Anda di halaman 1dari 2

Kasus Korupsi Mantan Dirut Jasindo, KPK Panggil Empat Saksi

ROBERTUS BELARMINUS
Kompas.com - 04/05/2017, 11:46 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).(KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN)

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) mulai memeriksa saksi


terkait kasus korupsi mantan Direktur Utama PT Asuransi Jasa Indonesia ( Jasindo) Budi
Tjahjono.

Hari ini KPK menjadwalkan pemeriksaan empat saksi untuk kasus tersebut. Keempat saksi yang
dipanggil untuk tersangka Budi adalah Bambang Yuwono Spesialis Utama di SKK Migas.

Sebelumnya, Bambang adalah Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Perpajakan BP Migas tahun
2009-2013.

Saksi berikutnya adalah Karyawan PT Asando Karya Dadang Kusnadi, kemudian Kepala Divisi
Sumber Daya Manusia PT Jasindo Dewi Poedjiastuti, dan karyawati PT Jasindo Yani Karyani.

KPK menyatakan, keempatnya diperiksa sebagai saksi pembayaran komisi kegiatan fiktif agen PT
Asuransi Jasindo dalam pengadaan Asuransi Oil and Gas pada BP Migas-KKKS Tahun 2010
2012 dan Tahun 20122014.

"Keempatnya diperiksa sebagai saksi untuk tersangka BTJ," kata Juru Bicara KPK Febri
Diansyah, saat dikonfirmasi, Kamis (4/5/2017).

Seperti diketahui, KPK menetapkan mantan Direktur Utama PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo)
Budi Tjahjono (BTJ) sebagai tersangka atas dugaan tindak pidana korupsi.

Dugaan korupsi tersebut terkait pembayaran kepada dua agen dalam penutupan asuransi minyak
dan gas di BP Migas atas kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tahun 2009-2012 dan 2012-2014.

Namun, KPK belum menyebut dua agen yang dimaksud tersebut.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, Budi memerintahkan bawahannya untuk menyewa
dua agen dalam dua pengadaan asuransi yang dilakukan BP Migas.
PT Jasindo kemudian membayar dua agen tersebut sebesar Rp 15 Miliar. Padahal, PT Jasindo yang
merupakan BUMN itu sedianya tidak perlu menyewa agen dalam mengikuti kegiatan tender.

Sebab, proses tender dilaksanakan secara terbuka. KPK menilai bayaran terhadap dua agen yang
ditunjuk PT Jasindo tersebut sebagai kerugian keuangan negara.

"BTJ selaku direksi diduga melakukan perbuatan melawan hukum atau menyalahgunakan
wewenang pembayaran kegiatan fiktif asuransi oil and gas BP Migas," kata Febri di gedung KPK,
Jakarta, Rabu (3/4/2017).

Febri melanjutkan, selain itu ada indikasi aliran dana yang diberikan kepada agen juga mengalir
kembali ke beberapa pejabat di PT Jasindo.

"Fee komisi alasannya dianggap berjasa proses lelang di BP migas namun diduga komisi tersebut
juga diduga mengalir ke pejabat di PT Jasindo," kata dia.

(Baca: KPK Tetapkan Mantan Direktur Utama PT Jasindo sebagai Tersangka)

Febri menambahkan, dalam proyek itu PT Jasindo merupakan ketua konsorsium dengan
keanggotan yang terdiri dari PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia selaku ketua dua konsorsium,
PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana, ASEI, dan PT Adira
Dinamika.

Atas perbuatan itu, Budi Tjahjono disangkakan melanggar Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Analisis Kasus:

Menurut Kami dalam kasus jasindo ini tentunya mengandung indikasi yang namanya
Korupsi. Sebab jika di kaji berdasarkan uraian kasus ini direktur jasindo telah menggelapkan dana
yang tidak seharusnya dilakukan. Ia juga memberikan fee kepada sejumlah pejabat yang ada
didalam jajaran direksi perusahaan hal ini lah yang paling mendasari perlu adanya audit
investigative dan forensic. Dimana kpk akan mengatahui tindak yang harus dilakukan untuk dapat
mengungkapkan adanya tindakan kecurangan. Audit Investigasi adalah proses pengumpulan dan
pengujian bukti-bukti terkait kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan Negara
dan / atau perekonomian Negara, untuk memperoleh kesimpulan yang mendukung tindakan
litigasi dan/atau tidakan korektif manajemen. Audit Investigasi dapat dilaksanakan atas
permintaan Kepala Daerah dan Aparat Penegak Hukum. Audit Investigasi termasuk didalamnya
audit dalam rangka menghitung kerugian keuangan Negara, audit hambatan kelancaran
pembagunan, audit eskalasi audit klaim.

ng terjadi. Melalui audit investigative kpk akan

Anda mungkin juga menyukai