4. Pembiayaan Memunculkan Gairah Usaha Masyarakat Manusia merupakan makhluk yang


senantiasa melaksanakan aktivitas ekonomi, ialah senantiasa berupaya penuhi kebutuhannya.
Aktivitas usaha sesuai dengan dinamikannya hendak senantiasa bertambah. Hendak namun,
peningkatan usaha bukanlah senantiasa diimbangi dengan kenaikan keahlian. Karenanya,
manusia senantiasa berupaya dengan seluruh energi untuk penuhi kekurangmampuannya yang
berhubungan dengan manusia lain yang memiliki keahlian. Sebab itu pulalah, pengusaha akan
senantiasa berhubungan dengan bank buat mendapatkan bantuan permodalan guna kenaikan
usahanya. Dorongan pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank inilah setelah itu yang
buat memperbesar volume usaha serta produksinya.

5. Pembiayaan selaku Perlengkapan Stabilitas Ekonomi Dalam kondisi ekonomi yang kurang
sehat langkah- langkah stabilisasi pada dasarnya ditunjukan pada usaha- usaha buat antara
lain:

a. Pengendalian inflasi

18
b. Kenaikan ekspor

c. Rehabilitasi sarana

d. Pemenuhan kebutuhan- kebutuhan pokok rakyat Buat memencet arus inflasi serta terlebih-
lebih lagi buat usaha, pembangunan ekonomi, hingga pembiayaan bank memengang
peranan yang berarti. Arah pembiayaan wajib berpedoman pada segi- segi pembatasan
kualitatif, ialah pengarahan- pengarahan ke zona produktif serta sektor- sektor prioritas
yang secara langsung mempengaruhi terhadap hajat hidup warga. Misalnya, di Indonesia
telah benda tentu ditunjukan pada sektor- sektor pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan, penciptaan yang mendukung zona pertanian, industri alat- alat pertanian,
industri- industri yang mempengaruhi untuk kehidupan rakyat ( sandang pangan),
penciptaan beberapa barang buat ekspor dan sebagainnya.

6. Pembiayaan selaku Jembatan buat Kenaikan Pemasukan Nasional Pengusaha yang


mendapatkan pembiayaan pasti saja berupaya untuk tingkatkan usahanya. Kenaikan usaha
berarti kenaikan profit.

Apabila keuntungan ini secara kumulatif dibesarkan lagi dalam makna kata
dikembalikan ke dalam struktur permodalan, hingga peningkata akan berlangsung terus
menerus. Dengan pemasukan yang terus meningkat berarti pajak industri juga hendak terus
meningkat. Di lain pihak, pembiayaan yang disalurkan buat memicu pertambahan kegiatan
ekspor hendak menciptakan pertambahan devisa untuk negeri. Di samping itu, dengan terus
menjadi efektifnya aktivitas swasembada kebutuhan pokok, berarti hendak terhemat devisa
keuangan negeri, akan bisa ditunjukan pada usaha- usaha kesejahteraan maupun
kesektorsektor yang lain lebih bermanfaat. Apabila rata- rata pengusaha, pemilik tanah,
owner modal, serta buruh/ karyawan hadapi peningkatan pemasukan, hingga pemasukan
negeri via pajak hendak meningkat, pemasukan devisa meningkat serta pengguna devisa
buat urusan mengkonsumsi menurun sehingga langsung ataupun tidak, lewat pembiayaan,
pemasukan nasional hendak meningkat.

19
7. Pembiayaan selaku Perlengkapan Ikatan Ekonomi Internasional Lembaga pembiayaan tidak
saja bergerak di dalam negara, tetapi pula di luar negara. Sebagian negeri kaya minyak yang
sudah sedemikian maju organisasi serta sistem perbankannya sudah melebarkan sayap
perbankannya ke segala pelosok dunia. Demikian pula sebagian negara maju yang lain.
Negara- negara yang kaya ataupun kokoh ekonominya, demi persahabatan antar negeri,
banyak membagikan dorongan kepada negaranegara tumbuh ataupun lagi membangun.
Dorongan tersebut tercermin dalam wujud dorongan pembiayaan dengan syarat- syarat
ringan ialah, untuk hasil/ bunga yang relatif murah serta jangka waktu penggunaan yang
panjang. Lewat dorongan pembiayaan antar negeri yang istilahnya kerap kali didengar
selaku Gram to Gram( Goverment to Goverment), maka ikatan antar negeri
pemberi( shahibul mal) serta penerima pembiayaan( mudharib) hendak meningkat erat,
paling utama yang menyangkut ikatan perekonomian serta perdagangan.

2.1.5 Tujuan Pembiayaan

Dalam mangulas tujuan pembiayaan, mencakup lingkup yang luas. Pada dasarnya, ada 2
guna yang silih berkaitan dari pembiayaan, ialah selaku berikut:( Desta, 2018)

1. Profitability

Profitability, ialah tujuan buat mendapatkan hasil dari pembiayaan berbentuk keuntungan
yang diraih dari untuk hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh
sebab itu, bank cuma akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha- usaha nasabah yang diyakini
sanggup serta ingin mengembalikan pembiayaan yang sudah diterimanya.

Dalam aspek keahlian serta keinginan ini tersimpul faktor kemanan ( safety) serta
sekalian pula faktor keuntungan( profitability) dari suatu pembiayaan, sehingga kedua faktor
tersebut silih berkaitan. Dengan demikian keuntungan dari pemasukan usaha ialah tujuan dari
pemberian pembiayaan yang terjelma dalam wujud hasil yang diterima.

