4. Penilaian Dampak Terhadap 3. Dampak Dari Persyaratan
Pengiriman Informasi Pelaporan 1. SYARAT PELAPORAN Dunia saat ini penuh dengan persayaratan untuk melaporkan informasi kepada orang lain tentang siapa atau apakah kita ini, bagaiman kita menjalankan hidup kita, bagaimana kita mengerjakan pekerjaan kita, bagaimana keadaan dari orang dan benda untuk mana kita bertanggungjawab. Hal-hal ini pada umumnya disebut sebagai persayaratan pelaporan, meskipun beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan. Kebanyakan riset akuntansi keperilakuan mengenai dampak informasi telah memfokuskan pada bagaimana penerima menggunakan informasi yang dilaporkan guna membuat penilaian dan/atau keputusan. Informasi yang dilaporkan adalah bagian yang penting dari proses pengelolaan dan pengendalian organisasi. 2. BAGAIMANA PERSYARATAN PELAPORAN MEMPENGARUHI PERILAKU
Persayaratan pelaporan mempengaruhi perilaku
pelapor bukanlah sesuatu yang baru ataupun unik bagi manajemen dan akuntansi. Manajer dan badan regulasi menggunakan persyaratan pelaporan baik untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam mengevaluasi perilaku dan kinerja. Suatu mekanisme untuk memastikan integritas informasi yang dilaporkan adalah bagian yang paling penting dari desain atas persyaratan pelaporan manapun. 2.1 ANTISIPASI PENGGUNAAN
Ketika persyaratan pelaporan dikenakan umum bagi si pengirim berpikiruntuk
bertanya :
Mengapa mereka memerlukan informasi ini
Bagaimana mereka akan menggunakannya Apakah si penerima akan mengambil suatu tindakan yang berkaitandengan pengirim Selanjutnya si penerima menggunakan informasi yang dilaporkan sebagaisuatu dasar untuk evaluasi kinerja dan penilaian lainnya, pertimbangan sipengirim mengenai penggunaan yang mungkin sangat mendasar. Pengirim menggunakan persyaratan pelaporan itu bersama-sama denganinformasi lainnya untuk mengantisipasi bagaimana penerima akan beraksi terhadap informasi yang dilaporkan karena orang pada umumnya bereaksi dengan cara-cara yang mereka yakin akan mengarah pada hasil yang mereka inginkan, pengirim informasi tersebut mencoba untuk menyimpulkan bagaimana penerima informasi akan menggunakan dan bereaksi terhadap informasi yang disediakan 2.2. PREDIKSI SI PENGIRIM MENGENAI PENGGUNAAN SI PEMAKAI
Penerima menyatakan secara jelas bagaimana mereka
menginginkan sipengirim untuk berperilaku. Jika pengirim bertanggung jawab terhadap penerima, maka si pengirim ingin berperilaku dalam cara yang akan menyenangkan si penerima. Apa yang diharuskan dilaporkan oleh si pengirim adalah suatu tanda bagi pengirim, sebelum tindakan diambil, mengenai tindakan dan hasil yang penting bagi si penerima. Dalam kasus ini pelapor memiliki pekerjaan yang sulit untuk menebak kapan dan bagaimana informasi tersebut akan digunakan. Mereka kemungkinan besar akan berdasarkan prediksi mereka pada bagaimana informasi yang dilaporkan digunakan dalam situasi yang serupa dalam pengalaman mereka, atau bagimana mereka akan menggunakan jika mereka ada pada posisi si peminta informasi, bersama sama dengan informasi apapun yang tersedia mengenai bagaimana laporan ini akan digunakan. 