Anda di halaman 1dari 10

Soal UTS

PT GELAP GULITA yang bergerak dalam bidang usaha perakitan mobil listrik berdiri
sejak tahun 2013 yang berdomisili dan berkedudukan hukum di Jalan Suka Senang No.
120 kota Tangerang, ada sekitar 250 orang karyawan yang bekerja pada PT Gelap
Gulita. PT Gelap Gulita mengajukan pinjaman untuk modal usahanya sebesar
Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah) kepada Bank CDE dengan jaminan
Tanah dan Bangunan yang dipergunakan sebagai pabrik perakitan dan kepada PT
Girang Banget Finance sebuah perusahaan lembaga pembiayaan sebesar
Rp.100.000.000.000 (seratus Milyar Rupiah) dengan jaminan berupa mesin-mesin
perakitan mobil listrik. Kemudian untuk kendaraan operasionalnya mengajukan
pinjaman kepada PT Gembira Sekali Finance sebesar Rp.10.000.000.000 (sepuluh
milyar rupiah) dengan jaminan berupa 100 Kendaraan Operasional yang dibeli. Selain
itu PT Gelap Gulita juga memiliki kewajiban pembayaran kepada supplier bahan baku
PT Suka Sedih sebesar Rp 30.000.000.000 (tiga Puluh milyar rupiah).

Kemudian dalam laporan keuangan PT Gelap Gulita diketahui harta yang dimiliki
sebesar Rp.610.000.000.000 (enam ratus sepuluh milyar rupiah) yang terdiri dari Tanah
dan Bangunan berupa pabrik perakitan Mobil listrik yang terletak di Jalan Suka Senang
No.120, Kota Tangerang yang Akan dijaminkan kepada Bank CDE, mesin-mesin
perakitan Mobil listrik dengan nilai Rp.100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) yang
akan dijaminkan kepada PT Girang Banget Finance.
PERTANYAAN :

