Anda di halaman 1dari 26

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG

MENDAPATKAN INFORMASI TIDAK BENAR DI PT. CINTA


MAJU SEJAHTERA TANJUNG MORAWA

ADITHYA PUJA KESUMA1), NAMA DOPING2)


Program Studi, Fakultas Hukum Dan Ilmu Politik, Universitas Terbuka
adityapujakesuma01@gmail.com 1, emaildosen@gmail.com 2

Abstrak

Laporan hukum yang timbul dalam suatu transaksi jual beli hanya terjadi karena adanya suatu perjanjian (akad
yang diwajibkan dalam jual beli), tetapi juga timbul karena adanya ketentuan hukum (laporan yang mempunyai
kekuatan hukum mengikat). Hubungan hukum ini terdapat pada setiap tahapan proses penerjemahan, baik pada
tahap prapenerjemahan maupun pascapenerjemahan. Laporan hukum ini berlaku pada setiap langkah atau
prosedur transaksi, artinya perlindungan hukum setiap konsumen harus diperoleh pada setiap tahapan transaksi.
Perlindungan hukum terhadap hak-hak konsumen dalam proses pembelian-pengiriman telah diatur dan
dinyatakan dalam berbagai ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang tertuang dalam
KUHPerdata, Legea nr. 8 di tahun 1999 Protecţia Consumatorului. Untuk mencapai perlindungan konsumen, hal
ini dilakukan melalui upaya kolaboratif berdasarkan prinsip saling menguntungkan , dan cara penyelesaian
perselisihan antara pihak-pihak yang membeli dan menjual bunuri untuk mendapatkan informasi yang tidak
benar. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian hukum dan normatif; temuannya berdasarkan temuan
penelitian ini, Konsumen Menentukan sesuai dengan Legii nr. din 1999 diatur dalam Pasal 3, yaitu: Menentukan
tingkat kesadaran konsumen, kemampuan dan kemandiriannya dalam melindungi diri, Menurunkan kepuasan
konsumen dengan mencegah penggunaan produk dan/atau jasa secara berlebihan, Proses pemberdayaan
konsumen dalam mengambil keputusan, menentukan dan mendapatkan kembali hak-haknya sebagai konsumen,
Berkembangnya sistem perlindungan konsumen yang mencakup unsur keamanan hukum dan memberikan
kemudahan akses masyarakat terhadap informasi Meningkatnya kesadaran pelaku usaha akan pentingnya hal ini.
Dengan kata lain, penjual memikul tanggung jawab atas barang setengah jadi yang telah dibayar terlebih dahulu
sampai pembeli menerimanya. Perlindungan hukum bagi pembeli yang beritikad baik dalam akad lemn semi
fabrikasi. Setelah uang muka awal, penjual yang gagal memenuhi kewajibannya untuk menyediakan barang
setengah jadi kepada pembeli dianggap telah memasuki wanprestasi. Segala perselisihan yang timbul antara
pembeli dan PT. Cinta Maju Sejahtera diselesaikan melalui musyawarah dan kesepakatan; namun, jika proses ini
tidak dapat dicapai, pihak pertama dan kedua akan secara sewenang-wenang menyelesaikan perselisihan dan
perselisihan apa pun.

Kata kunci: Hukum, Konsumen , Jual- Beli, Pembeli, Undang-Undang


PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu cara umum orang bertransaksi secara teratur adalah melalui
jual beli. Biasanya, kontrak penjualan ditandatangani atau disepakati secara
lisan oleh para pihak (penjual dan pembeli). Kontrak jual beli saat ini telah
mengalami beberapa kali perubahan, khususnya mengenai tata cara atau
sistem “reguli” yang digunakan. Salah satunya adalah penggunaan sistem
identifikasi, yaitu metode pengembangan subjek dalam kontrak penjualan,
khususnya kontrak jangka panjang. Perjanjian standar yang mencakup pasar
real estat masih kontroversial dari sudut pandang hukum jika menyangkut
subtipe utama perjanjian standar. Manusia merupakan makhluk materi yang
memerlukan materi dan non materi. Kebutuhan ini tidak akan pernah
berhenti dalam sejarah umat manusia.

Masuknya Indonesia ke dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC)


merupakan upaya baru untuk memajukan perekonomian non-nasional yang
telah bergeser ke arah jangka panjang, khususnya di dalam ASEAN. Masuk
ke periode pembebasan pertukaran. Hal ini memerlukan penerapan hukum
yang ketat dan pemahaman konsumen terhadap hak-haknya sebagai
konsumen yang dituangkan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen
(UUPK). Konsumen yang dimaksud adalah penerima akhir atas barang dan
jasa yang ditawarkan oleh pihak pelaku usaha. "Termenul konsumen berasal
dari konsumen lingvistica (engleză americană) atau konsumen (olandeză),"
kata A.Z. Nasution. Pengertian konsumen secara harafiah merupakan
kebalikan dari pengertian produsen, yaitu setiap orang yang menggunakan
suatu barang. Sedangkan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 alin. (2) Dalam
UPK, konsumen adalah setiap orang yang menggunakan barang dan jasa
yang disediakan dalam masyarakat untuk kepentingan dirinya sendiri,
kepentingan keluarganya, kepentingan orang lain atau orang lanjut usia, atau
untuk tujuan yang tidak bersifat komersial. Sementara UUPK berkonsentrasi
pada konsumen akhir sesuai Pasal 1 Angka (2). Dalam hal ini, frasa
pengguna akan lebih tepat digunakan ketika membentuk istilah-istilah
tersebut, selain menunjukkan bahwa bunurile dan/atau Layanan yang
digunakan bukan merupakan hasil transaksi layanan komersial tunggal.
“Consumeri care nu își obţin rezultate plătindu-se pentru bunuri şi/sau
servicii” Dengan demikian, konsumen adalah mereka yang membeli,
mendapatkan, menilai, dan memanfaatkan barang dan jasa yang diperoleh
bersama. Karena kenyataan bahwa saat mendiskusikan konsumen.

Menerima dan menjual suatu peristiwa merupakan salah satu


komponen hukum perdata. Jika suatu kejadian terjadi, hal tersebut dapat
dianggap sebagai putusan dalam proses peradilan. Meskipun benar bahwa
kita sering melakukan aktivitas jual beli dalam kehidupan sehari-hari, kita
sering kali tidak menyadari bahwa apa yang kita lakukan adalah tindakan
hukum yang berpotensi menimbulkan kerugian. konsekuensi. dapat dianggap
sebagai tindakan yang sah jika terjadi penipuan.

