Anda di halaman 1dari 6

JERAT HUKUM PENGOPLOS TABUNG GAS LPG

Budi Indra C, Cahaya Wahyu K, Emelia Dwi S, Agnes Nurita S, Yola Desta K

Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Jember

E-mail: indrachy353@gmail.com, cahayawahyu06@gmail.com, emeliadwisa@gmail.com,


agnes05nurita@gmail.com, kinasihyola@gmail.com

Abstrak
Pada dasarnya, perlindungan dagang bertujuan untuk mengembangkan aturan bisnis
dengan cara melakukan pencegahan praktek dagang yang tidak sesuai dengan etika bisnis
sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi orang lain. Permasalahan yang dibahas dalam
penulisan ini adalah sesuatu yang menjadi pokok sengketa atau perkara dalam permasalahan
perlindungan konsumen dan barang yang tidak sesuai dengan hukum beserta model
pertanggungjawaban dan langkah hukum yang tepat untuk menyelesaikan perkara tersebut.
Penelitian ini bertujuan mengkaji perlindungan hukum dan penyelesaian sengeketa bisnis.
Hasil penelitian menunjukkan untuk menyelesaikan sengketa para pihak dapat menempuh
cara melalui peradilan.

Kata Kunci: perlindungan, dagang

Abstract
Basically, trade protection aims to develop business rules by preventing trade
practices that are not in accordance with business ethics so that they can cause harm to
others. The issues discussed in this paper are matters that are the subject of disputes or cases
in matters of consumer protection and goods that are not in accordance with the law along
with the model of acoountability and appropriate legal steps to resolve the case. This study
aims to examine legal protection and business dispute resolution. The results of the research
show that to resolve disputes the parties can take the method through the judiciary.

Keywords: protection, trade


METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian hukum normatif,
yakni suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun
doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Pada penelitian kami,
metode yang dipakai adalah dengan mengambil dari studi kasus serta mengkaji dan
pendekatan terhadap sumber-sumber yang ada dalam undang-undang. Alasan mengambil
metode ini adalah untuk mempelajari kasus hukum tertentu serta memperoleh pemecahan
kasus hukum yang timbul.

PENDAHULUAN

Dalam berusaha, pengusaha wajib untuk memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah


diatur di dalam undang-undang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kepastian serta rasa
aman bagi konsumen sebagai pembeli barang atau jasa yang ditawarkan. Banyak ketentuan
yang harus dipenuhi oleh pengusaha ketika akan memperdagangkan barang atau jasanya, di
antaranya; (1) harus memberi label yang berisikan ukuran nama, serta berat barang tesebut;
(2) terdapat alamat produksi; (3) tanggal pembuatan.1

Hak konsumen dilindungi dan diatur oleh Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Perlindungan konsumen adalah standar hukum
yang melindungi hak-hak konsumen dan menjamin tindakan ketika suatu perusahaan
melakukan tindakan sewenang-wenang yang merugikan konsumen. Dengan hadirnya UUPK
dapat memperkuat upaya dalam menjamin kepastian hukum untuk melindungi kepentingan
konsumen. Konsumen yang merasa pengusaha melanggar haknya memiliki kepastian hukum
untuk menuntut haknya.

Diharapkan, dengan adanya UUPK dapat menjamin perlindungan hukum konsumen


di Indonesia. Perlindungan hukum merupakan salah satu unsur terpenting dari negara hukum,
karena saat suatu negara terbentuk, dibentuklah peraturan yang mengatur setiap warga
negaranya. Selain itu, dapat pula dirasakan bahwa perlindungan hukum merupakan kewajiban
negara itu sendiri, yaitu negara wajib memberikan perlindungan hukum kepada warganya.

Perlindungan hukum dapat dipahami sebagai upaya negara untuk menjamin kepastian
hukum dan melindungi warga negaranya dari pelanggaran hak-hak sipil dan mereka yang
1
Lihat dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
melanggar hak-hak sipil diberi sanksi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Atas dasar
tersebut, UUPK pun mengatur tentang kewajiban dan larangan konsumen dan pedagang
dalam berbisnis yang berhubungan dengan konsumen.

Ketidaktaatan konsumen dan pengusaha dalam berbisnis dapat menimbulkan


perselisihan antara konsumen dan pengusaha. Sengketa ini dapat disebabkan karena salah
satu pihak tidak dapat memperoleh hak tersebut, misalnya karena lalai memenuhi
kewajibannya kepada konsumen yang merasa dirugikan karena menggunakan suatu produk
tertentu.
Berdasarkan uraian di atas ada beberapa rumusan masalah yang dijadikan dasar acuan
dalam menganalisa putusan pengadilan antara lain ialah:
1. Apa yang menjadi pokok sengketa atau perkara dalam permasalahan perlindungan
konsumen dan barang yang diproduksi tidak sesuai dengan hukum?
2. Bagaimana model pertanggungjawaban terjadinya sebuah perkara tersebut?
3. Bagaimana solusi yang tepat atau langkah hukum yang sesuai dengan
permasalahan?

