Abstrak
Laporan hukum yang timbul dalam suatu transaksi jual beli hanya terjadi karena adanya suatu perjanjian (akad
yang diwajibkan dalam jual beli), tetapi juga timbul karena adanya ketentuan hukum (laporan yang mempunyai
kekuatan hukum mengikat). Hubungan hukum ini terdapat pada setiap tahapan proses penerjemahan, baik pada
tahap prapenerjemahan maupun pascapenerjemahan. Laporan hukum ini berlaku pada setiap langkah atau
prosedur transaksi, artinya perlindungan hukum setiap konsumen harus diperoleh pada setiap tahapan transaksi.
Perlindungan hukum terhadap hak-hak konsumen dalam proses pembelian-pengiriman telah diatur dan
dinyatakan dalam berbagai ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang tertuang dalam
KUHPerdata, Legea nr. 8 di tahun 1999 Protecţia Consumatorului. Untuk mencapai perlindungan konsumen, hal
ini dilakukan melalui upaya kolaboratif berdasarkan prinsip saling menguntungkan , dan cara penyelesaian
perselisihan antara pihak-pihak yang membeli dan menjual bunuri untuk mendapatkan informasi yang tidak
benar. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian hukum dan normatif; temuannya berdasarkan temuan
penelitian ini, Konsumen Menentukan sesuai dengan Legii nr. din 1999 diatur dalam Pasal 3, yaitu: Menentukan
tingkat kesadaran konsumen, kemampuan dan kemandiriannya dalam melindungi diri, Menurunkan kepuasan
konsumen dengan mencegah penggunaan produk dan/atau jasa secara berlebihan, Proses pemberdayaan
konsumen dalam mengambil keputusan, menentukan dan mendapatkan kembali hak-haknya sebagai konsumen,
Berkembangnya sistem perlindungan konsumen yang mencakup unsur keamanan hukum dan memberikan
kemudahan akses masyarakat terhadap informasi Meningkatnya kesadaran pelaku usaha akan pentingnya hal ini.
Dengan kata lain, penjual memikul tanggung jawab atas barang setengah jadi yang telah dibayar terlebih dahulu
sampai pembeli menerimanya. Perlindungan hukum bagi pembeli yang beritikad baik dalam akad lemn semi
fabrikasi. Setelah uang muka awal, penjual yang gagal memenuhi kewajibannya untuk menyediakan barang
setengah jadi kepada pembeli dianggap telah memasuki wanprestasi. Segala perselisihan yang timbul antara
pembeli dan PT. Cinta Maju Sejahtera diselesaikan melalui musyawarah dan kesepakatan; namun, jika proses ini
tidak dapat dicapai, pihak pertama dan kedua akan secara sewenang-wenang menyelesaikan perselisihan dan
perselisihan apa pun.
A.Latar Belakang
Salah satu cara umum orang bertransaksi secara teratur adalah melalui
jual beli. Biasanya, kontrak penjualan ditandatangani atau disepakati secara
lisan oleh para pihak (penjual dan pembeli). Kontrak jual beli saat ini telah
mengalami beberapa kali perubahan, khususnya mengenai tata cara atau
sistem “reguli” yang digunakan. Salah satunya adalah penggunaan sistem
identifikasi, yaitu metode pengembangan subjek dalam kontrak penjualan,
khususnya kontrak jangka panjang. Perjanjian standar yang mencakup pasar
real estat masih kontroversial dari sudut pandang hukum jika menyangkut
subtipe utama perjanjian standar. Manusia merupakan makhluk materi yang
memerlukan materi dan non materi. Kebutuhan ini tidak akan pernah
berhenti dalam sejarah umat manusia.
Setiap orang Indonesia pada umumnya mengacu pada Pasal 1313 KUH
Perdata ketika membicarakan perjanjian yang berkaitan dengan penjualan
barang atau jasa. Pasal ini menjelaskan bahwa perjanjian atau kontrak adalah
suatu dokumen sah yang mana satu pihak atau lebih mempunyai kewajiban
kepada satu atau lebih pihak lain. mengintip. Untuk bertindak.
