Anda di halaman 1dari 19

PEGADAIAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan

Dosen Pembimbing
Ayang Mulyana

Disusun Oleh :
Yesi Rindiyani Eka Putri 112010748
Salsabila Alpasetia Putri 112010780
Ayu Humairotu Zahro 112010862

PRODI MANAJEMEN
FALKULTAS ILMU EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................................3
1.3 Tujuan..................................................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
3.1 Pengertian............................................................................................................................................5
3.2 Asal Mula Pegadaian...........................................................................................................................5
3.3 Keuntungan Meminjam di Pegadaian dibandingkan Bank.......................................................8
3.4 Besarnya Jumlah Pinjaman Gadai.....................................................................................................8
3.5 Barang Jaminan...................................................................................................................................9
3.6 Bunga pinjaman ……………………………………………………………………………………... 9
3.7 Prosedur Pinjaman …………………..…………………………………………………….……….........................................10

3.8 Kegiatan Usaha Pegadaian Lainnya................................................................................................11


BAB III.....................................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gadai termasuk salah satu tipe perjanjian hutang piutang dan Pegadaian sendiri merupakan
sebuah lembaga keuangan yang mendorong kelangsungan hidup Ekonomi Syariah. Legitimasi
praktek gadai ini sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW, yang mana Rasulullah SAW sendiri
melakukan praktik ini. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan
yang harus dipenuhi. Namun demikian, manusia dalam memenuhi kebuiutuhan sehari-harinya,
baik itu kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier tidal semuanya dapat terpenuhi, karena
tidak memiliki dana yang cukup,sehingga tidak jarang karena tidak ada barang yang dijual, dan
terpaksa mencari pinjaman kepada orang lain.

Dengan berkembangnya perekonomian masyarakat yang semakin meningkat, maka seorang


dapat mencari uang pinjaman melalui jasa pembiayaan baik melalui lembaga keuangan bank
maupun lembaga keuangan non bank, diantaranya adalah Lembaga Pegadaian. Namun ternyata
karena sebagian besar masyarakat Indonesia adalah penganut agama Islam, maka Perum
Pegadaian meluncurkan sebuah produk gadai yang berbasiskan prinsip-prinsip syariah sehingga
masyarakat mendapat beberapa keuntungan yaitu cepat, praktis dan menentramkan. Cepat
karena hanya membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama untuk prosesnya, praktis karena
persyaratannya mudah, jangka waktu fleksibel dan terdapat kemudahan lain, serta menentramkan
karena sumber dana berasal dari sumber yang sesuai dengan syariah begitupun dengan proses
gadai yang diberlakukan. Produk yang dimaksud di atas adalah produk Gadai Syariah.

Utang-piutang terkadang tidak dapat dihindari, padahal banyak muncul fenomena


ketidakpercayaan di antara manusia, khususnya di zaman ini. Sehingga orang terdesak untuk
meminta jaminan benda atau barang berharga dalam meminjamkan hartanya. Realita yang ada
tidak dapat dipungkiri, suburnya usaha pegadaian, baik dikelola pemerintah atau swasta menjadi
bukti terjadinya kegiatan gadai ini. Ironisnya, banyak kaum muslim yang belum mengenal aturan
indah dan adil dalam Islam mengenai hal ini. Padahal perkara ini bukanlah perkara baru dalam

1
kehidupan merteka, sudah sejak lama mereka mengenal jenis transaksi seperti ini. Sebagai
akibatnya, terjadi kezaliman dan saling memakan harta saudaranya dengan bathil.

