Anda di halaman 1dari 21

Nama: Hosea Laia

Npm : 21510028

Mata kuliah : Aspek Hukum Dalam Ekonomi

Dosen pengasuh : BPK. Drs. Mangasa Sinurat, S.H, M.si

SOAL TUGAS KETERAMPILAN:

1. SURAT PERJANJIAN FINACIAL LEASING


Pada hari ini, Senin, Tiga belas mei dua ribu sembilan belas (13 Mei 2019), telah
ditandatangani sebuah perjanjian financial leasing antara:

Nama : Tujuanto, S.E.


Umur : 45 (empat puluh lima) tahun
Pekerjaan : Direktur Pelaksana PT SENTOSA LEASING
Alamat : Jalan Widoro Payung No 23, Kebumen

Dalam hal ini, berdasarkan jabatannya, bertindak untuk dan atas nama PT SENTOSA
LEASING yang berkedudukan di Kebumen, sesuai dengan Anggaran Dasar PT SENTOSA
LEASING,
Untuk selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama (Lessor).

Dengan:

Nama : Ade Irfan Aditya


Umur : 30 (tiga puluh) tahun
Pekerjaan : Direktur CV KENCANA
Alamat : Jalan Arumbinang Nomor 44, Kebumen

Dalam hal ini, berdasarkan jabatannya, bertindak untuk dan atas nama CV KENCANA yang
berkedudukan di Kebumen, sesuai dengan Anggaran Dasar CV KENCANA, untuk
selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua (Lessee)

Terlebih dahulu kedua pihak menjelaskan bahwa:

1. Kedua pihak menjamin kecakapan serta wewenang bertindak dan terikat atas apa yang
diperjanjikan di dalam perjanjian ini;
2. PT SENTOSA LEASING adalah sebuah perusahaan pembiayaan barang modal berupa
bus;
3. CV KENCANA adalah sebuah perusahaan transportasi dengan armada berupa bus;
4. Pihak Pertama adalah pemilik sah dari barang modal seperti yang dijelaskan dalam Pasal 2
perjanjian ini;
5. Bahwa Pihak Kedua bermaksud menambah armada busnya sebanyak 4 (empat) buah;
6. Bahwa untuk maksud penambahan tersebut, Pihak Kedua menggunakan leasing sebagai
cara pembiayaan;
7. Bahwa untuk maksud pembiayaan di atas, Pihak Kedua saling bersepakat dengan Pihak
Pertama dalam sebuah perjanjian financial leasing;
8. Bahwa barang modal dalam perjanjian leasing tersebut digunakan oleh Pihak Kedua untuk
menjalankan usahanya di bidang transportasi;
9. Bahwa untuk perjanjian di atas, Pihak Pertama dan Pihak Kedua saling bersepakat untuk
menuangkan butir-butir kesepakatannya dalam sebuah perjanjian financial leasing.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, adapun mengenai isi perjanjian financial leasing antara
Pihak Pertama dengan Pihak Kedua adalah sebagai berikut:

Pasal 1
Ketentuan Umum

Dalam perjanjian ini, yang dimaksud dengan:

1. Financial Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
secara sewa guna usaha dengan hak opsi untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala;
2. Barang modal adalah objek perjanjian ini berupa 4 (empat) buah bus sebagaimana
dijelaskan dalam Pasal 2 (dua) perjanjian ini;
3. Lessor adalah perusahaan pembiayaan barang modal berupa bus, yang mana dalam
perjanjian ini adalah PT SENTOSA LEASING yang diwakili oleh Pihak Pertama;
4. Lessee adalah perusahaan transportasi dengan armada berupa bus, yang mana dalam
perjanjian ini adalah CV KENCANA yang diwakili oleh Pihak Kedua;
5. Harga perolehan adalah harga beli barang modal;
6. Nilai pembiayaan adalah jumlah pembiayaan untuk pengadaan barang modal yang secara
riil dikeluarkan oleh Lessor;
7. Angsuran pokok pembiayaan adalah bagian dari pembayaran sewa guna usaha yang
diperhitungkan sebagai pelunasan atas nilai pembiayaan;
8. Imbalan jasa sewa guna usaha adalah bagian dari pembayaran sewa guna usaha yang
diperhitungkan sebagai pendapatan sewa guna usaha bagi Lessor;
9. Nilai sisa adalah nilai barang modal pada akhir masa sewa guna usaha yang telah
disepakati oleh Lessor dengan Lessee pada awal masa sewa guna usaha;
10. Simpanan jaminan adalah jumlah uang yang diterima Lessor dari Lessee pada permulaan
masa sewa guna usaha sebagai jaminan untuk kelancaran pembayaran sewa guna usaha;
11. Masa sewa guna usaha adalah jangka waktu sewa guna usaha yang dimulai sejak
diterimanya barang modal yang disewa guna usaha oleh Lessee sampai dengan perjanjian
sewa guna usaha berakhir;
12. Masa sewa guna usaha pertama adalah jangka waktu sewa guna usaha barang modal
untuk transaksi sewa guna usaha yang pertama kalinya;
13. Opsi adalah hak Lessee untuk membeli barang modal yang disewa guna usaha atau
memperpanjang jangka waktu perjanjian sewa guna usaha.
14. Umur ekonomis adalah umur dari barang modal yang dihitung dari tahun pembuatan
sampai barang tersebut masih bisa digunakan dan masih bisa menghasilkan secara ekonomis,
dimana umur ekonomis dari objek perjanjian ini adalah 12 (dua belas) tahun;

Pasal 2
Barang Modal
Barang modal sebagai objek perjanjian ini adalah:

1. Satu unit bus merek Volvo dengan nomor polisi AA 2230 CD, tahun pembuatan 2019,
kapasitas mesin 12.000 cc, berbahan bakar solar, warna putih;
2. Satu unit bus merek Volvo dengan nomor polisi AA 2276 FD, tahun pembuatan 2019,
kapasitas mesin 12.000 cc, berbahan bakar solar, warna putih;
3. Satu unit bus merek Volvo dengan nomor polisi AA 2276 RD, tahun pembuatan 2019,
kapasitas mesin 12.000 cc, berbahan bakar solar, warna putih;

4. Satu unit bus merek Volvo dengan nomor polisi AA 2213 AF, tahun pembuatan 2019,
kapasitas mesin 12.000 cc, berbahan bakar solar, warna putih;

Pasal 3
Masa Sewa guna usaha

Masa sewa guna usaha dalam perjanjian ini adalah selama 10 (sepuluh) tahun, terhitung sejak
tanggal tiga belas Mei Dua Ribu Sembilan Belas (13 Mei 2019) sampai dengan tanggal tiga
belas Mei Dua Ribu Dua Puluh Sembilan (13 Mei 2029).

Pasal 4
Harga-Harga

Rincian Harga sewa guna usaha dalam perjanjian ini, sebagaimana telah disepakati oleh
Pihak Pertama dengan Pihak Kedua adalah sebagai berikut :

1. Harga perolehan untuk setiap barang modal adalah Rp. 1.250.000.000,00 (satu milyar dua
ratus lima puluh juta rupiah);
2. Nilai pembiayaan untuk setiap barang modal adalah Rp. 1.620.000.000,00 (satu milyar
enam ratus dua puluh juta rupiah)
3. Nilai pembiayaan sudah termasuk pokok pembiayaan dan bunga pembiayaan.

Pasal 5
Pembayaran

1. Nilai pembiayaan dibayarkan oleh Lessee kepada Lessor dengan cara mengangsur.
2. Angsuran dilakukan pada tanggal 13 (tiga belas) setiap bulannya sampai dengan
berakhirnya masa sewa guna usaha, dengan jumlah sebesar Rp. 15.000.000,00 (lima belas
juta rupiah) untuk setiap barang modal.
3. Angsuran sebagaimana disebut di atas terdiri dari angsuran pokok pembiayaan ditambah
dengan bunga pembiayaan yang timbul dari nilai pembiayaan.

4. Pembayaran dilakukan dengan cara transfer ke Bank BCA Cabang Gombong Kebumen
dengan nomor rekening 2425-13-0517-1122 atas nama Tujuanto

5. Atas keterlambatan pembayaran angsuran sebagaimana diatur dalam nomor 2 (dua) Pasal
ini dikenakan terhadap Lessee denda sebesar 5% (lima persen) perhari dari nilai angsuran.
Pasal 6
Simpanan Jaminan

1. Lessee wajib menempatkan uang sebesar Rp. 8.500.000,00 (delapan juta lima ratus ribu
rupiah) sebagai simpanan jaminan kepada Lessor dalam setiap 6 (enam) bulan selama masa
sewa guna usaha.
2. Dalam waktu 6 (enam) bulan sebagaimana disebut di atas, jumlah simpanan jaminan harus
sebesar Rp. 8.500.000,00 (delapan juta lima ratus ribu rupiah), dan apabila jumlah simpanan
jaminan yang harus dibayarkan Lessee kepada Lessor itu kurang dari jumlah tersebut, maka
Lessor berhak untuk menagih kekurangannya kepada Lessee.
3. Simpanan jaminan akan dikembalikan oleh Lessor kepada Lessee tanpa ada bunga apabila
masa sewa guna usaha berakhir.

Pasal 7
Asuransi

1. Dalam hubungan sewa guna usaha ini, risiko kerugian yang dapat timbul terhadap barang
modal ditanggung oleh perusahaan asuransi PT Asuransi Asia Pasifik.
2. Perusahaan asuransi tersebut di atas adalah mitra kerja dari Lessor dan atas pemilihan PT
Asuransi Asia Pasifik sebagai penanggung risiko semata-mata dengan itikad baik serta tanpa
ada unsur paksaan dari Lessor terhadap Lessee.
3. Jenis pertanggungan asuransi dalam perjanjian ini adalah pertanggungan komprehensif,
dimana perusahaan asuransi menjamin kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang
disebabkan oleh tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari jalan, perbuatan jahat orang lain,
pencurian, kebakaran dan sambaran petir atau sesuai dengan luas jaminan dan pengecualian
yang berlaku di Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia.
4. Selain pertanggungan sebagaimana di atas, telah ditambah pula klausul dalam
pertanggungan risiko berupa klausul huru-hara yang memberikan ganti rugi kepada
tertanggung, dalam hal ini Lessor, atas kerugian yang disebabkan oleh salah satu atau lebih
risiko-risiko yang dijamin pada Klausul Hura Hara pada perjanjian asuransi.
5. Biaya asuransi, yaitu berupa biaya pendaftaran asuransi, biaya premi, dan biaya lain-lain
yang harus dibayarkan kepada perusahaan asuransi sebagai bagian dari penanggungan,
dibebankan kepada Lessee.
6. Polis asuransi, kwitansi pembayaran premi, dan perjanjian-perjanjian lain terkait
penanggungan dikuasai oleh Lessor.

Pasal 8
Overmacht (Force Majeure)

1. Dalam keadaan yang tidak memungkinkan Pihak Pertama dan Pihak Kedua untuk
melaksanakan kesepakatan-kesepakatan dalam perjanjian ini, seperti dalam keadaan huru-
hara, bencana alam, peperangan, pencurian, dan keadaan-keadaan lain di luar kuasa manusia,
maka baik Pihak Pertama maupun Pihak Kedua dibebaskan dari kewajiban dan tanggung
jawabnya atas pelaksanaan perjanjian ini.
2. Pihak yang mengalami keadaan sebagaimana disebut di atas wajib melaporkanya kepada
Pihak yang lain dalam waktu 1×24 (satu kali dua puluh empat) jam, terhitung sejak terjadinya
keadaan dimaksud.

