Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS JEMBER KODE DOKUMEN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
LEMBAR KERJA MAHASISWA 3
Dosen Pengampu Mata kuliah : 1. Dr. Sri Kantun, M.Ed.
2. Dwi Herlindawati, S.Pd., M.Pd.
Mata Kuliah : Perbankan
Pokok Bahasan : Asuransi
Model Pembelajaran : Case Methode

IDENTITAS MAHASISWA
Nama/NIM/Kelas Moh. Imam Firmansyah NIM 200210301001
Feny Indah Agustin NIM 200210301016
Iva Qotul Himmah NIM 200210301024
Nama kelompok Kelompok 4
Pertemuan Ke 12
Hari/Tanggal Senin, 13 November 2022
BAHAN DISKUSI
 Studi Kasus tentang Asuransi

Duduk Perkara Kasus Kresna Life, Perusahaan Asuransi Jiwa yang Alami Gagal Bayar
Kompas.com - 21/09/2022, 17:10 WIB

Penulis Agustinus Rangga Respati


Editor Akhdi Martin Pratama

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Tindak Pidana Ekonom i Khusus (Dittipideksus)


Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) baru saja menetapkan tersangka dalam kasus
penggelapan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) asuransi PT Kresna Life.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah
menetapkan Direktur Utama PT Kresna Life dengan inisial KS sebagai tersangka.

Lalu, bagaimana awal mula kasus gagal bayar yang menimpa Kresna Life ini terjadi?

Dirut Kresna Life tersangka diawali dengan delapan laporan polisi dari kurun waktu April
hingga November 2020 dengan nomor LP/B/0657/XI/2020/Bareskrim tertanggal 18
November 2020.

Dilansir dari Kontan, Kresna Life mengalami gagal bayar pada polis K-LITA dan PIK karena
terjadinya masalah likuiditas portofolio investasi dengan alasan ada pandemi Covid-19 di
tahun 2020.

Oleh karenanya, Kresna Life akhirnya menunda setiap transaksi penebusan polis yang akan
dan jatuh tempo sejak tanggal 11 Februari 2020 sampai 10 Februari 2021.

Hanya saja, permasalahan pun berlanjut karena perusahaan juga tak kunjung membayarkan
klaimnya.

Terakhir, mereka mendapatkan sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha (PKU) sepenuhnya dari
OJK atas gagal bayar tersebut.

Sanksi tersebut pun menjadi alasan bagi perusahaan dengan berdalih tidak mampu membayar
hasil homologasi kepada nasabah yang per Februari 2022 senilai Rp 1,37 triliun.

Seperti telah diberitakan Kompas.com, Kresna Life pertama kali mendapatkan sanksi
pembatasan kegiatan usaha (PKU) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 3 Agustus
2020.

Deputi Komisioner Humas dan Logistik Anto Prabowo saat itu mengatakan, Asuransi Jiwa
Kresna (Kresna Life) dinilai telah melanggar ketentuan mengenai pelaksanaan rekomendasi
atas hasil pemeriksaan sebelumnya. Sanksi ditetapkan melalui surat OJK Nomor
S-342/NB.2/2020 tanggal 3 Agustus 2020.

"Setelah dikenakannya sanksi ini, maka PT Asuransi Jiwa Kresna dilarang melakukan kegiatan
penutupan pertanggungan baru untuk seluruh lini usaha bagi perusahaan asuransi sejak 3
Agustus 2020 sampai dengan dipenuhinya rekomendasi hasil pemeriksaan OJK," kata Anto
dalam siaran pers, Jumat (14/8/2020).

Sebelumnya, OJK telah melakukan pemeriksaan untuk periode tahun 2019 yang dilakukan
pada Februari 2020.

Pada pemeriksaan itu, OJK menemukan sejumlah pelanggaran yang dilakukan PT Asuransi
Jiwa Kresna khususnya pada produk K-LITA.