2. Safety

Safety, ialah keamanan dari prestasi ataupun sarana yang diberikan wajib betul- betul
terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar- benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Oleh sebab itu, dengan keamanan ini dimaksudkan supaya prestasi yang diberikan dalam wujud

20
modal, benda ataupun jasa itu betul- betul terjamin pengembaliannya, sehingga
keuntungan( profitability) yang diharapkan bisa jadi realitas.

2.2. Pembiayaan Arrum pada Pegadaian Syariah

Arrum ialah singkatan dari Ar- Rahn buat Usaha Mikro Kecil yang ialah pembiayaan
untuk para pengusaha mikro kecil, buat pengembangan usaha dengan berprinsip syariah.
13
Jangka waktu pembiayaan yang diresmikan oleh industri minimun 12 bulan serta optimal 36
bulan dengan pengembalian pembiayaan dilakukan dengan metode angsuran masing- masing
bulannya, sebaliknya akad yang digunakan pada Ar- Rum merupakan akad Ijarah. Ijarah
didefinisikan selaku hak buat menggunakan benda serta jasa dengan membayar imbalan tertentu.
Bagi fatwa Dewan Syariah Nasional, ijarah merupakan akad pemindahan hak guna( khasiat
sesuatu benda ataupun jasa dalam waktu tertentu lewat pembayaran sewa/ uaph tanpa diiringi
dengan pemindahan kepemilikan benda itu sendiri). Dengan demikian, dalam akad ijarah tidak
ada pergantian kepemilikan, namun cuma perpindahan hak guna dari yang menyewakan kepada
penyewa. Ijarah selaku sesuatu transaksi yang sifatnya silih tolong menolong memiliki landasan
yang kokoh dalam Al- Qur’ an. Ada pula landasan hukum ijarah merupakan QS. Al-
Baqarah( 2): 233

“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan
Ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”

Keunggulan lain dari Ar-Rum yang dimiliki oleh Pegadaian Syariah yaitu dengan adanya
produk Ar-Rum masyarakat ingin mendapatkan dana pembiayaan tidak serta merta menitipkan
kendaraan bermotor berupa motor atau mobil yang dititipkan kepegadaian, melainkan surat
BPKB kendaraan saja sudah bisa dijadikan jaminan. Pelayanan ini untuk meringankan
masyarakat yang ingin menggunakan kendaraan bermotornya sebagai alat bantu usahanya.
Melalui studi kelayakan yang dilakukan oleh staf Pegadaian Syariah, dapat dilihat apakah usaha
yang dilakukan layak mendapatkan pinjaman, studi kelayakan dilakukan guna meminimalisir
risiko dalam pembiayaan kepada masyarakat nantinya.
13
Andri Soemitri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2010), h. 400.

21
A. Pembiayaan ARRUM BPKB

ARRUM (Ar Rahn Untuk Usaha Mikro) BPKB pada Pegadaian Syariah memudahkan para
pengusaha kecil untuk mendapatkan modal usaha dengan jaminan kendaraan. Kendaraan tetap
pada pemiliknya sehingga dapat digunakan untuk mendukung usaha sehari-hari. Maksimalkan
daya guna kendaraan anda.

Keunggulan

 Proses transaksi berprinsip syariah yang adil dan menenteramkan sesuai fatwa DSN-MUI.
 Proses pembiayaan dilayani di lebih dari 600 outlet Pegadaian Syariah.
 Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh outlet pegadaian syariah.
 Pembiayaan berjangka waktu fleksibel mulai dari 12, 18, 24 dan 36 bulan.
 Pegadaian memberikan tarif menarik dan kompetitif.
 Prosedur pelayanan sederhana, cepat dan mudah.
 Pegadaian hanya menyimpan BPKB, kendaraan dapat digunakan nasabah.

Persyaratan

 Memiliki usaha dan memenuhi kreteria kelayakan serta telah berjalan satu tahun.
 Memiliki kendaraan sebagai agunan pembiayaan.
 Fotocopy KTP suami dan istri.
 Fotocopi kartu keluarga.
 Fotocopi surat nikah.
 Fotocopi rekening listrik dab PBB terakhir.
 Surat Keterangan Usaha (SKU) minimal dari kelurahan.
 BPKB asli: minimal 5 tahun terakhir untuk motor dan 10 terakhir untuk mobil.
 Fotocopi BPKB dan STNK.

B. Produk Arrum( Ar- Rahn Buat Usaha Mikro)

Arrum( Ar- Rahn buat usaha mikro/ kecil) di Pegadaian Syariah ialah produk dimana
nasabah yang memiliki usaha mikro/ kecil bisa mengajukan pembiayaan buat modal usaha

22
dengan jaminan pesan kendara ialah BPKB serta benda berharga yang lain. Jangka waktu
pembiayaan ini fleksibel, cocok syarat yang berlaku. ( Desta, 2018).

Arrum merupakan skim pinjaman modal dengan akad syariah antara rahn dengan ijarah
yang diperuntukkan untuk para pengusaha mikro kecil menengah yang mau meningkatkan
usahanya serta minimal telah berjalan 1 Tahun. Bagi Soemitra( 2009) Arrum ialah singkatan dari
ar- rahn buat usaha mikro kecil yang ialah pembiayaan untuk para pengusaha mikro kecil buat
pengembangan usaha dengan prinsip syariah. Jadi pada intinya Arrum merupakan pembiayaan
yang dilakukan buat menunjang aktivitas usaha nasabah dengan berbentuk jaminan fakta BPKB
kendaraan bermotor/ mobil.

