Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3

MATA KULIAH
HKUM4303/HUKUM PERUSAHAAN

Oleh :

LUKMAN
N I M : 041391009
Soal 1:
Digugat, KSP Indosurya Kekeuh Menyebut Telah Membayar Cicilan ke Nasabah
Jumat, 11 Februari 2022

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koperasi Simpan Pinjam Indosurya klaim telah memenuhi


kewajiban mencicil pembayaran kepada semua anggota sesuai keputusan hukum homologasi
yang ditetapkan inkraacht (final). Pembayaran cicilan diberikan kepada semua anggota terikat
putusan pengadilan yang sudah ditetapkan Mahkamah Agung (MA).
Semua data pembayaran sudah dibeberkan pihak KSP Indosurya dalam proses pembuktian di
pengadilan di hadapan majelis hakim, terhadap gugatan yang dilayangkan pihak tertentu
mengatasnamakan anggota koperasi tersebut. "Kami sudah beberkan data semua di hadapan
majelis hakim dalam agenda pembuktian," ujar Kuasa Hukum KSP Indosurya, Hendra Widjaya,
Kamis (10/2). Hendra bilang, semua jelas datanya, ribuan anggota, dan dibuktikan dan jabarkan.
Jadi, tidak benar itu bahwa KSP Indosurya tidak membayar anggotanya.

Sebelumnya, gugatan sama pernah dilayangkan sejumlah pihak mengatasnamakan anggota KSP
Indosurya. Namun, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan
menolak permohonan sejumlah nasabah yang ingin membatalkan penjanjian perdamaian atau
homologasi KSP Indosurya Cipta. Putusan No.07/Pembatalan/2021/PN Niaga Jkt. Pusat itu itu
dibacakan Majelis Hakim Pengadilan Niaga yang diketuai Hakim Bambang Nurcahyo, S.H.,
M.Hum pada Rabu (18/8/2021).

Terhadap pengggugat homologasi, KSP Indosurya, sebaliknya juga sudah melakukan langkah
hukum terhadap mereka yang ingin membatalkan putusan pengadilan itu. Sebelumnya, di Jakarta
Barat, kini pihak KSP Indosurya menggugat dua pihak. Gugatan senada juga akan dilakukan
kepada mereka yang berada di luar DKI Jakarta, yang mencoba membatalkan homologasi itu.
Adapun langkah hukum ini diambil karena KSP Indosurya merasa dirugikan image dan
upayanya di saat tengah berusaha memenuhi kewajibannya kepada semua anggota yang
diputuskan dalam homologasi. Putusan homologasi atau perdamaian dalam kasus PKPU KSP
Indosurya sudah ditetapkan dalam putusan pengadilan Nomor. 66/PDT.SUS-
PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst tertanggal 17 Juli 2020. Ini menegaskan secara hukum perdamaian
antara KSP Indosurya Cipta dan seluruh Kreditor, baik yang ikut dalam proses PKPU atau tidak,
telah mengikat (Vide Pasal 286 UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan Dan PKPU).

Berdasarkan wawancara KONTAN awal pekan (7/2) dengan beberapa nasabah mereka yang
telah menerima pembayaran adalah simpanan yang di bawah Rp 500 juta. Pasalnya, salah satu
nasabah KSP Indosurya Awan Sastrawijaa mengatakan dirinya yang memiliki simpanan Rp 700
juta baru menerima cicilan kurang dari Rp 150.000 per bulan. "Sampai kapan mbak ini
lunasnya," keluh Awan. Padahal menurut janji KSP Indosurya akan membayar cicilan 25% di
tahun pertama atau tahun 2021 untuk kelompok B. Dan janji tersebut telah meleset. Sekedar
informasi Indosurya telah gagal bayar sejak awal 2020. Sementara teman Awan yang lain yakni
Yan Tarmadi mengaku jika simpanannya senilai Rp 250 juta 50% sudah dibayar dan sisanya
belum ditransfer lagi. "Terakhir ditransfer pada Oktober 2021 untuk cicilan ke 12 bulan
September 2021," ujar Yan dikutip dari chat dengan Awan.
Awan menceritakan jika ada tiga kelompok simpanan dengan ketentuan pembayaran yang
berbeda. Tipe A simpanan sampai dengan Rp 500 juta. Tipe B simpanan Rp 500 juta hingga Rp
2 miliar. Sedangkan tipe C simpanan di atas Rp 2 miliar. "Saya di tipe B masih menanti janji
jangan sampai di PHP terus," ujar dia. Nasabah lain, Melia Lustojoputro yang memiliki
simpanan di atas Rp 2 miliar mengaku baru mendapat pembayaran cicilan Rp 500.000 per bulan.
"Kalau pembayaran saya yang seharusnya tiap bulan dicicil Rp 40 jutaan per bulan, saat ini cuma
dibayarkan Rp 500.000 saja per bulan itu pun sejak tahun ini belum ada pembayaran cicilan
lagi," keluh dia.

