Anda di halaman 1dari 20

ASPEK HUKUM dalam BISNIS

MAKALAH
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat
Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis
STIE PGRI Dewantara Jombang

Disusun oleh :
Lailatus Shofia
NIM : 1662026

Dosen Pembimbing :
Retno Catur Kusuma Dewi, SH.,MH

AKUNTANSI / KP 2

STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG


TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya, serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Aspek Hukum dalam
Bisnis, adapun tema makalah ini adalah “Hubungan Bisnis dan Lembaga Pembiayaan”.
Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya miliki, saya
berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi, terutama dari media internet.
Kegiatan penyusunan makalah ini memberikan saya tambahan ilmu pengetahuan yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan saya dan semoga bagi para pengguna makalah ini.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan namanya satu per satu, yang sangat membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Sebagai manusia biasa, saya sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saya berharap akan adanya masukan yang membangun sehingga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun pengguna makalah ini.
Akhirulkalam saya mengucapkan semoga Allah SWT membimbing kita semua dalam
naungan kasih dan sayang-Nya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jombang, 02 Mei 2017

2|ASPEK HUKUM DALAM BISNIS


STUDI KASUS

 Kasus :
POJOKSUMUT.com, SIANTAR-Perseteruan perusahaan pembiayaan (leasing,red)
Adira dengan konsumen kredit sepeda motor kembali terjadi.Lagi-lagi kasusnya
tunggakan kredit yang dibalas dengan penarikan paksa sepeda motor.Konsumen yang
merasa tak terima, akhirnya melaporkan Adira ke Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) Kota Siantar.Adalah Bambang Irwansyah yang menjadi korban
atas permasalahan itu terlihat mendatangi kantor BPSK di Jalan Dahlia, Siantar Barat,
Jumat (21/10/2016). Bambang terlihat didampingi beberapa orang rekannya.Di sana,
warga Jalan Tangki, Kelurahan Naga Pita, Siantar Martoba inipun disambut oleh pihak
BPSK dan laporan yang diajukan Bambang pun diterima BPSK. Ditemui di sana, pria
berusia 35 tahun ini mengungkapkan bahwa kedatangan mereka ke BPSK karena tidak
terima dengan penarikan yang dilakukan pihak Adira pada 10 Oktober silam terhadap
sepedamotor Honda Supra X BK 4515 TAJ miliknya.Sepedamotor tersebut, lanjutnya,
diambil oleh pihak Adira di Jalan Dahlia,Siantar Barat ketika dikendarai oleh
Wardani, adiknya. “Ada empat orang yang menarik kereta kami itu. Kami nggak
terimalah dengan penarikan itu makanya kami mengadu,” jelasnya.Bambang
menuturkan bahwa dirinya tidak terimanya dengan penarikan itu karena selain
membayar uang cicilan selama tiga bulan sejumlah Rp1.770.000, pihak Adira pun
menyuruhnya membayar denda sejumlah Rp 4.186.900 agar sepedamotor serta surat
Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) sepedamotor tersebut
diberikan.“Kemarin kan aku kredit selama 18 bulan, Rp590 ribu per bulan. Sudah
kubayar 15 bulan. Harusnya bulan Maret 2016 sudah lunas tapi sejak awalJanuari
2016 nunggak. Itulah dihitung orang itu dendanya, sejak bulan Januarisampai Oktober
dihitung denda. Makanya dendanya sampai Rp4.186.900, seharusnya kami bayar
Rp1.770.000,” paparnya.“Sudah berulang kali kami datang ke kantor Adira yang di
Megaland tapi katanya harus lunas cicilan sama denda supaya dikasih sepedamotor
sama BPKB nya,” imbuhnya seperti dilansir dariMetro Siantar (grup
pojoksumut.com)Terkait tunggakan itu, Bambang mengatakan bahwa dirinya tidak
berniatuntuk tidak membayarnya. “Maunya akumembayar cicilannya tapi mereka
yang nggak mau menerima. Harus ikut sama dendanya itu katanya. Akupun maunya
dendanya itu, tapi jangan segitulah. Mahal kali itu,” terangnya.Tidak hanya ke BPSK,
Bambang pun telah membuat pengaduan masyarakat (dumas) pada Kamis