1. Bawah Hukum Arrum


a. Pembiayaan Arrum bagi Undang- Undang yang mengaturnya ialah bagi Pesan
Edaran( SE) Nomor. 14/ US. 200/ 2008 tentang penyaluran pembiayaan Arrum.
b. Undang- Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil
serta Menengah.
c. Fatwa DSN Nomor. 68/ DSN- MUI/ III/ 2008 tentang tasjily, rahn tasjily diucap pula
dengan rahn ta’ tamini, Rahn Rasmi, atau Rahn Hakim merupakan jaminan dalam wujud
benda ataupun uang dengan konvensi kalau yang diserahkan kepada penerima jaminan cuma
fakta legal kepemilikannya. sebaliknya fiksi benda jaminan tersebut( marhun) senantiasa
terletak dalam kemampuan serta pemanfaatan pemberi jaminan( rahin).
1. Bayaran pemeliharaan wajib ditanggung oleh pihak yang menggadaikan, tetapi jumlah
bayaran pemeliharaan tidak boleh dihubungkan dengan besarnya pembiayaan.
2. Pihak penerima gadai bisa menaruh fakta kepemilikan sebaliknya benda yang digadaikan
bisa digunakan pihak yang menggadaikan dengan izin dari pihak penerima gadai.
3. Bila terjalin penunggakan hingga jaminan bisa dijual oleh pihak penerima gadai namun
wajib dengan izin dari pihak yang menggadaikan selaku owner.

2.3 UMKM( Usaha Mikro Kecil Menengah)

23
UMKM merupakan usaha kepunyaan perorangan yang bukan dibawah industri besar
yang sanggup membagikan lapangan pekerjaan sehingga tingkatkan pemasukan warga dan
berefek pada pembangunan ekonomi. Di Indonesia definisi UMKM diatur bersumber pada
Undang- Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil serta
menengah.14

a. Usaha Mikro
Usaha produktif kepunyaan orang perorangan ataupun badan usaha perorangan yang
penuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang- undang( UU) Nomor 20
Tahun 2008 tentang usaha mikro.
b. Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dicoba oleh
orang perorangan ataupun tubuh usaha yang bukan ialah anak industri ataupun bukan cabang
industri yang dipunyai, dipahami, ataupun jadi bagian baik langsung ataupun tidak langsung
dari usaha menengah ataupun usaha besar yang penuhi kriteria usaha kecil sebagaimana
diartikan dalam Undang- Undang( UU) No 9 Tahun 1995.
c. Usaha Menengah
Usaha menegah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dicoba
oleh orang perorangan ataupun tubuh usaha yang bukan ialah anak industri ataupun cabang
industri yang dipunyai, dipahami, ataupun jadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil ataupun usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih ataupun hasil
penjualan tahunan( Lia, 2017).15

Bank Indonesia selaku lembaga formal yang membagikan data statistik UMKM,
memakai kriteria yang diresmikan UU Nomor. 20 tahun 2008 ini selaku bawah penataan
informasi statistic menimpa informasi penyaluran pembiayaan untuk UMKM.

1. Landasan Hukum UMKM

a. Pesan Edaran Bank Indonesia Nomor. 26/ 1/ UKK Tahun 1993

14
https://sukorejo.semarangkota.go.id/umkm “ Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah “ Diakses pada tahun
2022.
15
Janitra, Mawardi. https://www.quipper.com/id/blog/quipper-campus/campus-info/p-perbedaan-usaha-mikro-kecil-
menengah-besar/ , Diakses Pada tanggal 26 Juni 2021.

24
b. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor. 316/ KMK. 616/ 1994

c. Undang- Undang Nomor. 9 Tahun 1995

d. Peraturan Pemerintah Nomor. 16 Tahun 1997

e. Peraturan Pemerintah Nomor. 44 Tahun 1997

f. Peraturan Pemerintah Nomor. 32 Tahun 1998 gram. Pesan keputusan Mentri Keuangan
Nomor. 40/ KMK. 06/ 2003 Peraturan Menkop serta UKM Nomor. 10/ Per/ Meter.
KUKM/ VI/ 2006

h. Peraturan Meneg BUMN Per. 05/ MBU/ 2007

i. Undang- Undang Nomor. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah.

2. Hambatan yang dialami UMKM

Kenyataan di lapangan terpaut energi dukung untuk pertumbuhan perekonomian


nasional, UMKM masih mengalami sejumlah 15 kasus pengembangan usaha. Kara( 2013)
mengidentifikasi salah satu perkara utama zona UMKM merupakan keterbatasan dalam
permodalan. Hasil studi yang dicoba Susilo( 2007) menciptakan keterbatasan utama yang
dirasakan orang dagang kecil yang berjualan di Alun- Alun Selatan Kota Yogyakarta merupakan
dalam aspek modal serta posisi usaha. kendala- kendala yang dialami UMKM, hingga dapat
dinyatakan kalau kasus utama merupakan keterbatasan modal usaha yang dipunyai. Akibat
keterbatasan modal itu menimbulkan UMKM kurang sanggup melaksanakan pengembangan
usaha, kurang sanggup melakukan pembaharuan teknologi penciptaan dalam upaya penuhi
permintaan pasar maupun buat tingkatkan kapasitas penciptaan, maupun kurang sanggup buat
tingkatkan mutu SDM yang dipunyai baik secara resmi ataupun informal( Fuad, 2018).

3. Ciri UMKM

Bagi Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 pasal 6 usaha mikro merupakan usaha
produktif kepunyaan orang perorangan serta tubuh usaha perorangan yang mempunyai kriteria
selaku berikut;

25
a. Usaha Mikro

1. Tipe benda/ komoditi tidak senantiasa sewaktu- waktu dapat berubah.

2. Tempat usahanya tidak senantiasa menetap sewaktu- waktu bisa berpindah.

3. Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun.