Setiap orang Indonesia pada umumnya mengacu pada Pasal 1313 KUH
Perdata ketika membicarakan perjanjian yang berkaitan dengan penjualan
barang atau jasa. Pasal ini menjelaskan bahwa perjanjian atau kontrak adalah
suatu dokumen sah yang mana satu pihak atau lebih mempunyai kewajiban
kepada satu atau lebih pihak lain. mengintip. Untuk bertindak.

Selain itu, pelaku usaha juga tidak mematuhi batasan yang tertuang
dalam Pasal 8 Ayat 1 Undang-Undang Perlindungan Konsumen Tahun 1999
yang melarang pelaku usaha untuk memproduksi dan/atau menjual barang
dan/atau jasa yang tidak mengandung informasi, jasa. , atau kegunaan.
instruksi dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan hukum terkait. PK
mengakui pelanggaran Pasal 8 akurat, transparan, dan jujur mengenai syarat
dan jaminan barang yang dijual kepada mereka. Tanpa adanya petunjuk
informasi mengenai cara penggunaan dan tata cara penggunaan barang
dan/atau jasa demi keselamatan, konsumen tidak dapat memenuhi
kewajibannya berdasarkan UUPK pasal 5 lit.a, yaitu membaca dan mengikuti
petunjuk penggunaan barang dan/atau jasa untuk tujuan keselamatan.
keamanan. Peraturan yang berkaitan dengan kewajiban dan hak badan usaha
dan konsumen menjalin hubungan timbal balik. Jika suatu entitas komersial
gagal memenuhi kewajibannya, maka hal tersebut seharusnya terjadi
Konsumen memegang peranan penting dalam transaksi yang melibatkan
kontrak penjualan, sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 Angka (1) Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (selanjutnya
disebut UUPK). Dalam rangka menjamin keselamatan konsumen, UUPK
merupakan singkatan dari segala upaya pemeliharaan keamanan hukum.

Kasus kelalaian perlindungan konsumen terjadi di PT Cinta Maju


Sejahtera yang berlokasi di Bupati Deliserdang. Dalam pengelolaan
penjualan, produk yang dijual tidak memberikan informasi bahan maupun
cara penggunaan dan penyimpanannya, menurut PT. Cinta Maju Sejahtera.
Selain itu, pelayanan pelanggan yang diberikan PT dan Cinta Maju Sejahtera
di bawah standar sehingga membuat pelanggan merasa ditinggalkan. Ini
merupakan tindakan diskriminatif dimana penjual memberikan preferensi.

Dalam skenario ini, kegiatan jual beli akan menjalin hubungan antara
penjual dan pembeli yang disebut dengan akad jual beli. Konvensi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu
perbuatan penganiayaan yang dilakukan oleh seorang atau lebih orang
terhadap orang lain atau lebih. Bepergian dan membeli, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1457 KUH Perdata, adalah suatu kebiasaan yang
mengharuskan salah satu pihak untuk membeli suatu barang, dan pihak yang
lain setuju untuk membayar harga yang dijanjikan pihak lain atas pembelian
atau pengiriman barang tersebut. Hak atas barang yang diserahkan,
sedangkan segala sesuatu yang dijanjikan oleh pihak lain melalui harga yang
disepakati harus dialihkan oleh penjual dan pembeli, maka hal itu menjadi
hak milik penjual dan pembeli atas barang tersebut, oleh karena itu bukan
hanya persoalan yurisdiksi atas barang tersebut.

a. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Apa saja undang-undang yang melindungi konsumen yang
mendapatkan informasi tidak benar?
2. Bagaimana penyelesaian perselisihan para pihak jual beli di PT.
Cinta Maju Sejahtera?
TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui undang-undang yang melindungi konsumen


yang mendapatkan informasi tidak benar
2. Untuk mengetahui penyelesaian perselisihan para pihak jual beli di
PT. Cinta Maju Sejahtera

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Hukum

Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hukum adalah suatu


peraturan atau adat istiadat yang dianggap mengikat secara hukum dan disahkan
oleh penguasa atau pemerintah. Peraturan perundang-undangan, dan hal-hal lain
yang berkaitan dengannya disebut undang-undang guna mengatur kehidupan
bermasyarakat dalam masyarakat. Selain itu, KBBI menjelaskan bahwa undang-
undang dapat dipandang sebagai pedoman atau pembukaan mengenai peristiwa
tertentu bagi manusia di muka bumi. Dalam proses hukum, hukum mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menentukan keputusan yang akan
ditegakkan oleh hakim.

Menurutnya, S.M. Amin, peraturan perundang-undangan adalah kumpulan


peraturan yang terdiri atas undang-undang dan sanksi. Hukum adalah penetapan
norma. dalam interaksi manusia, menjamin terpeliharanya ketertiban dan
keamanan

Sedangkan menurut J.C.T. Simorangkir dan Woerjono Satropranoto,


hukum adalah aturan-aturan yang bersifat memaksa yang menentukan
bagaimana orang berperilaku dalam lingkungan sosial. Aturan-aturan ini dibuat
oleh otoritas resmi, dan pelanggaran terhadap aturan-aturan tersebut akan
mengakibatkan penerapan hukuman, khususnya melalui undang-undang tertentu.
2. Jual Beli
a Pengertian Jual Beli
Jual beli merupakan suatu cara bertransaksi yang lumrah dilakukan
masyarakat yang dilakukan secara rutin. Biasanya, kontrak penjualan
ditandatangani atau disepakati secara lisan oleh para pihak (penjual dan pembeli).
Kontrak jual beli saat ini telah mengalami beberapa kali perubahan, khususnya
mengenai tata cara atau sistem “reguli” yang digunakan. Salah satunya adalah
penggunaan sistem identifikasi, yaitu metode pengembangan subjek dalam
kontrak penjualan, khususnya kontrak jangka panjang. Perjanjian standar yang
mencakup pasar real estat masih kontroversial dari sudut pandang hukum jika
menyangkut subtipe utama perjanjian standar. Manusia merupakan makhluk
materi yang memerlukan materi dan non materi. Kebutuhan ini tidak akan pernah
berhenti dalam sejarah umat manusia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa jual beli


adalah suatu perjanjian timbal balik yang bersifat wajib antara penjual sebagai
pihak yang mendahului barang dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga
barang yang dijual. Sedangkan pengertian jual beli secara luas adalah peralihan
hak milik dalam bentuk aktif atau bunuri melalui pihak lain dengan
menggunakan uang sebagai alat tukarnya. Masyarakat sudah lama mengetahui
bahwa menjual dan berkontribusi dapat membantu memenuhi kebutuhan.
Dengan semua ini, alat pertukaran antara masa lalu dan masa kini menjadi
berbeda. Dahulu, alat tukar masyarakat terdiri dari barang-barang yang nilainya
setara dengan kebutuhan (troc). Sementara itu, alat tukar yang berlaku saat ini
adalah mata uang, yang dapat digunakan di negara mana pun.