1. - PT Gelap Gulita menunjuk saudara sebagai notaris yang akan membuat akta
untuk
mengakomodir kepentingan para pihak dalam soal tersebut diatas, jelaskan akta-
akta apa saja yang harus dibuat untuk mengakomodir kepentingan para pihak
sebagaimana soal tersebut diatas.
- Klausul-klausul apa saja yang harus dituangkan dalam akta tersebut
JAWABAN:
Akta yang harus saya buat untuk mengakomodir kepentingan PARA PIHAK
sebagaimana dengan kasus posisi diatas adalah sebagai berikut, diantaranya:
1. Untuk Pinjaman PT Gelap Gulita dengan maksud sebagai modal usahanya sebesar
Rp. 500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah) kepada Bank CDE dengan jaminan
Tanah dan Bangunan yang dipergunakan sebagai pabrik perakitan, adalah:
a. Akta Perjanjian Kredit.
b. Akta Pemberian Hak Tanggungan.
2. Untuk Pinjaman PT. Gelap Gulita kepada PT Girang Banget Finance sebuah
perusahaan lembaga pembiayaan sebesar Rp.100.000.000.000 (seratus Milyar
Rupiah) dengan jaminan berupa mesin-mesin perakitan mobil listrik, adalah:
a. Akta Perjanjian Pembiayaan.
b. Akta Pemberian Hak Tanggungan.
3. Untuk Pinjaman PT. Gelap Gulita kepada PT Gembira Sekali Finance sebesar
Rp.10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) dengan jaminan berupa 100 Kendaraan
Operasional yang dibeli, adalah:
a. Akta Perjanjian Kredit.
b. Akta Jaminan Fidusia.
4. Untuk Kewajiban pembayaran PT. Gelap Gulita kepada supplier bahan baku PT
Suka Sedih sebesar Rp 30.000.000.000 (tiga Puluh milyar rupiah), adalah Akta
Perjanjian Hutang Piutang.
Klausul-klausul yang harus dituangkan dalam akta tersebut :
1. Akta Perjanjian Kredit
a. PIHAK PERTAMA/DEBITUR
b. PIHAK KEDUA/PEMBERI KREDIT
c. PASAL 1 MAKSIMUM KREDIT
d. PASAL 2 TUJUAN KREDIT
e. PASAL 3 JANGKA WAKTU KREDIT
f. PASAL 4 PENARIKAN DAN PELUNASAN KREDIT
g. PASAL 5 PROVISI
h. PASAL 6 SUKU BUNGA KREDIT
i. PASAL 7 SUKU BUNGA TUNGGAKAN
j. PASAL 8 KETENTUAN-KETENTUAN MENGENAI PERHITUNGAN DAN
PEMBAYARAN BUNGA KREDIT SERTA BUNGA TUNGGAKAN
k. PASAL 9 JAMINAN
l. PASAL 10 ASURANSI BARANG-BARANG JAMINAN
m. PASAL 11 BEBAN BIAYA-BIAYA
n. PASAL 12 PENYELENGGARAAN REKENING PINJAMAN
o. PASAL 13 KUASA BANK ATAS REKENING PENERIMAAN KREDIT
p. PASAL 14 PEMBATALAN TERHADAP TINDAKAN PENERIMA KREDIT
q. PENUTUP
2. Akta Pemberian Hak Tanggungan
a. PIHAK PEMBERI HAK TANGGUNGAN
b. PIHAK PENERIMA HAK TANGGUNGAN
c. PASAL 1 OBJEK HAK TANGGUNGAN
d. PASAL 2 KETENTUAN PARA PIHAK
e. PASAL 3 KUASA
f. PASAL 4 YURISDIKSI
g. PASAL 5 BIAYA PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN
h. PENUTUP
3. Akta Perjanjian Pembiayaan
a. PIHAK PEMBERI PEMBIAYAAN
b. PIHAK PENERIMA PEMBIAYAAN
c. PASAL 1 DEFINISI
d. PASAL 2 PEMBIAYAAN DAN PENGGUNAANYA
e. PASAL 3 PENARIKAN PEMBIAYAAN
f. PASAL 4 JANGKA WAKTU DAN CARA PEMBAYARAN
g. PASAL 5 TEMPAT PEMBAYARAN
h. PASAL 6 BIAYA POTONGAN DAN PAJAK
i. PASAL 7 JAMINAN
j. PASAL 8 CIDERA JANJI
k. PASAL 9 AKIBAT CIDERA JANJI
l. PASAL 10 PENGAKUAN DAN JAMINAN
m. PASAL 11 PEMBATASAN TERHADAP TINDAKAN NASABAH
n. PASAL 12 RESIKO
o. PASAL 13 ASURANSI
p. PASAL 14 PENGAWASAN
q. PASAL 15 PENYELESAIAN PERSELISIHAN
r. PASAL 16 DOMISILI HUKUM
s. PASAL 17 PEMBERITAHUAN
t. PASAL 18 LAIN-LAIN
u. PASAL 19 PENUTUP
4. Akta Jaminan Fidusia
a. PIHAK PENERIMA FIDUSIA
b. PIHAK PEMBERI FIDUSIA
c. PASAL 1 JUMLAH KREDIT DAN TUJUAN
d. PASAL 2 JANGKA WAKTU
e. PASAL 3 JAMINAN PELUNASAN KREDIT
f. PASAL 4 SEWA MODAL DAN BIAYA
g. PASAL 5 PEMELIHARAAN OBJEK JAMINAN
h. PASAL 6 PEMBAYARAN
i. PASAL 7 CIDERA JANJI
j. PASAL 8 FORCE MAJEURE
k. PASAL 9 EKSEKUSI
l. PASAL 10 DENDA KETERLAMBATAN
m. PASAL 11 LARANGAN DAN SANKSI
n. PASAL 12 MASA BERLAKU
o. PASAL 13 KUASA YANG TIDAK BISA DITARIK KEMBALI
p. PASAL 14 PENYERAHAN PIUTANG PADA PIHAK LAIN
q. PASAL 15 PENYELESAIAN PERSELISIHAN
r. PENUTUP
5. Akta Perjanjian Hutang Piutang
a. PIHAK PEMBERI PINJAMAN
b. PIHAK PENERIMA PINJAMAN
c. PASAL 1 BESARAN NILAI HUTANG PIUTANG
d. PASAL 2 PEMBAYARAN
e. PASAL 3 BUNGA
f. PASAL 4 JAMINAN
g. PASAL 5 PERNYATAAN
h. PASAL 6 PAJAK
i. PASAL 7 CIDERA JANJI
j. PASAL 8 PEMBERITAHUAN
k. PASAL 9 KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
l. PASAL 10 PENYELESAIAN PERSELISIHAN
m. PASAL 11 YURISDIKSI
n. PASAL 12 LAIN-LAIN
o. PASAL 13 PENUTUP
2. Apabila suplier juga menghendaki dibuatkan perjanjian, jelaskan perjanjian apa
yang dibuat oleh notaris?
JAWABAN:
Jika supplier adalah pihak (perorangan/ perusahaan) yang menjual atau
memasok sumber daya dalam bentuk bahan mentah kepada pihak lain
(perorangan/ perusahaan) untuk diolah menjadi barang atau jasa tertentu.
Maka untuk itu, Notaris harus membuat perjanjian kerjasama antara PT GELAP
GULITA dengan PIHAK SUPPLIER, yang berisi tentang Definisi atau intrepretasi,
maksud dan tujuan, objek perjanjian, hak dan kewajiban, jangka waktu,
pernyataan, ketentuan dan lain-lain, keadaan memaksa, penyelesaian
perselisihan, pemberitahuan, penutup. Yang mana perjanjian kerjasama ini dibuat
oleh dan dihadapan notaris serta di dalam surat perjanjian tersebut berisikan hak
dan kewajiban dari masing-masing pihak yang ingin menjalin kerjasama.