4. Tidak memisahkan keuangan individu dengan keuanga usaha.

5. Tingkatan pembelajaran rata- rata sangat rendah Contoh orang dagang kai 5, orang dagang
di pasar.

b. Usaha Kecil

1. Tipe benda/ komoditi biasanya telah senantiasa tidak gampang berganti.

2. Tempat usahanya biasanya telah menetap tidak berpindah pindah.

3. Telah melaksanakan administrasi keuangan meski masih simpel.

4. Telah mulai terdapat pembelahan antara keuangan individu dan keuangan usaha.

5. Telah membuat neraca usaha Contoh orang dagang di pasar grosir/ agen serta
pedagang pengumpul yang lain.

c. Usaha Menengah

1. Mempunyai manajeman serta organisasi yang lebih baik dengan pembagian tugas yan
jelas antara bagian keuangan serta bagian pemasaran serta bagian penciptaan.

2. Sudah melaksanakan manajemen keuangan dengan mempraktikkan sistem akuntansi


dengan tertib.

3. Sudah melaksanakan ketentuan ataupun pengelolaan serta organisasi perburuhan.

4. Telah mempunyai akses kepada sumber- sumber pendanaan perbankan ataupun


LKNB.

26
5. Pada biasanya sudah mempunyai SDM yang berpendidikan serta terlatih.16

16
Mutmainna. (2012). Analisis Pembiayaan Arrum PT Pegadaian Syariah terhadap Pengembangan Usaha Mikro
Kecil . Makassar. Universitas Islam Negeri UIN Makassar.

27
BAB III

DATA DARI LAPANGAN

3.1 Sejarah PT. Pegadaian Syariah

Terbitnya PP/10 tanggal 1 April 1990 dapat dikatakan menjadi tonggak awal kebangkitan
Pegadaian, satu hal yang perlu dicermati bahwa PP10 menegaskan misi yang harus diemban oleh
Pegadaian untuk mencegah praktik riba, misi ini tidak berubah hingga terbitnya PP103/2000
yang dijadikan sebagai landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian sampai sekarang. Banyak
pihak berpendapat bahwa operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003
tentang Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep syariah meskipun harus diakui belakangan
bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis anggapan itu. Berkat Rahmat Allah SWT dan
setelah melalui kajian panjang, akhirnya disusunlah suatu konsep pendirian unit Layanan Gadai
Syariah sebagai langkah awal pembentukan divisi khusus yang menangani kegiatan usaha
syariah.

Konsep operasi Pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi modern yaitu azas
rasionalitas, efisiensi dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam. Fungsi operasi
Pegadaian Syariah itu sendiri dijalankan oleh kantor-kantor Cabang Pegadaian Syariah/ Unit
Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu unit organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain
Perum Pegadaian. ULGS ini merupakan unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah
pengelolaannya dari usaha gadai konvensional. Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di Jakarta
dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah ( ULGS) Cabang Dewi Sartika di bulan Januari tahun
2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makasar, Semarang, Surakarta, dan
Yogyakarta di tahun yang sama hingga September 2003. Masih di tahun yang sama pula, 4
Kantor Cabang Pegadaian di Aceh dikonversi menjadi Pegadaian Syariah.

28
3.2 Visi dan Misi PT. Pegadaian Syariah

Visi

“Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi market leader
dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah.”

Misi

1. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu memberikan pembinaan
terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan kemudahan dan


kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap
menjadi pilihan utama masyarakat.

3. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah


kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya perusahaan.17

17
https://pegadaiansyariah.co.id/web/profil/fatwa-mui . “sejarah dan Visi Misi Pegadaian Syariah” Diakses pada 22
Mei 2022

29
3.3 Struktur Organisasi dan Budaya Perusahaan

Struktur Organisasi PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah


(CPS) Simpang Patal Palembang

Pemimipin
Cabang

Akhmadi S.E

Penaksir Madya
Kasir

Nadia Elfira S.E,


Wirya Adiharja S.E
MM

Analisis Kredit Pengelolan


Penaksir Muda
Agunan
Ahmad Sumarta
Andy Patomo Amd
jaya S.S Kiki Aria Pratama

Sumber: PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah (CPS) Simpang Patal
Palembang

a. Pemimpin Cabang

Pemimpin Cabang memiliki fungsi merencanakan, mengorganisasikan,


menyelenggarakan, dan mengendalikan kegiatan operasional, administrasi dan keuangan Kantor
Cabang dan Unit Pelayanan yang ada dibawahnya sesuai dengan kewenangannya

30
b. Penaksir

Penaksir memiliki fungsi melakukan kegiatan penaksiran dan pengadministrasian marhun


sebagai agunan pinjaman pada kantor Cabang/Unit. Kegiatan menaksir dilakukan oleh karyawan
yang sudah memperoleh pendidikan menaksir.

c. Analis Kredit

Analis Kredit bertugas melakukan survei ke tempat usaha dan ke rumah calon nasabah
mikro dengan tujuan memastikan kelayakan usaha, kemampuan bayar (repayment capacity) dan
karakter calon nasabah mikro untuk meminimalisir resiko wanprestasi terhadap akad produk
mikro.

d. Kasir

Kasir melakukan kegiatan administrasi pembayaran dan penerimaan uang pada kantor
Cabang/Unit.

e. Pengelola Agunan

Pengelola Agunan melakukan kegiatan penyimpanan, merawat atau memelihara dan


mengadministrasikan marhun.

