Anda di halaman 1dari 40

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

Setelah dilakukan pengkajian maka analisa data menurut asumsi penulis

adalah yaitu Ny. “A” dengan G2P1A0, hasil yang ditemukan adalah janin hidup,

tunggal, punggung kanan ibu, persentase kepala dan keadaan ibu dan janin baik.

Hal ini sesuai dengan salah satu dari 68 nomenklatur kebidanan. Hal ini sesuai

dengan teori (Kemenkes, 2015). Mengatakan diagnosanya sesuai dengan

nomenklatur kebidanan.

4.2 Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitin di Klinik Bidan Sri Hartati Perumahan River Valley

Simalingkar B

4.3 Gambaran Responden

Responden yang dijadikan sebagai penelitian yaitu seorang ibu rumah

tangga Trimester pertama kehamilan.


4.4 Hasil Kunjungan

4.4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan

Biodata Ibu Suami

Nama : Ny. “A” Tn. “R”

Umur : 28 Tahun 30 Tahun

Agama : Islam Islam

Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia cina/Indonesia

Pendidikan : SMP SMA

Pekerjaan : IRT Wiraswasta

Alamat : River Valley River Valley

Kunjungan Ante Natal Care I

Tanggal 20 September 2019 Jam 09.20 WIB

S : Ny. “A” datang ke klinik Bidan Sri Hartati mengatakan ini merupakan

kunjungan yang pertama. Ibu mengeluh mengalami pusing dan mual-

muntah dipagi hari. Ibu mengatakan pertama kali mengalami

menstruasi di usia 13 tahun dan mengalami rasa nyeri saat menstruasi.


Riwayat Obstetri:

Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga, riwayat persalinan

sebelumnya spontan dan tidak pernah mengalami abortus.

1. 2 tahun, perempuan, spontan, aterm, 3600 gr

2. Kehamilan saat ini

Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 01-07-2019.

Ibu mengatakan gerakan janin belumdirasakan. Ibu mengatakan

hanya mengkonsumsi obat dari bidan sebelumnya berupa tablet Fe

dan Asam Folat. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat asma,

jantung, hipertensi, diabetes mellitus dan tidak ada riwayat alergi

obat. Tidak ada riwayat keturunan kembar, dan tidak ada

kebiasaan yang merugikan kesehatan. Secara psikososial

kehamilan ini diterima dengan baik oleh ibu dan keluarga. Ibu

mengatakan pernah menggunakan KB suntik 1 bulan selama ± 1

tahun dan tidak mengalami keluhan serta berhenti karena ingin

mempunyai anak lagi.

O : Keadaan umum (K/U) ibu baik, Tafsiran Tanggal Persalinan ibu

tanggal 14-04-2020, Tekanan Darah 100/70 mmHg, Nadi 84 x/i, Suhu

36,50C, Pernafasan 20 x/i, Tinggi Badan 156 cm, Berat Badan

sebelum hamil 53 kg, dan pada kunjungan saat ini BB 57Kg (ibu

mengalami kenaikan BB 4 kg), LILA 25,5 cm, TT3, tidak ada pucat

dan bengkak pada wajah, conjungtiva tidakpucat dan scleratidak


kuning, lubang hidung bersih dan tidak terdapat polip, lidah bersih,

tidak terdapat stomatitis, mamae tidak ada benjolan, puting susu

menonjol dan belum ada pengeluaran colostrum, terdapat linea nigra,

striae albicans dan tidak ada bekas luka operasi pada abdomen. Hasil

pemeriksaan palpasi teraba ballotement (+). Pemeriksaan penunjang

tidak dilakukan.

A : Ibu hamil G2P1A0 dengan usia kehamilan 09-10 minggu. Keadaan

ibu dan janin baik.

