Anda di halaman 1dari 3

Studi Kasus Korupsi

Sumber : Detik.com Rabu 10 April 2019 – Faiq Hidayat

Jakarta - Mantan Dirut Jasindo, Budi Tjahjono, divonis 7 tahun penjara dan denda Rp 300
juta subsider 3 bulan. Budi terbukti melakukan korupsi sehingga merugikan negara dalam
kasus pembayaran komisi agen fiktif asuransi minyak dan gas BP Migas-KKKS.

"Menyatakan terdakwa Budi Tjahjono telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
hukum bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut," kata hakim ketua
Fashal Hendri saat membacakan amar putusan dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta,
Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2019).

Budi terbukti melanggar Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999


sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.

Hakim juga menjatuhkan hukuman tambahan bagi Budi berupa membayar uang pengganti
senilai Rp 6 miliar dan USD 462.795, dikurangi uang yang telah dikembalikannya kepada
KPK sebesar Rp 1 miliar. Jika Budi tidak mengganti, harta kekayaannya disita senilai uang
pengganti tersebut atau diganti kurungan penjara selama 1 tahun.

Budi memperkaya diri sendiri yang dilakukan bersama-sama. Budi disebut memperkaya diri
senilai Rp 6 miliar dan USD 462.795, Kiagus Emil Rp 1,330 miliar, Soepomo Hidjazie
sejumlah USD 137 serta Solihah sebesar USD 198.340,85. Atas perbuatannya, negara
dirugikan Rp 8,4 miliar dan USD 766.955,97 atau setara dengan Rp 7,58 miliar hasil
perhitungan LHP BPK RI 17 November 2017.

"Bahwa benar dalam perkara ini unsur memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
korporasi telah terpenuhi dan terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum," papar
hakim.

Ketika itu, hakim mengatakan Budi menjabat Direktur Pemasaran Korporasi periode 2008-
2011 sekaligus merangkap Direktur Utama PT Asuransi Jasindo 2011-2012. Pada 2009-
2014, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), yang telah
berganti nama menjadi SKK Migas, sebagai pembina dan pengawas kontraktor kontrak
kerja sama (KKKS) melakukan kegiatan pengadaan jasa penutupan asuransi untuk
melindungi aset dan proyek konstruksi BP Migas-KKKS.

Baca juga:Bantah Korupsi, Eks Dirut Jasindo Minta Tak Dihukum Uang Pengganti

Salah satu perusahaan yang melakukan penutupan itu adalah PT Asuransi Jasindo. Atas
adanya kegiatan itu, Budi menginginkan PT Asuransi Jasindo menjadi leader konsorsium.
Sebelumnya, Asuransi Jasindo hanya berstatus sebagai co-leader konsorsium dalam
penutupan asuransi proyek dan aset BP Migas-KKKS.

Budi dikatakan hakim memanipulasi dua pengadaan, yaitu pengadaan pertama pada 2009-
2012 dan pengadaan kedua 2012-2014. Pengadaan ini menggunakan metode beauty
contest, baik untuk penutupan asuransi aset maupun penutupan asuransi konstruksi dengan
PT Asuransi Jasindo yang ditunjuk sebagai leader konsorsium.

Pengadaan yang dimaksud adalah, pertama, pengadaan jasa Asuransi Aset Industri dan
sumur BP Migas-KKKS tahun 2009-2012 dan pengadaan konsorsium Asuransi Proyek
Konstruksi KKKS tahun 2009-2012 dengan PT Asuransi Jasindo sebagai leader konsorsium
seolah-olah menggunakan jasa agen KM Iman Tauhid Khan.

Kedua, pengadaan jasa Asuransi Aset Industri, Sumur, dan Aset LNG BP Migas-KKKS
tahun 2012-2014 dan penutupan konsorsium asuransi proyek konstruksi KKKS 2012-2014
sebagai leader konsorsium seolah-olah menggunakan jasa agen Supomo Hidjazie.