Dalam kehidupan era modem ini, pada umumnya setiap orang atau perusahaan tidak bisa lepas
dari yang namanya uang untuk membeli ataupun transaksi lainnya guna memenuhi segala
macam kebutuhannya. Kemajuan teknologi yang begitu pesat, tidak bisa dipungkiri akan
berpengaruh tethadap pola kehidupan masyarakat agar kebutuhannya ingin dipenuhi secara
instan dan cepat. Semakin modem suatu zaman, maka masyarakatnya selalu dimanjakan oleh
kemajuan teknologi yang berarti banyak Kebutuhan yang meningkat kualitasnya. Dengan situasi
ini, banyak dimanfaatkan oleh sektor usaha yang bergerak dalam bidang keuangan ataupun
penyediaan jasa pembiayaan. Seperti lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan bukan
bank. Salah satu lembaga keuangan bukan bank yang menjadi pilihan masyarakat untuk
mengajukan pembiayaan adalah PT. Pegadaian (persero).

PT. Pegadaian (persero) merupakan satu-satunya BUMN di Indonesia yang resmi memiliki izin
untuk menyelenggarakan bisnis penyaluran dana berdasarkan hukum gadai, Perusahaan ini sudah
dikenal masyarakat Indonesia sejak lama terutama bagi masyarakat menengah ke bawah dan
pelaku UMKM. Proses memperoleh pinjaman uang di Pegadaian relatif singkat, mudah, dan
aman karena persyaratannya yang sederhana dan tentunya harus memiliki jaminan barang yang
bemilai ekonomis. Sistem kemudahan yang diberikan akan meningkatkan konsumen untuk
mendapatkan pinjaman sehingga Pegadaian tidak pernah sepi dan akan terus beroperasi dalam
waktu yang lama.

Situasi dimana Pegadaian memiliki konsumen yang menjanjikan, membuat


parapemilik modal swasta tertarik untuk berpartisispasi dalam usaha gadai. Perkembangan usaha
gadai swasta disamping akan memberi manfaat bagi masyarakat, hal ini juga akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan persaingan usaha gadai. OJK telah
menerbitkan Peraturan OJK Nomor 31/POJK.05/2016 tentang Usaha Pergadaian (POJK
UsahaPergadaian). Penerbitan POJK Usaha Pergadaian tersebut dimaksudkan untuk
menciptakanindustri pergadaian yang sehat, memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha
pergadaian,dan perlindungan bagi konsumen. Selain itu, pengaturan dan pengawasan usaha
pergadaian.

2
1.2 Rumusan Masalah

 Apa itu Gadai?


 Bagaimana Asal Mula Pegadaian?
 Apa saja Keuntungan Meminjam di Pegadaian dibandingkan Bank?
 Berapa Besarnya Pinjaman Gadai?
 Apa saja Barang Jaminan yang bisa di Gadai?
 Apa saja Prosedur Pinjaman Gadai?
 Apa saja Kegiatan Usaha Pegadaian Lainnya?

1.3 Tujuan

 Untuk mengetahui Apa itu Gadai.


 Untuk mengetahui Bagaimana Asal Mula Pegadaian.
 Untuk mengetahui Apa saja Keuntungan Meminjam di Pegadaian dibandingkan Bank.
 Untuk mengetahui Berapa Besarnya Pinjaman Gadai.
 Untuk mengetahui Apa saja Barang Jaminan yang bisa di Gadai.
 Untuk mengetahui Apa saja Prosedur Pinjaman Gadai.
 Untuk mengetahui Apa saja Kegiatan Usaha Pegadaian Lainnya.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Menurut (Kasmir, 2007:233) pegadaian adalah kegiatan menjaminkan barang-barang


berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang akan
dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan
lembaga gadai.

2. Menurut (Manurung, Mandala dan Rahardja Pratama, 2004:277) Pegadaian adalah


memberikan pinjaman kepada nasabah, dengan jaminan barang bergerak. Untuk
mendapatkan pinjaman, nasabah wajib memberikan jaminan hartanya kepada kantor
penggadaian.

3. Menurut (Dahlan Siamat, 2005:744) Pegadaian adalah suatu hak yang diperoleh seorang
yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang
berutang atau oleh seorang lain atas namanya.
4. Menurut Wikipedia pengertian pegadaian adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai
piutang atas suatu barang bergerak.