Budaya Perusahaan

Untuk mendukung terwujudnya visi dan misi Perseroan, maka telah ditetapkan budaya
perusahaan yang harus selalu dipelajari, dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh seluruh insan
Pegadaian yaitu jiwa INTAN yang terdiri dari:

a. Inovatif

Selalu melakukan penyempurnaan yang mempunyai nilai tambah berkelanjutan

b. Nilai Moral Tinggi

31
Memahami, mematuhi, dan mengamalkan ajaran agama masing-masing serta etika
Pegadaian.

c. Terampil

Melaksanakan tugas secara professional

d. Adi Layanan

Memberikan layanan yang cepat, aman dan nyaman untuk kepuasan pelanggan

e. Nuansa Citra

Senantiasa peduli dan menjaga nama baik serta reputasi Pegadaian.

3.4 Implementasi produk pembiayaan Arrum BPKB di Pegadaian Syariah

Pembiayaan ARRUM yang ialah singkatan dari Ar- Rahn Untuk Usaha Mikro Kecil.
Produk pembiayaan ARRUM BPKB pada pegadain syariah menolong para pengusaha kecil buat
mendapatkan modal usaha dengan jaminan BPKB kendaraan. Namun kendaraan bisa digunakan
pemiliknya untuk menolong operasional aktivitas usaha yang dijalankan.

Dengan memakai konstruksi pinjaman secara gadai ataupun fudusia. Produk pembiayaan
guna pengusaha mikro di pegadaian syariah dengan pegadaian konvensional tidak jauh berbeda,
bila di pegadaian konvensional memakai produk kreasi namun di pegadaian syariah
menggunakan produk ARRUM, kedua produk ini bersama memakai jaminan berupa BPKB
kendaraan bermotor.( Ummah, 2018) Arrum ialah singkatan dari Ar- rahn buat Usaha Mikro
Kecil yang ialah pembiayaan untuk para pengusaha mikro kecil, untuk meningkatkan usaha
dengan berprinsip syariah. Produk ARRUM BPKB di Pegadaian Syariah menolong para
pengusaha kecil buat memperoleh modal usaha dengan jaminan BPKB. Kendaraan senantiasa
pada pemiliknya sehingga bisa dimanfaatkan buat menunjang usaha tiap hari. Selain itu ARRUM
BPKB pula ialah salah satu jalur untuk pengusaha kecil buat menemukan bonus modal yang
jumlahnya tidak sangat besar.18
18
Jannah Wirdatul, 2011. Kelayakan Nasabah Dalam Pengajuan Arrum (Arrahn Untuk Usaha Mikro Kecil) Pada
Perum Pegadaian Syariah Cabang Bangkinang Menurut Ekonomi Islam

32
Secara teknis pembiayaan ARRUM BPKB memakai akad rahn dan akad ijarah. Aplikasi
akad rahn ialah nasabah memakai benda berupa BPKB kendaraan bermotor selaku jaminan atas
utang yang diberikan pegadaian syariah yang mana benda tersebut bisa digunakan pembayar
apabila nasabah tidak sanggup buat membayar hutangnya. Dari akad rahn hendak terdapat proses
penyimpanan marhun sehingga akan mencuat bayaran buat penyimpanan benda( marhun), dari
mari akad ijarah dengan akad rahn di pegadaian syariah tidak bisa dipisahkan kerena dari akad
ijarah pegadaian hendak mendapatkan ujrah dari nasabah atas pinjaman yang diberikan, besarnya
tarif ujrah di pegadaian syariah ditentukan bersumber pada besar jumlah pinjaman. Salah satu
energi tarik nasabah memakai produk pembiayaan ARRUM BPKB ialah disebabkan outlet
Pegadaian Syariah yang mudah dijangkau( outlet terletak di tempat universal semacam pasar),
setelah itu syarat pengajuan pembiayaan yang gampang ialah cuma dengan menggunakan BPKB
kendaraan bermotor. Tidak hanya itu proses pencairan dana lebih cepat ialah dalam waktu 3 hari
ataupun sangat lelet satu pekan sehabis proses pengajuan pinjaman.

3.5 Mekanisme Produk Pembiayaan ARRUM BPKB Di Pegadaian Syariah

Islam tidak sempat melupakan faktor modul serta eksistensinya dalammemakmurkan


bumi dan tingkatkan taraf hidup warga. Islam senantiasa menekankan ekonomi yang baik selaku
fasilitas menggapai tujuan dunia yang lebih besar, semacam pembiayaan ARRUM di Pegadaian
Syariah yang tidak cuma memupuk keuntungan namun pula buat membantu nasabah Mikro serta
kecil yang kekurangan dana dengan prinsip tolong membantu sehingga dari pembiayaan yang
diberikan hendak tercapai misi Pegadaian dalam memakmurkan serta tingkatkan taraf hidup
warga.

Mekanisme operasional Pegadaian Syariah bisa ditafsirkan melalui akad rahn, nasabah
menyerahkan benda bergerak, setelah itu Pegadaian menaruh serta merawatnya di tempat yang
sudah disediakan oleh Pegadaian. Akibat yang mencuat dari proses penyimpanan merupakan
mencuat biayabiaya yang meliputi nilai investasi tempat penyimpanan, bayaran perawatan dan
totalitas dari proses kegiatannya. Atas bawah ini dibenarkan bagi Pegadaian menggunakan
bayaran sewa kepada nasabah cocok dengan jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Menimpa kebolehan mengambil khasiat ataupun biaya- biaya terhadap perjanjian gadai dengan
rahin berlandaskan hadist Nabi Muhammad SAW. Selaku berikut:

33
“Tunggangan (kendaraan) yang digadaikan boleh dinaiki dengan menanggung biayanya dan
binatang ternak yang digadaikan dapat diperah 43 susunya dengan menanggung biayanya. Bagi
yang menggunakan kendaraan dan memerah susu wajib menyediakan biaya perawatan dan
pemeliharaan”

Pegadaian syariah cabang simpang patal mempunyai persyaratan bagi nasabah yang hendak
mengajukan pembiayaan:

1. Nasabah wajib mempunyai usaha produktif yang telah berjalan minimun 1 tahun dari
pengajuan pembiayaan. Keriteria penilaian usaha berdasarkan ketetapan Pegadaian Syariah.

