DISUSUN OLEH:
Syahbila Amanda Putri R. 3021210086
Najwa Putri Diva 3021210028
Alisya Nurfazriyah 3021210143
Ivana Azzahra Fadillah 3021210081
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA SELATAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perlindungan Konsumen, dengan judul: “Perlindungan
hukum bagi konsumen terhadap penipuan berkedok diskon besar-besaran berdasarkan
UUPK”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Hukum Perlindungan Konsumen yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini. Harapan kami semoga dengan makalah ini dapat menambah
wawasan dan pemahaman bagi pembaca terkait konsep perlindungan hukum terhadap
konsumen.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran, masukan, bahkan kritik yang
membangun diri berbagai pihak serta dapat menyempurnakan isi dari makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum perlindungan konsumen merupakan isu yang menarik dan menjadi perhatian
Pemerintah Indonesia. Hal ini terlihat dari peraturan perundang-undangan yang mengatur hal
tersebut yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen secara umum menyebutkan, “Pembangunan dan pembangunan perekonomian
pada umumnya dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah
menghasilkan berbagai macam barang dan jasa yang dapat dikonsumsi. Selain itu, globalisasi
dan perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan
informatika telah memperluas ruang arus transaksi barang dan jasa lintas batas negara.
Transaksi jual beli barang melalui internet biasa disebut dengan e-commerce yang pada
dasarnya merupakan model transaksi jual beli modern yang mengimplikasikan inovasi
teknologi seperti internet sebagai media transaksi. Mengenai ketentuan hukum melalui
internet pada umumnya, ketentuan jual beli menurut KUHPerdata juga berlaku. Apabila jual
beli terjadi segera setelah tercapainya kesepakatan dari kedua belah pihak mengenai barang
dan harganya meskipun barang itu belum diserahkan dan harganya belum dibayar. Ketentuan
ini sebagaimana yang disepakati secara umum. Walaupun penjual dan pembeli telah sepakat
dan bersepakat untuk melakukan jual beli, namun ada hal yang masih belum lengkap guna
memenuhi syarat-syarat jual beli tersebut.
Pada awalnya, perdagangan elektronik dilakukan dalam rangka transaksi bisnis antar
perusahaan besar, antar bank, dan antar lembaga keuangan lainnya. Namun dalam
perkembangannya, fokus perdagangan elektronik melalui internet telah bergeser ke arah
konsumen individu. Dalam banyak kasus, perdagangan antar bisnis bergantung pada
negosiasi dan kontrak awal. Dalam e-commerce, kita bisa melakukannya dengan EDI
(Electronic Data Interchange). Namun, cara ini kurang fleksibel untuk beradaptasi dengan
pergerakan yang sangat cepat dalam dunia bisnis saat ini. Hal yang sama berlaku untuk
konsumen. Ketika mereka dapat berbelanja sesuatu secara online tanpa membuat perjanjian
sebelumnya dengan penjual, itu berarti tidak ada jabat tangan di dunia maya.
Di era modern ini, masyarakat sudah tidak asing lagi dengan diskon atau potongan harga
untuk berbagai produk. Biasanya diskon produk secara besar-besaran dilakukan oleh
supermarket atau pasar modern yang terdapat di mall-mall di kota-kota besar, tidak terkecuali
e-commerce.