3|ASPEK HUKUM DALAM BISNIS


(20/10/2016) ke Polres Siantar terkait permasalahan itu.“Kalau di sini (BPSK) akan
disidangkan hari Selasa atau Kamis minggu depan. Dipanggil juga pihak leasing pas
sidangnanti. Kami juga sudah buat dumas ke Polres Siantar soal masalah ini kemarin,”
pungkasnya.Menanggapi adanya pengaduan itu, Ita Herani, Bidang Kepaniteraan
BPSK KotaSiantar, menjelaskan bahwa pengaduanitu sudah diterima dan pihaknya
akan membentuk Majelis Hakim untuk menyidangkan perkara itu. “Kita akan
membentuk Majelis Hakim untuk menyidangkan ini. Soal jadwal sidangnya kita
belum tau,” bebernya.Saat disinggung terkait kasus penarikan yang dilakukan pihak
leasing selama tahun 2016, Ita menuturkan bahwa sudah ada 12 kasus yang mereka
tangani.“Tahun ini, ada 12 kasus dan semua kasusnya sudah selesai. Satu kasus sudah
mediasi dan 11 kasus sudah selesai dengan proses arbitrase. Arbitrase itu yang
berperkara banding ke Pengadilan. Yang berpekara itu kebanyakan leasing, ada CS
Finance, Adira dan ada juga Bank,” paparnya. Terpisah, Berto, salah seorang pegawai
Adira yang dihubungi via telepon seluler, menjelaskan bahwa proses penarikan serta
pembayaran denda itu sudah sesuai dengan aturan. “Itu sudahsesuai aturan kita,
memang seperti itu,” katanya. (fes/osi/MS/jpg/nin)

 Analisis Kasus
Pada kasus diatas, para jemaah yang sudah mendaftar di Biro Travel Umroh dan
Haji Raihlah Alatas Wisata (RAW) merasa resah. Mereka merasa dirugikan karena
sudah menyerahkan sejumlah uang dengan harapan bisa berangkat ke tanah suci sesuai
jadwal yang dijanjikan oleh pihak travel. Dalam hal ini, pihak Biro Travel Umroh dan
Haji Raihlah Alatas Wisata (RAW) jelas telah melanggar tindak pidana korupsi dan
penipuan. Adapun hal-hal yang dilanggar oleh Biro Travel Umroh dan Haji adalah :
1. Penyedia jasa travel (perjalanan) haji/biro perjalanan haji dikenal sebagai
penyelenggara ibadah haji khusus sebagaimana disebut dalam Pasal 1 angka 15
UU 13/2008, yakni pihak yang menyelenggarakan ibadah haji yang
pengelolaan, pembiayaan, dan pelayanannya bersifat khusus.
2. Adapun ketentuan yang wajib dipenuhi oleh penyelenggara ibadah haji khusus
yaitu (Pasal 40 UU Perpu 2/2009):
a. menerima pendaftaran dan melayani jemaah haji khusus yang telah
terdaftar sebagai jemaah haji;
b. memberikan bimbingan ibadah haji;

4|ASPEK HUKUM DALAM BISNIS


c. memberikan layanan akomodasi, konsumsi, transportasi, dan pelayanan
kesehatan secara khusus; dan
d. memberangkatkan, memulangkan, melayani jemaah haji sesuai dengan
perjanjian yang disepakati antara penyelenggara dan jemaah haji."
3. Sedangkan penyedia jasa travel (perjalanan) umrah/biro perjalanan umrah
dikenal sebagai penyelenggara perjalanan ibadah umrah sebagaimana disebut
dalam Pasal 43 ayat (2) UU 13/2008, yakni dilakukan oleh pemerintah
dan/atau biro perjalanan wisata yang ditetapkan oleh menteri.
4. Adapun ketentuan yang wajib dipenuhi oleh penyelenggara perjalanan ibadah
umrah yaitu (Pasal 45 ayat (1) UU 13/2008):
a. menyediakan pembimbing ibadah dan petugas kesehatan;
b. memberangkatkan dan memulangkan jemaah sesuai dengan masa berlaku
visa umrah di Arab Saudi dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. memberikan pelayanan kepada jemaah sesuai dengan perjanjian tertulis
yang disepakati antara penyelenggara dan jemaah; dan
d. melapor kepada Perwakilan Republik Indonesia di Arab Saudi pada saat
datang di Arab Saudi dan pada saat akan kembali ke Indonesia
5. Penipuan Oleh Biro Travel Umroh dan Haji

 Penyelesaian Kasus Biro Travel Umroh dan Haji Raihlat Alatas Wisata (RAW)
1) Berdasarkan Pasal 64 ayat (1) UU 13/3008, sanksi bagi penyelenggara ibadah haji
khusus yang tidak melaksanakan ketentuan dalam Pasal 40 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
2) Berdasarkan Pasal 64 ayat (2) UU 13/2008, penyelenggara perjalanan ibadah
umrah yang tidak melaksanakan ketentuan dalam Pasal 45 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
3) Pada Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) tentang
penipuan yang berbunyi:
“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu,
dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain
untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang

5|ASPEK HUKUM DALAM BISNIS


maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana
penjara paling lama empat tahun”

6|ASPEK HUKUM DALAM BISNIS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dalam mempertahankan hidupnya melakukan berbagai macam cara, salah


satunya adalah melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis. Melalui kegiatan itu manusia
dapat memenuhi tuntutan hidupnya yang semakin hari semakin komplek. Kehidupan
manusia di jaman modern ini begitu cepat berputar. Setiap hari manusia bekerja demi
mempertahankan hidupnya. Kehidupan yang serba cepat memacu manusia untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya secara cepat pula. Pemenuhan kebutuhan hidup secara
cepat telah mendorong dan membuka peluang bagi manusia untuk melakukan kegiatan
bisnis. Aktivitas bisnis itu sendiri diwarnai oleh berbagai bentuk hubungan bisnis atau
kerjasama bisnis yang melibatkan para pelaku bisnis. Hubungan bisnis atau kerjasama
bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis apa yang sedang
dijalankan. Dengan semakin berkembangnya aktivitas bisnis sekarang ini maka
keperluan akan modal atau dana bagi pelaku usaha juga semakin meningkat. Oleh karena
itu, sarana penyediaan dana yang dibutuhkan oleh pelaku usaha atau masyarakat perlu
diperluas. Umumnya dana yang dibutuhkan tersebut dapat disediakan oleh lembaga
perbankan melalui fasilitas kredit. Namun, fasilitas kredit dari perbankan sangat terbatas
dan tidak semua pelaku usaha punya akses untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari
bank. Selain itu lembaga perbankan ini juga memerlukan jaminan yang kadang kala tidak
bisa dipenuhi oleh pelaku usaha yang bersangkutan, maka perlu suatu upaya lain yaitu
tanpa jaminan dan lebih mudah prosesnya. . Upaya lain tersebut dapat dilakukan melalui
suatu jenis badan usaha yaitu melalui Lembaga Pembiayaan. Munculnya lembaga
pembiayaan ini turut memacu roda perekonomian masyarakat dan turut membawa andil
yang besar dalam pembangunan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat kecil.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apakah yang dimaksud dengan Lembaga Pembiayaan ?
2) Apa saja jenis Lembaga Pembiayaan ?
3) Bagaimana hukum yang mengatur tentang Lembaga Pembiayaan ?
4) Peranan dari Lembaga Pembiayaan ?

7|ASPEK HUKUM DALAM BISNIS


1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui lebih jauh tentang Lembaga Pembiayaan.
b) Untuk mengetahui hukum yang mengatur tentang Lembaga Pembiayaan.
c) Untuk mengetahui peranan dari Lembaga Pembiayaan.

8|ASPEK HUKUM DALAM BISNIS


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan


Keputusan Menteri Keuangan RI No. 448/KMK.017/2000 tentang Perusahaan
Pembiayaan, memberikan pengertian lembaga pembiayaan sebagai suatu kegiatan
pembiayaan yang dilakukan dalam bentuk penyediaan dana bagi konsumen untuk
pembelian barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh
konsumen. Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya
antara kredit konsumsi dengan pembiayaan konsumen sama saja. Hanya pihak pemberi
kreditnya yang berbeda.
Pembiayaan konsumen sebagai salah satu lembaga pembiayaan lebih banyak
diminati oleh konsumen ketika mereka memerlukan barang yang pembayarannya
dilakukan secara angsuran/cicilan. Barang yang menjadi obyek pembiayaan konsumen
umumnya adalah barang-barang seperti, alat-alat elektronik, sepeda motor, komputer dan
alat-alat kepentingan rumah tangga yang menjadi kebutuhan konsumen. Besarnya
pembiayaan yang diberikan kepada konsumen umumnya relatif kecil, sehingga
kandungan risiko yang mesti harus dipikul oleh perusahaan pembiayaan konsumen juga
relatif kecil.
Lembaga pembiayaan termasuk bagian dari lembaga keuangan. Dalam melakukan
kegiatan usahanya, lembaga pembiayaan lebih menekankan pada fungsi pembiayaan.
Istilah lembaga keuangan lebih luas dibandingkan dengan lembaga pembiyaan. Lembaga
keuangan meliputi:
1. badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk aset keuangan yang disediakan
untuk menjalankan usaha dibidang jasa keuangan termasuk juga pembiayaan.
2. badan usaha yang hanya menjalankan usaha dibidang jasa pembiayaan, menyediakan
dana dan barang modal tanpa menarik dana secara langsung dari masyarakat.Neni Sri
Imaniyati, Hukum Bisnis Telaah Tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi,
Yogyakarta: Grafika Ilmu, 2009, hlm. 69
Menurut Abdulkadir Muhamad, yang dimaksud dengan lembaga keuangan (financial
institution) adalah badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk asset keuangan
(financial assets). Kekayaan dalam bentuk aset keuangan ini digunakan untuk
menjalankan usaha dibidang jasa keuangan, baik penyediaan dana untuk membiayai
usaha productif dan kebutuhan konsumtif, maupun jasa keuangan bukan