2. Umur kendaraan minimun 5 tahun terakhir. Serta kendaraan kepunyaan sendiri yang
dibuktikan di BPKB serta STNK cocok tertera di kartu tanda penduduk ataupun KTP. Apabila
kendaraan dibeli secara second, wajib memiliki ciri fakta pembelian serta gambar kopi KTP
pemilik terdahulu. Jika kendaraan bukan kepunyaan individu wajib menyertakan pesan
persetujuan menjaminkan kendaraan dari pemilik.

3. Nasabah tidak sedang menjadi nasabah kredit kreasi dicabang pegadaian konvensionl, perihal
ini tidak diperbolehkan sebab menghindari adanya pembiyaan bermasalah. serta bukan dari
petugas pengolahan pembiayaan ARRUM pegadaian syariah.

4. Persyaratan berkas yang wajib di siapkan olen calon nasabah

a. Fotocopy KTP pemohon( 2lembar), suami/ istri( 1 lembar)

b. Pas foto suami istri ukuran 3x4( 1 lembar)

c. Fotocopy buku nikah/ surat keterangan nikah

d. Fotocopy kartu keluarga

e. Bukti pembayaran listrik bulan terakhir

f. Bukti pembayaran pajak bumi bangunan tahun terakhir

g. Memiliki usaha dan memenuhi kreteria kelayakan serta telah berjalan satu tahun.

h. Fotocopy BPKB( 2 rangkap) serta faktur pembelian

34
i. Fotocopy STNK serta pajak kendaraan( 2 lembar)

j. Surat keterangan cek fisik kendaraan dari SAMSAT.

k. Surat ket. Keabsahan BPKB dari SAMSAT/ POLRES/ POLSEK

Syarat lain:

- Usia motor maksimal 5 tahun( 2017)

- Usia mobil maksimal 10 tahun( 2012)

- Pajak kendaraan wajib lunas

- Kendaraan tangan kedua namun belum dibalik nama, wajibmelampirkan“ Surat pernyataan
Belum Balik Nama” bermaterai.

- Kendaraan milik, tujuan menjaminkan kendaraan” bermaterai.Apabila persyaratan diatas telah


dilengkapi, hingga proses ialah rahinmengajukan permohonan dengan bawa berkas dini serta
mengisi form pengajuan pembiayaan. Sehabis itu pihak awal yang menerima adalah penaksir/
kasir menerima form pengajuan pembiayaan serta berkas dini serta menginput data rahin.
Sehabis data nasabah di input hingga proses berikutnya dilakukan oleh tim analisis yang bertugas
untuk mensurvey ke tempat usaha nasabah guna menganalisis apakah usaha tersebut layak
ataupun tidak. Survey tempat usaha dilakukan oleh tim mikro 2 hari sesudah nasabah
mengajukan pembiayaan. Serta survey dicoba cuma satu kali pada disaat pengajuan pembiayaan.
Sesudah survey kelayakan usaha berikutnya yang melakukan proses yakni asmen mikro ataupun
deputi, menerima hasil kelayakan usaha calon nasabah dari tim survey, deputi approve
pembiayaan. Dari deputi berkas pembiayaan diberikan kepada Pimpinan cabang, berikutnya
pimpinan cabang, notaris serta rahin menandatangani akad, maksudnya proses pembiayaan telah
dicoba serta pencairan dana dicoba oleh kasir.19

19
Ummah, F. S. (2018). Analisis Produk Pembiayaan Arrum BPKB dalam Meningkatkan Usaha Mikro Nasabah
Pegadaian Syariah Kantor Cabang 52 Sidoarjo. Surabaya. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Ekonomi
dan Bisnis

35
Tahap pembiayaan ARRUM BPKBKetentuan Pembiyaan

Pengisian Menyerahkan
Pembentukan
Formulir dan Servey Oleh BPKB
akad dan
melengkapi Tim Mikro kendaraan asli
pencairan dana
berkas setlah di acc

Ketentuan Pembiyaan Arrum BPKB PT. Pegadaian Syariah

Min Uang Pinjaman Mak Uang Pinjaman Adm ( Mu’nah Akad) Jangka Waktu
Pinjaman
Rp.1.000.000 Rp. 400.000.000 1% dari Pinjaman 12 – 48 Bulan
Pinjaman 100 juta ke
atas tidak dikenakan
Munnag akad

Wanprestasi

Apabila pihak berutang( debitur) tidak melaksanakan apa yang dijanjikannya, hingga dikatakan
dia melaksanakan“ wanprestasi”. Dia alpa ataupun‟lalai” ataupun ingkar janji. Ataupun pula dia
melanggar perjanjian, apabila dia melaksanakan ataupun berbuat suatu yang tidak boleh
dikerjakannya. Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yang berarti prestasi kurang
baik( Bandingkan: wanbeheer yang berarti pengurusan kurang baik, wandaad perbuatan kurang
baik).