Masalah : ibu mengalami pusing dan mual-muntah dipagi hari

dengan frekuensi 1-2 kali/hari

Kebutuhan :1. Pendidikan kesehatan dan konseling ketidaknyamanan

kehamilan Trimester I

2. Informasi tentang personal hygine

3. Informasi tentang tanda bahaya selama kehamilan

4. Informasi tentang pola istirahat

5. Informasi tentang nutrisi pada ibu hamil

P : 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

seperti vital sign, LILA, pembesaran perut ibu dalam batas

normal dan keadaan ibu dan janin baik.


Tujuan : Agar ibu mengerti keadaanya sekarang.

2. Menginformasikan ibu untuk bangun dari tempat tidur perlahan-

lahan, makan sedikit tetapi sering dan hindari makanan yang

memicu mual-muntah

Tujuan : Agar tidak memicu terjadinya mual-muntah berlebihan

3. Menginformasikan kepada ibu tentang personal hygine seperti

mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari. Menganjurkan ibu

untuk mengantikan pakaian dalam jika sudah lembab.

Tujuan : Agar kebersihan diri ibu tetap terjaga.

4. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan.

Tanda bahaya kehamilan yang mungkin bisa terjadi seperti:

perdarahan pervaginam, mual-muntah berlebihan, demam tinggi,

dan sakit kepala berat

Tujuan : Agar ibu mengetahui tanda bahaya yang mungkin

terjadi di awal kehamilan

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

Tujuan: Agar kebutuhan istirahat ibu terpenuhi

6. Melakukan pendokumentasian kedalam buku KIA.

Tujuan Agar mengetahui perkembangan ibu setiap pemeriksaan

untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi.

7. Menginformasikan kunjungan ulang pada tanggal 23 Desember

2019
Kunjungan Ante Natal Care II

Tanggal 23 Desember 2019 Jam 10.00 WIB

S : Ny. M mengatakan saat ini ibu sedang mengalaminafsu makan

meningkat. Ibu mengatakan gerakan janin pertama dirasakan umur

kehamilan 5-6 bulan dan ibu mengatakan belum ada pengeluaran

kolostrum.

O : K/U Baik TD 110/70 mmHg, N86 x/i, S 36,30C, P 20 x/i, BB

sekarang 61 kg, ibu mengalami pertambahan 4 kg BB dari kunjungan

sebelumnya. LILA 26,5 cm, DJJ 134x/i, pada perut ibu terdapat linea

nigra, striae albicans, TBBJ 2,015 gr, hasil pemeriksaan leopold:

Leopold I : TFU setinggipusat (24 cm).

Leopold II : Bagian kanan abdomen ibu teraba keras, panjang, dan

memapan. Pada bagian kiri abdomen ibu terdapat bagian kecil, bulat

yaitu ekstremitas.

Leopold III : Bagian bawah abdomen ibu teraba bulat, keras,

melenting dan mudah digoyang.

Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk rongga pintu atas


panggul (PAP).

A : Kemungkinan usia kehamilan 24-26 minggu, dengan presentasi

kepala, punggung kanan, janin hidup, tunggal, intra uterin. Keadaaan

umum ibu dan janin baik.

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Informasi kehamilan dengan menganjurkan ibu untuk

tetap istirahat yang cukup

P: 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan

diberikan. Seperti melakukan vital sign, dan hasil pemeriksaan

leopold, juga memberitahu hasil pemeriksaan kadar haemoglobin

dalam darah ibu. Tujuan :Agar ibu mengerti keadaanya sekarang.

2. Menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi tablet Fe dalam

kehamilan sejak ibu mengetahui kehamilannya untuk dapat membantu

meningkatkan kadar Hb darah ibu, dengan meminum satu tablet per

hari, di malam hari dan harus dengan air putih. Dan menganjurkan ibu

tetap mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A.

Tujuan : Agar membantu meningkatkan kadar Hb darah ibu.

3. Melakukan penyuntikan TT4

Tujuan : Agar ibu terlindungi dari Tetanus Toxoid


4. Melakukan pendokumentasian kedalam buku KIA.

Tujuan :Agar mengetahui perkembangan ibu setiap pemeriksaan untuk

mengantisipasi terjadinya komplikasi.

