PEMBAHASAN
adalah yaitu Ny. “A” dengan G2P1A0, hasil yang ditemukan adalah janin hidup,
tunggal, punggung kanan ibu, persentase kepala dan keadaan ibu dan janin baik.
Hal ini sesuai dengan salah satu dari 68 nomenklatur kebidanan. Hal ini sesuai
nomenklatur kebidanan.
Simalingkar B
S : Ny. “A” datang ke klinik Bidan Sri Hartati mengatakan ini merupakan
kehamilan ini diterima dengan baik oleh ibu dan keluarga. Ibu
sebelum hamil 53 kg, dan pada kunjungan saat ini BB 57Kg (ibu
mengalami kenaikan BB 4 kg), LILA 25,5 cm, TT3, tidak ada pucat
striae albicans dan tidak ada bekas luka operasi pada abdomen. Hasil
tidak dilakukan.
kehamilan Trimester I
memicu mual-muntah
2019
Kunjungan Ante Natal Care II
kolostrum.
sebelumnya. LILA 26,5 cm, DJJ 134x/i, pada perut ibu terdapat linea
memapan. Pada bagian kiri abdomen ibu terdapat bagian kecil, bulat
yaitu ekstremitas.
hari, di malam hari dan harus dengan air putih. Dan menganjurkan ibu
2020
mengatakan gerakan janin aktif dan kuat dan ibu mengatakan sudah
sebelumnya. LILA 27 cm, DJJ 136 x/i, pada perut ibu terdapat linea
memapan. Pada bagian kiri abdomen ibu terdapat bagian kecil, bulat
yaitu ekstremitas.
panggul (PAP).
hari dan dimalam hari, ibu merasa lebih cepat lelah. Ibu mengatakan
baik dan dapat melahirkan spontan, pengeluaran air susu sudah ada.
semakin dekat.
sekarang 65 kg, Hb 12 gr%, DJJ 144 x/i TBBJ 2.790 gr, pada
Leopold II : Bagian kiri abdomen ibu teraba keras, panjang, datar, dan
memapan dan bagian kanan ibu teraba kecil, bulat yaitu ekstremitas.
Leopold III : Bagian bawah abdomen ibu teraba bulat, keras dan
melenting.
4. Anjurkan KB.
sehat, dan tidak ada hal yang perlu di khawatirkan atas kehamilan ibu.
Tujuan :Agar ibu tau penyebab terlalu sering BAK yang dialaminya.
sebelum tidur.
hari.
di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala hebat dan kejang, air
akhir kehamilan.
Kala I Persalinan
2020 datang ke BPM mengatakan perut terasa mules dan ada keluar
Riwayat Obstetri :
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit DM, tidak ada riwayat
penyakit asma, jantung, hipertensi, dan tidak ada riwayat alergi obat.
gram, DJJ 145 x/i, His 3x10’ durasi 30”. VT teraba porsio menipis,
selaput ketuban utuh, pembukaan serviks 7 cm.
03.30 WIB: DJJ: 142 x/i, N: 78 x/i, His 3x10’ durasi 30’’
04.00 WIB: DJJ: 147 x/i, N: 77 x/i, His 3x10’ durasi 30’’
04.30 WIB: DJJ: 148 x/i, N: 80 x/i, His 3x10’ durasi 35’’
05.00 WIB: DJJ: 147 x/i, N: 88 x/i, His 4x10’ durasi 35’’
05.30 WIB: DJJ: 146 x/i, N: 85 x/i, His 4x10’ durasi 45’’
06.00 WIB: DJJ: 144 x/i, N: 90 x/i, His 4x10’ durasi 45’’
P :
dalam.
diberikan.
DATA PERKEMBANGAN
80x/i, S 36,50 C , P 22 x/i, DJJ 142 x/i, his 5x10’ durasi 50”, VT
KALA II Persalinan
mau BAB
O :K/U ibu baik, TD 120/70 mmHg, N 90 x/i, S 36,5 ºC, P 20 x/i, his
II.
leher bayi
Pukul 06.30 WIB Bayi lahir spontan, laki-laki, Apgar score 8/10
tidak terdapat janin kedua, bayi lahir tanggal 15 April 2020 pukul
06.30 wib, jenis kelamin laki-laki, BB 3500 gram dan kandung kemih
kosong.
P :
klem 3 cm dari pusat bayi dan memasang klem kedua 2 cm dari klem
selanjutnya menjepitnya.
KALA IV Persalinan
P :
di 1 jam kedua.
4.4.3 Nifas
Data Subjektif
Ibu mengatakan perut tidak terasa mules lagi. Sudah bisa turun dari tempat
tidur, sudah buang air kecil, air susu ibu lancar dan bayi menyusui dengan
baik.
Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
3. Tanda-tanda vital
Tekanan
: 78 kali/menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu : 37,5 ºC
b. Pemeriksaan fisik
thyroid
10. Ektremitas: tidak ada varises, refleks patela positif, dan tidak
oedem
Asasment
Planning
HR : 78x/menit T : 37,5ºC
(Bounding Attachment).
a. Bayi harus tetap berpakaian dan selimuti setiap saat, memakai pakaian
kering dan lembut serta ganti popok dan baju jika basah.
b. Gunakan topi, kaos tangan, kaos kaki dan pakaian yang hangat pada
melakukannya.
5. Menjelaskan dan mengajarkan ibu perawatan tali pusat.
a. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum dan
pusat.
b. Bila tali pusat kotor atau basah diganti dengan kain kassa steril dan
persalinan dan 1 kapsul 200. 000 IU diminum 24 jam kemudian vit A sudah
Data Subjektif:
1. Ibu mengatakan merasa senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya saat ini.
2. Ibu mengatakan sudah bisa melakukan miring kanan dan miring kiri.
Data Objektif:
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Pols : 80 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36,7 ◦C
Lokhea : Sanguinolenta
Assasment:
Diagnosa : Ny. A usia 29 tahun P2 A0 post partum hari ke-6 dengan keadaan ibu dan bayi sehat
Planning:
1) Memberitahu ibu dan keluarga tentanghasil pemeriksaan, dari hasil pemeriksaan didapatkan
tanda-tanda vital.
Pernapasan : 20 x/i
Temperatur : 37,5 ◦C
Hasil : Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang keadaan umum baik
2) Menganjurkan kepada keluarga agar memberikan dukungan emosional kepada ibu yang baik
untuk mengurangi tingkat kecemasan dan kekhawatiran tentang keadaan ibu saat ini.
3) Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang seperti sayur-
sayuran hijau yang mengandung zat besi yaitu sawi, bayam, daun singkong, dan kangkung untuk
mencegah terjadinya anemia dan juga bisa memperlancar ASI untuk keluar, lauk pauk, buah-
buahan, vitamin seperti tablet Fe, minum minimal 8 gelas/ hari, dan menyarankan ibu untuk
tidak ada pantang makanan bagi ibu nifas karena ibu nifas sangat membutuhkan kalori yang
Hasil: Ibu sudah mengerti dan memahami tentang anjuran yang telah diberikan dengan
4) Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup minimal ±2 jam siang dan ± 8 jam malam
Data Perkembangan Ke-3 Nifas Fisiologis
Data Subjektif:
3. Ibu sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi sesuai dengan anjuran yang telah diberikan.
4. Ibu mengatakan sudah melakukan perawatan payudara dan membersihkan puting susu sebelum
5. Ibu mengatakan sudah melakukan teknik menyusui yang benar dan tepat.
Data Objektif:
2. Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Pols : 80 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 37,5◦C
4. Lokhea : Serosa
Assasment:
Planning:
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik, dari hasil
Pols : 80 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 37,5 ◦C
Hasil: Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang keadaan umum pada ibu.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca persalinan selain bendungan ASI.
Hasil: Tidak ada tanda-tanda demam, infeksi, ibu dalam keadaan baik.
3. Memastikan ibu menyusui bayinya secara on demand dan dengan teknik menyusui yang baik dan
Hail: Ibu telah mengerti dan memahami tentang cara menyusui yang baik dan benar dengan secara on
4. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan KB secara sederhana dengan melakukan KB MAL untuk
pemberian ASI secara eksklusif dilakukan selama 6 bulan dan baru setelah itu ibu menggunakan KB
Hasil: Ibu mengetahui dan memahami tentang informasi yang telah diberikan dan ibu ingin
Data Subjektif
Data Objektif
Pemeriksaan
1. : baik
Pols : 76 kali/menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu : 36,7ºC
2. Pemeriksaan fisik
Muka : tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum Mata :
Lochea :alba
oedem.
Asasment
Planning
2. Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi alami. Ibu dan bayi tidak mengalami
kesulitan.
3. Memastikan ibu untuk mememilih kontrasepsi efektif/sesuai kebutuhan. Ibu telah memilih
kontrasepsi yang akan digunakan yaitu KB suntik 3 bulan.
4. Memberitahu ibu keuntungan dan efek samping dari penggunaan KB suntik 3 bulan.
a. Keuntungan dari penggunaan KB suntik 3 bulan yaitu: dapat digunakan pada ibu
b. Efek samping dari penggunaan KB suntik 3 bulan yaitu : tidak dapat haid, kenaikan berat
badan, perut kembung dan tidak nyaman, perdarahan banyak atau berkepanjangan dan
sefalgia ( sakit kepala) Ibu sudah mengetahui keuntungan dan efek samping dari
S: Bayi Ny. A baru lahir pukul 06.30 wib, dengan keadaan baik dan sehat, segera menangis dan
bergerak aktif.
O: K/u Baik. Apgar score 8/10, jenis kelamin laki-laki, ada anus, ada refleks rooting, refleks
sucking, refleks swallowinng, refleks grapsing, dan refleks moro, tidak ada cacat kongenital.
Tabel.3.1
Frekuensi
( ) Tidak Ada ( ) < 100 ( ) > 100
jantung
( ) Gerakan
Tonus otot ( ) Lumpuh ( ) Menangis
Sedikit
Frekuensi
( ) Tidak Ada ( ) < 100 ( ) > 100
jantung
( ) Gerakan
Tonus otot ( ) Lumpuh ( ) Menangis
Sedikit
Kebutuhan : Menghangatkan tubuh bayi dan memberikan salep mata serta vitamin K dan
imunisasi Hb 0
P:
2. Melakukan pengukuran bayi, dengan hasil BB 3500 gram, PB 48 cm, LK 35 cm, LD 34 cm, jenis
kelamin laki-laki.
3. Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan membedong bayi dan membungkus tali pusat bayi,
Kunjungan 1
S : Bayi baru lahir usia 6 jam, bayi cukup aktif dan menghisap kuat.
P :
2. Melakukan perawatan baru lahir yaitu mengganti popok bayi ketika bayi BAB atau BAK.
3. Memandikan Bayi.
Kunjungan II
S : Bayi Ny. A umur 6 hari. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel dan belum bisa menyusu dengan
O : K/U Baik, N 129 x/i’, P 45 X/i’, S 36, 5 0C, tidak ada kelainan atau cacat bawaan, reflex baik, BB
3600 gram.
Kebutuhan : memandikan bayi dan informasi fisiologi penurunan berat badan bayi.
P:
2. Melakukan perawatan baru lahir yaitu mengganti popok bayi ketika bayi BAB atau BAK.
3. Memandikan Bayi.
Kunjungan III
Di Rumah Ny. A
S : Bayi Ny. A usia 14 hari, bayinya tidak rewel, menyusui kuat, dan hanya diberikan ASI saja.
O : K/U Baik, N 124 x/i, P 48 x/i’, S 36,2 0C, tidak ada kelainan atau cacat bawaan, reflex baik, BB
4000 gram.
A : BBL spontan, umur 14 hari fisiologis dan keadaan umum bayi baik.
P : Memandikan bayi.
9 bulan : Campak
24 bulan : Campak
S: Ibu mengatakan ingin menjadi akseptor KB suntik 3 bulan, sedang menyusui dan sudah selesai
O: K/u Baik, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, S 36,5ºC, P 24 x/menit. TFU tidak teraba diatas
simfisis.
P: Penatalaksanaan
Tanggal : 28 Mei 2017 Pukul : 16.15 WIB
RR : 22x/menit T : 36,5ºC
2. Memberitahu ulang kepada ibu keuntungan dan efek samping dari penggunaan KB suntik 3 bulan.
a. Keuntungan dari penggunaan KB suntik 3 bulan yaitu : Dapat digunakan pada ibu menyusui
b. Efek samping dari penggunaan KB suntik 3 bulan yaitu : tidak dapat haid, kenaikan berat
badan, perut kembung dan tidak nyaman, perdarahan banyak atau berkepanjangan dan sefalgia
(sakit kepala) Ibu sudah mengetahui keuntungan dan efek sampingdari penggunaan KB suntik 3 bulan.
3. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik KB 3 bulan secara IM dibagian bokong.
Ibu sudah mengerti dan bersedia datang kembali untuk mendapatkan suntik ulang.
5.1 PEMBAHASAN
5.1.1 Persalinan
Menurut (Saifuddin, 2014) proses kala I dikatakan normal jika dipantau melalui patograf dan tidak
melewati garis waspada. Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek, karena
saat dipantau dengan menggunakan partograf tidak melewati garis waspada sehingga proses kala I pada
Pada kala II Ny. A berlangsung 30 menit dari pembukaan lengkap pukul 06.00 WIB dan bayi lahir
spontan 06.30 WIB. Saat pertolongan persalinan terdapat 1 lilitan tali pusat yang longgar pada leher
bayi. Menurut penelitian (Dyah, L. 2012) tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali
pusat rata-rata 50-60 cm. Panjang tali pusat pada Ny. A yaitu ±55 bcm.
Pada kasus Ny. A kala III berlangsung selama 5 menit. Hal ini normal terjadi karena plasenta lahir
5-30 menit setelah bayi lahir dengan demikian selama kala III tidak ada penyulit-penyulit dan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek (JPNK-KR, 2014). Pengeluaran plasenta dengan spontan dengan
jumlah kotiledon sekitar 18 buah, selaput ketuban utuh, dan panjang tali pusat ±55 cm, tidak ada
penyulit dan komplikasi pada pelepasan plasenta, dan tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kemudian
melihat robekan pada perineum, perdarahan ±230 cc, kala III berjalan dengan normal.
Kala IV pada Ny. A terdapat robekan jalan lahir derajat 2. Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah
pusat, pengeluaran lochea rubra, kandung kemih kosong. Menurut (Johariah, 2017) kala IV adalah kala
pengawasan selama 2 jam setelah bayi lahir, untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan post partum. Pemantauan pada jam pertama yaitu 15 menit, dan jam ke 2 yaitu 30 menit.
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah tingkat kesadaran, pemeriksaan tanda-tanda vital,
Pada kasus Ny.A kala IV setelah pengeluaran bayi, hingga 2 jam pemantauan dan terdapat rupture
perineum derajat II. Pada Ny. A umur 28 tahun P2A0 yang mengalami ruptur perineum dimana berat
badan lahir 3600 gram. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fetty dan Nur, 2014) yang
menyatakan bahwa dari jumlah ibu bersalin normal 165 orang. Ibu bersalin yang mengalami rupture
perineum sejumlah 63 orang. Dan ibu yang mengalami rupture perineum karena berat badan bayi dari >
3500 gram adalah 21 orang. Maka adanya hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian
rupture perineum.
Menurut penelitian (Endah dan Ina Kuswanti) pada multipara terdapat 180 responden yang mengalami
ruptur perineum, antara lain terdiri dari derajat I berjumlah 58 responden, derajat II berjumlah 120
responden, dan derajat III berjumlah 2 responden. Kejadian ruptur perineum derajat II masih banyak
terjadi pada multipara, hal ini terjadi karena elastisitas perineum pada ibu bersalin normal sangat
rendah.
Mencegah terjadinya perdarahan maka penulis melakukan penjahitan perineum dengan cara matras
dengan menggunakan cut gut chromic, dimulai dari 1 cm diatas luka, jahit sebelah dalam ke arah luar,
dari atas hingga mencapai laserasi. Kemudian melakukan pemeriksaan dengan memasukkan jari ke anus
untuk mengetahui terabanya jahitan pada rectum karena bisa menyebabkan fistula dan bahkan infeksi.
5.1.2 Nifas
Menurut Kemenkes RI (2017a) jadwal kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit 3 kali yang
meliputi untuk deteksi dini, pencegahan, intervensi, dan penanganan-penanganan yang terjadi pada saat
nifas yaitu kunjungan I (KF) 6 jam s/d 3 hari postpartum, kunjungan II (KFII) hari ke 4 s/d 28 hari
Pada saat kunjungan ke rumah Ny. A diajarkan cara melakukan perawatan luka perineum untuk
mencegah terjadinya infeksi dan juga untuk mempercepat proses penyembuhan luka seperti
mengeringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan kebelakang pada saat BAK ataupun
BAB.
Menurut (Kemenkes RI, 2017b) bahwa kunjungan I (KF) 6 jam s/d 3 hari pasca salin bahwa
dilakukan tindakan memastikan involusi uteri, menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau
perdarahan, dan memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat, serta memastikan ibu
menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda infeksi dan bagaimana perawatan bayi sehari-hari. Dari
hasil pemantauan tidak ada kesenjangan teori dan praktek dan dikatakan normal.
5.1.3 Bayi Baru Lahir
Manajemen/ asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi
pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah kelahiran. Pada bayi lahir yaitu
jaga kehangatan, bersihkan jalan nafas, keringkan dan tetap menjaga kehangatan, potong dan ikat tali
pusat tanpa membubuhi apapun, lakukan Inisiasi Menyusu Dini dengan cara kontak kulit bayi dengan
ibu, berikan salep mata tetrasiklin 0,5% pada kedua mata, suntikkan vitamin K 1 mg/0,5 cc
intramuscular di 1/3 paha bagian luar sebelah kiri anterolateral setelah inisiasi menyusu dini sesuai
dengan teori APN 2016 yaitu pencegahan infeksi menggunakan salep mata tetrasiklin dan semua bayi
baru lahir harus diberi vitamin K injeksi 1 mg intramuskuler di paha kiri sesegera mungkin untuk
mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi. Dalam hal ini tidak ada ditemukan masalah pada
bayi.
Bayi Ny. A lahir spontan pada tanggal 15 April 2020 pukul 06.30 WIB. Menangis kuat dan warna
kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, tidak ada cacat kongenital, dengan panjang badan 48 cm, dan
berat badan 3600 gram, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 34 cm. Berdasarkan data tersebut
disimpulkan bahwa bayi pada Ny. A tidak mengalami kelainan karena sesuai dengan teori yang
mengatakan berat badan normal bayi 2500-4000 gram, panjang badan lahir 48-50 cm, lingkar dada 32-
Bayi Ny. “A” 6 hari setelah lahir mengalami penurunan berat badan. Secara normal, neonatus
aterm akan mengalami penurunan berat badan sekitar 4-7% dari berat lahir selama minggu pertama
kehidupan. Hal ini merupakan suatu proses penyesuaian fisiologis transisi dari lingkungan intrauterine
ke lingkungan ekstrauterin.
Ada beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat dipilih oleh Ny. A yang sesuai dengan ibu
yang menyusui, diantaranya yaitu pil progestin, KB suntik, AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit),
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan juga kondom. Masing-masing dari alat kontrasepsi
tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga Ny. “A” dapat bebas memilih alat
Konseling yang digunakan pada Ny. “A” bertujuan untuk mengetahui KB apa yang cocok bagi
kondisi seorang ibu yang sedang menyusui serta mengetahui efektifitas serta efek samping penggunaan
setiap alat kontrasepsi. Hal ini sesuai dengan teori dalam (Pinem, 2014) yang menyatakan bahwa
melalui konseling petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
digunakannya dan sesuai denggan keinginannya, membuat klien merasa lebih puas, meningkatnya
hubungan dan kepercayaan yang sudah ada antara petugas dan klien, membantu klien dalam
Ada beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat dipilih oleh Ny.A yang sesuai dengan ibu
yang menyusui, diantaranya yaitu pil progestin, KB suntik, AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit),
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan juga kondom. Masing-masing dari alat kontrasepsi
tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga Ny. A dapat bebas memilih alat
Konseling yang digunakan pada Ny. A bertujuan untuk mengetahui KB apa yang cocok bagi
kondisi seorang ibu yang sedang menyusui serta mengetahui efektifitas serta efek samping penggunaan
setiap alat kontrasepsi. Hal ini sesuai dengan teori dalam (Pinem, 2014) yang menyatakan bahwa
melalui konseling petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
digunakannya dan sesuai denggan keinginannya, membuat klien merasa lebih puas, meningkatnya
hubungan dan kepercayaan yang sudah ada antara petugas dan klien, membantu klien dalam
Asuhan keluarga berencana pada Ny. A dilakukan 6 minggu setelah ibu bersalin atau lewat dari
masa nifas. Asuhan tersebut meliputi pengkajian riwayat kontrasepsi sebelumnya, memperkenalkan dan
menjelaskan kembali metode kontrasepsi yang pada saat ini sedang dibutuhkan ibu, hal ini sesuai
dengan Walyani, (2015) bahwa prinsip pelayanan kontrasepsi yaitu metode SATU TUJU. Asuhan telah
diberikan pada keluarga Tn. T dan Ny. A , sehingga Ny. A menginginkan kontrasepsi yang tidak
menganggu ASI, karena ingin memberikan ASI eksklusif kepada bayinya maka disarankan untuk
memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan Ny. A yaitu suntik Kb 3 bulan. Kb suntik 3 bulan menurut
Pinem, (2014) merupakan alat kontrasepsi yang sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua
perempuan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat rata-rata 4 bulan, cocok untuk
masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI. Keuntungan KB suntik 3 bulan yaitu: efektifitas
tinggi, sederhana pemakaiannya, cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali dalam 1
tahun), cocok untuk ibu menyusui, tidak berdampak serius pada penyakit gangguan pembekuan darah
dan jantung karena tidak mengandung hormon estrogen, dapat mencegah kanker endometrium,
Dari metode yang dijelaskan tentang macam-macam alat kontrasepsi, Ny. A memilih
menggunakan kontrasepsi KB suntik 3 bulan karena kontrol medis ringan, biaya tidak mahal, tidak
menganggu ASI dan suami lebih menyetujui KB suntik 3 bulan. Setelah dilakukan pemeriksaan,
keadaan Ny. A normal, tidak didapat tanda-tanda bahaya pada ibu dan hasil planotest negative sehingga
Asuhan yang diberikan pada tanggal 27 Mei 2020 dan melakukan suntikan KB 3 bulan yang
disuntikkan di bokong secara IM 1/3 dari SIAS dan coccygis. Setelah dilakukan penyuntikan KB suntik
3 bulan, memberitahu ibu tanggal kunjungan pada tanggal 18 Agustus 2020 untuk melakukan
penyuntikan ulang. Menganjurkan ibu untuk tidak lupa datang kembali melakukan penyuntikan ulang
pada tanggal yang sudah ditentukan baik dalam keadaan haid ataupun tidak haid. Apabila ada keluhan
informasi efek samping, keuntungan, kerugian penggunaan alat kontrasepsi ini, serta
memberitahukan kepada ibu kapan akan dilakukan pencabutan implant. Apabila Ny. A mengalami