36
Wanprestasi bisa berbentuk:

1. Sama sekali tidak penuhi prestasi;

2. Prestasi yang dicoba tidak sempurna;

3. Terlambat penuhi prestasi;

4. Melaksanakan apa yang dalam perjanjian dilarang buat dilakukan

Oleh sebab pihak lain dirugikan akibat wanprestasi tersebut, pihak wanprestasi wajib
menanggung akibat dari tuntutan pihak lawan yang dapat

berbentuk tuntutan:

1. Pembatalan kontrak( diiringi ataupun tidak diiringi ubah rugi);

2. Pemenuhan kontrak( diiringi ataupun tidak diiringi ubah rugi).

Dengan demikian, terdapat 2 mungkin pokok yang bisa dituntut oleh pihak yang dirugikan, ialah
pembatalan ataupun pemenuhan kontrak. Tetapi jika 2 mungkin pokok tersebut dijabarkan lebih
lanjut, hingga kemungkinan tersebut bisa dipecah menjadi 4, ialah:

1. Pembatalan kontrak saja;

2. Pembatalan kontrak disertai tuntutan ganti kerugian;

3. Pemenuhan kontrak saja;

4. Pemenuhan kontrak disertai tuntutan ganti kerugian.

Pembagian atas 4 kemungkinan tuntutan tersebut di atas sekaligus ialah statment ketidaksetujuan
penulis atas pendapat yang membagi atas 5 mungkin, ialah pendapat yang masih meningkatkan
satu mungkin lagi, ialah“ penuntutan ganti kerugian saja”, sebab tidak bisa jadi seorang
menuntut ganti kerugian saja yang lepas dari mungkin dipenuhinya kontrak ataupun batalnya
kontrak, sebab dibatalkan ataupun dipenuhinya kontrak ialah 2 mungkin yang wajib dihadapi
para pihak, serta tidak terdapat opsi lain, sehingga tidak bisa jadi terdapat tuntutan gantikerugian
yang berdiri sendiri selaku akibat dari sesuatu wanprestasi.

37
Tuntutan apa yang wajib ditanggung oleh pihak yang wanprestasi tersebut bergantung pada tipe
tuntutan yang diseleksi oleh pihak yang dirugikan. Bahkan apabila tuntutan itu dicoba dalam
wujud gugatan di Pengadilan, maka pihak yang wanprestasi tersebut pula dibebani bayaran
masalah.

38
BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Pembiayaan Arrum Terhadap Pengembangan Usaha

Bersumber pada hasil riset yang sudah dicoba, modal memiliki tingkatan
signifikan pada riset yang teruji kalau modal usaha mempengaruhi terhadap pertumbuhan
usaha dengan demikian semakin besar modal hingga terus menjadi besar pula tingkatan
pemasukan ataupun keuntungan yang hendak didapatkan serta UMKM bisa tumbuh pula.
Modal ialah salah satu faktor berlangsungnya sesuatu usaha yang dijalankan sehingga dikira
sangat berarti selaku bawah perkembangan sesuatu usaha. Penanda dari variabel modal
dengan kata lain selaku bahan baku. Tetapi sebagian nasabah melaporkan komentar yang
dihasilkan terkadang digunakan buat keperluan tiap hari sebab sebagian pemasukan selaku
sumber kehidupan.20

Keberhasilan usaha pada hakikatnya merupakan keberhasilan bisnis menggapai


tujuannya. Sesuatu bisnis dikatakan sukses apabila usaha memperoleh laba sebab tujuan dari
orang berbisnis merupakan mendapat laba. Dari teori diatas penulis mengenali omset
penjualan nasabah pembiayaan Arrum hadapi peningkatan perihal ini bisa dikenal dari
meningkatnya laba yang diperoleh oleh nasabah. Bersumber pada hasil riset dengan metode
wawancara menunjukan kalau pembiayaan Arrum pada Pegadaian Syariah bisa membantu
nasabah dalam kenaikan usaha. Perihal ini bisa dilihat pada argument nasabah yang
membagikan statment sangat sepakat serta pula sepakat jika pembiayaan Arrum bisa
tingkatkan usaha nasabah. Perihal ini disebabkan sebab dana yang disalurkan kepada
nasabah betul- betul dimanfaatkan serta tidak lepas dari manajeman keuangan yang baik
dalam menjalankan usaha.

Di samping itu nasabah yang memperoleh pembiayaan ini sudah memiliki


pengalaman terhadap dunia usaha dan sanggup membaca kesempatan tempat membuka

20
Muftifiandi . ((2015). Peran Produk Arrum bagi UMKM Pada PT Pegadaian Cabang Syariah Simpang Fatal. I-
Finance, Vol 1 No 1

39
usaha dengan demikian Pegadaian Syariah diharapkan buat senantiasa mempertahankan
produk- produknya khususnya produk pembiayaan Arrum. Nasabah yang mengambil
pembiayaan merasa sangat puas sebab dari segi prosedur yang gampang serta pelayanan
staf, sehinggal bisa dikatakan bila pembiayaan Arrum nyaman serta kilat, pembiayaan
Arrum bisa menaikkan modal dalam melaksanakan usaha sehingga bisa meningkatkan
pertumbuhan usaha nasabah. Bagi Chandra( 2000: 121) pertumbuhan usaha merupakan
terbentuknya kenaikan omset penjualan. Tolok ukur tingkatan keberhasilan bisa dilihat dari
peningkata omset penjualan, ada pula omset penjualan bisa dihitung dengan mengalikan
total jumlah yang terjual dengan harga. Dimensi keberhasilan kebijakan dari bisnis bisa
dilihat dari besar kecilnya pemasukan( income) serta keuntungan( profit) yang diperoleh.
Tolok ukur pertumbuhan usaha dalam riset bisa dilihat dari jumlah pemasukan, hendak
terjalin kenaikan apabila pertumbuhan usaha juga bertambah.