9|ASPEK HUKUM DALAM BISNIS


pembiayaan.Abdul Kadir Muhamad, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 2004, hlm.

2.2 Jenis-Jenis Lembaga Pembiayaan


Kegiatan Perusahaan Pembiayaan merupakan sebagian kegiatan yang dilakukan oleh
lembaga pembiayaan. Dalam pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, disebutkan bahwa bentuk kegiatan
usaha dari Perusahaan Pembiayaan antara lain:
1. Sewa guna usaha (leasing) merupakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun
sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna
usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran.
Kegiatan sewa guna usaha dilakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagi
penyewa guna usaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk membeli barang
tersebut. Pengadaan barang modal dapat juga dilakukan dengan cara membeli barang
penyewa guna usaha yang kemudian disewagunausahakan kembali. Sepanjang
perjanjian sewa guna usaha (leasing) masih berlaku, hak milik atas barang modal
objek transaksi sewa guna usaha berada pada perusahaan pembiayaan.
2. Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian
piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang
tersebut. Dalam Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006
tentang Perusahaan Pembiayaan, dijelaskan bahwa kegiatan anjak piutang dilakukan
dalam bentuk piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan
atas piutang tersebut. Kegiatan anjak piutang tersebut, dapat dilakukan dalam bentuk
anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang (without recourse) dan anjak piutang
dengan jaminan dari penjual piutang (with recourse). Anjak piutang tanpa jaminan dari
penjual piutang (without recourse) adalah kegiatan anjak piutang dimana perusahaan
pembiayaan menanggung seluruh resiko tidak tertagihnya piutang. Sedangkan anjak
piutang dengan jaminan dari penjual piutang (with recourse) adalah kegiatan anjak
piutang dimana penjual piutang menanggung resiko tidak tertagihnya sebagian atau
seluruh piutang yang dijual kepada perusahaan pembiayaan.
3. Usaha kartu kredit (credit card) adalah kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang
dan/atau jasa dengan menggunakan kartu kredit. Kegiatan usaha kartu kredit dilakukan
dalam bentuk penerbitan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan oleh pemegangnya

10 | A S P E K H U K U M D A L A M B I S N I S
untuk pembelian barang dan/atau jasa. Perusahaan pembiayaan yang melakukan
kegiatan usaha kartu kredit, sepanjang berkaitan dengan sistem pembayaran wajib
mengikuti ketentuan Bank Indonesia.
4. Pembiayaan konsumen (consumer finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara
angsuran. Kegiatan pembiayaan konsumen dilakukan dalam bentuk penyediaan dana
untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara
angsuran. Kebutuhan konsumen yang dimaksud meliputi antara lain pembiayaan
kendaraan bermotor, pembiayaan alat-alat rumah tangga, pembiayaan barang-barang
elektronik, dan pembiayaan perumahan.
5. Modal Ventura (ventura capital) mulai dikenal sejak munculnya Keppres No. 61 tahun
1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan disusul dengan keluarnya SK. Menkeu No.
2151/KMK.013/1988 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga
Pembiayaan. Modal Ventura sesuai dengan Keppres No. 61 Tahun 1988 serta SK.
Menkeu No. 1251/KMK.013/1988, pada dasarnya adalah suatu usaha di bidang
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan Pasangan
Usaha (PPU) untuk jangka waktu tertentu. Berbeda halnya dengan pembiayaan kredit
melalui perbankan dimana resiko kegagalan pengembalian kredit ditanggung oleh
pihak debitur, risiko kegagalan modal ventura ditanggung bersama antara Perusahaan
Modal Ventura (PMV) dengan PPU. Di samping itu, perbedaan lain dengan
pembiayaan melalui kredit perbankan dengan pembiayaan melalui modal ventura tidak
dibutuhkan adanya jaminan (anggunan) seperti yang disyaratkan oleh bank. Modal
ventura bekerja bukan atas dasar jaminan yang diberikan tetapi atas dasar penilaian
akan berhasil dan berkembangnya kemajuan usaha yang dijalankan.Anna Maria
Wahyu Setyowati, 1998, Tinjauan Yuridis Peranan Lembaga Modal Ventura Bagi
Pengusaha Kecil Menengah, Projustitia Tahun XVI No. 2 April 1998, hlm. 42 Modal
ventura pada hakekatnya bersedia membiayai pada tahap-tahap tertentu dari suatu
usaha (Pasal 4 SK. Menkeu No. 1251/KMK.013/1988). Disamping itu, pembiayaan
yang dilakukan PMV pada PPU merupakan pembiayaan dalam bentuk khusus yakni
ikut serta dalam bentuk penyertaan modal yang sifatnya sementara (Pasal 4 ayat (2)
SK. MENKEU No. 1251.013/1988). Keterlibatan PMV dan PPU didasarkan pada
adanya suatu perjanjian yang disebut Perjanjian Modal Ventura.Ibid Perjanjian
modal ventura dari segi hukum adalah perjanjian tentang kegiatan pembiayaan dan
pengembangan perusahaan antara pihak pemberi dana (PMV) dan pihak penerima