1. Menginformasikan kunjungan ulangan pada tanggal 28 Februari

2020

Kunjungan Ante Natal Care III

Tanggal : 28 Februari 2020 Jam 10.00 WIB

S : Ny. “A” mengatakan saat ini ibu dalam keadaan sehat.Ibu

mengatakan gerakan janin aktif dan kuat dan ibu mengatakan sudah

ada pengeluaran kolostrum.

O : K/U Baik TD 120/70 mmHg, N86 x/i, S 36,30C, P 20 x/i, BB

sekarang 63 kg, ibu mengalami pertambahan 2 kg BB dari kunjungan

sebelumnya. LILA 27 cm, DJJ 136 x/i, pada perut ibu terdapat linea

nigra, striae albicans, TBBJ 2,635 gr, hasil pemeriksaan leopold:

Leopold I : TFU 3 jari dipusat (28 cm).

Leopold II : Bagian kanan abdomen ibu teraba keras, panjang, dan

memapan. Pada bagian kiri abdomen ibu terdapat bagian kecil, bulat

yaitu ekstremitas.

Leopold III : Bagian bawah abdomen ibu teraba bulat, keras,

melenting dan mudah digoyang.


Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk rongga pintu atas

panggul (PAP).

A: Kemungkinan usia kehamilan 28-31 minggu, dengan

presentasi kepala, punggung kanan, janin hidup, tunggal, intra uterin.

Keadaaan umum ibu dan janin baik.

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : 1. Informasi kehamilan dengan menganjurkan ibu untuk

tetap istirahat yang cukup

P: 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan

diberikan. Seperti melakukan vital sign, dan hasil pemeriksaan

leopold. Tujuan :Agar ibu mengerti keadaanya sekarang.

2. Menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi tablet Fe dalam

kehamilan sejak ibu mengetahui kehamilannya untuk dapat membantu

meningkatkan kadar Hb darah ibu, dengan meminum satu tablet per

hari, di malam hari dan harus dengan air putih.

Tujuan : Agar membantu meningkatkan kadar Hb darah ibu.

3. Melakukan pendokumentasian kedalam buku KIA.

Tujuan :Agar mengetahui perkembangan ibu setiap pemeriksaan untuk

mengantisipasi terjadinya komplikasi.

1. Menginformasikan kunjungan ulangan pada tanggal 25 Maret 2020


Kunjungan Ante Natal Care IV

Tanggal : 01 April 2019 Jam :10 .00 Wib

S: Ibu mengatakan bahwa saat ini hampir ± 15x kencing di siang

hari dan dimalam hari, ibu merasa lebih cepat lelah. Ibu mengatakan

sudah melakukan pemeriksaan USG dan hasilnya janin dalam kondisi

baik dan dapat melahirkan spontan, pengeluaran air susu sudah ada.

Ibu mengatakan akan bersalin dengan penolong bidan. Ibu

mengatakan sedikit cemas menghadapi proses persalinan yang

semakin dekat.

O: K/U Baik TD 110/70 mmHg, N80 x/i, S 36,30C, P 20 x/i, BB

sekarang 65 kg, Hb 12 gr%, DJJ 144 x/i TBBJ 2.790 gr, pada

pemeriksaan leopold didapat hasil:

Leopold I : TFU setinggi prosesus xiphodeus (30 cm).

Leopold II : Bagian kiri abdomen ibu teraba keras, panjang, datar, dan
memapan dan bagian kanan ibu teraba kecil, bulat yaitu ekstremitas.

Leopold III : Bagian bawah abdomen ibu teraba bulat, keras dan

melenting.

Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk rongga panggul.

A : Kemungkinan ibu hamil usia kehamilanantara 36-38minggu,

dengan presentasi kepala, punggung kiri, janin hidup, tunggal, intra

uterin, dan keadaan umum ibu dan janin baik.