Dari pengamatan periset pertumbuhan usaha nasabah dapat dilihat dari omset yang
bertambah apabila modal yang terdapat bertambah ditambah dengan pembiayaan Arrum
selaku bonus modal. sebab dari modal yang meningkat serta pembiayaan Arrum dapat lebih
menaikkan persediaan benda yang dijual. Terbentuknya penyusutan pemasukan nasabah
sehabis mendapat pembiayaan Arrum bisa terjalin sewaktu- waktu dapat diakibatkan
berbagai aspek lain antara lain masa yang tidak menentu, terdapatnya pesaing, dan
terdapatnya kebutuhan yang menekan.

Dari bermacam hambatan yang dirasakan nasabah merupakan keterbatasan bonus modal kerja,
tidak hanya itu manajemen sumber energi manusia juga butuh ditingkatkan sebab rata- rata
pembelajaran nasabah diatas lulusan SMA ataupun sederajat. Hambatan internal mayoritas
dirasakan nasabah merupakan manajeman bisnis yang masih manual serta masih belum
memisahkan antara asset usaha dengan asset individu, buat hambatan eksternal tertentu yang
dirasakan merupakan permasalahan infrastruktur mengenai terbasnya fasilitas serta prasarana
paling utama buat permasalahan teknologi.

Dengan demikian produk pembiayaan Arrum bisa membantu pengusaha kecil, dengan
memakai BPKB kendaraan bermotor sebagai jaminan sehingga kendaraan masih dapat
digunakan buat usahanya dapat disimpulkan kalau pembiayaan Arrum selaku bonus modal usaha
buat meningkatkan usaha nasabah bisa diterima dengan baik. Terus menjadi besar pembiayaan

40
Arrum yang diterima oleh nasabah semakin besar pula pengaruhnya dalam pertumbuhan usaha
nasabah.

41
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bersumber pada ulasan yang terdapat dalam riset ini hingga dapat diambil kesimpulan
selaku berikut: Produk pembiayaan Arrum pada Pegadaian Syariah sangat mempengaruhi
terhadap pengembangan usaha. Hal ini bisa dilihat pada hasil riset, kalau sehabis nasabah
mendapatkan pembiayaan Arrum pemasukan nasabah rata- rata bertambah dan dapat
menolong nasabah dalam menaikkan modal serta persediaan barang

5.2 Saran

1. Pada pihak Pegadaian, dalam perihal tingkatkan jumlah nasabah pembiayaan Arrum serta
dalam rangka kenaikan Usaha Mikro Kecil, hingga pihak Pegadaian butuh
mensosialisasikan bahan- bahan yang ditawarkan oleh Pegadaian Syariah. Spesialnya pada
produk pembiayaan Arrum.

2. Pada pihak Pegadaian Syariah supaya senantiasa mempertahankan keramahan dalam


pelayanan, apalagi butuh ditingkatkan supaya nasabah merasa nyaman serta bahagia atas
pelayanan yang diberikan oleh pegadaian

42
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Hal.278


Khadijah Widya Ningsi, “ Minat Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pegadaian Perspektif
Ekonomi Islam “, Metro: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, IAIN Metro, 2017, h. 6
Nana Diana Widya Febryari , “ Minat Masyarakat Tentang Gadai Emas Di Pegadaian syariah
cabang Karawang “ Universitas Singaperbangsa Karawang : Skripsi Sarjana , Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis , Universitas singaperbangsa Karawang , h. 56 .
Sugiyono, Metode..., h. 246
Subandi, Deskripsi...,h.178
Sugiyono, Metode..., h.249
Sugiyono,Metode..., h. 252
Chandra, Ira Puspita. Pengembangan Konsep Rahn dalam Pengembangan Syariah Di PT
Pegadaian (Persero) Indonesia. Universitas Brawijaya Malang. 2016
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2008), h. 3
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, op. Cit., h.
https://www.pelatihan-sdm.net/jenis-jenis-pembiayaan-dari-berbagai-segi .Diakses Pada tahun
2021

https://journal.stiemb.ac.id. “ Analisis 5 C dalam Pembiayaan” Diakses pada Mei 2020


Andri Soemitri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2010), h. 400.
https://sukorejo.semarangkota.go.id/umkm “ Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah “ Diakses
pada tahun 2022.
Janitra, Mawardi. https://www.quipper.com/id/blog/quipper-campus/campus-info/p-perbedaan-
usaha-mikro-kecil-menengah-besar/ , Diakses Pada tanggal 26 Juni 2021.
Mutmainna. (2012). Analisis Pembiayaan Arrum PT Pegadaian Syariah terhadap Pengembangan
Usaha Mikro Kecil . Makassar. Universitas Islam Negeri UIN Makassar.
https://pegadaiansyariah.co.id/web/profil/fatwa-mui . “sejarah dan Visi Misi Pegadaian Syariah”
Diakses pada 22 Mei 2022

43
Jannah Wirdatul, 2011. Kelayakan Nasabah Dalam Pengajuan Arrum (Arrahn Untuk Usaha
Mikro Kecil) Pada Perum Pegadaian Syariah Cabang Bangkinang Menurut Ekonomi Islam
Ummah, F. S. (2018). Analisis Produk Pembiayaan Arrum BPKB dalam Meningkatkan Usaha
Mikro Nasabah Pegadaian Syariah Kantor Cabang 52 Sidoarjo. Surabaya. Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Muftifiandi . ((2015). Peran Produk Arrum bagi UMKM Pada PT Pegadaian Cabang Syariah
Simpang Fatal. I-Finance, Vol 1 No 1

44

Anda mungkin juga menyukai