"Unsur merugikan negara terpenuhi dalam perbuatan terdakwa," kata hakim. (fai/dhn)

1. Kronologis kasus korupsi (sudah terjadi atau berpotensi terjadi)

Budi menjabat Direktur Pemasaran Korporasi periode 2008-2011 sekaligus


merangkap Direktur Utama PT Asuransi Jasindo 2011-2012. Pada 2009-2014,
Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), yang
telah berganti nama menjadi SKK Migas, sebagai pembina dan pengawas kontraktor
kontrak kerja sama (KKKS) melakukan kegiatan pengadaan jasa penutupan asuransi
untuk melindungi aset dan proyek konstruksi BP Migas-KKKS.

Salah satu perusahaan yang melakukan penutupan itu adalah PT Asuransi Jasindo.
Atas adanya kegiatan itu, Budi menginginkan PT Asuransi Jasindo menjadi leader
konsorsium. Sebelumnya, Asuransi Jasindo hanya berstatus sebagai co-leader
konsorsium dalam penutupan asuransi proyek dan aset BP Migas-KKKS.

Budi dikatakan hakim memanipulasi dua pengadaan, yaitu pengadaan pertama pada
2009-2012 dan pengadaan kedua 2012-2014. Pengadaan ini menggunakan metode
beauty contest, baik untuk penutupan asuransi aset maupun penutupan asuransi
konstruksi dengan PT Asuransi Jasindo yang ditunjuk sebagai leader konsorsium.

Pengadaan yang dimaksud adalah, pertama, pengadaan jasa Asuransi Aset Industri
dan sumur BP Migas-KKKS tahun 2009-2012 dan pengadaan konsorsium Asuransi
Proyek Konstruksi KKKS tahun 2009-2012 dengan PT Asuransi Jasindo sebagai
leader konsorsium seolah-olah menggunakan jasa agen KM Iman Tauhid Khan.

Kedua, pengadaan jasa Asuransi Aset Industri, Sumur, dan Aset LNG BP Migas-
KKKS tahun 2012-2014 dan penutupan konsorsium asuransi proyek konstruksi
KKKS 2012-2014 sebagai leader konsorsium seolah-olah menggunakan jasa agen
Supomo Hidjazie.

2. Jenis delik tipikor / pelanggaran integritas yang relevan dengan kasus tersebut
Merugikan Keuangan Negara

3. Para pihak yang terlibat dalam kasus korupsi


2 Direktur dan 2 Agen Fiktif
4. Analisis penyebab terjadinya korupsi
Direktur Jasindo memanfaatkan kewenangan dan kekuasaannya untuk memperkaya
diri sendiri yang dilakukan secara bersama-sama

5. Analisis dampak terjadinya kasus korupsi tersebut


Mantan Direktur Jasindo divonis 7 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider 3
bulan. Budi terbukti melakukan korupsi sehingga merugikan negara dalam kasus
pembayaran komisi agen fiktif asuransi minyak dan gas BP Migas-KKKS.

Hakim juga menjatuhkan hukuman tambahan bagi Budi berupa membayar uang
pengganti senilai Rp 6 miliar dan USD 462.795, dikurangi uang yang telah
dikembalikannya kepada KPK sebesar Rp 1 miliar. Jika Budi tidak mengganti, harta
kekayaannya disita senilai uang pengganti tersebut atau diganti kurungan penjara
selama 1 tahun.

Budi terbukti melanggar Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999


sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.

6. Usulan solusi / rekomendasi untuk mencegah kasus korupsi tersebut terjadi


Perbaikan sistem pengadaan dan pengawasan yang terintegrasi

7. Para pihak yang dapat terlibat dalam solusi / rekomendasi tersebut beserta
perannya.
- Pejabat dibawah Direktur yang berkaitan dengan pengadaan KKKS
- Pejabat pada agen

Anda mungkin juga menyukai