Pasal 9
Hak dan Kewajiban
1. Selama masa sewa guna usaha, Lessor menjamin bahwa Lessee tidak akan mendapat
gangguan/gugatan/tuntutan dari pihak lain di luar perjanjian ini atas barang modal, yang
dapat mengganggu ketentraman Lessee dalam menggunakan barang modal untuk
menjalankan usahanya di bidang transportasi.
2. Selama masa sewa guna usaha, Lessee wajib membayarkan pajak yang berkaitan dengan
barang modal serta biaya lain-lain yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan tersebut.

3. Selama masa sewa guna usaha, Lessee wajib memelihara, merawat, serta menjaga barang
modal milik Lessor yang disewa guna usaha oleh Lessee dengan sebaik-baiknya selayaknya
seorang pemilik sah dari barang modal.
4. Nilai pembiayaan yang harus dibayarkan Lessee kepada Lessor adalah sepenuhnya hak
dari Lessor, dengan kata lain, pembayaran tersebut ialah kewajiban Lessee terhadap Lessor.
5. Selama masa sewa guna usaha, Lessee tidak diberikan kewenangan untuk mengubah,
mengurangi, atau menambah bentuk dari barang modal milik Lessor yang disewa guna usaha
oleh Lessee.

Pasal 10
Hak Opsi

1. Dalam transaksi sewa-guna usaha dalam perjanjian ini, Lessee memiliki hak opsi untuk
membeli barang modal atau memperpanjang masa sewa guna usaha atas barang modal milik
Lessor.
2. Pihak Pertama dan Pihak Kedua saling bersepakat dalam hal nilai sisa dari barang modal
setiap unitnya adalah sebesar Rp. 1.160.000.000,00 (satu milyar seratus enam puluh juta
rupiah), dengan anggapan bahwa nilai ekonomis dari barang modal setiap unitnya menyusut
sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) setiap tahunnya.
3. Harga pembelian barang modal yang harus dibayarkan oleh Lessee kepada Lessor apabila
ketika masa sewa guna usaha berakhir, Lessee memilih opsi untuk membeli barang modal,
adalah harga yang diatur dalam nomor 2 (dua) Pasal ini.
4. Lessee dapat memperpanjang masa sewa guna usaha dengan mempertimbangkan sisa umur
ekonomis dari barang modal, yang kemudian apabila opsi ini dipilih oleh Lessee,
kesepakatan-kesepakatan dari pelaksanaan perpanjangan tersebut akan dituangkan dalam
perjanjian lain secara tertulis.

Pasal 11
Pengakhiran Perjanjian

1. Perjanjian ini berakhir demi hukum, yang mana dengan itu melepaskan tanggung jawab
dari Lessee dan Lessor untuk memenuhi segala kesepakatan di dalamnya, ketika masa sewa
guna usaha berakhir.
2. Pengakhiran perjanjian ini sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha dapat terjadi
apabila pengakhiran tersebut disepakati bersama oleh Lessee maupun Lessor ataupun terjadi
keadaan sebagaimana diatur dalam Pasal 8 (delapan).
3. Segala jenis pengakhiran perjanjian selain yang diatur dalam nomor 1 (satu) dan 2 (dua)
Pasal ini adalah tidak dibolehkan.

Pasal 12
Penyelesaian Sengketa
1. Dalam hal terjadi sengketa terkait pelaksanaan perjanjian ini antara Lessor dengan Lessee,
maka kedua pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan melalui musyawarah
untuk mencapai mufakat.
2. Dalam hal musyawarah tidak mencapai mufakat maka penyelesaian sengketa dapat
dilakukan melalui cara litigasi di Pengadilan Negeri Kebumen.

Pasal 13
Lain-lain

1. Ketentuan lain yang belum diatur dalam perjanjian ini, yang terkait dengan pelaksanaan
sewa guna usaha antara Lessee dengan Lessor, akan diatur selanjutnya melalui penambahan
(adendum) yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.
2. Baik Lessee maupun Lessor tunduk kepada Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing) apabila
hal-hal lain yang terkait sewa guna usaha antara Lessee dengan Lessor tidak tercantum dalam
perjanjian ini.

Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana
disebutkan pada awal perjanjian ini sebagai alat bukti yang sah. Perjanjian dibuat rangkap 2
(dua) untuk Pihak Pertama dan Pihak Kedua serta berkekuatan hukum yang sama.

Kebumen 13 Mei 2019

PIHAK PERTAMA                                                                                       PIHAK KEDUA

TUJUANTO                                                                                           ADE IRFAN ADITYA

SAKSI SAKSI

Ditandatangani:

PUAN MARANI PANJI                                                                                   ARJUNA


ILHAM

Pertanyaan:
Berdasarkan surat Perjanjian Leasing tersebut di atas, saudara diminta
untuk mengemukakan Unsur-unsur Kontrak Bisnis, yang terdiri dari 7
(tujuh) unsur !.
Jawab : 7 unsur-unsur Kontrak Bisnis yaitu :
1. JUDUL: Surat Perjanjian Financial Leasing
2. KATA PEMBUKA: Pada hari ini, Senin, Tiga belas mei dua ribu
sembilan belas (13 Mei 2019), telah ditandatangani sebuah perjanjian
financial leasing antara:
3. KOMPARISI ATAU PARA PIHAK:
Nama : Tujuanto, S.E.
Umur : 45 (empat puluh lima) tahun
Pekerjaan : Direktur Pelaksana PT SENTOSA LEASING
Alamat : Jalan Widoro Payung No 23, Kebumen
Dalam hal ini, berdasarkan jabatannya, bertindak untuk dan atas nama
PT SENTOSA LEASING yang berkedudukan di Kebumen, sesuai dengan
Anggaran Dasar PT SENTOSA LEASING,
Untuk selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama (Lessor).
Dengan:
Nama : Ade Irfan Aditya
Umur : 30 (tiga puluh) tahun
Pekerjaan : Direktur CV KENCANA
Alamat : Jalan Arumbinang Nomor 44, Kebumen
Dalam hal ini, berdasarkan jabatannya, bertindak untuk dan atas nama
CV KENCANA yang berkedudukan di Kebumen, sesuai dengan Anggaran
Dasar CV KENCANA, untuk selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua
(Lessee)