Menurut R. Subekti, beliau mengemukakan pendapat mengenai


pentingnya jual beli sebagai berikut: Jual beli merupakan suatu perjanjian timbal
balik dimana salah satu pihak (vendor) sepakat untuk menyerahkan hak
kepemilikan atas suatu barang sedangkan pihak yang lain (pembeli) setuju untuk
membayar harga yang berupa sejumlah uang sebagai pembayaran atas
penyerahan hak milik. Yang harus ditakutkan pembeli adalah kepemilikan
barang; oleh karena itu, kekuasaan atas barang saja tidak cukup; sebaliknya,
diperlukan "predare" atau "levering" yang sah.

Menurut Wirjono Prodjodikoro, jual beli suatu barang merupakan suatu


akad yang mana pihak yang satu wajib menyediakan barang tersebut dan pihak
yang lain wajib membayar harga yang telah disepakati.
b. Undang-Undang yang Mengatur Tentang Jual Beli
Menurut Pasal 1457 KUH Perdata, perjanjian jual beli adalah suatu
perjanjian dimana salah satu pihak sepakat untuk melepaskan hak milik atas suatu
barang dan pihak yang lain setuju untuk membayar harga yang telah disepakati.
Dari pengertian jual beli berdasarkan Pasal 1457 KUH Perdata Bisa Jadi, dapat
dikatakan bahwa jual beli merupakan suatu perjanjian timbal balik dimana
penjual sepakat untuk melindungi hak milik suatu barang dan pembeli setuju
untuk membayar sejumlah tertentu. sebagai ganti barang tersebut. Jika pengadilan
memutuskan memenangkan pembeli, maka hak kepemilikan awal penjual atas
suatu barang detenu akan beralih sesuai dengan ketentuan Pasal 1459 KUH
Perdata.

Dan itu dimulai. Dalam pengertian pembeli dan penjual dipahami bahwa di
satu sisi ada penjual dan di sisi lain ada pembeli..

3. Pengertian Penjual
Seorang pemenang adalah individu yang bercita-cita untuk
mempertahankan suatu barang atau tingkat nilai mobil. Saya akan membeli
Altcineva. Sebaliknya, shortselling adalah praktik menjual sesuatu yang
sebenarnya bukan milik Anda. Dapatkan lebih banyak dulu, lalu beli lebih
banyak nanti (untuk menutup posisi), dengan harapan harga lebih rendah.
Pengemudi taksi ingin mendapat untung dari penurunan harga. Singkatnya,
posisi terbuka diciptakan oleh tindakan peminjaman atau aktivitas lain yang
diyakini investor akan meningkat nilainya. Investor kemudian mendapatkan
tindakan dari pembeli pinjaman yang bersedia membayar kembali jumlah
pokoknya. Para profesional perdagangan mengantisipasi bahwa harga akan terus
menurun dan mereka akan dapat membeli barang dengan harga lebih rendah
sebelum tindakan pinjaman dikembalikan.
Philip Kotler menyatakan bahwa penjualan adalah proses manajemen
sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan saling
menginginkan, menciptakan, menyediakan, dan menukarkan produk yang
berharga dengan orang lain.
Sedangkan menurut Winardi, penjualan adalah suatu proses dimana
penjual memenuhi segala kebutuhan dan keinginan pembeli untuk memperoleh
keuntungan baik bagi penjual maupun pelanggan..

4. Hak-Hak Penjual
Hak penjual meliputi hak kepemilikan atas barang sampai seluruh plat dan
hak untuk menyisihkan barang untuk pembayaran.
Sementara itu, kewajiban vendor antara lain mengirimkan barang sesuai
perjanjian, memberikan jaminan pengiriman, dan memberikan bukti transaksi.
Dari sudut pandang pembeli, hak-hak tersebut mencakup penyerahan barang
pertama sesuai dengan perjanjian, hak untuk meminta penggantian jika barang
tidak sesuai dengan deskripsi, dan pilihan untuk menahan pembayaran jika terjadi
ketidakpatuhan. Kewajiban pembeli antara lain membayar harga jual yang telah
disepakati, menyerahkan barang, serta membayar angsuran pertama dan kedua.
Pasal 1457–1600 KUH Perdata mengatur aspek-aspek penting dalam perjanjian
jual beli, seperti penyerahan produk, risiko kerusakan atau gangguan, dan hak
pembeli untuk mengembalikan barang yang cacat. prinsip-prinsip luas seperti
buna-credenţa.
Mengenai kewajiban penjual dituangkan dalam Pasal 1474 KUH Perdata
yang menyatakan bahwa kewajiban penjual adalah membeli barang dan
menafkahinya. Konsep pemangsaan terdapat dalam Pasal 1475 KUH Perdata
yang menyatakan bahwa pemangsaan adalah peralihan hak milik dan kekuasaan
dari penjual kepada pembeli. Sedangkan kewajiban pembeli dituangkan dalam
Pasal 1513 KUH Perdata yang menyatakan bahwa kewajiban pembeli yang utama
adalah membayar harga pembelian pada waktu dan tempat yang ditentukan
berdasarkan pelaksanaan jual beli.

5. Konsumen
a. Pengertian Konsumen
Konsumen adalah setiap orang yang menggunakan barang atau jasa yang
disediakan bagi masyarakat, baik untuk kepentingan dirinya sendiri, kepentingan
keluarganya, kepentingan orang lain atau orang lanjut usia, maupun untuk tujuan
non-komersial. Jika tujuan penggunaan produk adalah untuk eceran, pembeli
disebut sebagai distributor atau komersil. Kegiatan konsumsi ini disebut
konsumsi. Kepentingan pelanggan adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri dengan tetap mempertimbangkan aksesibilitas pilihan pembelian mereka.
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsumen adalah orang-
orang yang memanfaatkan barang-barang manufaktur seperti makanan, pakaian,
dan lain sebagainya. Mereka juga bisa berupa orang-orang yang menerima pesan
promosi atau menggunakan layanan seperti pelanggan, dan lain-lain. Konsumen
memainkan peran penting dalam perekonomian. Menurut Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, konsumen adalah setiap
orang yang menggunakan barang dan/atau jasa..
Pengertian Konsumen Menurut Para Ahli Aziz Nasution mengartikan
konsumen sebagai setiap orang yang memperoleh barang atau jasa untuk
digunakan dengan tujuan tertentu.
Sedangkan Menurut Sri Handayani, konsumen adalah seseorang maupun
organisasi yang membeli atau menggunakan suatu barang/jasa dari produsen.