5. Menurut Accounting-Media.blgspot.com Pegadaian merupakan salah satu lembaga


keuangan bukan bank di Indonesia yang mempunyai aktifitas pembiayaan kebutuhan
masyarakat, baik bersifat produktif maupun konsumtif, dengan menggunakan hukum
gadai. Pada dasarnya transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh pegadaiam sama dengan
prinsip peinjaman melalui lembaga perbankan, namun yang membedakannya adalah
dasar hukum yang digunakan yaitu hukum gadai.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian

Gadai adalah suatu hak yang diperoleh atas suatu benda bergerak, yang digunakan sebagai
jaminan atas pinjaman yang diberikan oleh penerima gadai. Yang dimaksud dengan benda
bergerak dalam gadai ialah benda yang dapat dipindahkan, bukan benda tetap seperti tanah atau
bangunan.

Sistem pinjam meminjam berbasis gadai di Indonesia sudah berlangsung cukup lama, baik secara
formal maupun informal. Secara informal berlangsung antar individu dalam masyarakat,
sementara secara formal dimulai dengan berdirinya perusahaan pergadaian pada tahun 1901.

Perusahaan pergadaian memberikan solusi pendanaan yang cepat untuk pengembangan usaha
maupun keperluan yang tidak terduga melalui sistem gadai. Dengan perusahaan pergadaian,
kredit dapat diperoleh tanpa membuka rekening, serta waktu yang dibutuhkan cukup singkat
yaitu 15 menit saja. Nilai pinjaman yang diberikan pun bervariasi, mulai dari Rp50.000 s.d.
Rp500.000.000 atau lebih. Tidak perlu khawatir, barang yang dijaminkan dijaga keamanannya
karena diasuransikan oleh perusahaan pergadaian.

3.2 Asal Mula Pegadaian

Kegiatan gadai pada sejarah peradaban manusia sudah terjadi di negara Cina pada tahun 3000
silam yang lalu. Sedangkan di benua Eropa dan kawasan laut tengah, gadai sudah dilaksanakan
pada zaman Romawi. Awalnya bentuk gadai yang dilembagakan (pegadaian) secara formal
berkembang di Italia yang kemudian dipraktekan di wilayah Eropa lainnya seperti di Inggris dan
Belanda. Belanda yang datang ke Indonesia membawa konsep gadai melalui Vareenigde Oos
Compagine (VOC).

Sejarah lembaga gadai (pegadaian) di Indonesia dimulai sejak tahun 1746 saat kedatangan
Gubernur Jendral Vareenigde Oos Compagine (VOC) Van Imhoff. VOC sebagai salah satu
5
maskapai perdagangan dari Belanda yang datang ke Indonesia didirikan sebagai bentuk usaha
untuk memperlancar kegiatan ekonomi Belanda. Untuk itu Gubernur Jenderal Van Imhoff
mendirikan Bank Van Leening di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746 dengan tujuan sebagai
lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai. Melalui surat keputusan
tertanggal 28 Agustus 1746 dengan modal awal sebesar f 7.500.000; yang terdiri dari 2/3 modal
milik VOC dan sisanya dari swasta.

Ketika VOC bubar tahun 1800 maka usaha pegadaian diambil alih oleh Pemerintah Hindia
Belanda. Pada masa pemerintahan Daendels, peraturan gadainya dirubah kembali yaitu tentang
peraturan tentang barang yang dapat diterima sebagai jaminan gadai seperti perhiasan dan lain-
lain. Kedatangan Inggris di Indonesia setelah mengalahkan Belanda, kemudian mengambil alih
kekuasaan jajahan Belanda di Indonesia (1811-1816) termasuk Bank Van Leening dan
menggantinya dengan Licentie Stelsel.