Selain itu, pelaku usaha juga tidak mematuhi batasan yang tertuang
dalam Pasal 8 Ayat 1 Undang-Undang Perlindungan Konsumen Tahun 1999
yang melarang pelaku usaha untuk memproduksi dan/atau menjual barang
dan/atau jasa yang tidak mengandung informasi, jasa. , atau kegunaan.
instruksi dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan hukum terkait. PK
mengakui pelanggaran Pasal 8 akurat, transparan, dan jujur mengenai syarat
dan jaminan barang yang dijual kepada mereka. Tanpa adanya petunjuk
informasi mengenai cara penggunaan dan tata cara penggunaan barang
dan/atau jasa demi keselamatan, konsumen tidak dapat memenuhi
kewajibannya berdasarkan UUPK pasal 5 lit.a, yaitu membaca dan mengikuti
petunjuk penggunaan barang dan/atau jasa untuk tujuan keselamatan.
keamanan. Peraturan yang berkaitan dengan kewajiban dan hak badan usaha
dan konsumen menjalin hubungan timbal balik. Jika suatu entitas komersial
gagal memenuhi kewajibannya, maka hal tersebut seharusnya terjadi
Konsumen memegang peranan penting dalam transaksi yang melibatkan
kontrak penjualan, sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 Angka (1) Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (selanjutnya
disebut UUPK). Dalam rangka menjamin keselamatan konsumen, UUPK
merupakan singkatan dari segala upaya pemeliharaan keamanan hukum.
Dalam skenario ini, kegiatan jual beli akan menjalin hubungan antara
penjual dan pembeli yang disebut dengan akad jual beli. Konvensi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu
perbuatan penganiayaan yang dilakukan oleh seorang atau lebih orang
terhadap orang lain atau lebih. Bepergian dan membeli, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1457 KUH Perdata, adalah suatu kebiasaan yang
mengharuskan salah satu pihak untuk membeli suatu barang, dan pihak yang
lain setuju untuk membayar harga yang dijanjikan pihak lain atas pembelian
atau pengiriman barang tersebut. Hak atas barang yang diserahkan,
sedangkan segala sesuatu yang dijanjikan oleh pihak lain melalui harga yang
disepakati harus dialihkan oleh penjual dan pembeli, maka hal itu menjadi
hak milik penjual dan pembeli atas barang tersebut, oleh karena itu bukan
hanya persoalan yurisdiksi atas barang tersebut.
a. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Apa saja undang-undang yang melindungi konsumen yang
mendapatkan informasi tidak benar?
2. Bagaimana penyelesaian perselisihan para pihak jual beli di PT.
Cinta Maju Sejahtera?
TUJUAN PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Hukum
Dan itu dimulai. Dalam pengertian pembeli dan penjual dipahami bahwa di
satu sisi ada penjual dan di sisi lain ada pembeli..
3. Pengertian Penjual
Seorang pemenang adalah individu yang bercita-cita untuk
mempertahankan suatu barang atau tingkat nilai mobil. Saya akan membeli
Altcineva. Sebaliknya, shortselling adalah praktik menjual sesuatu yang
sebenarnya bukan milik Anda. Dapatkan lebih banyak dulu, lalu beli lebih
banyak nanti (untuk menutup posisi), dengan harapan harga lebih rendah.
Pengemudi taksi ingin mendapat untung dari penurunan harga. Singkatnya,
posisi terbuka diciptakan oleh tindakan peminjaman atau aktivitas lain yang
diyakini investor akan meningkat nilainya. Investor kemudian mendapatkan
tindakan dari pembeli pinjaman yang bersedia membayar kembali jumlah
pokoknya. Para profesional perdagangan mengantisipasi bahwa harga akan terus
menurun dan mereka akan dapat membeli barang dengan harga lebih rendah
sebelum tindakan pinjaman dikembalikan.
Philip Kotler menyatakan bahwa penjualan adalah proses manajemen
sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan saling
menginginkan, menciptakan, menyediakan, dan menukarkan produk yang
berharga dengan orang lain.