Kebutuhan : 1. Informasi tentang perubahan fisiologis di trimester III.

2. Informasi posisi yang nyaman pada kehamilan trimester III.

3. Informasi tentang tanda bahaya kehamilan.

4. Anjurkan KB.

5. Informasi tentang ASI eksklusif.

P: .Meninformasikan hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi ibu

sehat, dan tidak ada hal yang perlu di khawatirkan atas kehamilan ibu.

Tujuan : Agar ibu mengerti keadaanya sekarang.

Menjelaskan pada ibu perubahan fisiologi sistem perkemihan

kehamilan trimester III.Ureter membesar, tonus otot- otot saluran

kemih menurun akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing

lebih sering. Dinding saluran kemih bisa tertekan oleh perbesaran

uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin menurun, namun ini


dianggap normal.

Tujuan :Agar ibu tau penyebab terlalu sering BAK yang dialaminya.

3. Menganjurkan ibu tetap mengonsumsi tablet Fe, setiap hari

sebelum tidur.

Tujuan : Agar kadar Hb dapat ditingkatkan dan mempersiapkan diri

mengahadapi persalinan dan nifas.

4. Menganjurkan ibu untuk mengurangi minum air putih di malam

hari.

Tujuan : Agar frekuensi BAK berkurang.

5. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan.

Tanda bahaya kehamilan yang mungkin bisa terjadi seperti: bengkak

di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala hebat dan kejang, air

ketuban keluar sebelum waktunya, bayi dikandungan gerakkannya

berkurang atau tidak bergerak.

Tujuan : Agar ibu mengetahui tanda bahaya yang mungkin terjadi di

akhir kehamilan.

6. Menganjurkan ibu menjadi akseptor alat kontrasepsi jangka

panjang. Ibu memahami dan masih belum memberikan keputusan.

7. Menginformasikan kepada ibu pentingnya memberikan IMD

segera setelah bayi lahir dan memberikan ASI eksklusif selama 6


bulan tanpa makanan pendamping apapun.

8. Melakukan pendokumentasian kedalam buku KIA.

Tujuan : agar mengetahui perkembangan ibu setiap pemeriksaan

untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi.

4.4.2. Asuhan Kebidanan Persalinan

Kala I Persalinan

Tanggal 14 April 2020 Jam: 03.00 Wib

S : Ny.”A” dengan G2 P1 A0, HPHT: 01-07-2019, TTP: 08 -04-

2020 datang ke BPM mengatakan perut terasa mules dan ada keluar

lendir campur darah sejak pukul 23.00 wib.

Riwayat Obstetri :

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit DM, tidak ada riwayat

penyakit asma, jantung, hipertensi, dan tidak ada riwayat alergi obat.

O : K/U Baik, TD 120/70 mmHg, N 88 x/i, S 36,6 C, P 24 x/i,

konjungtiva tidak pucat, mamae tidak ada benjolan, puting susu

menonjol, sudah ada pengeluaran kolostrum. TFU 32 cm, punggung

kanan, presentasi kepala, penurunan 3/5 di hodge H II, TBBJ 3100

gram, DJJ 145 x/i, His 3x10’ durasi 30”. VT teraba porsio menipis,
selaput ketuban utuh, pembukaan serviks 7 cm.

 03.30 WIB: DJJ: 142 x/i, N: 78 x/i, His 3x10’ durasi 30’’

 04.00 WIB: DJJ: 147 x/i, N: 77 x/i, His 3x10’ durasi 30’’

 04.30 WIB: DJJ: 148 x/i, N: 80 x/i, His 3x10’ durasi 35’’

 05.00 WIB: DJJ: 147 x/i, N: 88 x/i, His 4x10’ durasi 35’’

 05.30 WIB: DJJ: 146 x/i, N: 85 x/i, His 4x10’ durasi 45’’

 06.00 WIB: DJJ: 144 x/i, N: 90 x/i, His 4x10’ durasi 45’’

A : G2 P1 A0 usia kehamilan 39-41 minggu, janin hidup, tunggal,

letak membujur, punggung kanan, presentasi kepala, sudah masuk

PAP. Inpartu kala I fase aktif sub fase dilatasi maksimal.