11 | A S P E K H U K U M D A L A M B I S N I S
dana (PPU). Berdasarkan perjanjian tersebut pihak pemberi dana membiayai
pendirian, pengembangan, perbaikan atau pengambil alih perusahaan penerima dana
melalui penyertaan saham, pinjaman atau jenis pembiayaan lainnya. Erman
Rajagukguk, Beberapa Pemikiran Bagi Penyusunan Aturan Hukum Modal Ventura,
Makalah disampaikan dalam Seminar Aspek-aspek Hukum Modal Ventura di
Indonesia, Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, 30
Nopember – 2 Desember 1992, hlm. 3
6. Perdagangan surat berharga (securities company) adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk surat berharga. Sebagaimana telah dikemukakan diatas, kegiatan perdagangan
surat berharga dikeluarkan dari kegiatan lembaga pembiayaan. Hal ini disebabkan
kegiatan perdagangan surat berharga lebih merupakan lembaga penunjang pasar
modal. Dalam lalu lintas perdagangan terdapat surat-surat berharga yang mudah
diperdagangkan, yang mengandung suatu nilai dan oleh karenanya dapat berpindah-
pindah tangan.R. Suryatin, Hukum Dagang I dan II, Jakarta: Pradnya Paramita, 1982,
hlm. 98 Surat-surat berharga dapat diperdagangkan, yang gunanya untuk
memudahkan pemakaian uang yang akan diterima dari pihak ketiga dan untuk
mempermudah penagihan piutang dari pihak ketiga itu. CST. Kansil, Pokok-pokok
Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Jakarta: Aksara Baru, 1979, hlm. 127

2.3 Hukum yang mengatur Lembaga Pembiayaan


Istilah lembaga pembiayaan (finance) merupakan istilah yang relatif lebijh baru
dibandingkan dengan lembaga perbankan. Lembaga pembiayaan berkembang setelah
adanya Paket Deregulasi 27 Oktober 1988 (Pakto 88) dan Paket Deregulasi 20 Desember
1988 (Pakdes 88). Kegiatan usaha lembaga pembiayaan menekankan pada fungsi
pembiayaan, yaitu dalam bentuk penyediaan dana dan barang modal dengan tidak menarik
dana secara langsung dari masyarakat.
Lembaga pembiayaan diatur dalam Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988 tentang
Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988
tentang Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Pengertian lembaga
pembiayaan menurut Pasal 1 angka (2) Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga
Pembiayaan, adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari
masyarakat.