2.3. INSENTIF ATAU SANKSI Kekuatan dan sifat dari kekuasaan penerima terhadap pengirim adalah penentu yang penting mengenai seberapa besar kemungkinan bahwa sipengirim akan mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang ada bagi si penerima untuk memberikan penghargaan atau sanksi kepada pengirim, semakin hati-hati pengirim akan bertindak dalam memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima oleh penerima 2.4. PENENTUAN WAKTU Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilaku pengirim atau tidak. Agar persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pengirim mengubah perilakunya, ia harus mengetahui persyaratan pelaporan tersebut sebelum ia bertindak, maka tidak ada peluang untuk mengubah perilaku masa lalu. Kebanyakan persyaratan pelaporan bersifat repetitif dalam konteks manajemen, sehingga jika persyaratan pelaporan yang pertama dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan terjadi, pelapor akan mengetahui di depan bahwa laporan berikutnya harus dibuat. 2.5. STRATEGI RESPONS ITERATIF Ketika suatu persyaratan pelaporan baru dikenakan, starategi yang paling murah adalah untuk terus berperilaku seperti biasa, melaporkan sejujurnya perilaku tersebut, dan menunggu respons dari penerima. Jika tidak ada respons, maka strategi tersebut dapat diteruskan. Umpan balik negatif dari penerima yang mengindikasikan bahwa perilaku yang dilaporkan tidak diinginkan, memperbaiki estimasi pengirim mengenai perilaku apa yang diinginkan oleh penerima dan bagaimana ia akan merespons. Kemungkinan pelapor mengubah perilakunya dalam menanggapi persyaratan pelaporan saja bergantung paling tidak sebagian pada :
Seberapa jelas apa yang diinginkan oleh penerima untuk terjadi,
Seberapa jelas untuk apa informasi yang dilaporkan tersebut akan digunakanoleh penerima Penghargaan atau sanksi apa yang dapat diberiakan oleh penerima kepada pengirim Penghargaan atau sanksi manakah yang mungkin digunakan oleh penerima Seberapa besar perubahan dalam perilaku pada suatu dimensi dapatmemengaruhi kinerja pada dimensi-dimensi penting lainnya. 2.6. PENGARAH PERHATIAN Suatu persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pengirim mengubah perilakunya, bahkan jika ia tidak mengharapkan penerima bereaksi terhadap informasi yang dilaporkan. Hal itu mungkin karena informasi memiliki suatu cara untuk mengarahkan perhatian pada bidang-bidang yang berkaitan dengannya yang dapat mengarah pada perubahan perilaku. Meskipun dampak mengarahkan perhatian mungkin kurang ampuh dan kurang rentan terhadap prediksi dibandingkan dengan dampak antisipasi, dampak tersebut dapat memengaruhi perilaku dalam beberapa situasi. Dampak tersebut akan terjadi dalam situasi dimana terdapat cukup banyak kelonggaran dalam sistem yang memungkinkan pengirim untuk mengubah perilakunya tanpa dampak negatif terhadap aspek-aspek lain dari kinerja. Hal ini umumnya lebih rendah dibanding dengan dampak antisipasi. DAMPAK DARI PERSYARATAN PELAPORAN
Dampak pelaporan dapat mempengaruhi perilaku di
semua bidang akuntansi: keuangan , perpajakan, manajerial dan sosial. Kompleksitas dari lingkungan akuntansi adalah penghalang terhadap penilai dampak dari persyaratan pealaporan. Berikut penjabarannya: 1. Bidang Akuntansi Keuangan
Badan-badan yang berwenang dalam akuntansi keuangan di
Amerika Serikat, termasuk Securities Exchange Commission (SEC), Financial Accounting Standards Board(FASB), dan Financial Executive Research Foundation(FERF), telah mengakui dampak potensial yang dimiliki oleh persyaratan pelaporan terhadap perilaku korporat. FASB dan FERF baru-baru ini mulai mendorong dan mendukung investigasi mengenai dampak semacam itu dan mempertimbangkannya secara eksplisit dalam proses penetapan standar.