Sumber:
https://keuangan.kontan.co.id/news/digugat-ksp-indosurya-kekeuh-menyebut-telah-membayar-
cicilan-ke-nasabah

Pertanyaan:

Dari artikel berita diatas, analisa kasus tersebut dan jawab pertanyaan di bawah ini:

a. Apa saja organ dalam KSP Indosurya dan bagaimana kewenangannya masing-masing?
b. Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan, siapa yang bertanggung jawab dan berwenang
mewakili KSP Indosurya? Jelaskan alasan jawaban anda!
Jawab
a. Berdasarkan artikel berita tersebut, tidak dijelaskan secara rinci mengenai organ dalam KSP
Indosurya (Koperasi Simpan Pinjam Indosurya) dan kewenangannya masing-masing. Namun,
dalam konteks umum, koperasi seperti KSP Indosurya biasanya memiliki struktur organisasi
yang terdiri dari:
1. Anggota: Anggota koperasi adalah individu atau entitas hukum yang telah bergabung
dengan koperasi dan memiliki keanggotaan aktif. Mereka memiliki hak suara dalam rapat
anggota dan dapat mempengaruhi keputusan koperasi.
2. Dewan Pengurus: Dewan Pengurus merupakan organ eksekutif dalam koperasi yang
bertanggung jawab atas pengelolaan sehari-hari dan pengambilan keputusan operasional.
Mereka biasanya dipilih oleh anggota melalui mekanisme pemilihan yang diatur dalam
anggaran dasar koperasi.
3. Dewan Pengawas: Dewan Pengawas adalah organ yang bertugas mengawasi kegiatan
operasional koperasi, termasuk pengelolaan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan, dan
ketaatan terhadap prinsip-prinsip koperasi. Dewan Pengawas biasanya dipilih oleh
anggota koperasi.
4. Manajemen: Manajemen koperasi adalah tim profesional yang bertanggung jawab
langsung atas pengelolaan operasional, pengembangan produk dan layanan, serta strategi
pertumbuhan koperasi. Mereka dapat dipekerjakan oleh koperasi atau diangkat oleh
Dewan Pengurus.
b. Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan, yang bertanggung jawab dan berwenang
mewakili KSP Indosurya adalah Kuasa Hukum KSP Indosurya, yaitu Hendra Widjaya. Dia
disebutkan sebagai kuasa hukum KSP Indosurya dalam artikel tersebut dan menyampaikan
pernyataan terkait data pembayaran kepada anggota koperasi yang telah dibuktikan dalam proses
pembuktian di pengadilan. Sebagai kuasa hukum, Hendra Widjaya memiliki wewenang untuk
mewakili KSP Indosurya dalam urusan hukum dan menyampaikan argumen serta bukti-bukti
yang mendukung posisi koperasi dalam persidangan.

Soal 2:

JAKARTA, KOMPAS.com - Minggu belakangan ini, publik menyoroti pembahasan terkait


produk UMKM makanan beku alias frozen food. Pembahasan ini dimulai sejak salah seorang
pelaku UMKM Indonesia di media sosial Twitter mengaku terancam denda Rp 4 miliar hingga
penjara akibat produknya yang tidak memiliki izin edar BPOM. Tweet tersebut diunggah pada
Jumat (15/10/2021) lalu, dengan membagikan potongan gambar dari Instagram Story yang
berisikan pernyataan pelaku UMKM itu yang memiliki usaha frozen food.

"Dishare sama temen gw karena gw jualan, buat temen2 UMKM yang jualan frozen food ada
yang ngalamin gini juga? Gw lagi nanya ini cerita awalnya gimana ..., Tapi kalo sampe di
polisiin hanya karena ga ada BPOM / PIRT ya piye," kata seorang warganet yang mencuit
dengan nama akun @astridmokogintah yang diunggah pada, Jumat kemarin, dikutip
Kompas.com, Jumat (22/10/2021). Dalam postingan tersebut, pengunggah juga menambahkan
potongan gambar yang diduga berasal dari Instagram story. Di dalamnya, pelaku usaha itu
menceritakan kronologi awal mula hingga terancam didenda. "Jadi minggu lalu, resto dapat
undangan klarifikasi dari pulici untuk produk frozen food yang dijual di Grabfood. Padahal
frozen food bukan kita jual ke supermarket, cuma jual karena kemaren PPKM dan memang kan
biasa resto jual versi bekunya untuk customer masak sendiri di rumah," isi potongan gambar
tersebut.

"Ternyata dipermasalahkan, jual makanan beku harus tetap ada ijin edar, PIRT atau BPOM,
walaupun kita sudah berbadan PT dan barang resto sendiri. Intinya semua yang disimpan, masa
simpan lebih dari 1 minggu harus diurus perizinannya," sambungnya.