Aturan pun diubah yaitu setiap orang boleh mendirikan usaha unit gadai, namun dengan syarat
harus adanya ijin dari pemerintah daerah setempat. Di bawah kekuasaan Raffles, ijin dikeluarkan
kepada perorangan, khususnya keturunan Cina. Pembubaran Bank Van Leening sebagai
monopoli gadai membuat masyarakat Indonesia diberi kebebasan untuk mendirikan usaha
pegadaian asalkan adanya lisensi dari pemerintah daerah setempat yang dibentuk oleh Inggris.
Hal ini menimbulkan dampak negatif dengan munculnya lintah darat atau rentenir (Woeker)
yang dapat menyengsarakan masyarakat Indonesia saat itu. Sehingga diganti dengan sistem
penyewaan atau Pachstelsel pada tahun 1814, di mana campur tangan langsung oleh pejabat
lebih terasa.

Pada saat Belanda datang kembali ke Indonesia pada tahun 1816, Bank Van Leening dengan
sistem dan konsep gadai tersebut dilanjutkan dan dipertahankan. Pada tahun 1816 seluruh
wilayah Jawa dan Madura telah memiliki pegadaian, kecuali Kesultanan Yogyakarta dan
Kesultanan Surakarta, di mana sistem penyewaan yang menjadi hak prerogatif kelompok
bangsawan tetap berlaku, monopoli pegadaian tidak dikembangkan ke pulau lain sampai tahun
1921.

Namun pemegang hak pegadaian ternyata dapat melakukan penyelewengan dalam menjalankan
bisnisnya dengan mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya dari hasil barang yang
digadaikan oleh masyarakat. Dengan menetapkan bunga yang begitu besar sehingga tidak

6
memungkinkan penggadai mengambil kembali barangnya. Jika barang jaminan disita, maka
bentuk penyitaannya menjadi hak milik kolonial Belanda, sehingga pada tahun 1870 nama
Pegadaian dirubah lagi pada menjadi Licentie Stelsel, dan pada tahun 1880, diganti namanya
menjadi Pachstelsel kembali.

Pada tahun 1901, berdasarkan keputusan pemerintah Hindia Belanda no 131 tanggal 12 Maret
1901 mendirikan rumah gadai pemerintah di Sukabumi Jawa Barat pada tanggal 1 April 1901
dengan nama Jawatan Pegadaian. Selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai Hari
Ulang Tahun Pegadaian. Hal itu sebagaimana diatur dalam staatsblad tahun 1901 No. 131. Isi
dari KUHP-nya ketika itu adalah,:

Sejak saat itu di bagian Sukabumi kepada siapapun tidak diperkenankan untuk dengan member
gadai atau dalam bentuk jual beli dengan hak membeli kembali, meminjamkan uang tidak
melebihi 100 (seratus) golden. Dengan hukuman tergantung kepada kebangsaan para pelanggar
yang diancam dalam Pasal 337 KUHP bagi orang-orang Eropa dan Pasal 339 KUI IP bagi orang
Pribumi.

Pada mulanya Jawatan Pegadaian Negara melakukan upaya khusus untuk menumpas segala
macam praktek pinjam-meminjam yang tidak diinginkan. Artinya, yang dirugikan masyarakat,
misalnya suku bunga yang tinggi, lelang yang diatur, barang gadaian yang tidak terawat. Dengan
cara ini akhirnya mosi percaya dari masyarakat dapat ditegakkan. Pengawasan langsung oleh
pemerintah diberlakukan di seluruh Jawa dan Madura pada tahun 1904.