Kebutuhan: Pemantauan kemajuan persalinan

P :

1. Melakukan pemeriksaaan TTV, dan observasi tanda bahaya,

kemajuan persalinan dan kesejahteraan janin, melakukan pemeriksaan

dalam.

2. Melakukan pemeriksaan (VT) dalam per 4 jam

3. Melakukan pemantauan DJJ, nadi dan kontraksi per setengah jam

4. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan

diberikan.

5. Menginformasikan bahwa saat ini pembukaan serviks sudah 7 cm.

6. Memantau kemajuan persalinan dengan partograf.


7. Mengajarkan ibu teknik relaksasi pada saat tidak ada his.

8. Mempersiapkan alat, obat dan alat pelindung diri (APD).

9. Memberikan pemenuhan nutrisi ibu.

10. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan

11. Mempersipkan alat dan bahan pertolongan persalinan

DATA PERKEMBANGAN

Jam 06.00 WIB

S : Ibu mengatakan perut semakin mules dan lemas

O : Melakukan pemeriksaan K/U ibu baik, TD 110/70 mmHg, N

80x/i, S 36,50 C , P 22 x/i, DJJ 142 x/i, his 5x10’ durasi 50”, VT

didapat hasil pembukaan serviks 10 cm, penurunan 0/5 di hodge III.

A : G2 P1 A0 inpartu kala I fase aktif diselerasi dan keadaan umum

ibu dan janin baik.

Masalah : Perut semakin sering mules dan lemas

Kebutuhan : Memantau kemajuan persalinan

P : Pukul 06.05 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan dan asuhan

yang diberikan. Ibu mengerti

Pukul 06.07 WIB Menganjurkan pendamping persalinan memberikan


semangat. Ibu didampingi oleh suami

Pukul 06.08 WIB Mengajarkan teknik relaksasi dan posisi

mempercepat persalinan. Ibu melakukannya dengan baik

Pukul 06.10 WIB Ketuban sudah pecah

KALA II Persalinan

Tanggal 14 April 2020 Jam 06.15 WIB

S : Ibu merasa sangat kesakitan dan sudah ada keinginan seperti

mau BAB

O :K/U ibu baik, TD 120/70 mmHg, N 90 x/i, S 36,5 ºC, P 20 x/i, his

5x10’ durasi 50”, VT pembukaan lengkap (10 cm), portio menipis,

penurunan kepala 0/5, kepala di hodge III, terdapat tanda-tanda kala

II.

A : G3 P2 A0 inpartu Kala II dengan K/U ibu dan janin baik.

Masalah : Ada keinginan seperti mau BAB.

Kebutuhan : Memimpin persalinan.

P : Pukul 06.20 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan, asuhan yang

diberikan. Ibu mengerti. Mengajarkan teknik meneran dan teknik

relaksasi, Ibu melakukannya dengan baik

Pukul 06.25 WIB Menolong persalinan. Ternyata pada saat

pertolongan persalinan terdapat 1 lilitan tali pusat yang longgar pada

leher bayi

Pukul 06.30 WIB Bayi lahir spontan, laki-laki, Apgar score 8/10

dengan warna badan kemerahan, gerakan rangsangan lemah, aktivitas


sedikit, pernafasan teratur, nadi <100 x/i, Memotong tali pusat,

memfasilitasi IMD, berhasil pada menit ke 30 menit.

KALA III Persalinan

Jam 06.31 WIB :

S : Ibu mengatakan ada perasaan mules pada perut ibu.