Terdapat beberapa prinsip akuntansi yag diterapkan setelah
diperdebatkan terlebih dahulu mengenai dampak mengenai yang ditimbulkannya. Beberapa hal yang kontraversial dari pernyataan standar akuntansi tersebut merupakan contoh mengenai bagaimana prinsip akuntansi mempengaruhi perilaku. Contoh-contoh tersebut meliputi: Bagaimana perlakuan atas kerugian akibat melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar? dan bagaimana perlakuan atas kelebihan nilai pembayaran kontrak utang dalam mata uang asing?. Setelah mengalami proses perdebatan dari berbagai kelompok (pemerintah, praktisi bisnis, akademisi) melahirkan ISAK (Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan) No. 4 yang menginterpretasikan PSAK (Peryataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 10 mengenai transaksi dalam mata uang asing. Dalam interpretasi tersebut dinyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh tigkat inflasi yang luar biasa (di atas 133%) dan melibatkan transaksi operasi dalam mata uang dolar dapat dikapitalisasi oleh organisasi/perusahaan. Prinsip akuntansi yang kontraversial lainnya termasuk perlakuan atas biaya penelitian dan pengembangan, serta persyaratan pelaporan akuntansi atas inflasi yang mengharuskan dibuatnya penyesuaian dalam laporan keuangan. Demikian pula halnya dengan akuntansi untuk minyak dan gas bumi. 2. Bidang Akuntansi Perpajakan Meski relatif belum dieksplorasi, akuntansi perpajakan sangat sensitif terhadap persyaratan pelaporan, bahkan segelintir orang meyakini pelanggaran hak konstitusional dalam pandangan bahwa persyaratan pelaporan pajak rumit dan sulit bagi pembayar pajak pada umumnya. Persyaratan pelaporan pun dikenakan pada karyawan demi terciptanya kepatuhan pembayar pajak terhadap hukum mengenai perpajakan. Jarang pembayar pajak yang mencoba menghindar dari pajak karena informasi pajaknya akan dilaporkan oleh orang lain kepada kantor pajak. Selain itu, peluang untuk berbuat curang pun sangat kecil karena adanya sanksi dari kantor perpajakan atas segala kecurangan. 3. Bidang Akuntansi Sosial
Hanya sedikit saja yang diketahui mengenai dampak dari akuntansi
sosial terhadap pengirim informasi. Masih terdapat relatif sedikit akuntansi sosial bagi publik, dan kebanyakan riset mengenai hal itu berkaitan dengan dampak terhadap penerima dari informasi yang dilaporkan. Karena akuntansi sosial eksternal masih bersifat sukarela, maka tidak terdapat dampak apa pun terhadap persyaratan pelaporan, meskipun masih terdapat dampak terhadap pelaporan secara sukarela. Karena akuntansi sosial merupakan bidang perhatian yang relatif baru dan sering kali mengalami konflik dengan kriteria kinerja yang sudah lebih mapan, maka terutama sangat penting untuk menggabungkan persyaratan pelaporan dengan pedoman keperilakuan dan sanksi untuk ketidakpatuhan yang sangat eksplisit. Polusi dan keamanan produk adalah bidang sensitive lainnya dari akuntansi sosial. 4. Bidang Akuntansi Manajemen Manajemen suatu organisasi dapat memberlakukan persyaratan pelaporan internal sesuai keinginannya. Pos- pos yang dilaporkan diantaranya bersifat keuangan, operasional, sosial, atau suatu kombinasi. Data atau informasi akuntansi manajemen jarang dipublikasikan pada pihak ekstern organisasi. Sulit pula untuk digeneralisasi karena perbedaan dan keunikan sistem dari masing-masing organisasi. Menurut hasil riset bahwa kadang kala persyaratan pelaporan menghasilkan dampak yang dapat diamati terhadap perilaku pelapor dan kadang kala tidak. Keanekaragaman faktor-faktor yang dipertimbangkan menjadikannya sulit untuk memprediksi kapan dan apa dampak yang akan terjadi karenanya PENILAIAN DAMPAK TERHADAP PENGIRIM INFORMASI Salah satu metode penilaian dampak dari persyaratan pelaporan ialah melalui pengambilan keputusan deduktif yang melibatkan penalaran logis mengenai interaksi persyaratan pelaporan dengan motivator lainnya guna membentuk perilaku manajer. Sebaiknya metode ini digunakan sebelum pemberlakuan persyaratan pelaporan. Adapun metode kedua, yaitu melakukan survei yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang telah diprediksi jawabannya kepada pelapor mengenai perilakunya. Metode ketiga ialah mengamati perilaku pelapor apabila dengan dan tanpa menggunakan persyaratan pelaporan. Masalah dalam kondisi alamiah ialah banyak hal-hal lain yang mengalami perubahan bersama dengan persyaratan pelaporan. Hal ini yang menyulitkan untuk menentukan penyebab perilaku pelapor yang sedang diamati. Ketika post hoc analysis atas data sekunder digunakan, maka ukuran-ukuran perilaku yang diminati kemungkinan tidak akan tersedia. Meskipun terdapat kesulitan kesulitan tersebut, penting untuk mencoba menentukan bagaimana persyaratan pelaporan telah mempengaruhi perilaku pelapor dalam cara yang menguntungkan dan dapat diprediksi ataupun sebaliknya. Sebagaimana dengan kebanyakan tugas evaluasi kinerja, kombinasi dari beberapa metode penilaian kemungkinan besar akan memberikan hasil yang paling andal.