12 | A S P E K H U K U M D A L A M B I S N I S
Dalam sistem lembaga keuangan dibedakan menjadi dua yaitu lembaga keuangan
bank dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bank adalah badan usaha
yang melakukan kegiatan di bidang keuangan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk lain guna meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Lembaga keuangan bukan bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di
bidang keuangan yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan
jalan mengeluarkan surat berharga dan menyalurkannya ke dalam masyarakat guna
membiayai investasi perusahaan.Bidang usaha yang termasuk dalam lembaga keuangan
bukan bank antara lain adalah asuransi, pegadaian, dana pensiun, reksa dana, lembaga
pembiayaan. lembaga pembiayaan termasuk dalam Lembaga keuangan Bukan Bank
(LKBB)..
Perbedaan lembaga keuangan bank dan lembaga pembiayaan adalah lembaga
keuangan bank dapat menghimpun dana secara langsung dari masyarakat berupa
tabungan, deposito. Sedangkan pada lembaga pembiayaan tidak dapat menghimpun dana
secara langsung dari masyarakat.
Menurut Pasal 2 ayat (1) Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan,
kegiatan lembaga pembiayaan meliputi antara lain bidang usaha:
1. sewa guna usaha;
2. modal ventura;
3. perdagangan surat berharga
4. anjak piutang;
5. usaha kartu kredit;
6. pembiayaan konsumen.
Perusahaan Sewa guna usaha (leasing company) adalah badan usaha yang melakukan
usaha pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara finance lease
maupun operating lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Perusahaan Modal ventura adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan
dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan
pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.
Perusahaan perdagangan surat berharga adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan dalam bentuk perdagangan surat berharga.

13 | A S P E K H U K U M D A L A M B I S N I S
Perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan
dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan
jangka pendek suatu perusahaan dari transasksi perdagangan dalam dan luar negeri.
Perusahaan kartu kredit adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan
untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit.
Perusahaan pembiayaan konsumen adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan
pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau
berkala. Manfaat pembiayaan konsumen :
 Bagi Pemasok
Manfaat utama bagi pemasok dengan adanya peusahaan pembiayaan konsumen adalah
peningkatan penjualan. Daya beli dan kemampuan cashflow calon konsumen yang
akan membeli barang pada pemasok sangat beragam. Konsumen tertentu
berkemampuan membayar secara tunai, disamping itu dalam kenyataan nya terdapat
juga konsumen yang mempunyai niat untuk membeli barang namun tidak memiliki
uang tunai.perusahaan pembiayaan konsumen menjembatani kepentingan konsumen
semacam ini sehingga penjualan barang oleh pemasok tidak hanya dapat dilakukan
pada konsumen yang mempuai cukup dana tunai. Apabila pemasok melakukan
penjualan dengan cara kredit maka dana tunai akan diterima secara bertahap dan
setelah jangka waktu tertentu. Dengan adanya perusahaan pembiayaan konsumen
maka pemasok dapat memperoleh pembayaran secara tunai dan angsuran konsumen
dialihkan kepada perusahaan pembiayaan konsumen. Resiko tidak terbayarnya kredit
konsumen yang semula ditanggung oleh pemasok juga menjadi dapat dialihkan pada
perusahaan pembiayaan konsumen.
 bagi konsumen
Manfaat utama bagi konsumen adalah kesempatan untuk membeli atau memiliki
barang meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup untuk menutup seluruh
harga barang atau jasa. Apabila pembiayaan konsumen ini dibandigkan dengan kredit
bank, maka pembiayaan konsumen mempunyai manfaat atau keunggulan lain bagi
konsumen.
Keunggulan pembiayaan konsumen dibandingkan kredit bank antara lain:
a) prosedur yang lebih sederhana
b) proses persetujuan yang biasanya lebih cepat

14 | A S P E K H U K U M D A L A M B I S N I S
c) perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan penyerahan
anjungan tambahan sepanjang konsumen atau debitor cukup layak untuk
dipercaya kemampuan dan kemauan memenuhi kewajibanya.
d) konsumen tertentu(terutama indonesia) mengalami keengganan untuk
berhubungan dengan bank dalam hal peminjam dana karena minimnya informasi
tentang jasa-jasa bank dan cara berhubungan dengan bank.

bagi perusahaan pembiayaan konsumen


Manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan pembiayaan konsumen adalah
penerimaan dari bunga dan biaya administrasi. Tingkat bunga yang ditetapkan oleh
perusahaan konsumen biasanya lebih tinggi daripada tingkat bunga kredit bank.
Resiko yang ditanggung perusahaan pembiayaan konsumen relatif lebih besar
daripada bank yang menyalurkan kredit antara lain karena:
 perusahaan pembiayaan konsumen cenderung melakukan analisis terhadap
kelayakan konsumen atau calon debitor dengan cara yang lebih sederhana.
 analisis dilakukan dalam waktu yang sangat singkat
 sepanjang kemampuan dan kemauan calon debitor cukup bisa diandalkan,
perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan peyerahan
anjungan tambahan.
Keenam kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh bank, lembaga keuangan bukan bank
dan perusahaan pembiayaan. Bentuk hukum dari perusahaan pembiayaan adalah
Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, dan Koperasi yang diatur dalam Undang-undang No. 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian.
Sebagai bagian dari lembaga keuangan bukan bank, lembaga pembiayaan sebelum
mengadakan perjanjian dengan nasabah wajib melaksanakan Prinsip Mengenal Nasabah.
Prinsip mengenal nasabah ini diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan No.
74/PMK.012/2006 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Pada Lembaga
Keuangan Non Bank.Menutut Pasal 1 angka (5) PMK No. 74?PMK.012/2006, Prinsip
mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan lembaga keuangan non bank untuk
mengetahui identitas dan latar belakang nasabah serta memantau kegiatan transaksi
nasabah.
Peran lembaga pembiayaan:
1. Sebagai sumber alternatif pembiayaan,
15 | A S P E K H U K U M D A L A M B I S N I S
2. Menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat untuk berperan aktif
dalam pembangunan khususnya di bidang ekonomi