Sedangkan menurut Winardi, penjualan adalah suatu proses dimana
penjual memenuhi segala kebutuhan dan keinginan pembeli untuk memperoleh
keuntungan baik bagi penjual maupun pelanggan..
4. Hak-Hak Penjual
Hak penjual meliputi hak kepemilikan atas barang sampai seluruh plat dan
hak untuk menyisihkan barang untuk pembayaran.
Sementara itu, kewajiban vendor antara lain mengirimkan barang sesuai
perjanjian, memberikan jaminan pengiriman, dan memberikan bukti transaksi.
Dari sudut pandang pembeli, hak-hak tersebut mencakup penyerahan barang
pertama sesuai dengan perjanjian, hak untuk meminta penggantian jika barang
tidak sesuai dengan deskripsi, dan pilihan untuk menahan pembayaran jika terjadi
ketidakpatuhan. Kewajiban pembeli antara lain membayar harga jual yang telah
disepakati, menyerahkan barang, serta membayar angsuran pertama dan kedua.
Pasal 1457–1600 KUH Perdata mengatur aspek-aspek penting dalam perjanjian
jual beli, seperti penyerahan produk, risiko kerusakan atau gangguan, dan hak
pembeli untuk mengembalikan barang yang cacat. prinsip-prinsip luas seperti
buna-credenţa.
Mengenai kewajiban penjual dituangkan dalam Pasal 1474 KUH Perdata
yang menyatakan bahwa kewajiban penjual adalah membeli barang dan
menafkahinya. Konsep pemangsaan terdapat dalam Pasal 1475 KUH Perdata
yang menyatakan bahwa pemangsaan adalah peralihan hak milik dan kekuasaan
dari penjual kepada pembeli. Sedangkan kewajiban pembeli dituangkan dalam
Pasal 1513 KUH Perdata yang menyatakan bahwa kewajiban pembeli yang utama
adalah membayar harga pembelian pada waktu dan tempat yang ditentukan
berdasarkan pelaksanaan jual beli.
5. Konsumen
a. Pengertian Konsumen
Konsumen adalah setiap orang yang menggunakan barang atau jasa yang
disediakan bagi masyarakat, baik untuk kepentingan dirinya sendiri, kepentingan
keluarganya, kepentingan orang lain atau orang lanjut usia, maupun untuk tujuan
non-komersial. Jika tujuan penggunaan produk adalah untuk eceran, pembeli
disebut sebagai distributor atau komersil. Kegiatan konsumsi ini disebut
konsumsi. Kepentingan pelanggan adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri dengan tetap mempertimbangkan aksesibilitas pilihan pembelian mereka.
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsumen adalah orang-
orang yang memanfaatkan barang-barang manufaktur seperti makanan, pakaian,
dan lain sebagainya. Mereka juga bisa berupa orang-orang yang menerima pesan
promosi atau menggunakan layanan seperti pelanggan, dan lain-lain. Konsumen
memainkan peran penting dalam perekonomian. Menurut Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, konsumen adalah setiap
orang yang menggunakan barang dan/atau jasa..
Pengertian Konsumen Menurut Para Ahli Aziz Nasution mengartikan
konsumen sebagai setiap orang yang memperoleh barang atau jasa untuk
digunakan dengan tujuan tertentu.
Sedangkan Menurut Sri Handayani, konsumen adalah seseorang maupun
organisasi yang membeli atau menggunakan suatu barang/jasa dari produsen.
b. Hak-Hak Konsumen
Secara kasar suatu hak adalah sesuatu yang dapat ditunda atau tidak. Hal
ini menunjukkan bahwa hak-hak tertentu mempunyai sifat-sifat yang tidak
seorang pun wajib mendapatkannya. Undang-undang tentang perlindungan
konsumen antara lain mengatur bahwa konsumen mempunyai hak-hak tertentu
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan terkait. UUPK yang menjadi
landasan usaha hukum yang bertujuan untuk melindungi konsumen membatasi
hak konsumen pada pasal 4. Menurut Pasal 4 UUPK, konsumen mempunyai hak
sebagai berikut:
a. Seseorang berhak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
menggunakan barang dan/atau jasa.
b. Kebebasan memilih barang dan/atau jasa dan memperolehnya sesuai
dengan syarat-syarat pertukaran, janji-janji, dan jaminan-jaminan.
c. Kewajiban Konsumen
Kewajiban konsumen menurut pasal 5 UUPK, adalah
1) Memanfaatkan atau menghormati arahan dan informasi protokol untuk
melaksanakan atau memanfaatkan layanan untuk menjamin.