O : K/Ubaik, TFU setinggi pusat, kontraksi ada, teraba bulat, keras,

tidak terdapat janin kedua, bayi lahir tanggal 15 April 2020 pukul

06.30 wib, jenis kelamin laki-laki, BB 3500 gram dan kandung kemih

kosong.

A : P3 A0 inpartu kala III dengan K/U ibu baik.

Masalah : ada perasaan mules pada perut ibu.

Kebutuhan : pengeluaran plasenta dengan manajemen aktif kala III.

P :

1. Selanjutnya memastikan bayi hidup tunggal dan menyuntikan

oksitosin 10 unit di 1/3 paha kanan atas ibu dan melakukan

pemotongan tali pusat dengan cara: menjepit tali pusat menggunakan

klem 3 cm dari pusat bayi dan memasang klem kedua 2 cm dari klem

pertama dan memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut

selanjutnya menjepitnya.

2. Penolong mengganti kain basah dan menyelimuti bayi dengan kain

yang bersih dan kering


3. Memindahkan klem pada tali pusat kira-kira 5-10 cm dari vulva.

4. Melakukan peregangan tali pusat terkendali serta menilai pelepasan

plasenta dengan perasat kustner. Ternyata tali pusat tidak masuk

kembali kedalam vagina yang berarti plasenta sudah lepas dari

dinding uterus. Melakukan pengeluaran plasenta yaitu penolong

menarik tali pusat ke arah bawah kemudian ke arah atas, mengikuti

kurve jalan lahir sambil tangan kiri meneruskan tekanan berlawanan

arah pada uterus. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan

kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang

plasenta dan memutar plasenta atau memilin plasenta searah jarum

jam dengan lembut dan perlahan.

5. Plasenta lahir spontan pukul 06.35 wib. Melihat Kelengkapan

plasenta yaitu kotiledon lengkap 18 buah, panjang tali pusat ± 70 cm

selaput ketuban lengkap. Melakukan masase uterus, kontraksi uterus

baik, kandung kemih kosong.

KALA IV Persalinan

Jam 06.36 WIB

S : Ibu sudah merasa lebih tenang dan lebih baik

O : K/U Baik, TD: 110/ 70 mmHg, N 80 x/i, S 36,5 0C, P 22 x/i.

Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih

kosong, pengeluaran lochea rubra normal.

A : Post partum kala IV dengan rupture perenium derajat II

Masalah : Nyeri pada luka perineum.


Kebutuhan :Penjahitan luka perineum dan pengawasan kala IV.

P :

1. Memeriksa laserasi jalan lahir.

2. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan

diberikan. Ibu memahami. Mengestimasi jumlah perdarahan sebanyak

±230 cc dan terdapat ruptur perineum derajat II.

3. Melakukan penjahitan perineum dengan teknik jelujur.

4. Membersihkan ibu dengan mengganti baju ibu, memasang gurita

dan pembalut pada ibu.

5. Memfasilitasi pemenuhan nutrisi dan melengkapi partograf.

6. Melakukan pemantauan kala IV, memantau keadaan ibu dalam 2

jam postpartum, setiap 15 menit di 1 jam pertama dan setiap 30 menit

di 1 jam kedua.

 Jam 06.45 wib :Melakukan pemantauan terhadap keadaan ibu.

TD 110/70 mmHg, N 80x/i, S 36,50C, P 22x/i. TFU 2 jari di

bawah pusat, perdarahan normal, kandung kemih telah

dikosongkan, kontraksi baik.

 Jam 07.00 wib :Melakukan pemantauan terhadap keadaan ibu.

TD 110/70mmHg, N 80x/i, S 36,50C, P 22x/i. TFU 2 jari di

bawah pusat, perdarahan normal, kontraksi baik.

 Jam 07.15 wib :Melakukan pemantauan terhadap keadaan ibu.

TD 110/70mmHg,N 80x/i, S 36,50C, P 22x/i. TFU 2 jari di

bawah pusat, jumlah perdarahan normal.


 Jam 07.30 wib :Melakukan pemantauan terhadap keadaan ibu.

TD 110/70mmHg, N 80x/i, S 36,50C, P 22x/i. TFU 2 jari di

bawah pusat, jumlah perdarahan normal.

 Jam 08.00 wib :Melakukan pemantauan terhadap keadaan ibu.

TD 110/70mmHg, N 80x/i, S 36,50C, P 20x/i. TFU 2 jari di

bawah pusat, perdarahan normal, kandung kemih telah

dikosongkan (urine ± 150 cc) dan kontraksi baik.

 Jam 08.30 wib :Melakukan pemantauan terhadap keadaan ibu.

TD 110/70mmHg,N 80x/i, S 36,60C, P 22x/i. TFU 2 jari di

bawah pusat, perdarahan normal, kontraksi baik.

4.4.3 Nifas

Data Perkembangan Ke-I Dengan Nifas Fisiologis

Tanggal : 14 April 2020 Pukul : 10.30 WIB

Data Subjektif

Ibu mengatakan perut tidak terasa mules lagi. Sudah bisa turun dari tempat

tidur, sudah buang air kecil, air susu ibu lancar dan bayi menyusui dengan

baik.

Data Objektif

a. Pemeriksaan umum

1. Keadaan umum : baik


2. Kesadaran : compos mentis

3. Tanda-tanda vital

Tekanan

darah : 110/80 mmHg Pols

: 78 kali/menit

Pernafasan : 22 kali/menit

Suhu : 37,5 ºC

b. Pemeriksaan fisik

1. Muka : tidak pucat, tidak odem, ada cloasmagravidarum

2. Mata : tidak oedem, conjungtiva merah, sklera putih

3. Hidung : tidak ada polip

4. Telinga : simetris dan tidak ada serumen

5. Leher : tidak ada pembengkakan abnormal pada kelenjar

thyroid

6. Dada : aerola mamae hyperpigmentasi,

putting susu menonjol, colostrum sudah keluar

dan tidak ada nyeri tekan

7. Abdomen: TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi


kuat (baik), kandung kemih kosong

8. Genetalia: ada laserasi, perdarahan ± 10 cc, lochea rubra

9. Anus : tidak hemoroid

10. Ektremitas: tidak ada varises, refleks patela positif, dan tidak

oedem
Asasment

Ibu P2 A0 6 jam post partum.

Planning

Tanggal : 14 April 2020 Pukul : 10.30 WIB

1. Memastikan keadaan umum ibu baik.

TD :110/80 mmHg RR : 22x/menit

HR : 78x/menit T : 37,5ºC

Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaannya,

2. Menganjurkan ibu untuk pemberian ASI awal dengan cara mengajarkan

ibu teknik menyusui yang benar dan ibu fokus kebayinya.

Ibu sudah mengerti dan mau melakukannya.

3. Mengajarkan ibu untuk berkomunikasi dengan bayinya dan selalu

memperhatikan bayinya ataupun memberikan dukungan pada bayi

(Bounding Attachment).

Ibu sudah mengerti dan mau melakukannya.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan cara :

a. Bayi harus tetap berpakaian dan selimuti setiap saat, memakai pakaian

kering dan lembut serta ganti popok dan baju jika basah.

b. Gunakan topi, kaos tangan, kaos kaki dan pakaian yang hangat pada

saat tidak dalam dekapan. Ibu sudah mengerti dan bersedia

melakukannya.
5. Menjelaskan dan mengajarkan ibu perawatan tali pusat.

a. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum dan

sesudah memegang bayi dan jangan memberikan apapun pada tali

pusat.

b. Bila tali pusat kotor atau basah diganti dengan kain kassa steril dan

tidak diberikan alcohol mapupun betadine.

Ibu sudah mengerti cara perawatan tali pusat.