2.4 Peranan Lembaga Pembiayaan


Lembaga pembiayaan mempunyai peranan yang lebih penting yaitu sebagai
salah satu lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk menunjang
pertumbuhan perekonomian nasional disamping peran tersebut diatas, lembaga
pembiayaan juga mempunyai peran penting dalam hal pembangunan yaitu
menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat, berperan aktif dalam
pembangunan dimana lembaga pembiayaan ini diharapkan masyarakat atau pelaku
usaha dapat mengatasi salah satu faktor yang umum dialami yaitu faktor permodalan.
Berkaitan dengan peranan lembaga keuangan dalam mekanisme pembayaran antara
pelaku – pelaku ekonomi sebagai akibat transaksi yang mereka lakukan
(transmission role).
Misalnya :
 Lembaga Keuangan (bank sentral) mencetak uang rupiah sebagai alat pembayaran
yang sah, hal ini dilakukan untuk memudahkan transaksi di antara masyarakat dan
dalam perekonomian Indonesia.
 Lembaga Keuangan (bank umum) menerbitkan cek yang dimaksudkan untuk
memudahkan transaksi yang dilakukan nasabahnya.
Berkaitan dengan pemberian fasilitas mengenai aliran dana dari pihak yang
kelebihan dana ke pihak yang membutuhkan dana (intermediation role).
Misalnya :
 Lembaga Keuangan dapat berperan sebagai broker, pialang, atau dealer dalam
berbagai aktiva yang berperan untuk meningkatkan efisiensi di antara kedua pihak.
 Lembaga Keuangan membantu menyalurkan dana dari pemilik dana ke peminjam
yang tak terbatas dan tak dikenal oleh pemilik dana dengan biaya transaksi dan biaya
informasi yang relative lebih rendah dibandingkan apabila peminjam harus mencari
dan melakukan transaksi langsung.
Lembaga Keuangan dapat mengurangi kemungkinan risiko yang akan
ditanggung pemilik dana atau penabung.

16 | A S P E K H U K U M D A L A M B I S N I S
 Peranan Lain Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan sebagai badan yang melakukan kegiatan-kegiatan di bidang
keuangan mempunyai peranan sehagai berikut:
 Pengalihan Aset (Asset Transfer)
Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk “janji—janji untuk membayar”
atau dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan jangka waktu
yang diatur sesuai dengan kebutuhan peminjam. Dana pembiayaan asset tersebut
diperoleh dari tabungan masyarakat. Dengan demikian lembaga keuangan
sebenarnya hanyalah mengalihkan atau memindahkan kewaiban peminjam
menjadi suatu aset dengan suatu jangka waktu jatuh tempo sesuai keinginan
penabung. Proses pengalihan kewajiban menjadi suatu aset disebut transmutasi
kekayaan atau asset transimutation.
 Likuiditas (liquidity)
Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai pada saat
dibutuhkan. Beberapa sekuritas sekunder dibeli sektor usaha dan rumah tangga
terutama dimaksudkan untuk tujuan likuiditas. Sekuritas sekunder seperti
tabungan, deposito, sertifikat deposito yang diterbitkan bank umum memberikan
tingkat keamanan dan likuiditas yang tinggi, di samping tambahan pendapatan.
 Realokasi Pendapatan (income reallocation)
Dalam kenyataannya di masyarakat banyak individu memiliki penghasilan yang
memadai dan menyadari bahwa di masa datang mereka akan pensiun sehingga
pendapatannya jelas akan berkurang. Untuk menghadapi masa yang akan datang
tersebut mereka menyisihkan atau merealokasikan pendapatannya untuk
persiapan di masa yang akan datang. Untuk melakukan hal tersebut pada
prinsipnya mereka dapat saja membeli atau menyimpan barang misalnya : tanah,
rumah dan sebagainya, namun pemilikan sekuritas sekunder yang dikeluarkan
lembaga keuangan, misalnya program tahungan, deposito, program pensiun,
polis asuransi atau saham-saham adalah jauh lebih baik jika dibandingkan
dengan alteniatif pertama.
 Transaksi (transaction)
Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi keuangan
misalnya rekening giro, tabungan, deposito dan sebagainya, merupakan bagian
dari sistem pembayaran. Produk-produk tabungan tersebut dibeli oleh rumah