4. SEBAB ATAU DASAR:


Terlebih dahulu kedua pihak menjelaskan bahwa:
1. Kedua pihak menjamin kecakapan serta wewenang bertindak dan
terikat atas apa yang diperjanjikan di dalam perjanjian ini;
2. PT SENTOSA LEASING adalah sebuah perusahaan pembiayaan
barang modal berupa bus;
3. CV KENCANA adalah sebuah perusahaan transportasi dengan armada
berupa bus;
4. Pihak Pertama adalah pemilik sah dari barang modal seperti yang
dijelaskan dalam Pasal 2 perjanjian ini;
5. Bahwa Pihak Kedua bermaksud menambah armada busnya sebanyak 4
(empat) buah;
6. Bahwa untuk maksud penambahan tersebut, Pihak Kedua
menggunakan leasing sebagai cara pembiayaan;
7. Bahwa untuk maksud pembiayaan di atas, Pihak Kedua saling
bersepakat dengan Pihak Pertama dalam sebuah perjanjian financial
leasing;
8. Bahwa barang modal dalam perjanjian leasing tersebut digunakan oleh
Pihak Kedua untuk menjalankan usahanya di bidang transportasi;
9. Bahwa untuk perjanjian di atas, Pihak Pertama dan Pihak Kedua saling
bersepakat untuk menuangkan butir-butir kesepakatannya dalam sebuah
perjanjian financial leasing.
5. SYARAT-SYARAT ATAU KLAUSULA,Terdiri Dari:
a. Syarat esensialia:
Pasal 2
Barang Modal
Barang modal sebagai objek perjanjian ini adalah:
1. Satu unit bus merek Volvo dengan nomor polisi AA 2230 CD, tahun
pembuatan 2019, kapasitas mesin 12.000 cc, berbahan bakar solar, warna
putih;
2. Satu unit bus merek Volvo dengan nomor polisi AA 2276 FD, tahun
pembuatan 2019, kapasitas mesin 12.000 cc, berbahan bakar solar, warna
putih;
3. Satu unit bus merek Volvo dengan nomor polisi AA 2276 RD, tahun
pembuatan 2019, kapasitas mesin 12.000 cc, berbahan bakar solar, warna
putih;
4. Satu unit bus merek Volvo dengan nomor polisi AA 2213 AF, tahun
pembuatan 2019, kapasitas mesin 12.000 cc, berbahan bakar solar, warna
putih;
Pasal 3
Masa Sewa guna usaha
Masa sewa guna usaha dalam perjanjian ini adalah selama 10 (sepuluh)
tahun, terhitung sejak tanggal tiga belas Mei Dua Ribu Sembilan Belas (13
Mei 2019) sampai dengan tanggal tiga belas Mei Dua Ribu Dua Puluh
Sembilan (13 Mei 2029).
Pasal 5
Pembayaran
1. Nilai pembiayaan dibayarkan oleh Lessee kepada Lessor dengan cara
mengangsur.
2. Angsuran dilakukan pada tanggal 13 (tiga belas) setiap bulannya sampai
dengan berakhirnya masa sewa guna usaha, dengan jumlah sebesar Rp.
15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) untuk setiap barang modal.
3. Angsuran sebagaimana disebut di atas terdiri dari angsuran pokok
pembiayaan ditambah dengan bunga pembiayaan yang timbul dari nilai
pembiayaan.
4. Pembayaran dilakukan dengan cara transfer ke Bank BCA Cabang
Gombong Kebumen dengan nomor rekening 2425-13-0517-1122 atas nama
Tujuanto

5. Atas keterlambatan pembayaran angsuran sebagaimana diatur dalam


nomor 2 (dua) Pasal ini dikenakan terhadap Lessee denda sebesar 5%
(lima persen) perhari dari nilai angsuran.

b. Syarat naturalia:
Pasal 1
Ketentuan Umum
Dalam perjanjian ini, yang dimaksud dengan:
1. Financial Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal secara sewa guna usaha dengan hak opsi untuk
digunakan oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala;
2. Barang modal adalah objek perjanjian ini berupa 4 (empat) buah bus
sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 2 (dua) perjanjian ini;
3. Lessor adalah perusahaan pembiayaan barang modal berupa bus, yang
mana dalam perjanjian ini adalah PT SENTOSA LEASING yang diwakili
oleh Pihak Pertama;
4. Lessee adalah perusahaan transportasi dengan armada berupa bus, yang
mana dalam perjanjian ini adalah CV KENCANA yang diwakili oleh
Pihak Kedua;
5. Harga perolehan adalah harga beli barang modal;
6. Nilai pembiayaan adalah jumlah pembiayaan untuk pengadaan barang
modal yang secara riil dikeluarkan oleh Lessor;
7. Angsuran pokok pembiayaan adalah bagian dari pembayaran sewa guna
usaha yang diperhitungkan sebagai pelunasan atas nilai pembiayaan;
8. Imbalan jasa sewa guna usaha adalah bagian dari pembayaran sewa
guna usaha yang diperhitungkan sebagai pendapatan sewa guna usaha
bagi Lessor;
9. Nilai sisa adalah nilai barang modal pada akhir masa sewa guna usaha
yang telah disepakati oleh Lessor dengan Lessee pada awal masa sewa
guna usaha;
10. Simpanan jaminan adalah jumlah uang yang diterima Lessor dari
Lessee pada permulaan masa sewa guna usaha sebagai jaminan untuk
kelancaran pembayaran sewa guna usaha;
11. Masa sewa guna usaha adalah jangka waktu sewa guna usaha yang
dimulai sejak diterimanya barang modal yang disewa guna usaha oleh
Lessee sampai dengan perjanjian sewa guna usaha berakhir;
12. Masa sewa guna usaha pertama adalah jangka waktu sewa guna usaha
barang modal untuk transaksi sewa guna usaha yang pertama kalinya;
13. Opsi adalah hak Lessee untuk membeli barang modal yang disewa
guna usaha atau memperpanjang jangka waktu perjanjian sewa guna
usaha.
14. Umur ekonomis adalah umur dari barang modal yang dihitung dari
tahun pembuatan sampai barang tersebut masih bisa digunakan dan masih
bisa menghasilkan secara ekonomis, dimana umur ekonomis dari objek
perjanjian ini adalah 12 (dua belas) tahun;
Pasal 4
Harga-Harga
Rincian Harga sewa guna usaha dalam perjanjian ini, sebagaimana telah
disepakati oleh Pihak Pertama dengan Pihak Kedua adalah sebagai
berikut :
1. Harga perolehan untuk setiap barang modal adalah Rp. 1.250.000.000,00
(satu milyar dua ratus lima puluh juta rupiah);
2. Nilai pembiayaan untuk setiap barang modal adalah Rp.
1.620.000.000,00 (satu milyar enam ratus dua puluh juta rupiah)
3. Nilai pembiayaan sudah termasuk pokok pembiayaan dan bunga
pembiayaan.
Pasal 6
Simpanan Jaminan
1. Lessee wajib menempatkan uang sebesar Rp. 8.500.000,00 (delapan juta
lima ratus ribu rupiah) sebagai simpanan jaminan kepada Lessor dalam
setiap 6 (enam) bulan selama masa sewa guna usaha.
2. Dalam waktu 6 (enam) bulan sebagaimana disebut di atas, jumlah
simpanan jaminan harus sebesar Rp. 8.500.000,00 (delapan juta lima ratus
ribu rupiah), dan apabila jumlah simpanan jaminan yang harus
dibayarkan Lessee kepada Lessor itu kurang dari jumlah tersebut, maka
Lessor berhak untuk menagih kekurangannya kepada Lessee.
3. Simpanan jaminan akan dikembalikan oleh Lessor kepada Lessee tanpa
ada bunga apabila masa sewa guna usaha berakhir.
Pasal 7
Asuransi
1. Dalam hubungan sewa guna usaha ini, risiko kerugian yang dapat
timbul terhadap barang modal ditanggung oleh perusahaan asuransi PT
Asuransi Asia Pasifik.
2. Perusahaan asuransi tersebut di atas adalah mitra kerja dari Lessor dan
atas pemilihan PT Asuransi Asia Pasifik sebagai penanggung risiko
semata-mata dengan itikad baik serta tanpa ada unsur paksaan dari
Lessor terhadap Lessee.
3. Jenis pertanggungan asuransi dalam perjanjian ini adalah
pertanggungan komprehensif, dimana perusahaan asuransi menjamin
kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang disebabkan oleh
tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari jalan, perbuatan jahat orang
lain, pencurian, kebakaran dan sambaran petir atau sesuai dengan luas
jaminan dan pengecualian yang berlaku di Polis Standar Kendaraan
Bermotor Indonesia.
4. Selain pertanggungan sebagaimana di atas, telah ditambah pula klausul
dalam pertanggungan risiko berupa klausul huru-hara yang memberikan
ganti rugi kepada tertanggung, dalam hal ini Lessor, atas kerugian yang
disebabkan oleh salah satu atau lebih risiko-risiko yang dijamin pada
Klausul Hura Hara pada perjanjian asuransi.
5. Biaya asuransi, yaitu berupa biaya pendaftaran asuransi, biaya premi,
dan biaya lain-lain yang harus dibayarkan kepada perusahaan asuransi
sebagai bagian dari penanggungan, dibebankan kepada Lessee.
6. Polis asuransi, kwitansi pembayaran premi, dan perjanjian-perjanjian
lain terkait penanggungan dikuasai oleh Lessor.

c. Syarat aksidentalia:
Pasal 8
Overmacht (Force Majeure)
1. Dalam keadaan yang tidak memungkinkan Pihak Pertama dan Pihak
Kedua untuk melaksanakan kesepakatan-kesepakatan dalam perjanjian
ini, seperti dalam keadaan huru-hara, bencana alam, peperangan,
pencurian, dan keadaan-keadaan lain di luar kuasa manusia, maka baik
Pihak Pertama maupun Pihak Kedua dibebaskan dari kewajiban dan
tanggung jawabnya atas pelaksanaan perjanjian ini.
2. Pihak yang mengalami keadaan sebagaimana disebut di atas wajib
melaporkanya kepada Pihak yang lain dalam waktu 1×24 (satu kali dua
puluh empat) jam, terhitung sejak terjadinya keadaan dimaksud.
Pasal 9
Hak dan Kewajiban
1. Selama masa sewa guna usaha, Lessor menjamin bahwa Lessee tidak
akan mendapat gangguan/gugatan/tuntutan dari pihak lain di luar
perjanjian ini atas barang modal, yang dapat mengganggu ketentraman
Lessee dalam menggunakan barang modal untuk menjalankan usahanya
di bidang transportasi.
2. Selama masa sewa guna usaha, Lessee wajib membayarkan pajak yang
berkaitan dengan barang modal serta biaya lain-lain yang berkaitan
dengan kewajiban perpajakan tersebut.
3. Selama masa sewa guna usaha, Lessee wajib memelihara, merawat, serta
menjaga barang modal milik Lessor yang disewa guna usaha oleh Lessee
dengan sebaik-baiknya selayaknya seorang pemilik sah dari barang modal.
4. Nilai pembiayaan yang harus dibayarkan Lessee kepada Lessor adalah
sepenuhnya hak dari Lessor, dengan kata lain, pembayaran tersebut ialah
kewajiban Lessee terhadap Lessor.
5. Selama masa sewa guna usaha, Lessee tidak diberikan kewenangan
untuk mengubah, mengurangi, atau menambah bentuk dari barang modal
milik Lessor yang disewa guna usaha oleh Lessee.
Pasal 10
Hak Opsi
1. Dalam transaksi sewa-guna usaha dalam perjanjian ini, Lessee memiliki
hak opsi untuk membeli barang modal atau memperpanjang masa sewa
guna usaha atas barang modal milik Lessor.
2. Pihak Pertama dan Pihak Kedua saling bersepakat dalam hal nilai sisa
dari barang modal setiap unitnya adalah sebesar Rp. 1.160.000.000,00 (satu
milyar seratus enam puluh juta rupiah), dengan anggapan bahwa nilai
ekonomis dari barang modal setiap unitnya menyusut sebesar Rp.
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) setiap tahunnya.
3. Harga pembelian barang modal yang harus dibayarkan oleh Lessee
kepada Lessor apabila ketika masa sewa guna usaha berakhir, Lessee
memilih opsi untuk membeli barang modal, adalah harga yang diatur
dalam nomor 2 (dua) Pasal ini.
4. Lessee dapat memperpanjang masa sewa guna usaha dengan
mempertimbangkan sisa umur ekonomis dari barang modal, yang
kemudian apabila opsi ini dipilih oleh Lessee, kesepakatan-kesepakatan
dari pelaksanaan perpanjangan tersebut akan dituangkan dalam
perjanjian lain secara tertulis.
Pasal 11
Pengakhiran Perjanjian
1. Perjanjian ini berakhir demi hukum, yang mana dengan itu melepaskan
tanggung jawab dari Lessee dan Lessor untuk memenuhi segala
kesepakatan di dalamnya, ketika masa sewa guna usaha berakhir.
2. Pengakhiran perjanjian ini sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha
dapat terjadi apabila pengakhiran tersebut disepakati bersama oleh Lessee
maupun Lessor ataupun terjadi keadaan sebagaimana diatur dalam Pasal
8 (delapan).
3. Segala jenis pengakhiran perjanjian selain yang diatur dalam nomor 1
(satu) dan 2 (dua) Pasal ini adalah tidak dibolehkan.
Pasal 12
Penyelesaian Sengketa
1. Dalam hal terjadi sengketa terkait pelaksanaan perjanjian ini antara
Lessor dengan Lessee, maka kedua pihak sepakat untuk menyelesaikannya
secara kekeluargaan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Dalam hal musyawarah tidak mencapai mufakat maka penyelesaian
sengketa dapat dilakukan melalui cara litigasi di Pengadilan Negeri
Kebumen.
Pasal 13
Lain-lain
1. Ketentuan lain yang belum diatur dalam perjanjian ini, yang terkait
dengan pelaksanaan sewa guna usaha antara Lessee dengan Lessor, akan
diatur selanjutnya melalui penambahan (adendum) yang tidak dapat
dipisahkan dari perjanjian ini.
2. Baik Lessee maupun Lessor tunduk kepada Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang
Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing) apabila hal-hal lain yang terkait
sewa guna usaha antara Lessee dengan Lessor tidak tercantum dalam
perjanjian ini.
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal
sebagaimana disebutkan pada awal perjanjian ini sebagai alat bukti yang
sah. Perjanjian dibuat rangkap 2 (dua) untuk Pihak Pertama dan Pihak
Kedua serta berkekuatan hukum yang sama.
6. PENUTUP:
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal
sebagaimana disebutkan pada awal perjanjian ini sebagai alat bukti yang
sah. Perjanjian dibuat rangkap 2 (dua) untuk Pihak Pertama dan Pihak
Kedua serta berkekuatan hukum yang sama.

7. TANDATANGAN
Kebumen 13 Mei 2019

PIHAK PERTAMA                                                                                       PIHAK KEDUA

TUJUANTO                                                                                           ADE IRFAN ADITYA

SAKSI SAKSI

Ditandatangani:

PUAN MARANI PANJI                                                                                   ARJUNA


ILHAM

SOAL TUGAS KETERAMPILAN:

2. Silahkan Saudara lengkapi bagian yang kosong berupa titik-titik dari


Draft Perjanjian ini, sehingga menjadi lengkap menurut 7 (tujuh)
Unsur-unsur dari Suatu Kontrak Bisnis.

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH


Pada hari ini Jumat tanggal 09 (Sembilan ) bulan Mei Tahun 2022 ( Dua Ribu Dua Puluh
Dua ), kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Hosea Laia


Tempat, Tgl Lahir: Nias, 11 Mei 2002
Pekerjaan : petani
Alamat : Desa Mehaga, kec. Somambawa, Kab. Nias Selatan
Nomor KTP : 1214030605990011

Dalam hal ini bertindak atas nama diri pribadi yang selanjutnya disebut sebagai Pihak
Pertama (Penjual)

2. Nama : Kardin Senjang


Tempat, Tgl Lahir: Lolomoyo, 02 Februari 2003
Pekerjaan : petani
Alamat : Desa Lolomoyo, kec. Amandraya Kab. Nias Selatan

Nomor KTP :1220053202030002

Dalam hal ini bertindak atas nama diri pribadi yang selanjutnya disebut sebagai Pihak
Kedua (Pembeli)

Pihak pertama dengan ini berjanji untuk menyatakan dan mengikatkan diri untuk menjual
rumah kepada pihak kedua, dan pihak kedua juga berjanji menyatakan serta mengikatkan
diri untuk membeli dari pihak pertama berupa:

Sebidang Tanah dengan Hak Milik Pribadi yang diuraikan dalam nomor sertifikat
tanah: 12.14.66.02.1.02324 yang berlokasi di alamat lengkap Desa Mehaga, kec.
Somambawa, Kab. Nias Selatan

dengan ukuran tanah: panjang 40.m ( Empat puluh lima meter), lebar 10m (Sepuluh
meter), luas tanah 400 m2 (Empat Ratus meter persegi), berikut bangunan rumah yang
berdiri di atasnya seluas 270 m2 (Dua Ratus tujuh puluh meter persegi). Dengan batas-
batas sebagai berikut:

 sebelah Barat : berbatasan dengan Gereja BNKP Mehaga


 sebelah Timur : berbatasan dengan Rumah Santi
 sebelah Utara : berbatasan dengan sungai Neho
 sebelah Selatan : berbatasan dengan SD Negeri 1 Mehaga
Kedua belah pihak bersepakat untuk mengadakan ikatan perjanjian jual – beli Rumah
dimana syarat dan ketentuannya diatur dalam 11 (sebelas) pasal, seperti berikut di bawah
ini:

Pasal 1
HARGA
Jual beli tanah dan rumah tersebut dilakukan dan disetujui oleh masing-masing pihak
dengan ketentuan harga sebagai berikut:
1. Harga tanah per meter persegi Rp 800.000,00 atau jumlah uang terbilang (dalam
huruf) Delapan Ratus Rupiah, sehingga keseluruhan harga tanah tersebut adalah :
Rp 280.000.000 ,00 atau jumlah uang terbilang (dalam huruf) Dua ratus delapan
puluh juta Rupiah.
2. Harga bangunan rumah adalah Rp100.000.000,00 atau jumlah uang terbilang
(dalam huruf) Seratus juta Rupiah.
3. Harga keseluruhan tanah dan bangunan rumah adalah Rp 380.000.000 ,00 atau
jumlah uang terbilang (dalam huruf) Tiga Ratus Delapan Puluh Juta Rupiah.

Pasal 2
CARA PEMBAYARAN

PIHAK KEDUA akan membayar kepada PIHAK PERTAMA atas tanah dan bangunan
rumah yang dibelinya sebesar Rp 380.000.000 ,00 atau jumlah uang terbilang (dalam huruf)
Tiga ratus delapan puluh juta Rupiah, secara ( kredit ) selambat-lambatnya Senin, 08 Juni
2022
( Rabu/delapan/Juni ) hari / minggu / bulan setelah ditanda-tanganinya surat perjanjian ini.

Pasal 3
UANG TANDA JADI

1. PIHAK KEDUA akan memberikan uang tanda jadi sebesar Rp 171.000.000 ,00 atau
jumlah uang terbilang (dalam huruf) Seratus Tujuh puluh satu juta Rupiah kepada
PIHAK PERTAMA di mana penyerahan uang tersebut dilakukan setelah
penandatanganan Surat Perjanjian ini.
2. Sisa pembayaran sebanyak Rp 209.000.000,00 atau jumlah uang terbilang (dalam
huruf) Dua Ratus sembilan puluh juta Rupiah akan dibayarkan PIHAK KEDUA
sesuai Pasal 2 perjanjian ini.

Pasal 3*
BESARNYA UANG MUKA DAN UANG CICILAN

Besarnya uang cicilan untuk selama waktu sebagaimana tercantum dalam pasal 2 tersebut
di atas, adalah sebagai berikut:
1. Uang muka atau DP (Down Payment) sebesar 45 % ( dalam huruf sejumlah Empat
puluh lima persen ) dari keseluruhan harga tanah yang disepakati sesuai pasal 2.
Jumlah total uang muka yang akan diberikan adalah sebesar Rp 171.000.000 ,00
(dalam huruf sejumlah Seratus tujuh puluh satu Rupiah) dan akan diberikan Pihak
Kedua kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya pada Tanggal 8 (Delapan) Bulan
Juni Tahun 2022 ( dua ribu dua puluh dua ) setelah penandatanganan Surat
perjanjian ini.
2. Lama jangka waktu cicilan adalah 2 (Dua) bulan. Cicilan dibayar per tanggal 8
(Delapan ) setiap bulannya secara ( tunai ) ke Pihak Pertama. Sedangkan untuk
jumlah bunga cicilan ditentukan sebesar 1 % ( Satu persen) sesuai kesepakatan
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sebagai berikut:
3. Cicilan Pertama sebesar Rp 104.500.000 ,00 + Rp 1.045.000,00 (bunga 1%) = Rp
105.545.000,00 (dalam huruf sejumlah Seratus lima juta lima ratus empat puluh lima
ribu Rupiah) akan dibayarkan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama selambat-
lambatnya pada Tanggal 8 (Delapan) Bulan Mei Tahun 2022 (Dua Ribu Dua Puluh
Dua )
4. Cicilan Terakhir sebesar Rp 104.500.000, ,00 + Rp 1.045.000,00 = Rp
105.545.000,00 (dalam huruf sejumlah Seratus lima juta lima ratus empat puluh lima
ribu Rupiah) akan dibayarkan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama selambat-
lambatnya pada Tanggal 8 ( Delapan ) Bulan Juni Tahun 2022 ( Dua Ribu dua puluh
dua )

Pasal 4
JAMINAN DAN SAKSI

Pihak Pertama menjamin sepenuhnya bahwa Tanah yang dijualnya adalah milik sah atau
hak pihak pertama sendiri dan tidak ada orang atau pihak lain yang turut mempunyai hak,
bebas dari sitaan, tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa, hak kepemilikannya
tidak sedang dipindahkan atau sedang dijaminkan kepada orang atau pihak lain dengan
cara bagaimanapun juga, dan tidak sedang atau telah dijual kepada orang atau pihak lain.

Apabila PIHAK PERTAMA, Tidak memberikan atau menyertakan dan memperlihatkan


sertifikat asli tanah hak milik tersebut selambat-lambatnya Tanggal 8 ( Delapan ) Bulan
Juni Tahun 2022 ( Dua ribu dua puluh dua ) kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK
PERTAMA bersedia menerima tuntutan dari PIHAK KEDUA untuk memperkarakan
tuntutan ke pengadilan jika syarat (Sertifikat Asli) yang ditentukan tidak dipenuhi.

Jaminan pihak pertama dikuatkan oleh dua orang yang turut menandatangani Surat
Perjanjian ini selaku saksi.

Kedua orang saksi tersebut adalah:

1. Nama : Santi
Tempat, Tgl Lahir : Mehaga, 28 Oktober 2003
Pekerjaan : Guru
Alamat : Desa Mehaga kec. Somambawa Kab. Nias Selatan
Hubungan Kekerabatan : Tetangga

Selanjutnya disebut sebagai Saksi I

2. Nama : Leha
Tempat, Tgl Lahir : Mehaga, 16 Agustus 2001
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Desa Mehaga, kec. Somambawa Kab. Nias Selatan
Hubungan Kekerabatan : Saudara

Selanjutnya disebut sebagai Saksi II.

Pasal 5
PENYERAHAN

Pihak pertama berjanji serta mengikatkan diri untuk menyerahkan tanah berikut bangunan
rumah tersebut di dalam keadaan kosong beserta kunci-kuncinya kepada pihak kedua
selambat-lambatnya Rabu, 8 Juni 2022 ( Rabu/8/Juni ) hari / minggu / bulan.

Pasal 6
STATUS KEPEMILIKAN 

Sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian ini maka tanah dan bangunan rumah tersebut di
atas beserta segala keuntungan maupun kerugiannya sepenuhnya menjadi hak milik Pihak
Kedua.

Pasal 7
PEMBALIKNAMAAN KEPEMILIKAN 

1. Pihak pertama wajib membantu  pihak kedua dalam proses pembaliknamaan atas
kepemilikan hak tanah dan bangunan rumah tersebut dalam hal pengurusan yang
menyangkut instansi-instansi terkait, memberikan keterangan-keterangan serta
menandatangani surat-surat yang bersangkutan serta melakukan segala hak yang
ada hubungannya dengan pembaliknamaan serta perpindahan hak dari Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua.
2. Segala macam biaya yang berhubungan dengan balik nama atas tanah dan
bangunan rumah dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua dibebankan sepenuhnya
kepada (Pihak Kedua/Pihak Kedua*)

Pasal 8
PAJAK, IURAN, DAN PUNGUTAN

Kedua belah pihak bersepakat bahwa segala macam pajak, iuran, dan pungutan uang yang
berhubungan dengan tanah dan bangunan rumah di atas:
1. Sebelum hingga ditandatanganinya Surat Perjanjian ini maka segala macam pajak,
iuran, dan pungutan yang berhubungan dengan dan dan bangunan rumah di atas
masih tetap menjadi kewajiban dan tanggung jawab Pihak Pertama.
2. Setelah ditandatanganinya perjanjian ini dan seterusnya semua hal tersebut di atas
sepenuhnya menjadi kewajiban dan tanggung jawab Pihak Kedua.

Pasal 9
MASA BERLAKUNYA PERJANJIAN 

Perjanjian ini tidak berakhir karena meninggal dunianya pihak pertama, atau karena sebab
apapun juga. Dalam keadaan demikian maka para ahli waris atau pengganti pihak pertama
wajib mentaati ketentuan yang tertulis dalam perjanjian ini dan pihak pertama mengikat diri
untuk melakukan segala apa yang perlu guna melaksanakan ketentuan ini.

Pasal 10
HAL-HAL LAIN 

Hal-hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan dibicarakan serta diselesaikan
secara kekeluargaan melalui jalan musyawarah untuk mufakat oleh kedua belah pihak.

Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN 

Apabila Pihak Pertama melanggar kesepakatan yang tercantum dalam Pasal 4 ayat 3
tentang penyerahan dan melihatkan sertifikat asli kepada Pihak Kedua sebagaimana syarat
peralihan hak / pembalikkan nama kepemilikan maka Pihak Pertama bersedia menerima
tuntutan Pihak Kedua yaitu tuntutan ke pengadilan jika syarat (Sertifikat Asli) yang
ditentukan tidak dipenuhi. Tentang perjanjian ini dan segala akibatnya kedua belah pihak
memilih menyelesaikan perkara di Gedung pengadilan Negeri di Gunungsitoli, Sumatera
Utara.

Demikianlah Surat Perjanjan ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap yang bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama, ditandatangani kedua belah pihak di Desa
Mehaga, kec. Somambawa, kab. Nias Selatan pada Hari Jumat Tanggal 8 ( Delapan ) Bulan
April Tahun 2022 ( Dua ribu dua puluh dua ), dalam keadaan sadar serta tanpa adanya
paksaan atau tekanan dari pihak manapun
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

HOSEA LAIA KARDIN SENJANG


SAKSI PERTAMA SAKSI KEDUA

SANTI LEHA

*coret yang tidak perlu. ( Disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi yang terjadi sesungguhnya)

Anda mungkin juga menyukai