3. Jelaskan secara singkat latar belakang dibentuknya Arsitektur Perbankan


Indonesia
JAWABAN:
Terbentuknya Arsitektur perbankan indonesia merupakan suatu kerangka dasar
pengembangan sistem perbankan indonesia yang bersifat menyeluruh untuk
rentan waktu lima sampai sepuluh tahun kedepan. Kebijakan pengembangan
industri perbankan indonesia pada masa depan seperti yang diungkapan dalam
API, dilandasi oleh visi:
a) Menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien.
b) Menciptakan kestabilan sistem keuangan,
c) Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Adanya krisis ekonomi di indonesia mulai dari pertengan tahun 1997 telah
menimbulkan bahwa API adalah kebutuhan mendesak bagi perbankan Indonesia
dalam rangka memperkuat fundamental industri perbankan. krisis ekonomi 1997
ditandai sebagi puncak dari serangkaian liberalisasi sektor perbankan sejak 1980-
an telah menunjukan bahwa industri perbankan nasional belum memiliki
kelembagaan perbankan yang kokoh yang didukung dengan infrastuktur
perbankan yang baik. Secara fundamental, sistem perbankan indonesia harus
diperkuat agar dapat mengatasai gejolak internal maupun eksternal. Fundamental
perbankan nasional yang terbukti belum kokoh merupakan tantangan bukan
hanya bagi industri perbankan secara umum, tetapi juga bagi Bank Indonesia
sebagi otoritas pengawasnya.
Program yang lain yang berkaitan dengan usaha peningkatan kinerja perbankan
melalui penerapan standar good corporate governance yang didukung:
1. Kemampuan operasional yang tinggi.
2. Kemampuan tinggi dalam pengelolaan risiko.
3. Ketersediaan infrastruktur pendukung perbankan yang memadai.
4. Keberadaan lembaga pemeringkat kredit domestic.
5. Adanya skim penjaminan kredit yang mencukupi.
6. Peningkatan kepercayaan nasabah.

4. - Jelaskan perbedaan antara Lembaga Jaminan Gadai dengan Fiducia

- Jelaskan kapan berakhirnya hak tanggungan

JAWABAN:

Dalam Pasal 1150 KUH Perdata, yaitu: “Gadai adalah suatu hak yang diperoleh
seseorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya
oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan
kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang
tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya, dengan
kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan
untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus
didahulukan.” Gadai merupakan salah satu lembaga jaminan kebendaan yang
diatur dalam KUH Perdata. Dilihat dari lahirnya aturan tentang hukum jaminan,
maka gadai termasuk lembaga jaminan tertua di Indonesia bersama dengan hipotik.
Jaminan Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditor atau suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh debitor, atau oleh seorang lain atas
namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada kreditor itu untuk mengambil
pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada kreditur-kreditur
lainnya, dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang
telah dikeluarkan untuk menyelematkannya setelah barang itu digadaikan, biayai-
biaya mana harus didahulukan, dengan unsur-unsur sebagai beriku; 1. gadai
diberikan hanya atas benda bergerak; 2. jaminan gadai harus dikeluarkan dari
penguasaan Pemberi Gadai (Debitor), adanya penyerahan benda gadai secara fisik
(lavering); 3. gadai memberikan hak kepada kreditor untuk memperoleh pelunasan
terlebih dahulu atas piutang kreditur (droit de preference); 4. gadai memberikan
kewenangan kepada kreditor untuk mengambil sendiri pelunasan secara
mendahului.
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
menyatakan bahwa, “Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya
bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan. Fidusia sebagai pengalihan
hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa
benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik
benda. Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang
berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya Bangunan
yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam UU No. 4
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada di dalam penguasaan
Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan uang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya.
Dengan unsur-unsur sebagai berikut; 1. fidusia diberikan atas benda bergerak dan
benda tidak bergerak yang tidak dapat dibebani hak tanggungan atau hipotek; 2.
fidusia merupakan jaminan serah kepemilikan yaitu debitur tidak menyerahkan
benda jaminan secara fisik kepada kreditur tetapi tetap berada di bawah kekuasaan
debitur (constitutum possessorium), namun pihak debitur tidak diperkenankan
mengalihkan benda jaminan tersebut kepada pihak lain (debitur menyerahkan hak
kepemilikan atas benda jaminan kepada kreditur); 3. fidusia memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada kreditur untuk memperoleh pelunasan terlebih
dahulu atas hasil eksekusi benda yang menjadi obyek jaminan; 4. fidusia
memberikan kewenangan kepada kreditur untuk menjual benda jaminan atas
kekuasaannya sendiri.

Hak Tanggungan adalah penguasaan hak atas tanah yang berisi kewenangan bagi
kreditur untuk berbuat sesuatu mengenai tanah tersebut. Tanah yang dijaminkan
oleh debitur bukan untuk dikuasai secara fisik atau digunakan, melainkan untuk
dijual oleh kreditur jika suatu saat debitur cedera janii (tidak dapat menebus
jaminan) dan hasil dari penjualan tanah akan dijadikan pelunas hutang, baik
sebagian maupun seluruhnya.
Kehadiran akan hak tanggungan adalah untuk menjamin utang yang besarannya
diperjanjikan dalam perjanjian kredit atau perjanjian utang. Namun hak tanggungan
juga dapat berakhir sebagaimana yang diatur dalam Pasal 18 ayat (1) UUHT, yaitu
hak tanggungan hapus karena hal-hal sebagai berikut :

1. Hapusnya utang yang dijamin dengan hak tanggungan

Sesuai dengan sifat hak tanggungan yaitu accessoir, yaitu hak tanggungan
tergantung pada adanya piutang yang dijamin pelunasannya. Apabila piutang itu
dihapus karena pelunasan atau sebab-sebab lainnya, maka hak tanggungan
tersebut dengan sendirinya dihapuskan juga.

2. Dilepaskannya hak tanggungan oleh pemegang hak tanggungan

Dalam hal ini, pemegang hak tanggungan dapat melepaskan hak tanggungannya
dan hak atas tanah yang dapat dihapus.
3. Pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua
Pengadilan Negeri

Sebab ketiga yaitu ini diatur dalam Pasal 19 ayat (1) UUHT, dimana pembeli objek
hak tanggungan, baik dalam suatu pelalangan umum atas perintah Ketua
Pengadilan Negeri maupun dalam jual beli sukarela, dapat meminta kepada
pemegang hak tanggungan agar benda yang dibelinya itu segera dibersihkan dari
segala beban hak tanggungan yang melebihi harga pembelian.

4. Hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan

Sebab keempat penghapusan hak tanggungan ini dapat dikatakan adalah sebab
yang logis, dikarenakan terciptanya suatu hak tanggungan hanya mungkin jika
masih ada objek yang dibebani dengan hak tanggungan tersebut, dalam hal ini
objek yang dimaksud adalah adalah hak-hak atas tanah.

Anda mungkin juga menyukai