2) Menghindari reputasi yang solid dan realisasi transaksi bisnis dan/atau
layanan.
3) Mengikuti protokol perubahan pertemuan.
Upaya yang sangat besar dilakukan untuk meningkatkan efektivitas
perlindungan perangkat lunak.
d. Perlindungan Konsumen
Perlindungan para konsumen adalah kumpulan peraturan perundang-
undangan yang mengatur hak-hak dan kewajiban para konsumen dan produk
tetapi mereka harus menanggapinya dan menjamin terwujudnya yurisdiksi
perlindungan hukum ini. Fenomena ini dapat terjadi ketika setiap transaksi
dilakukan dan dilakukan, yang dilakukan oleh orang yang melakukan hal
tersebut, seperti yang terjadi pada hari berikutnya. Sama seperti Anda
melakukan transaksi yang sesuai, klien akan langsung menerima lot utama yang
merespons pemberitahuan sebelumnya atau lot yang membalas janji. Hak-hak
para konsumen yang terdaftar di bawah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
sehubungan dengan perlindungan para konsumen Republik Indonesia, yang
berdasarkan pada pasal 5, pasal I, ayat IX UUD 1945.
- Hak dalam memilih barang
Pelanggan mempunyai kebebasan untuk memilih barang yang akan
digunakan atau dikonsumsinya di kemudian hari. Nimeni tidak berhak
mengendalikan pabrikan dengan cara apa pun. Hak untuk memeriksa mutu barang
yang akan dibeli atau dikonsumsi di kemudian hari.
- Hak atas despoubibiri dan despoubibiri pertama
Pelanggan berhak mendapatkan ganti rugi pertama, atau ganti rugi atas
kerugian yang dideritanya dalam suatu transaksi jual beli. Jika tidak ada cacat dari
segi kualitas atau gambar, konsumen berhak mengajukan keluhan kepada
produsen.
- Hak untuk menerima manfaat atau layanan yang sesuai
Pelanggan berhak menerima barang dan jasa sesuai dengan perjanjian tertulis.
Misalnya, dalam terjemahan online, jika tersedia layanan transportasi gratis.
METODE PENELITIAN
1. Hak dan Kewajiban PT. Cinta Maju Sejahtera Dalam Perjanjian Kerjasama
Perjanjian jual beli diatur dalam KUH Perdata Pasal 1457–1540. Pasal 1457 KUH
Perdata menyatakan bahwa jual beli merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak
sepakat untuk memberikan suatu barang dan pihak yang lain setuju untuk membayar harga
yang dijanjikan. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai dengan Pasal 1457 KUHPerdata,
perjanjian jual beli ada satu atau lebih Tidak diperbolehkan melakukan dua hal, dengan
ketentuan:
A. Tanggung jawab atas tanggung jawab atas tanggung jawab yang diberikan.
B. Kewajiban pembeli untuk mengganti harga pembelian kepada penjual. Penjual harus
memberikan produk pencapaian dan merupakan harga prima, dan mereka akan sangat
senang dan merupakan perusahaan prima.
Unsur-unsur yang termasuk dalam definisi ini adalah:
Jual beli yang diatur dalam hukum perdata hanya bersifat wajib, yaitu akad jual beli yang
baru memuat hak dan kewajiban timbal balik antara kedua belah pihak yaitu penjual dan
pembeli, secara khusus memaksa penjual untuk mempunyai kewajiban tersebut. untuk
mengirim. perumahan. hak atas barang yang dijualnya, sekaligus memberinya hak untuk
meminta pembayaran sesuai harga yang disepakati, sebaliknya memaksa pembeli
mempunyai kewajiban untuk membayar harga barang tersebut sebagai imbalan atas hak
“meminta”. peralihan kepemilikan barang yang telah saya beli.