b. Hak-Hak Konsumen
Secara kasar suatu hak adalah sesuatu yang dapat ditunda atau tidak. Hal
ini menunjukkan bahwa hak-hak tertentu mempunyai sifat-sifat yang tidak
seorang pun wajib mendapatkannya. Undang-undang tentang perlindungan
konsumen antara lain mengatur bahwa konsumen mempunyai hak-hak tertentu
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan terkait. UUPK yang menjadi
landasan usaha hukum yang bertujuan untuk melindungi konsumen membatasi
hak konsumen pada pasal 4. Menurut Pasal 4 UUPK, konsumen mempunyai hak
sebagai berikut:
a. Seseorang berhak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
menggunakan barang dan/atau jasa.
b. Kebebasan memilih barang dan/atau jasa dan memperolehnya sesuai
dengan syarat-syarat pertukaran, janji-janji, dan jaminan-jaminan.

c. Kewajiban Konsumen
Kewajiban konsumen menurut pasal 5 UUPK, adalah
1) Memanfaatkan atau menghormati arahan dan informasi protokol untuk
melaksanakan atau memanfaatkan layanan untuk menjamin.
2) Menghindari reputasi yang solid dan realisasi transaksi bisnis dan/atau
layanan.
3) Mengikuti protokol perubahan pertemuan.
Upaya yang sangat besar dilakukan untuk meningkatkan efektivitas
perlindungan perangkat lunak.

d. Perlindungan Konsumen
Perlindungan para konsumen adalah kumpulan peraturan perundang-
undangan yang mengatur hak-hak dan kewajiban para konsumen dan produk
tetapi mereka harus menanggapinya dan menjamin terwujudnya yurisdiksi
perlindungan hukum ini. Fenomena ini dapat terjadi ketika setiap transaksi
dilakukan dan dilakukan, yang dilakukan oleh orang yang melakukan hal
tersebut, seperti yang terjadi pada hari berikutnya. Sama seperti Anda
melakukan transaksi yang sesuai, klien akan langsung menerima lot utama yang
merespons pemberitahuan sebelumnya atau lot yang membalas janji. Hak-hak
para konsumen yang terdaftar di bawah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
sehubungan dengan perlindungan para konsumen Republik Indonesia, yang
berdasarkan pada pasal 5, pasal I, ayat IX UUD 1945.
- Hak dalam memilih barang
Pelanggan mempunyai kebebasan untuk memilih barang yang akan
digunakan atau dikonsumsinya di kemudian hari. Nimeni tidak berhak
mengendalikan pabrikan dengan cara apa pun. Hak untuk memeriksa mutu barang
yang akan dibeli atau dikonsumsi di kemudian hari.
- Hak atas despoubibiri dan despoubibiri pertama
Pelanggan berhak mendapatkan ganti rugi pertama, atau ganti rugi atas
kerugian yang dideritanya dalam suatu transaksi jual beli. Jika tidak ada cacat dari
segi kualitas atau gambar, konsumen berhak mengajukan keluhan kepada
produsen.
- Hak untuk menerima manfaat atau layanan yang sesuai
Pelanggan berhak menerima barang dan jasa sesuai dengan perjanjian tertulis.
Misalnya, dalam terjemahan online, jika tersedia layanan transportasi gratis.

6. Penyelesaian Perselisihan Para Pihak Jual-Beli Di PT. Cinta Maju


Sejahtera Dalam Mendapatkan Informasi Tidak Benar.
Ada yang berpendapat bahwa konsumen atau pembeli menjadi tidak normal
jika mereka gagal memenuhi kewajibannya, baik disengaja maupun tidak
disengaja. Ketentuan dalam perjanjian jual beli ini tentang tidak dipenuhinya
kewajiban pembeli atas pelanggaran kontrak mengatur bahwa pembeli dapat
dianggap melanggar syarat-syarat kontrak apabila:
1. Pihak ketiga gagal mematuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam perjanjian
atau kontrak.
2. Pembayar lalai membayar atau lalai memenuhi kewajiban pembayaran sesuai
tanggal yang ditentukan.
3. Pembeli tidak memenuhi secara konsisten kewajiban yang ditentukan dalam
kontrak pembelian.
Kehati-hatian terhadap kelalaian pihak pertama dalam perjanjian jual beli kayu
setengah jadi siap pakai untuk saling menguntungkan, dalam perjanjian timbal
balik resiko sesuai Pasal 1460 KUH Perdata untuk resiko pembelian.
Seluruh bahan dan peralatan menjamin pesanan semifabrikasi siap pakai
sesuai kesepakatan sebelumnya. Sejak tanggal perjanjian jual beli barang
semifabrikasi siap pakai, segala kerugian atau risiko yang timbul atas barang
semifabrikasi tersebut tidak dapat dielakkan atau ditanggung oleh
consumatorul/cumpărătorii de semifabricat gata de utilizare.
Mengenai bahaya tersembunyi pada kayu setengah jadi yang siap pakai
dan bahaya tersembunyi yang termasuk dalam janji bergerak, tanggung jawab
atas segala bahaya yang ada pada harta bersama dan digunakan untuk
kepentingan bersama berada pada pembeli atau konsumen, bukan pada PT. Cinta
Maju Sejahtera merupakan vanzator sebagaimana telah disepakati sebelumnya
dalam akad jual beli untuk pembelian barang setengah jadi yang siap pakai.
Penyelesaian perselisihan yang timbul antara pembeli dan penjual. Oleh karena
itu, semangat kemajuan dan kemakmuran dicapai melalui analisis yang cermat
Artinya, jika permasalahan tersebut masih bisa diselesaikan secara damai, tidak
perlu sampai ke pengadilan. Namun ayat (2) dengan tegas menyatakan bahwa
apabila cara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
ayat (1) tidak dapat tercapai, pihak pertama dan pihak kedua menyelesaikan
segala perselisihan dan perbedaan pendapat melalui jalur hukum. Untuk itu para
pihak dalam perjanjian ini memilih tempat tinggal hukumnya yang tetap dan
tidak dapat diubah di kantor pendaftaran Pengadilan Negeri Lubuk Pakam.