Seiring perjalanan waktu, pegadaian milik pemerintah semakin berkembang dengan baik
sehingga pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan monopoli. Sanksi terhadap
pelanggaran peraturan monopoli pun diatur oleh pihak pemerintah Hindia Belanda dalam kitab
Undang-undang Hukum Pidana yang tercantum dalam Pasal 509 dan Staatsblad No. 266 tahun
1930. Pada masa pendudukan Jepang, tidak banyak perubahan yang terjadi pada kebijakan
maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian, hanya saja Gedung Kantor Pusat yang semula di
Jalan Kramat Raya 162 dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Jawatan Pegadaian atau Sitji
Eigeikyuku dalam bahasa Jepang dipimpin oleh warga Jepang yaitu Ohno-San dengan wakilnya
orang pribumi yang bernama M. Saubari.

7
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, rumah gadai yang merupakan salah satu bentuk
lembaga keuangan bukan bank ini di kuasai pemerintah Republik Indonesia. Namun Kantor
Jawatan Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) dan ke Magelang karena situasi
perang Agresi militer Belanda. yang kian terus memanas.

Jawatan Pegadaian pada tanggal 1 Januari 1967 dijadikan perusahaan Negara (PN) dan berada
dalam lingkup Departemen Keuangan Pemerintah RI berdasarkan peraturan No. 176 tahun 1961.

Kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya


berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi
Perusahaan Umum (PERUM). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 51
tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011, bentuk badan hukum Pegadaian berubah menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero).

Kegiatan umum yang dilakukan PT Pegadaian saat ini adalah melakukan aktivitas pembiayaan
seperti kredit gadai serta menawarkan produk berupa sejumlah jasa non-gadai seperti penitipan
barang, penaksiran nilai barang, dan gold counter, namun tetap dalam pengertian pegadaian yang
sebenarnya.

3.3 Keuntungan Meminjam di Pegadaian dibandingkan Bank

Pegadaian : Bank :
1) memperoleh uang, yaitu pada hari itu 1) Prosedurnya lebih sulit dan
juga, hal ini disebabkan prosedurnya berbelit-belit
2) Persyaratannya yang lebih rumit
yang tidak berbelit-belit. dan memerlukan jaminan.
2) Persyaratan yang sangat sederhana Sedangkan pegadaian hanya
memerlukan barang gadai yang
sehingga memudahkan konsumen
nasabah punya
untuk memenuhinya 3) Pihak bank biasanya akan
3) Pihak pegadaian tidak menanyakan untuk apa dana
tersebut dipinjam dan digunakan
mempersalahkan uang tersebut
digunakan untuk apa, jadi sesuai

8
3.4 Besarnya Jumlah Pinjaman Gadai

Jumlah kredit yang diberikan sebesar paling kecil Rp 10 juta dan paling besar Rp 500 juta.
Bunga Pegadaian yang berlaku untuk Kreasi yakni antara 1 persen sampai dengan 1,15 persen
per bulan, lalu biaya administrasi 0,5-1 persen per transaksi, dan jangkaa waktunya maksimal 36
bulan.

3.5 Barang Jaminan

Jenis-jenis barang berharga yang dapat diterima dan dapat dijadikan jaminan oleh perum
pegadaian sebagai berikut:
a.       Barang-barang atau benda-benda perhiasan antara lain:
  Emas - Perak - Intan - Jam
Berlian - Mutiara -Platina
b.      Barang-barang berupa kendaraan seperti:
 Mobil (termasuk bajaj dan bemo) - Sepeda motor
Sepeda biasa (termasuk becak)
c.       Barang-pulang elektronik antara lain:
 Televisi - Radio - Radio Tape - Tustel
Video - Komputer - Kulkas - Mesin Tik
d.      Mesin-mesin seperti:
  Mesin jahit - Mesin Kapan Motor
e.       Barang-barang keperluan rumah tangga seperti:
Barang tekstil, berupa pakaian, permadani atau kain batik.
Barang-barang pecah belah dengan catatan bahwa semua barang-barang yang dijaminkan
haruslah dalam kondisi baik dalam arti masih dapat digunakan atau bernilai.