Dengan kata lain, penjualan diatur dalam hukum perdata tetapi tidak memberikan
hak milik apa pun. Dalam hal terjadi peralihan hak dari penjual kepada pembeli, maka
peralihan itu harus dilakukan secara sah (lever legal), sesuai dengan ketentuan Pasal 1459
KUHPerdata. Pasal 1459 KUH Perdata mengatur bahwa pembeli tetap mempunyai hak
milik atas barang yang dijual sampai diserahkan sesuai dengan ketentuan Pasal 612, 613,
dan 616. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan undang-undang ,
dua perbuatan (două) dengan alasan yang berbeda dan berbeda harus dilakukan dalam hal
peralihan hak atas suatu benda dari penjual kepada pembeli::
1) Perjanjian jual beli (menurut hukum kontrak).
2) Predasi Yudisial (ketaatan pada hukum properti atau hukum pertanian dimana subjek
perjanjiannya adalah tanah).
3) Pasal 1459 KUH Perdata mengatur tentang ketentuan penyerahan barang oleh penjual
kepada pembeli. Ketentuan tersebut antara lain:
4) Kewajiban kontrak harus dipenuhi baik pada saat penjualan atau sesuai dengan Pasal 1481,
yang didukung oleh Pasal 1483 Burgerlijk Wetboek.
5) Penyewa wajib membayar segala peralatan yang digunakan di bangunan tempat peralatan itu
ditemukan (lihat Pasal 1482 Burgerlijk Wetboek).
6) Menurut Pasal 1478 Burgerlijk Wetboek, penjual tidak wajib menyerahkan barangnya
sebelum pembeli membayar.
7) Vendor harus memastikan bahwa pembeli dapat menerima penyerahan secara utuh.Penjual
wajib menanggung kerugian yang ditanggung pembeli jika barang yang ditukarkan disita
atau diperoleh kembali dari pembeli karena perselisihan karena tidak adanya
pemberitahuan sebelum dilakukannya transaksi penjualan. dan kontrak penjualan (lihat
pasal 1492, 1495, 1496, 1497, 1499 burgerlijk Wetboek).
8) Penjual wajib menanggung tanggung jawab atas segala kerugian langsung yang
ditanggung
pembeli, meskipun dalam kontrak dinyatakan bahwa penjual tidak akan menanggung
risiko selama penjualan (mulai 1494, Burgerlijk Wetbook).
9) Pihak yang menyewakan wajib menanggung biaya pengangkutan barangnya, artinya
apabila
dalam akad disepakati penyerahan barang tersebut kepada titipan lessor, maka lessor
bertanggung jawab atas biaya pengangkutan dari rumah lessor ke titipan lessor, sedangkan
yang menyewakan bertanggung jawab atas biaya pengangkutan dari titipan yang
disewakan ke tempat tinggal yang menyewakan (lihat Pasal 1476).
10) Pemilik properti wajib mengembalikan harga yang telah disepakati serta segala biaya
hukumnya. Pembeli berhak atas satu tahun atau tahun pembelian (lihat Burgerlijk
Wetboek Pasal 1488).
11) Dalam hal barang yang dijual menjadi obyek gugatan dan wajib dibawa ke pengadilan,
maka penjual berhak menerima hasil gugatan dengan harga yang lebih tinggi dari
pembayaran pembeli untuk menguntungkan penjual. (lihat § 1497, ayat (2) Burgerlijk
Wetboek).
12) Jika pembeli tidak membayar harga pembelian, penjual dapat meminta pembatalan
pembelian sesuai dengan Pasal 1266 dan 1267.
13) Pembeli berhak mengembalikan barang yang dibelinya jika ada perjanjian tersebut
(lihat
Pasal 1519 Burgerlijk Wetboek).