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pokok Sengketa/Perkara
Dalam putusan tersebut ada beberapa pokok perkara dimana pokok sengketa dijatuhkan
kepada:
Nama Lengkap : Supriyanto Bin Kasdi
Tempat Lahir : Semarang
Umur/Tgl Lahir : 34 tahun/17 Desember 1980
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Alamat :Taman Tlogomulyo I Rt.01/Rw.06, Kelurahan Tlogomulyo,
Kecamatan Pedurungan , Kota Semarang.
Pokok perkara yang timbul yakni sebagaimana diancamkan dalam Pasal 62 ayat (1) Jo Pasal 8
ayat (1) huruf a dan b UUPK sebagai dakwaan pertama ataupun Pasal 106 Undang-undang Nomor 7
Tahun 2014 tentang Perdagangan sebagai dakwaan kedua. Tuntutan tersebut didasarkan atas
perbuatan Saudara Supriyanto yang telah memproduksi barang yang tidak sesuai dengan standard
yang telah ditentukan. Dalam hal ini Saudara Supriyanto telah melakukan perbuatan pidana yakni
dengan mengalihkan gas dari tabung gas LPG 3-kilogram ke tabung gas 12-kilogram tanpa seizin dari
pihak yang berwenang dan menjualkan ke masyarakat sekitar. Perbuatan ini dilakukan di garasi
kediamannya yang beralamat Taman Tlogomulyo I RT.01/VII, Kelurahan Tlogomulyo, Kecamatan
Pedurungan, Kota Semarang sehingga masyarakat melihat dan membeli gas LPG isi 12-kilogram dari
terdakwa.
2. Model Pertanggungjawaban
Tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh Saudara Supriyanto yaitu berupa pidana
penjara, membayar denda, penyitaan barang bukti. Secara lebih rinci, pertanggungjawaban
dari Saudara Supriyanto sebagai berikut2:
1. Pidana penjara selama 6 bulan serta denda sejumlah Rp.1.000.000, - dengan ketentuan
apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 bulan.
2. Masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
3. Ketetapan bahwa terdakwa tetap ditahan.
4. Ketetapan barang bukti berupa:
a. 150 (seratus lima puluh) tabung Gas LPG ukuran 3 Kg kosong.
b. 9 (sembilan) tabung Gas LPG ukuran 3 Kg isi.
c. 21 (dua puluh satu) tabung Gas LPG ukuran 12 Kg kosong.
2
Lihat dalam Putusan Nomor: 88/Pid.Sus/ 2015/PN.Smg.
d. 11 (sebelas) tabung Gas LPG ukuran 12 Kg isi.
3. Langkah Hukum yang Tepat
Melihat kasus ini, tindakan yang diambil oleh pengadilan sudah tepat. Namun, menurut
kami beberapa tindakan hukum harus dilakukan sebelum dan sesudah penangkapan.
Mencapai perlindungan konsumen membutuhkan kepatuhan terhadap hukum. Melihat kasus
ini, isu terbesar adalah mengenai perlindungan konsumen. Dampak yang ditimbulkan oleh
Saudara Supriyanto dengan memanipulasi kandungan gas sangat berbahaya bagi konsumen
dan lingkungan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh aparat penegak hukum yakni dengan
memerhatikan hak-hak konsumen sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam Pasal 4
UUPK. Langkah tersebut harus dipertimbangkan demi terjaminnya keselamatan konsumen
untuk menghindari kesalahan fatal akibat dari perdagangan di Indonesia.

KESIMPULAN

Dari beberapa hak-hak konsumen di atas, Saudara Supriyanto memproduksi dan


menjual barang atau jasa yang tidak memuat standard yang ditentukan oleh undang-undang
atau tidak sama dengan berat bersih, sebagaimana telah tercantum di dalam. Adapun
tanggung jawab yang harus diterima oleh Supriyanto yakni enam bulan penjara, denda
sebesar Rp.1.000.000, - dan dapat diganti dengan kurungan dua bulan dan penyitaan barang
bukti apabila denda tersebut tidak dibayarkan.
Dalam pandangan kelompok kami, tindakan hukum adalah yang paling tepat. Maka,
melihat kasus ini, menurut kami tindakan yang diambil oleh pengadilan sudah benar, tetapi
terdapat beberapa tindakan hukum yang perlu dilakukan baik dari sebelum penangkapan
maupun sesudah penangkapan. Hukum harus benar-benar ditegakkan untuk menciptakan
sebuah perlindungan bagi para konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Seldya Vindi Mayce, R. R. (2023). PLEDOI (Jurnal Hukum Dan Keadilan). Perlindungan Hukum
Terhadap Konsumen Dalam Transaksi Melalui E-Commerce, 1-100.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
Putusan Nomor: 88/Pid.Sus/2015/PN.Smg.

Anda mungkin juga menyukai