Selanjutnya, Jenis-jenis barang yang tidak dapat di gadaikan, antara lain:


 Binatang ternak - Hasil bumi
Barang dagangan dalam jumlah besar - Barang yang amat kotor
Barang yang cepat rusak, susut dan busuk - Kendaraan yang sangat besar

9
Barang-barang seni yang sulit di taksir - Barang yang mudah terbakar
Senjata api, aminisi, dan misiu - Barang yang disewa belikan
Barang milik pemerintah - Barang illegal

3.6 Bunga Pegadaian


Bunga Pegadaian atau bunga pinjaman di Pegadaian berbeda untuk masing-masing produk
pinjaman. Sementara untuk produk Pegadaian syariah tidak mengenal bunga, namun diganti
dengan akad sewa modal.
Berikut ini jenis produk-produk Pegadaian beserta tingkat bunga Pegadaian yang berlaku saat
ini:
1. Kredit Cepat Aman (KCA)
KCA adalah kredit dengan sistem gadai yang diberikan kepada semua golongan nasabah,
baik untuk kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif.
Untuk kredit KCA, agunan yang diperlukan antara lain barang barang perhiasan yang
terbuat dari emas dan permata, kendaraan bermotor, elektronik, barang gudang,
kendaraan bermotor, dan barang elektronik.
Bunga pinjaman di Pegadaian yang berlaku untuk pinjaman KCA adalah sebesar 1-1,2
persen per 15 hari. Selain bunga Pegadaian, debitur juga perlu membayar biaya
administrasi sebesar Rp 2.000-125.000.Plafon pinjaman yang diberikan yakni berkisar
paling kecil dari Rp 50 ribu dan paling besar Rp 100 juta atau lebih dengan tenor 1-120
hari.
2. Kredit Gadai Sistem Angsuran (Krasida)
Krasida adalah kredit angsuran bulanan untuk keperluan konsumtif dan produktif dengan
jaminan emas. Jaminan untuk Krasidan adalah fotocopy KTP dan kartu keluarga serta
memiliki barang jaminan emas.
Pinjaman mulai dari Rp 1 juta sampai dengan Rp 250 juta. Besaran pinjaman yang
diberikan dihitung dari maksimal 95 persen dari nilai taksairan agunan.

10
Debitur diberikan pilihan jangka waktu pinjaman Krasida yakni 6 bulan, 12 bulan, 24
bulan, dan 36 bulan. Pegadaian memberikan peluang pelunasan dapat dilakukan sewaktu-
waktu dengan pemberian diskon untuk sewa modal.
Bunga di Pegadaian yang berlaku untuk pinjaman Krasida yakni 1,25 persen per
bulannya.
3. Kredit Angsuran Sistem Fidusia (Kreasi)
Kreasi adalah pinjaman (kredit) dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan
konstruksi penjaminan kredit secara jaminan fidusia dan/atau jaminan gadai, yang
diberikan kepada pengusaha mikro dan pengusaha kecil yang membutuhkan dana untuk
keperluan pengembangan usaha.

Pinjaman Kreasi juga memiliki layanan lainnya yakni Kreasi Ultra Mikro dan Kreasi
Fleksi. Syarat pengajuan pinjaman Kreasi adalah usaha sudah berjalan efektif minimal 1
tahun dan mempunyai legalitas usaha (SIUP/SITU/Surat Keterangan Usaha).
Agunan yang diberikan berupa sepeda motor dengan usia maksimal 15 tahun dan
memiliki kelengkapan surat atau mobil berusia maksimal 20 tahun dan memiliki surat
lengkap.
Proses pencairan Kreasi yakni 3 haru. Jumlah kredit yang diberikan sebesar paling kecil
Rp 10 juta dan paling besar Rp 500 juta.
Bunga Pegadaian yang berlaku untuk Kreasi yakni antara 1 persen sampai dengan 1,15
persen per bulan, lalu biaya administrasi 0,5-1 persen per transaksi, dan jangkaa
waktunya maksimal 36 bulan.
4. Gadai Efek
Gadai efek merupakan layanan pemberian pinjaman dengan jangka waktu hingga 90 hari
dengan jaminan berbentuk saham dan atau obligasi tanpa warkat (scriptless) yang tercatat
dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Bunga di Pegadaian yang diberikan 15 persen per tahun atau 360 hari dan minimum sewa
modal adalah 15 hari. Jangka waktunya adalah selama 90 hari dan dapat diperpanjang
maupun dilunasi sewaktu-waktu. Selain bunga Pegadaian, nasabah juga harus membayar
biaya mutasi kustodian sebesar Rp 49.500, biaya administrasi 0,25 persen, dan biaya
disbursement Rp 25.000.