Selanjutnya ketentuan mengenai asuransi harta benda diatur dalam Pasal 1491 KUH
Perdata, yaitu jaminan pembeli terhadap penjual menjamin dua hal dan Selama penelitian
berlangsung, lemnul setengah jadi dan siap pakai berlokasi di PT. Dragoste sebelum
Sejahtera. Berdasarkan kontrak penjualan antara PT. Cinta Maju Sejahtera dan pembeli
(konsumen), yang menentukan hak dan kewajiban para pihak. Pihak pertama adalah PT.
Cinta Maju Sejahtera sebagai kewajiban penjual dituangkan dalam Pasal 6 perjanjian jual
beli, yaitu:
a. Memanfaatkan lemnul de-al doilea setengah jadi, sesuai dengan volume yang
disebutkan dalam Pasal 4.
b. Mengirimkan surat niat untuk membeli barang setengah jadi dan siap pakai dari PT.
Semoga kemajuannya sejahtera.
Menurut buku iii kuhperdata, kententuan mengenai kewajiban pembeli diatur pada
pasal pasal yang dijabarkan sebagai berikut :
a) Menurut Pasal 1513, kewajiban utama pembeli adalah membayar harga pembelian
pada waktu dan tempat yang ditentukan dalam kontrak.
b) Pasal 1514 menyatakan bahwa pembeli harus membayar tempat dan waktu
penyerahan, bila barang-barang itu tidak ditentukan pada waktu penandatanganan
perjanjian
c) Keranjang. 1515 : Jika tidak ada perjanjian khusus, pembeli harus membayar dua
kali lipat harga pembelian jika barang yang dijual dan diberikannya menghasilkan
pendapatan atau keuntungan lain.
d) Pasal 1516, dalam hal penguasaan pembeli itu didasarkan pada sesuatu Permintaan
yang sah berdasarkan suatu tuduhan, permintaan pengembalian barang, atau jika
pembeli mempunyai alasan yang sah untuk tidak bercampur dengan penjual sampai
penjual mengeluarkan campuran tersebut, dengan pengecualian dalam situasi di
mana penjual memilih untuk menawarkan suatu jaminan atau apabila pembeli telah
menyetujui bahwa mereka harus membayar penjual tanpa adanya jaminan atas
kerugian apa pun.
Sedangkan pada penelitian ini, kewajiban pembeli kayu setengah jadi dan siap
pakai diatur dalam pasal 7 yaitu:
1. Kuantitas, kualitas, dan lokasi produk diketahui oleh pihak lain dan tidak
menimbulkan masalah, klaim, atau perselisihan apa pun dari pihak lain di kemudian
hari.
2. Pihak kedua wajib ikut serta dalam pengawasan barang yang dibeli; jika tidak
demikian, pihak pertama berhak menerima pekerjaan tersebut secara sepihak, dan
pihak kedua akan ditempatkan pada daftar tidak dibayar.
3. Menyiapkan dan mengangkut seluruh kayu setengah jadi dan siap pakai sesuai
dengan kesepakatan para pihak; pelaksanaan pengangkutan berdasarkan syarat-
syarat kontrak yang berlaku antara lain memerlukan penggunaan bahan bakar non-
subvensi. Segala penyimpangan dari ketentuan ini merupakan tanggung jawab
eksklusif pihak akhir.
Dari salah satu atau kedua belah pihak. Opzegging hanya terjadi pada kontrak jangka
pendek, seperti perjanjian kerja dan sewa.
a) Tujuan perjanjian tercapai. Misalnya dalam perjanjian jual beli, jika salah satu
pihak menerima uang dan pihak lain menerima barang, maka perjanjian tersebut
berakhir.
b) Kontrak berakhir karena keputusan hakim.
c) Atas kesepakatan para pihak. Dalam hal ini, para pihak sepakat untuk melepaskan
persetujuan bersama mereka. Misalnya, kontrak pinjaman ditutup ketika
kemakmuran mencapai akhir tahap pembayaran, dimana pihak pemberi pinjaman
mengembalikan dana pinjaman.