Dari pelanggaran tersebut, OJK melakukan tindakan pengawasan, di antaranya mewajibkan


PT Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life) untuk membayar klaim yang telah diajukan oleh
pemegang polis, serta memerintahkan PT Asuransi Jiwa Kresna untuk menyusun rencana
penyehatan keuangan.

Langkah penyehatan keuangan memuat langkah-langkah penyehatan keuangan perusahaan,


komitmen pemegang saham pengendali atau pengendali mengatasi masalah, serta rencana
pembayaran klaim secara detil.

Di bulan Februari tahun 2020 pula, OJK memerintahkan Asuransi Jiwa Kresna Life untuk
menghentikan produk K-LITA untuk mencegah risiko kesulitan pembayaran klaim atas polis
jatuh tempo yang lebih besar, dan melindungi kepentingan pemegang polis.

Kemudian, Anto menyebut, pihaknya meminta PT Asuransi Jiwa Kresna segera


menyampaikan rencana penyelesaian kewajiban Asuransi Jiwa Kresna dengan didukung
sumber-sumber dana yang realistis, termasuk dari penambahan modal atau sumber lain yang
sah.

Selanjutnya, PT Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life Insurance) mulai mencicil pembayaran
klaim jatuh tempo kepada 1.722 pemegang polis. Mereka adalah pemilik polis asuransi
bernilai Rp 50 juta.

Waktu itu, Ketua Tim Penyelesaian Polis Asuransi Jiwa Kresna Link Investa (K-LITA) dan
Asuransi Jiwa Protecto Investa Kresna (PIK) Supriyadi mengatakan, pembayaran polis
tersebut sedang berjalan sesuai tabel yang diberikan kepada pemegang polis.

"Untuk saat ini (pembayaran klaim) dari usaha perusahaan sendiri. Namun tidak menutup
kemungkinan dari sumber lain. Yang pasti perusahaan berkomitmen menyelesaikan
pembayaran ke seluruh polis," kata Supriyadi, Minggu (30/8/2020).

Sementara pembayaran polis di atas Rp 50 juta tengah dipersiapkan perusahaan. Untuk polis di
atas Rp 1 miliar, pihaknya menargetkan akan rampung selama lima tahun.

Supriyadi mengungkapkan, alasan pembayaran klaim memakan waktu lima tahun karena
mempertimbangkan dari sisi kehati-hatian, kondisi perusahaan serta dibarengi komunikasi
dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait upaya penyehatan Kresna Life.

Secara total, terdapat 12.000 klaim polis bernilai Rp 6,4 triliun yang harus dibayarkan Kresna
Life. Mereka adalah pemegang polis produk K-LITA dan PIK.

Terakhir diketahui, rencana penyehatan keuangan (RPK) perusahaan belum mendapatkan restu
dari OJK. Adapun, tenggat dari RPK yang seharusnya diserahkan Kresna Life kepada OJK
adalah Mei 2022.

Sumber: Akhdi Martin Pratama. (2022, September 21). Duduk Perkara Kasus Kresna Life,

Perusahaan Asuransi Jiwa yang Alami Gagal Bayar Halaman all - Kompas.com.

KOMPAS.com; Kompas.com.
Pertanyaan :

Pada studi kasus tersebut menjelaskan tentang


1. Upaya yang seharusnya di lakukan oleh pihak asuransi jiwa agar tidak menghentikan
produk K-LITA serta tidak ada kendala adanya pembayaran klaim atas polis jatuh
tempo?
2. Dari studi kasus diatas, sebenarnya apa yang menjadi sebab perusahaan asuransi PT
Kresna Life mengalami kegagalan bayar pada polis K-LITA dan PIK? Dan dari studi
kasus diatas juga disebutkan bahwa Dirut perusahaan tersebut menjadi tersangka
terkait dengan dugaan penyebab PT Kresna Life gagal membayar polis. Bagaimana
menurut kelompok anda? Apakah kasus tersebut terjadi akibat adanya penyelewengan
ataukah ada penyebab lain diluar itu?
HASIL DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai