Pendahuluan
KRONOLOGI KASUS
Pada 30 Desember 2012, Ahmad Fathanah menghubungi Elda Devianne Adiningrat alias
Dati alias Bunda buat dipertemukan dengan Direktur PT. Indoguna Utama, Maria Elizabeth
Liman. Mereka sepakat bertemu di ruang pribadi (private room) Restoran Angus Steak
House di Senayan City. Dalam pertemuan itu dibicarakan soal permohonan penambahan
kuota import daging sapi PT. Indoguna Utama. Ahmad Fathanah bertanya kepada Maria,
apakah Maria mau menyumbang dalam acara Safari dakwah PKS dan Maria menyanggupi
permintaan itu, untuk kemudian memerintahkan Arya mencairkan uang sebesar Rp 300 juta.
Setelah cair, Maria menghubungi Elda. Setelah itu, Elda kemudian mengutus Jerry Roger
Kumontoy mengambil uang itu dan diberikan kepada Fathanah. Usai pemberian itu, Elda
menghubungi Fathanah. Tetapi Fathanah meminta Elda menyimpan uang itu karena
merupakan bagian untuk Luthfi Hasan Ishaaq, yang akan diberikan setelah acara di Medan.
Kemudian, dari pemberitahuan Fathanah, Luthfi pun meminta Maria meminta Maria
menyiapkan bahan prestasi soal tentang pentingnya penambahan kuota import daging sapi,
dan swasembada daging yang seolah mengancam ketahanan pangan nasional untuk
dipaparkan kepada Menteri Pertanian, Suswono, di sela-sela kampanye Safari Dakwah PKS
di Kota Medan.
Kemudian pada tanggal 28 Januari 2013, malam, Maria dan Arya bertemu dengan Fathanah.
Saat itu Fathanah meminta uang Rp. 1 miliar kepada Maria. Fathanah mengatakan uang itu
buat keperluan operasional Luthfi dan mengatakan jika ada penambahan kuota impor daging
sapi, Group Indoguna akan diutamakan.
Maria sepakat memberikan uang Rp. 1 miliar dan memerintahkan Arya (anaknya),
mencairkan uang sejumlah itu. Arya lantas meminta Direktur Keuangan PT. Indoguna
Utama, Soraya Kusuma Effendi, menyiapkan uang Rp. 1 miliar. Soraya meminta kasir PT.
Indoguna Utama menyiapkan cek Bank Central Asia Kantor Cabang Pembantu Jatibening
nomor 351806. Lantas, sekitar pukul 21.38 WIB, Maria memberitahu Fathanah uang yang di
minta bisa diambil.
Selanjutnya, pada 29 Januari 2013 sore, Ahmad Fathanah mendatangi kantor PT. Indoguna
Utama di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur, mengendarai mobil Toyota Land Cruiser
Prado hitam bernomor polisi B 1739 WFN bersama Juard dan Rudy Susanto, uang suap Rp.
1 miliar itu dimasukkan ke jok belakang mobil Ahmad Fathanah. Ahmad Fathanah lalu
menghubungi Luthfi dan mengatakan uang pemberian dari Maria sudah diterima. Fathanah
pun juga mengajak bertemu pada malam harinya, Luthfi pun menyetujuinya.
Selanjutnya, Ahmad Fathanah pergi dan menuju Hotel Le Meridien. Dia lalu bertemu dengan
Maharani Suciyono di dalam kamar hotel 1740. Beberapa saat kemudian, datang tim KPK
dan menangkap Ahmad Fathanah serta Maharani. Saat ditangkap, uang yang ditemukan dan
disita berjumlah Rp. 980 juta, karena Fathanah memberi Rp. 10 juta kepada Maharani dan
Rp. 10 juta diambil oleh Fathanah.
ANALISIS KASUS
B. Pembahasan
Identifikasi kasus (berdasarkan teori)
Tindak Pidana Pencucian uang (Money Laundry) sebagai suatu kejahatan mempunyai ciri
khas yaitu bahwa kejahatan ini bukan merupakan kejahatan tunggal tetapi kejahatan ganda. Hal
ini ditandai dengan bentuk pencucian uang sebagai kejahatan yang bersifat follow up crime atau
kejahatan lanjutan, sedangkan kejahatan utamanya atau kejahatan asalnya disebut
sebagai predicate offense atau core crime atau ada negara yang merumuskannya
sebagai unlawful actifity yaitu kejahatan asal yang menghasilkan uang yang kemudian dilakukan
proses pencucian.
Hukum mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. TPPU
merupakan bentuk kejahatan yang menghasilkan harta kekayaan yang dilakukan oleh kelompok-
kelompok kejahatan terorgansir atau orang pribadi yang mempunyai kekuasaan dalam
pemerintah. Kegiatan pencucian uang adalah upaya mengaburkan asal-usul uang atau harta
kekayaan hasil kejahatan, dengan cara mencampurkannya dengan kegiatan-kegiatan yang sah,
sehingga uang tersebut seoalah-olah adalah uang sah dan legal.
Kesimpulan dari kasus-kasus pencucian uang yang terjadi di Indonesia adalah dasar
pemikira kriminalisasi terhadap tindak pidana money laundering adalah untuk menghindari
penyalahgunaan dan pemanfaatan kemudahan akses dan percepatan mobilitas dana melalui jasa
keuangan untuk kepentingan menghilangkan jejak sumber dana yang diperoleh dari kejahatan.
D. Daftar literature
http://rahmadsyafaathabibi.blogspot.co.id/2014/09/analisis-tindak-pidana-
pencucian-uang.html
http://www.negarahukum.com/hukum/1562.html
https://gpdlawyer.wordpress.com/2014/01/29/pengaruh-pencegahan-dan-
pemberantasan-tindak-pidana-pencucian-uang-dalam-pembangunan-hukum-di-
indonesia-hukum-dan-perubahan-sosial/
http://jdih.ppatk.go.id/undang-undang-nomor-8-tahun-2010-tentang-pencegahan-
dan-pemberantasan-tindak-pidana-pencucian-uang/