Dalam penelitian ini diperoleh persetujuan dari pembeli (PT) untuk kemajuan konstruksi.
Pasal 10 kontrak menjelaskan batas waktu penyelesaian pekerjaan adalah 60 hari.
4. Penyelesaian Perselisihan Para Pihak Dalam Perjanjian Jual-Beli Di PT. Cinta
Maju Sejahtera
Konsumen atau pembeli dapat dikatakan wanprestasi apabila ia tidak memenuhi
kewajibannya, baik karena kesengajaan maupun kelalaian. Dalam akta perjanjian jual- beli ini
ketentuan mengenai wanprestasi tentang cidera janji menyatakan pembeli dapat dikategorikan
cidera janji, dalam hal:
1. Pihak ketiga gagal mematuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam perjanjian
atau kontrak.
2. Pembayar lalai membayar atau lalai memenuhi kewajiban pembayaran sesuai
tanggal yang ditentukan.
3. Pembeli tidak memenuhi secara konsisten kewajiban yang ditentukan dalam
kontrak pembelian.
Contractul de plumb mencakup ketentuan pelanggaran kontrak pihak pertama terkait
dengan ketidakpatuhan terhadap penjualan cumpărare barang setengah jadi siap pakai. Timbal
balik, sesuai dengan Pasal 1460 KUH Perdata tentang resiko yang berkaitan dengan jual beli
barang, khususnya kayu setengah jadi siap pakai, dalam hal timbul berbagai permasalahan dari
penandatanganan perjanjian jual beli barang setengah jadi. -kayu jadi siap pakai antara calon
pembeli dan penjual. Tanggung jawab calon konsumen adalah Cinta Maju Sejahtera. Segala
fasilitas dan kelengkapan yang dijanjikan dalam pemesanan kayu setengah jadi siap pakai
seperti yang diperjanjikan sebelumnya, sejak tanggal penandatanganan akta perjanjian jualbeli
kayu setengah jadi siap pakai dilakukan maka segala kerugian atau resiko yang diderita atas
kayu setengah jadi siap pakai menjadi kerugian atau resiko pihak konsumen/pembeli kayu
setengah jadi siap pakai tersebut.
Mengenai bahaya tersembunyi pada kayu setengah jadi yang siap pakai dan bahaya
tersembunyi yang termasuk dalam janji bergerak, maka tanggung jawab atas segala bahaya
yang ada pada harta bersama dan digunakan untuk kepentingan bersama berada pada pembeli
atau konsumen, bukan pada PT. Cinta Maju Sejahtera merupakan vanzator sebagaimana telah
disepakati sebelumnya dalam akad jual beli untuk pembelian barang setengah jadi yang siap
pakai. Penyelesaian perselisihan yang timbul antara pembeli dan penjual. Kemajuan dan
kesejahteraan dicapai melalui analisa yang mendalam, sebagaimana diatur dalam Pasal 15
perjanjian saat ini. Pasal 15 ayat 1 mengatur bahwa segala permasalahan lain yang tidak
dibahas secara khusus dalam perjanjian ini, termasuk perselisihan dan perbedaan pendapat di
antara para pihak, harus diselesaikan melalui musyawarah dan kesepakatan bersama.
KESIMPULAN
1. Langkah-langkah dalam proses jual beli lemn semi fabrikasi harus memberikan informasi
yang akurat dan melaksanakan seluruh ketentuan Pasal 1457 KUHPerdata yang
menyatakan bahwa suatu perjanjian jual beli harus memuat dua unsur pokok, yaitu
adanya bunuri tertentu dan harga yang disepakati untuk keduanya. Pada hari penyerahan,
pelanggan yang ingin memenuhi dapat terlebih dahulu menandatangani formulir
pemesanan PT. Dragostea tumbuh dan makmur. Apabila calon pembeli berminat dengan
lemn setengah jadi dan siap pakai, maka dapat membayar pajak komisi sebesar Rp
500.000.000 (lima ratus juta rubel) sebagai tanda selesai dan kemudian menandatangani
amanat. sebagai endorsement dari PT. Cinta Maju Sejahtera, perusahaan yang
menawarkan produk kayu semifabrikasi siap pakai. Calon pembeli kayu setengah jadi
harus melakukan pembayaran (depunere) dan khusus dalam waktu 14 hari sejak tanggal
penandatanganan formulir pemesanan atau penempatan pajak pesanan untuk pembelian
kayu setengah jadi sesuai dengan dokumen penguasaan. Pada akhirnya terdapat
perjanjian jual beli yang menjadi akad pokoknya. Dalam waktu maksimal tiga puluh (30)
hari kalender, klien wajib menandatangani kontrak wajib. Kewajiban kontrak yang
dibayar atau dipelihara oleh pihak lain tidak hanya berupa barang setengah jadi yang siap
pakai; apalagi pasal 11 alin. (2) membahas pokok bahasan kontrak, yaitu jasa-jasa.
2. Perlindungan hukum bagi pembeli dalam pembelian dan penjualan produk PT. Menurut
Cinta Maju Sejahtera, hal ini berarti pembeli (pihak kedua) barang setengah jadi yang
merupakan salah satu pihak dalam perjanjian jual beli berhak memperoleh perlindungan
hukum yang diberikan oleh PT. Dragostea makmur dan se enfleţă (bagian utama). Pihak
pertama tentunya menjamin bahwa obyek penjualannya adalah produk kayu setengah jadi
yang siap pakai tanpa adanya alasan hukum sesuai dengan ketentuan Pasal 10 kontrak
penjualan. Menurut Pasal 10 Al. (1), pihak pertama menjamin pihak lainnya bahwa
konten yang dialihkan dan dikirimkan sesuai dengan perjanjian ini benar-benar berada di
bawah kendali pihak pertama, tidak mempunyai afiliasi dengan pihak lain, dan tidak
dipengaruhi oleh pihak lain.
3. Penyelesaian konflik antara pembeli dan penjual dilakukan melalui analisa menyeluruh
sebagaimana diatur dalam Pasal 15 perjanjian saat ini. Pasal 15 ayat 1 mengatur bahwa
segala permasalahan lain yang tidak dibahas secara khusus dalam perjanjian ini, termasuk
perselisihan dan perbedaan pendapat di antara para pihak, harus diselesaikan melalui
musyawarah dan kesepakatan bersama. Namun ayat (2) mengatur dengan tegas bahwa
dalam hal harus dilakukan proses musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud
pada ayat 15 alin. (1) tidak dapat diselesaikan, baik pihak pertama maupun pihak kedua
harus menyelesaikan perselisihan dan perbedaan pendapat mengenai permasalahan
hukum. Oleh karena itu, para pihak dalam perjanjian ini menyatakan bahwa upaya
hukum tersebut bersifat tetap dan tidak bersifat permanen.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin dan zainal asikin. 2014. Pengantar metode penelitian hukum, jakarta:
rajagrafindo persada.
Asyhadie, h. Zaeni dan budi sutrisno. 2012. Hukum perushaan dan kepailitan,
erlangga,jakarta.
Gumilar, 2009. Hak dan kewajiban para pihak dalam jual beli dalam perusahaan.
2009jakarta, media pustaka hal.77
Harahap, m. Yahya . 1986. Segi-segi hukum perjanjian, bandung: alumni.
Hardianto s, perjanjian jual beli, 2016, panduan bantuan hukum indonesia, jakarta:
ylbhi& pshk.
Kamello, tan. 2006 “karakter hukum perdata dalam fungsi perbankan melalui
hubunganantara bank dengan nasabah”, medan:usu.
J moeleong, lexy. 2011 metode penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: pt. Remaja
rosdakarya.
Sadjaruddin, wan. 1992. Beberapa sendi hukum perikatan, medan: usu press.
Salim,2008. Hukum perjanjian, teori dan praktik penyusunan perjanjian, jakarta : sinar
gafika.
Suroso, r.2010. Perjanjian dibawah tangan: pedoman praktis pembuatan dan aplikasi
hukum, jakarta: sinar grafika.