Saat itulah, dia mengatakan, pihaknya kena tindak pidana dengan ancaman penjara atau denda
Rp 4 miliar karena jual makanan beku. Dia pun memenuhi undangan klarifikasi ke pihak
berwenang. Tak sampai di situ, pengunggah dalam foto menuturkan, saat tiba di lokasi ada
banyak orang dengan kasus serupa diantaranya penjual bubuk cabe, mie beku, dan kopi bubuk.

Tanggapan Kemenkop UKM Hal ini pun membuat Kementerian Koperasi dan UKM bertindak
tegas. Tak berselang lama sejak mencuat di media sosial, KemenKopUKM langsung melakukan
koordinasi dengan Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri. Di sana,
mereka sepakat akan lebih mengedepankan pembinaan dan sosialisasi terhadap para pelaku
usaha mikro, kecil dan menengah terkait berbagai perizinan yang diperlukan oleh UMKM.
“Dalam pertemuan dengan Kepala Divisi Hukum Mabes Polri kami sampaikan bahwa banyak
permasalahan hukum yang dihadapi oleh pelaku usaha mikro dan kecil terkait dengan izin edar,
dan yang saat ini sedang viral terkait adanya pelaku usaha penjual frozen food yang dimintai
keterangan oleh Kepolisian Resort Jakarta Barat dikarenakan tidak memiliki izin produksi
industri rumah tangga,” kata Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Kementerian Koperasi dan
UKM Henra Saragih.
Pada saat pertemuan, disampaikan juga sebelumnya telah ada Nota Kesepahaman antara
Kemenkop UKM dengan Polri tentang Koordinasi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi, supaya para
pelaku usaha mikro dan kecil lebih diupayakan kepada arah pembinaan, bukan kepada
penangkapan. Dari pertemuan tersebut, telah disepakati hasil MoU yang telah di tandatangani,
akan ditingkatkan menjadi Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara unit kerja teknis, dari kedua
belah pihak. "Melalui PKS yang tengah disusun, kami bersama Polri akan mengedepankan
sosialisasi kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah terkait perizinan-perizinan yang
diperlukan oleh UMKM," ucap Henra. Henra menambahkan, setelah adanya perjanjian kerja
sama, Polri akan menerbitkan Petunjuk Arahan (Jukrah) Penanganan UMKM.

Perjanjian kerja sama tersebut juga akan menjadi dasar untuk melakukan sosialisasi bersama
Kemenkop UKM, Polri dan BPOM kepada Pelaku UMK dan Dinas yang Membidangi Koperasi
dan UKM Provinsi maupun Kabupaten/Kota terkait izin edar bagi pelaku usaha mikro dan
kecil. Asosiasi UMKM buka suara Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) pun buka suara
akan kasus tersebut. Akumindo menilai, kejadian ini mencerminkan bahwa pemerintah
mempunyai kelemahan dari sisi regulasi dan tidak memiliki kebijakan yang kuat untuk
menyinkronkan dengan para penegak hukum, polisi hingga para Mahkamah Agung. "Kenapa
saya katakan tidak, karena kalau ada sinkronisasi atau harmonisasi dengan para penegak hukum
atau polisi, pasti tidak langsung main panggil saja. Ini dia langsung main panggil aja tuh
polisinya," ujar Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun.
Selain itu, Ikhsan juga menilai sosialisasi pemerintah terhadap PIRT atau izin BPOM tidak
dilaksanakan secara masif.

Kalaupun ada sosialisasi, kata dia, hanya dilakukan untuk UMKM yang itu-itu saja dalam
rangka untuk melaksanakan kegiatan. "Ya itu untuk menghabiskan anggaran saja, formalitas
saja," kata Ikhsan. Padahal, lanjut Ikhsan, sosialisasi juga bisa dilakukan dari media sosial.
Aturan main dari BPOM Permasalahan ini pun menjadi pelik. Lalu sebenarnya, bagaimana
aturan main terhadap penjualan produk UMKM Frozen Food ini? Kepala BPOM Penny K
Lukito menyatakan, tidak semua produk frozen food harus memiliki izin BPOM. Penny
menjelaskan, produk frozen food yang wajib mempunyai izin edar dari BPOM adalah produk
yang masa kedaluwarsanya di atas 7 hari. Sehingga penting untuk mencantumkan adanya
tanggal produksi dan kedaluwarsa pada produk frozen food. "Jika dikaitkan dengan berapa
lama produk bisa bertahan disimpan, frozen food yang bertahan lebih dari 7 hari yang harus
mendapatkan izin BPOM," kata Penny seperti dikutip pada Rabu (20/10/2021).