METODE PENELITIAN

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah hukum normatif, artinya


yang diteliti adalah pendekatan teoritis, kerangka konseptual, penafsiran undang-
undang yang berkaitan dengan penelitian ini, atau suatu undang-undang itu
sendiri. Penelitian hukum normatif merupakan penelitian hukum yang
memandang hukum sebagai kerangka konstruksi norma. Sistem norma kausal
terdiri dari asas, norma, peraturan perundang-undangan, perjanjian, dan doktrin
(învățături). Data penelitian diperoleh dengan menggunakan pendekatan. dengan
studi sastra dan legislatif. Data primer dan sekunder merupakan sumber data
sursa, sedangkan analisis data yang digunakan bersifat normatif dan kuantitatif,
yaitu melalui deskripsi dan interpretasi data yang akan dimasukkan ke dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hak dan Kewajiban PT. Cinta Maju Sejahtera Dalam Perjanjian Kerjasama
Perjanjian jual beli diatur dalam KUH Perdata Pasal 1457–1540. Pasal 1457 KUH
Perdata menyatakan bahwa jual beli merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak
sepakat untuk memberikan suatu barang dan pihak yang lain setuju untuk membayar harga
yang dijanjikan. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai dengan Pasal 1457 KUHPerdata,
perjanjian jual beli ada satu atau lebih Tidak diperbolehkan melakukan dua hal, dengan
ketentuan:
A. Tanggung jawab atas tanggung jawab atas tanggung jawab yang diberikan.
B. Kewajiban pembeli untuk mengganti harga pembelian kepada penjual. Penjual harus
memberikan produk pencapaian dan merupakan harga prima, dan mereka akan sangat
senang dan merupakan perusahaan prima.
Unsur-unsur yang termasuk dalam definisi ini adalah:
Jual beli yang diatur dalam hukum perdata hanya bersifat wajib, yaitu akad jual beli yang
baru memuat hak dan kewajiban timbal balik antara kedua belah pihak yaitu penjual dan
pembeli, secara khusus memaksa penjual untuk mempunyai kewajiban tersebut. untuk
mengirim. perumahan. hak atas barang yang dijualnya, sekaligus memberinya hak untuk
meminta pembayaran sesuai harga yang disepakati, sebaliknya memaksa pembeli
mempunyai kewajiban untuk membayar harga barang tersebut sebagai imbalan atas hak
“meminta”. peralihan kepemilikan barang yang telah saya beli.
Dengan kata lain, penjualan diatur dalam hukum perdata tetapi tidak memberikan
hak milik apa pun. Dalam hal terjadi peralihan hak dari penjual kepada pembeli, maka
peralihan itu harus dilakukan secara sah (lever legal), sesuai dengan ketentuan Pasal 1459
KUHPerdata. Pasal 1459 KUH Perdata mengatur bahwa pembeli tetap mempunyai hak
milik atas barang yang dijual sampai diserahkan sesuai dengan ketentuan Pasal 612, 613,
dan 616. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan undang-undang ,
dua perbuatan (două) dengan alasan yang berbeda dan berbeda harus dilakukan dalam hal
peralihan hak atas suatu benda dari penjual kepada pembeli::
1) Perjanjian jual beli (menurut hukum kontrak).
2) Predasi Yudisial (ketaatan pada hukum properti atau hukum pertanian dimana subjek
perjanjiannya adalah tanah).
3) Pasal 1459 KUH Perdata mengatur tentang ketentuan penyerahan barang oleh penjual
kepada pembeli. Ketentuan tersebut antara lain:
4) Kewajiban kontrak harus dipenuhi baik pada saat penjualan atau sesuai dengan Pasal 1481,
yang didukung oleh Pasal 1483 Burgerlijk Wetboek.
5) Penyewa wajib membayar segala peralatan yang digunakan di bangunan tempat peralatan itu
ditemukan (lihat Pasal 1482 Burgerlijk Wetboek).
6) Menurut Pasal 1478 Burgerlijk Wetboek, penjual tidak wajib menyerahkan barangnya
sebelum pembeli membayar.
7) Vendor harus memastikan bahwa pembeli dapat menerima penyerahan secara utuh.Penjual
wajib menanggung kerugian yang ditanggung pembeli jika barang yang ditukarkan disita
atau diperoleh kembali dari pembeli karena perselisihan karena tidak adanya
pemberitahuan sebelum dilakukannya transaksi penjualan. dan kontrak penjualan (lihat
pasal 1492, 1495, 1496, 1497, 1499 burgerlijk Wetboek).
8) Penjual wajib menanggung tanggung jawab atas segala kerugian langsung yang
ditanggung
pembeli, meskipun dalam kontrak dinyatakan bahwa penjual tidak akan menanggung
risiko selama penjualan (mulai 1494, Burgerlijk Wetbook).
9) Pihak yang menyewakan wajib menanggung biaya pengangkutan barangnya, artinya
apabila
dalam akad disepakati penyerahan barang tersebut kepada titipan lessor, maka lessor
bertanggung jawab atas biaya pengangkutan dari rumah lessor ke titipan lessor, sedangkan
yang menyewakan bertanggung jawab atas biaya pengangkutan dari titipan yang
disewakan ke tempat tinggal yang menyewakan (lihat Pasal 1476).
10) Pemilik properti wajib mengembalikan harga yang telah disepakati serta segala biaya
hukumnya. Pembeli berhak atas satu tahun atau tahun pembelian (lihat Burgerlijk
Wetboek Pasal 1488).
11) Dalam hal barang yang dijual menjadi obyek gugatan dan wajib dibawa ke pengadilan,
maka penjual berhak menerima hasil gugatan dengan harga yang lebih tinggi dari
pembayaran pembeli untuk menguntungkan penjual. (lihat § 1497, ayat (2) Burgerlijk
Wetboek).
12) Jika pembeli tidak membayar harga pembelian, penjual dapat meminta pembatalan
pembelian sesuai dengan Pasal 1266 dan 1267.
13) Pembeli berhak mengembalikan barang yang dibelinya jika ada perjanjian tersebut
(lihat
Pasal 1519 Burgerlijk Wetboek).
Selanjutnya ketentuan mengenai asuransi harta benda diatur dalam Pasal 1491 KUH
Perdata, yaitu jaminan pembeli terhadap penjual menjamin dua hal dan Selama penelitian
berlangsung, lemnul setengah jadi dan siap pakai berlokasi di PT. Dragoste sebelum
Sejahtera. Berdasarkan kontrak penjualan antara PT. Cinta Maju Sejahtera dan pembeli
(konsumen), yang menentukan hak dan kewajiban para pihak. Pihak pertama adalah PT.
Cinta Maju Sejahtera sebagai kewajiban penjual dituangkan dalam Pasal 6 perjanjian jual
beli, yaitu:
a. Memanfaatkan lemnul de-al doilea setengah jadi, sesuai dengan volume yang
disebutkan dalam Pasal 4.

b. Mengirimkan surat niat untuk membeli barang setengah jadi dan siap pakai dari PT.
Semoga kemajuannya sejahtera.

c. Menerbitkan lembar fakta fiskal atas nama pihak lain.