11
3.7 Prosedur Pinjaman
Sebagai lembaga yang melayani peminjaman uang, pegadaian berbeda dengan bank. Hal tersebut
perlu disadari oleh masyarakat yang berniat menjadi nasabah pegadaian. Dalam hal pengajuan
pinjaman, syarat-syarat yang diberlakukan pegadaian tidaklah sama dengan bank, baik dalam hal
penggunaan jaminan yang sifatnya wajib maupun jangka waktunya. Oleh sebab itu, sebelum
melakukan transaksi di pegadaian, ada baiknya jika mengetahui aturan lainnya terlebih dahulu.

 Barang jaminan
Barang jaminan mutlak diperlukan dalam mengajukan pinjaman uang ke pegadaian. Setiap
pengajuan pinjaman uang ke pegadaian harus disertai dengan barang jaminan yang
memiliki nilai gadai. Nah, barang jaminan tersebut nantinya yang menentukan nilai
pinjaman maksimal yang bisa disetujui oleh pegadaian.

 Biaya administrasi
Adanya biaya administrasi umum dalam setiap transaksi, termasuk gadai barang di
pegadaian. Besarnya biaya administrasi di pegadaian tidaklah flat atau sama untuk setiap
transaksi, tetapi tergantung pada nilai pinjaman yang disetujui pihak pegadaian. Semakin
besar nilai pinjaman, semakin besar pula biaya administrasinya. Hal ini berlaku sebaliknya,

12
jika nilai pinjaman kecil, maka biaya administrasinya juga kecil. Jika diangkakan, biaya
administrasi gadai barang di pegadaian kurang lebih sekitar 1% dari nilai pinjaman. Biaya
administrasi ini bisa dibayarkan tunai, bisa juga dikurangi dari pinjaman yang akan
diterima nasabah.

 Jangka waktu pinjaman


Pinjaman dengan sistem gadai barang di pegadaian termasuk pinjaman singkat, karena
batas waktu maksimalnya tidak lama yang bisa mencapai tahunan seperti bank. Jangka
waktu pinjaman di pegadaian maksimal hanya 120 hari atau kurang lebh selama 4 bulan.
Jika jangka waktu tersebut telah berakhir yang artinya jatuh tempo, nasabah harus menebus
barang yang dijaminkan dengan membayar pinjaman pokok beserta bunganya yang
diistilahkan dengan sewa modal.

 Pelunasan
Dalam hal pelunasan, nasabah dapat melunasi pinjaman atau menebus barang gadai selama
masa berlakunya pinjaman. Artinya, pelunasan atau tebus barang gadai tak harus
menunggu jatuh tempo. Pelunasan sebelum jatuh tempo justru memperkecil sewa modal
atau bunga yang harus dibayarkan, karena bunga dihitung per 15 hari.
Lantas, bagaimana jika pinjaman telah jatuh tempo tetapi nasabah belum memiliki uang
untuk menebus barang gadainya? Untuk itu, nasabah harus memperpanjang masa atau
jangka waktu pinjaman selama 120 hari ke depan dengan hanya membayar bunga atau
sewa modalnya saja. Agar nasabah lebih ringan dalam menebus barang gadainya,
pegadaian menerapkan sistem cicilan. Artinya, nasabah bisa mencicil pinjaman selama
berlangsungnya masa pinjaman.