Sebaliknya, lanjut dia, apabila produk makanan beku dengan masa kadaluwarsa kurang dari 7
hari, maka produsen tidak diwajibkan mendaftarkan produknya ke BPOM. Namun, agar
keamanan terjaga dan konsumen bisa semakin yakin akan kualitas dan keamanan produk,
BPOM mengimbau produsen frozen food melabelinya dengan izin edar dari dinas kesehatan
pemda setempat. "Sementara kalau kurang dari 7 hari bisa tanpa izin BPOM, bisa dengan izin
edar dari dinas kesehatan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga)," ungkap Penny. Sementara
itu, jika dilihat dari sisi produksi, frozen food yang diproduksi secara massal dan didistribusikan
oleh distributor formal, harus ada izin edar BPOM. Sedangkan bagi pelaku UMKM frozen
food yang menerima pesanan dan langsung mengirimkan produknya ke pemesan, tak perlu
memerlukan izin edar BPOM.
"Jadi kalau pengolah menerima order kemudian dikirimkan ke konsumen yang memesan by
order, saya kira untuk bentuk itu tidak perlu ada izin edar BPOM," kata Penny.

Sumber :
https://money.kompas.com/read/2021/10/22/083047826/menilik-kasus-umkm-frozen-food-
terancam-denda-rp-4-miliar-hingga-aturan?page=all

Dari artikel berita tersebut, buatlah sebuah analisa hukum dari pertanyaan berikut ini :

a. Apa saja kesulitan yang dihadapi oleh UMKM, baik dari faktor internal maupun faktor
eksternal?
b. Berikan contoh jenis UMKM yang anda ketahui dalam praktik, yang telah berhasil
mengembangkan kegiatan usahanya! Jelaskan secara lengkap dengan analisa anda!

Jawab
a. Kesulitan yang dihadapi oleh UMKM dapat berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor
internal adalah kesulitan yang timbul dari dalam UMKM itu sendiri, seperti keterbatasan modal,
sumber daya manusia yang terbatas, manajemen yang belum matang, kurangnya pengetahuan
dan keterampilan dalam mengelola usaha, serta rendahnya daya saing produk atau layanan yang
ditawarkan. Faktor eksternal meliputi peraturan dan regulasi yang kompleks dan sulit dipahami,
birokrasi yang rumit, akses terbatas terhadap pembiayaan dan pasar, persaingan yang ketat
dengan pelaku usaha lain, serta perubahan tren dan permintaan konsumen.
Dalam kasus UMKM makanan beku yang dijelaskan dalam artikel, beberapa kesulitan yang
dihadapi oleh UMKM dapat dilihat dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi
kurangnya pemahaman mengenai perizinan yang diperlukan, kurangnya pengetahuan mengenai
standar keselamatan makanan dan persyaratan BPOM, serta kurangnya perencanaan dan
pengelolaan usaha yang baik. Faktor eksternal meliputi ketidakjelasan regulasi terkait izin edar
BPOM untuk produk makanan beku, birokrasi yang rumit dalam mengurus perizinan, dan
kurangnya sosialisasi yang efektif mengenai persyaratan perizinan kepada pelaku UMKM.
b. Contoh jenis UMKM yang berhasil mengembangkan kegiatan usahanya adalah:
1. UMKM Produk Kerajinan Tangan: Misalnya, sebuah UMKM yang menghasilkan
kerajinan tangan seperti anyaman, ukiran kayu, atau batik. Usaha ini berhasil
mengembangkan kegiatan usahanya dengan mengoptimalkan keunikan dan keaslian
produknya. Mereka dapat memasarkan produk secara online melalui platform e-
commerce dan media sosial, serta berpartisipasi dalam pameran atau festival seni dan
kerajinan untuk meningkatkan eksposur dan penjualan. Dengan mempertahankan kualitas
produk yang tinggi dan fokus pada branding dan pemasaran yang baik, UMKM ini dapat
menarik minat pelanggan lokal maupun internasional.
Analisis: Keberhasilan UMKM produk kerajinan tangan ini dapat dikaitkan dengan fokus pada
diferensiasi produk dan nilai tambah melalui kualitas, desain, dan keunikan. Mereka juga dapat
memanfaatkan teknologi dan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar. Selain itu,
mereka dapat memanfaatkan dukungan dari komunitas seni dan kerajinan, serta kerja sama
dengan mitra bisnis yang relevan.
2. UMKM Kuliner Inovatif: Contoh lain adalah UMKM yang menghadirkan inovasi dalam
bidang kuliner, seperti makanan atau minuman unik, makanan ringan kreatif, atau
hidangan khas daerah dengan tampilan modern. UMKM ini berhasil mengembangkan
kegiatan usahanya dengan menyasar segmen pasar yang tertarik pada pengalaman kuliner
yang baru dan berbeda.

Anda mungkin juga menyukai