Untuk memenuhi kewajiban tersebut, langkah pertama yang dilakukan adalah


memperoleh hak dan gelar terlebih dahulu).

2. Kewajiban Pembeli Dalam Perjanjian Kerjasama

Menurut buku iii kuhperdata, kententuan mengenai kewajiban pembeli diatur pada
pasal pasal yang dijabarkan sebagai berikut :
a) Menurut Pasal 1513, kewajiban utama pembeli adalah membayar harga pembelian
pada waktu dan tempat yang ditentukan dalam kontrak.
b) Pasal 1514 menyatakan bahwa pembeli harus membayar tempat dan waktu
penyerahan, bila barang-barang itu tidak ditentukan pada waktu penandatanganan
perjanjian
c) Keranjang. 1515 : Jika tidak ada perjanjian khusus, pembeli harus membayar dua
kali lipat harga pembelian jika barang yang dijual dan diberikannya menghasilkan
pendapatan atau keuntungan lain.
d) Pasal 1516, dalam hal penguasaan pembeli itu didasarkan pada sesuatu Permintaan
yang sah berdasarkan suatu tuduhan, permintaan pengembalian barang, atau jika
pembeli mempunyai alasan yang sah untuk tidak bercampur dengan penjual sampai
penjual mengeluarkan campuran tersebut, dengan pengecualian dalam situasi di
mana penjual memilih untuk menawarkan suatu jaminan atau apabila pembeli telah
menyetujui bahwa mereka harus membayar penjual tanpa adanya jaminan atas
kerugian apa pun.

Sedangkan pada penelitian ini, kewajiban pembeli kayu setengah jadi dan siap
pakai diatur dalam pasal 7 yaitu:

1. Kuantitas, kualitas, dan lokasi produk diketahui oleh pihak lain dan tidak
menimbulkan masalah, klaim, atau perselisihan apa pun dari pihak lain di kemudian
hari.

2. Pihak kedua wajib ikut serta dalam pengawasan barang yang dibeli; jika tidak
demikian, pihak pertama berhak menerima pekerjaan tersebut secara sepihak, dan
pihak kedua akan ditempatkan pada daftar tidak dibayar.
3. Menyiapkan dan mengangkut seluruh kayu setengah jadi dan siap pakai sesuai
dengan kesepakatan para pihak; pelaksanaan pengangkutan berdasarkan syarat-
syarat kontrak yang berlaku antara lain memerlukan penggunaan bahan bakar non-
subvensi. Segala penyimpangan dari ketentuan ini merupakan tanggung jawab
eksklusif pihak akhir.

4. Untuk melaksanakan pekerjaan dan transportasi, kedua pihak harus berkoordinasi


dengan manajemen PT. Cinta Tumbuh Subur dan Berkembang.
3. Berakhirnya Perjanjian Kerjasama Jual Beli Kayu Antara PT. Cinta Maju
Sejahtera Dengan Pembeli
Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal dimulainya perjanjian para pihak.
Perjanjian saat ini akan tetap berlaku sampai kedua belah pihak secara resmi
menyatakan penghentiannya. Cara transformasi dilakukan berbeda dengan cara
pelaksanaannya. Memutar satu kabel ke dalam yang lain. Kecuali dalam hal seluruh
kewajiban bersama telah dihilangkan. Sebaliknya, jika kontrak telah berakhir atau
dibatalkan, maka kewajiban kontraktual terkait juga akan berakhir atau dibatalkan.
Ilmu hukum mempunyai banyak hukum yang berkenaan dengan titik dimana suatu
perjanjian dianggap lengkap. Menurut dia Setiawan, momen pengambilan
kesepakatan tersebut adalah:
1. Teori ini adalah yang tertua dan menekankan pada komponen kehendak. Menurut
teori ini, kita tidak diwajibkan untuk mematuhi suatu pernyataan jika kita membuat
pernyataan yang menyimpang dari apa yang kita lakukan.
Teori penegasan (atau teori verifikasi)
2. Sesuai dengan teori ini, masyarakat menuntut kita untuk bisa menyetujui apa yang
dibicarakan.
3. Teori Kredinţelor (Vetrouwenstheorie)
Teori yang saat ini diterima dalam semua hukum adalah teori kepercayaan, yang
menyatakan bahwa persetujuan timbul apabila suatu pernyataan dengan alasan keyakinan
dibuat.
4. Uitingstheorie, atau Teoria vorbirii
Menurut teori ini, persetujuan terjadi ketika pihak yang mengajukan penawaran
menyiapkan surat balasan yang menyatakan bahwa mereka setuju dengan penawaran
tersebut. Langkah pertama menuju teori ini adalahTeori pengiriman
(verzendingstheorie) Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa persetujuan muncul
ketika surat dikirim. Romawi. Penjelasan selanjutnya mengatakan bahwa dengan
mengirimkan penulis, ekspeditur kehilangan wewenang atas penulis dan juga dapat
menentukan waktu pengiriman yang tepat.
5. Teori Pengetahuan (Vernemeningstheorie)
Menurut teori ini, kesepakatan terjadi setelah pemberi menyadari bahwa
tawarannya telah diterima. Kelemahan teori ini adalah sulitnya mengatakan kapan
isi tulisan penulis pertama kali dipahami.
6. Teori Penerimaan (Ontvangstheorie)
Menurut teori ini, persetujuan terjadi ketika pihak pemberi penawaran mengirimkan
surat balasan yang menyatakan bahwa tawaran tersebut diterima.
Menurut Suharnoko, “penyempurnaan suatu perjanjian harus dibedakan dengan
perjanjian, karena dikatakan bahwa suatu perjanjian berakhir apabila telah dipenuhi
secara keseluruhan.” Semua perjanjian antara para pihak berakhir setelah para pihak
mencapai tujuan perjanjian. Jika x dan y melakukan transaksi jual beli, maka
perjanjian tersebut dapat diperpanjang dengan membayar harga pembeli, meskipun
mungkin sudah ada. Agar suatu kontrak batal, tujuan kontrak harus dipenuhi
terlebih dahulu, atau para pihak harus memiliki barangnya. Dengan demikian,
apabila kontrak selesai dalam waktu satu tahun, maka dinyatakan dinegosiasi ulang.
Menurut Setiawan, ada cara lain untuk membatalkan suatu perjanjian, yaitu::
a) Dibuat berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Misalnya, penyewa yang
menyewa mobil mematuhi perjanjian sewa tiga tahun.
b) Undang-undang menetapkan jangka waktu suatu perjanjian. Misalnya, sesuai
dengan Pasal 1066 Ayat 3 KUH Perdata, debitur dapat menangguhkan suatu
konvensi untuk jangka waktu tertentu guna menghindari pelunasan utang. Jangka
waktu perjanjian, menurut Pasal 1066 Ayat 4 KUH Perdata, dibatasi lima tahun.
c) Dokumen atau undang-undang dapat menjamin bahwa pembuatan suatu kontrak
akan dipatuhi. Misalnya, persetujuan menjadi batal jika seseorang menambatkan:
d) Contract de société (KUHPerd., Pasal 1646, Alignment 4)
e) Akta Pemberian Procurii (Articolul 1813 cod civil).
f) Kontrak Kerja (Pasal 1603 J Dikodifikasi oleh salah satu atau dua belah pihak.
Opzegging hanya ada pada perjanjianperjanjian yang bersifat sementara, misalnya
perjanjian kerja dan perjanjian sewa-menyewa.