 Pelelangan
Satu hal penting lainnya yang harus diketahui adalah pelelangan barang gadai. Jika
nasabah tidak menebus atau memperpanjang masa pinjaman atas barang yang digadai
sebagai jaminan, maka pegadaian akan melelang barang gadai tersebut. Waktu pelelangan
biasanya telah dicantumkan secara detail pada surat gadai yang disebut dengan Surat Bukti
Kredit (SBK) yang diberikan kepada nasabah. Namun, sebelum dilakukan pelelangan atas

13
barang gadai, pegadaian biasanya akan menginformasikan ulang melalui SMS (Short
Message System) ke nomor ponsel nasabah terkait yang terdaftar di data nasabah
pegadaian. Jika tidak ada respon dari nasabah dalam jangka waktu toleransi pelunasan atau
penebusan barang yang ditetapkan, maka pegadaian akan melelang barang gadai tersebut.

Jika terdapat sisa dari hasil lelang barang gadai setelah digunakan untuk menutup pinjaman
nasabah, maka uang sisa atau lebihnya dikembalikan kepada nasabah. Sebaliknya, apabila dari
hasil lelang ternyata masih ada kekurangan untuk menutup pinjaman, maka nasabah harus
membayar sisa tersebut.

3.8 Kegiatan Usaha Pegadaian Lainnya

1) Kredit Gadai ( Kredit Karyawan )


Kredit Gadai adalah fasilitas pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan pelayanan
prosedur mudah, aman, dan cepat. Memberikan kredit bagi karyawan yang
berpenghasilan tetap, pembayaran pinjaman dilakukan dengan memotong gaji setiap
bulannya.
2) Jasa Taksiran dan Jasa Titipan
Jasa taksiran ditawarkan oleh perum pergaidaian kepada masyarakat dengan dengan
tujuan unuk melindungi masyarakat dari kemungkinan pemalsuan para penjual barang-
barang perhiasan emas permata.
Jasa Titipan adalah fasilitas semacam safe deposit box yang ditawarkan oleh pegadaian
kepada masyarakat dengan maksud untuk melindungi surat-surat dan atau barang-barang
berharga lainnya bila pemiliknya meninggalkan rumah.
3) Unit taksiran emas (UTE)
Unit taksiran emas perum pegadaian dinamakan Galeri 24. Kegiatannnya adalah
menyediakan perhiasan dengan kualitas yang tinggi dan disain perhiasan yang modern.
Harga emas yang di perhitungkan adalah harga emas yang berlaku pada saat pembelian.
Sedangkan kadarnya adalah kadar sesuai Standar Nasional Indonesia.
4) Kegiatan-kegiatan usaha lainnya

14
Kegiatan ini bertujuan memanfaatkan aset yang kurang produktif, tetapi nilai
pendapatannya relatif kecil di bandingkan dengan jasa gadai. Misalnya penyewaan
gedung di beberapa tempat di Indonesia.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pegadaian adalah kegiatan
menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang
dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antar nasabah
dengan lembaga gadai.
Adapun kegiatan pelaksanaan gadai dalam perum pegadaian meliputi beberapa kegiatan, yaitu
diantaranya seperti yang penulis paparkan diatas: asal mula pegadaian berkembang di Indonesia.
Tujuan, tugas, dan fungsi lembaga Pegadaian di Indonesia. Keuntungan meminjam di pegadaian
dibandingkan bank. Barang apa saja yang bisa dijadikan barang gadai di pegadaian. Kategori
lembaga Pegadaian dan seberapa pesat perkembangannya di Indonesia. Kegiatan apa saja yang
dilakukan lembaga pegadaian selain memberikan pinjaman atas barang gadai. Dan apa saja hak
dan kewajiban yang dimiliki oleh lembaga pegadaian.

16

Anda mungkin juga menyukai