17 | A S P E K H U K U M D A L A M B I S N I S
tangga dan unit usaha untuk mempermudah mereka melakukan penukaran
barang dan jasa. Dalam hal tertentu, unit ekonomi membeli sekuritas sekunder
(misalnya giro) untuk mempermudah penyelesaian transaksi keuangannya
sehari-hari.
Dengan demikian lembaga keuangan berperan sebagai lembaga perantara
keuangan yang menyediakan jasa—jasa untuk mempermudah transaksi moneter.
Ada beberapa perbedaan antara bank dan lembaga keuangan bukan bank,
yaitu :
1. Lembaga keuangan bank (disebut bank saja) merupakan lembaga keuangan yang
paling lengkap kegiatannya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman
serta melaksanakan kegiatan jasa keuangan lainnya, sedangkan Lembaga
keuangan nonbank (disebut lembaga keuangan lainnya) kegiatannya difokuskan
pada salah satu kegiatan keuangan saja. Misalnya : *perusahaan leasing
menyalurkan dana dalam bentuk barang modal kepada perusahaan penyewa
(lessee), *pegadaian menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman jangka pendek
dengan jaminan barang bergerak.
2. Bank dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
giro, tabungan, deposito berjangka. Sedangkan LK NonBank tidak dapat secara
langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan
deposito berjangka.
3. Bank Umum dapat menciptakan uang giral yang dapat mempengaruhi jumlah
uang yang beredar dimasyarakat. Sedangkan LK NonBank tidak bisa melakukan
hal tersebut.

18 | A S P E K H U K U M D A L A M B I S N I S
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang dilakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana atau modal dengan tidak menarik dana secara langsung
dari masyarakat. Kegiatan lembaga pembiayaan meliputi antara lain bidang usaha: sewa
guna usaha; modal ventura; perdagangan surat berharga; anjak piutang; usaha kartu kredit;
pembiayaan konsumen. Lembaga pembiayaan diatur dalam Keputusan Presiden No. 61
Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menteri Keuangan No.
1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Lembaga
Pembiayaan. Pengertian lembaga pembiayaan menurut Pasal 1 angka (2) Keppres No. 61
Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik
dana secara langsung dari masyarakat.

3.2 Saran
Setelah kami pelajari tentang Lembaga Pembiayaan ini, menurut kami pemerintah
harus lebih giat mensosialisasi setiap perubahan peraturan yang dibuat, khususnya dalam
hal perusahaan pembiayaan infrastruktur karena pada kenyataanya masyarakat masih
banyak yang kurang mengetahui tentang peraturan mengenai Lembaga Pembiayaan.
Terutama dalam pengenaan pajaknya masih kurang jelas sehingga menimbulkan persepsi
yang berbeda, seharusnya pemerintah memberikan kemudahan dalam pengenaan
pajaknya.

19 | A S P E K H U K U M D A L A M B I S N I S
DAFTAR PUSTAKA

http://nurulahda.blogspot.co.id/2010/05/lembaga-pembiayaan.html
dikutip pada 12 Maret 2017
http://rinaldisantoso.blogspot.co.id/2011/11/pembiayaan-konsumen.html
dikutip pada 12 Maret 2017
http://destrianti-daloma.blogspot.co.id/2012/06/tugas-kelompok-iv-makalah-lembaga.html
dikutip pada 12 Maret 2017
http://mahasiswa-telatan.blogspot.co.id/2016/11/makalah-lembaga-pembiayaan.html
dikutip pada 12 Maret 2017
http://amrianidris.blogspot.co.id/2013/12/makalah-lembaga-pembiayaan.html
dikutip pada 12 Maret 2017
http://tholibpoenya.blogspot.co.id/2015/01/pembiayaan-konsumen_11.html
dikutip pada 12 Maret 2017
http://sumut.pojoksatu.id/2016/10/22/tarik-paksa-motor-konsumen-leasing-adira-dilaporkan-
ke-bpsk/
dikutip pada 25 Mei 2017

20 | A S P E K H U K U M D A L A M B I S N I S

Anda mungkin juga menyukai