Dari salah satu atau kedua belah pihak. Opzegging hanya terjadi pada kontrak jangka
pendek, seperti perjanjian kerja dan sewa.
a) Tujuan perjanjian tercapai. Misalnya dalam perjanjian jual beli, jika salah satu
pihak menerima uang dan pihak lain menerima barang, maka perjanjian tersebut
berakhir.
b) Kontrak berakhir karena keputusan hakim.
c) Atas kesepakatan para pihak. Dalam hal ini, para pihak sepakat untuk melepaskan
persetujuan bersama mereka. Misalnya, kontrak pinjaman ditutup ketika
kemakmuran mencapai akhir tahap pembayaran, dimana pihak pemberi pinjaman
mengembalikan dana pinjaman.
Dalam penelitian ini diperoleh persetujuan dari pembeli (PT) untuk kemajuan konstruksi.
Pasal 10 kontrak menjelaskan batas waktu penyelesaian pekerjaan adalah 60 hari.
4. Penyelesaian Perselisihan Para Pihak Dalam Perjanjian Jual-Beli Di PT. Cinta
Maju Sejahtera
Konsumen atau pembeli dapat dikatakan wanprestasi apabila ia tidak memenuhi
kewajibannya, baik karena kesengajaan maupun kelalaian. Dalam akta perjanjian jual- beli ini
ketentuan mengenai wanprestasi tentang cidera janji menyatakan pembeli dapat dikategorikan
cidera janji, dalam hal:
1. Pihak ketiga gagal mematuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam perjanjian
atau kontrak.
2. Pembayar lalai membayar atau lalai memenuhi kewajiban pembayaran sesuai
tanggal yang ditentukan.
3. Pembeli tidak memenuhi secara konsisten kewajiban yang ditentukan dalam
kontrak pembelian.
Contractul de plumb mencakup ketentuan pelanggaran kontrak pihak pertama terkait
dengan ketidakpatuhan terhadap penjualan cumpărare barang setengah jadi siap pakai. Timbal
balik, sesuai dengan Pasal 1460 KUH Perdata tentang resiko yang berkaitan dengan jual beli
barang, khususnya kayu setengah jadi siap pakai, dalam hal timbul berbagai permasalahan dari
penandatanganan perjanjian jual beli barang setengah jadi. -kayu jadi siap pakai antara calon
pembeli dan penjual. Tanggung jawab calon konsumen adalah Cinta Maju Sejahtera. Segala
fasilitas dan kelengkapan yang dijanjikan dalam pemesanan kayu setengah jadi siap pakai
seperti yang diperjanjikan sebelumnya, sejak tanggal penandatanganan akta perjanjian jualbeli
kayu setengah jadi siap pakai dilakukan maka segala kerugian atau resiko yang diderita atas
kayu setengah jadi siap pakai menjadi kerugian atau resiko pihak konsumen/pembeli kayu
setengah jadi siap pakai tersebut.
Mengenai bahaya tersembunyi pada kayu setengah jadi yang siap pakai dan bahaya
tersembunyi yang termasuk dalam janji bergerak, maka tanggung jawab atas segala bahaya
yang ada pada harta bersama dan digunakan untuk kepentingan bersama berada pada pembeli
atau konsumen, bukan pada PT. Cinta Maju Sejahtera merupakan vanzator sebagaimana telah
disepakati sebelumnya dalam akad jual beli untuk pembelian barang setengah jadi yang siap
pakai. Penyelesaian perselisihan yang timbul antara pembeli dan penjual. Kemajuan dan
kesejahteraan dicapai melalui analisa yang mendalam, sebagaimana diatur dalam Pasal 15
perjanjian saat ini. Pasal 15 ayat 1 mengatur bahwa segala permasalahan lain yang tidak
dibahas secara khusus dalam perjanjian ini, termasuk perselisihan dan perbedaan pendapat di
antara para pihak, harus diselesaikan melalui musyawarah dan kesepakatan bersama.
KESIMPULAN
1. Langkah-langkah dalam proses jual beli lemn semi fabrikasi harus memberikan informasi
yang akurat dan melaksanakan seluruh ketentuan Pasal 1457 KUHPerdata yang
menyatakan bahwa suatu perjanjian jual beli harus memuat dua unsur pokok, yaitu
adanya bunuri tertentu dan harga yang disepakati untuk keduanya. Pada hari penyerahan,
pelanggan yang ingin memenuhi dapat terlebih dahulu menandatangani formulir
pemesanan PT. Dragostea tumbuh dan makmur. Apabila calon pembeli berminat dengan
lemn setengah jadi dan siap pakai, maka dapat membayar pajak komisi sebesar Rp
500.000.000 (lima ratus juta rubel) sebagai tanda selesai dan kemudian menandatangani
amanat. sebagai endorsement dari PT. Cinta Maju Sejahtera, perusahaan yang
menawarkan produk kayu semifabrikasi siap pakai. Calon pembeli kayu setengah jadi
harus melakukan pembayaran (depunere) dan khusus dalam waktu 14 hari sejak tanggal
penandatanganan formulir pemesanan atau penempatan pajak pesanan untuk pembelian
kayu setengah jadi sesuai dengan dokumen penguasaan. Pada akhirnya terdapat
perjanjian jual beli yang menjadi akad pokoknya. Dalam waktu maksimal tiga puluh (30)
hari kalender, klien wajib menandatangani kontrak wajib. Kewajiban kontrak yang
dibayar atau dipelihara oleh pihak lain tidak hanya berupa barang setengah jadi yang siap
pakai; apalagi pasal 11 alin. (2) membahas pokok bahasan kontrak, yaitu jasa-jasa.

2. Perlindungan hukum bagi pembeli dalam pembelian dan penjualan produk PT. Menurut
Cinta Maju Sejahtera, hal ini berarti pembeli (pihak kedua) barang setengah jadi yang
merupakan salah satu pihak dalam perjanjian jual beli berhak memperoleh perlindungan
hukum yang diberikan oleh PT. Dragostea makmur dan se enfleţă (bagian utama). Pihak
pertama tentunya menjamin bahwa obyek penjualannya adalah produk kayu setengah jadi
yang siap pakai tanpa adanya alasan hukum sesuai dengan ketentuan Pasal 10 kontrak
penjualan. Menurut Pasal 10 Al. (1), pihak pertama menjamin pihak lainnya bahwa
konten yang dialihkan dan dikirimkan sesuai dengan perjanjian ini benar-benar berada di
bawah kendali pihak pertama, tidak mempunyai afiliasi dengan pihak lain, dan tidak
dipengaruhi oleh pihak lain.

3. Penyelesaian konflik antara pembeli dan penjual dilakukan melalui analisa menyeluruh
sebagaimana diatur dalam Pasal 15 perjanjian saat ini. Pasal 15 ayat 1 mengatur bahwa
segala permasalahan lain yang tidak dibahas secara khusus dalam perjanjian ini, termasuk
perselisihan dan perbedaan pendapat di antara para pihak, harus diselesaikan melalui
musyawarah dan kesepakatan bersama. Namun ayat (2) mengatur dengan tegas bahwa
dalam hal harus dilakukan proses musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud
pada ayat 15 alin. (1) tidak dapat diselesaikan, baik pihak pertama maupun pihak kedua
harus menyelesaikan perselisihan dan perbedaan pendapat mengenai permasalahan
hukum. Oleh karena itu, para pihak dalam perjanjian ini menyatakan bahwa upaya
hukum tersebut bersifat tetap dan tidak bersifat permanen.
DAFTAR PUSTAKA

Andrina, novia.2011. Hukum perikatan, yogyakarta. Unppress.

Amiruddin dan zainal asikin. 2014. Pengantar metode penelitian hukum, jakarta:
rajagrafindo persada.

Arikunto, suharsimi. 2017 prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, jakarta :


renekacipta.

Astanti, dhiah indah. 2007. Implementasi good corporate governance pada


perusahaanasuransi, universitas diponegoro,semarang.

Asyhadie, h. Zaeni dan budi sutrisno. 2012. Hukum perushaan dan kepailitan,
erlangga,jakarta.

A.z. nasution, aspek-aspek hukum masalah perlindungan konsumen, jakarta: diadit


media, 2012

barakatullah, abdul halim. 2010. Hak-hak konsumen, bandung: nusa media.

Gumilar, 2009. Hak dan kewajiban para pihak dalam jual beli dalam perusahaan.
2009jakarta, media pustaka hal.77
Harahap, m. Yahya . 1986. Segi-segi hukum perjanjian, bandung: alumni.

Harianto, dedi. 2010. Perlindungan hukum bagi konsumen terhadap periklanan


yangmenyesatkan, bogor: ghalia indonesia.

Hardianto s, perjanjian jual beli, 2016, panduan bantuan hukum indonesia, jakarta:
ylbhi& pshk.

Ibrahim, johannnes. 2004. Kartu kredit-dilematis antara kontrak dan kejahatan,


bandung: refika aditama.

Kamello, tan. 2006 “karakter hukum perdata dalam fungsi perbankan melalui
hubunganantara bank dengan nasabah”, medan:usu.

J moeleong, lexy. 2011 metode penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: pt. Remaja
rosdakarya.

Mertokusumo sudiksno,1998. Mengenai hukum jual beli, yogyakarta: liberty Miru,


ahmadi. 2013.hukum kont rak & perancangan kontra, jakarta, grafindo
Muhammad, abdul kadir . 1982. Hukum perikatan, bandung: alumni.

Panggabean, henry p. 2011. Penyalahgunaan keadaan (misburlk van omstandigheden)


sebagai alasan (baru) untuk pembatalan perjanjian (berbagai perkembangan
hukum di belanda), yogyakarta: liberty.

Prodjodikoro, wirjono. 1999. Hukum perdata tentang persetujuan-persetujuan


tertentu,bandung, sumur

Sadjaruddin, wan. 1992. Beberapa sendi hukum perikatan, medan: usu press.

Salim,2008. Hukum perjanjian, teori dan praktik penyusunan perjanjian, jakarta : sinar
gafika.

Siregar, aquila. 2003. Aspek perjanjian kerjasama pengangkutan limbah b3 pada


Perusahaan pengangkutan, medan: usu.

Setiawan, r.2010. Pokok-pokok hukum perikatan, binacipta : bandung.

Shidarta, hukum perlindungan konsumen indonesia, jakarta: pt. Grasindo, 2014.


Simatupang, richard burton. 2012. Aspek hukum dalam bisnis, jakarta: rineka
cipta. Subekti, r. 2008. Hukum perjanjian, jakarta, penerbit pt. Intermasa.

Sugiyono,2018. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d, (bandung: alfabeta


Suharnoko, 2004. Hukum perjanjian (teori dan analisa kasus), jakarta: kencana
Sunggono, bambang. 2016, metode penelitian hukum, rajawali pers, jakarta
Syaifuddin, muhammad. 2000. Hukum kontrak memahami kontrak dalam
perspektif.

Filsafat,teori, dogmatik, dan praktik hukum (seri pengayaan hukum perikatan),


bandung, mandar maju.

Syukur, abdullah. 1987. Implementasi latar belakang konsep pendekatan dan


relevansinya dalam pembangunan.ujung pandang: persadi.

Suroso, r.2010. Perjanjian dibawah tangan: pedoman praktis pembuatan dan aplikasi
hukum, jakarta: sinar grafika.

Tjirosudibio, r. Dan r.subekti. 2017. Kitab undang-undang hukum perdata, (jakarta: pt


pradnya paramita.
Volmar, 1992. Pengantar studi hukum perdata, jakarta, rajawali pers Yahya, m. 2010.
Segi-segi hukum perjanjian, alumni : bandung.

Jurnal repertorium, issn:2355-2646, volume ii no. 2 diakeses pada bulan desember


2021

Rahmawat, pelaksanaan perlindungan konsumen dalam jual-beli buku di sosial agency


baru yogyakarta dalam perspektif islam, skripsi: muamalat, fsh, uin jambi, 2015

Anda mungkin juga menyukai