5. Pemberian suplemen Vitamin A: 1 kapsul 200.000 IU diminum segera setelah

persalinan dan 1 kapsul 200. 000 IU diminum 24 jam kemudian vit A sudah

boleh diminum oleh ibu.Pemberian terapi oba kepada ibu

- Amoxcillin 3x1 - Omestan 3x1

- Forizol 3x1 - Hufabion 1x1

- Hufabion 1x1 - Lactat 3x1


Data Perkembangan Ke-2 Dengan Nifas Fisiologis

Tanggal: 20 April 2020 Pukul: 10.30 Wib

Data Subjektif:

1. Ibu mengatakan merasa senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya saat ini.

2. Ibu mengatakan sudah bisa melakukan miring kanan dan miring kiri.

3. Ibu mengatakan ASI keluar lancar.

Data Objektif:

 Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

 Tanda Vital

TD : 120/80 mmHg

Pols : 80 x/i

RR : 20 x/i

Temp : 36,7 ◦C

Payudara : Bentuk simetris, penuhdan ASIkeluarmasihlancar.

TFU : Pertengahan pusat dengan simpisis.

Kontraksi Uterus : Baik

Lokhea : Sanguinolenta

Assasment:

Diagnosa : Ny. A usia 29 tahun P2 A0 post partum hari ke-6 dengan keadaan ibu dan bayi sehat

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Istirahat yang cukup

Planning:

1) Memberitahu ibu dan keluarga tentanghasil pemeriksaan, dari hasil pemeriksaan didapatkan

tanda-tanda vital.

Tekanan Darah : 120/70 mmHg


Pols : 80 x/i

Pernapasan : 20 x/i

Temperatur : 37,5 ◦C

Payudara : Bentuk simetris dan ASI keluar lancar

Hasil : Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang keadaan umum baik

2) Menganjurkan kepada keluarga agar memberikan dukungan emosional kepada ibu yang baik

untuk mengurangi tingkat kecemasan dan kekhawatiran tentang keadaan ibu saat ini.

Hasil : Ibu sudah mendapatkan dukungan dan support dari keluarga.

3) Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang seperti sayur-

sayuran hijau yang mengandung zat besi yaitu sawi, bayam, daun singkong, dan kangkung untuk

mencegah terjadinya anemia dan juga bisa memperlancar ASI untuk keluar, lauk pauk, buah-

buahan, vitamin seperti tablet Fe, minum minimal 8 gelas/ hari, dan menyarankan ibu untuk

tidak ada pantang makanan bagi ibu nifas karena ibu nifas sangat membutuhkan kalori yang

cukup untuk masa pemulihannya.

Hasil: Ibu sudah mengerti dan memahami tentang anjuran yang telah diberikan dengan

mengonsumsi makanan yang bergizi.

4) Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup minimal ±2 jam siang dan ± 8 jam malam
Data Perkembangan Ke-3 Nifas Fisiologis

Tanggal : 04 Mei 2020 Pukul: 11.00 Wib

Data Subjektif:

1. Ibu mengatakan keadaan ibu dan bayinya sehat

2. Ibu mengatakan bayinya menyusui dengan lancar

3. Ibu sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi sesuai dengan anjuran yang telah diberikan.

4. Ibu mengatakan sudah melakukan perawatan payudara dan membersihkan puting susu sebelum

dan sesudah menyusui

5. Ibu mengatakan sudah melakukan teknik menyusui yang benar dan tepat.

Data Objektif:

1. Keadaan umum: Baik

2. Tanda-tanda Vital

TD : 120/80 mmHg

Pols : 80 x/i

RR : 20 x/i

Temp : 37,5◦C

3. TFU : Tidak teraba diatas simpisis

4. Lokhea : Serosa
Assasment:

Diagnosa : Ny. A usia 28 Tahun P2A0 post partum hari ke-14

Masalah : Tidak Ada

Kebutuhan : Informasikan Ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas.

Planning:

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik, dari hasil

pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital yaitu:

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Pols : 80 x/i

RR : 20 x/i

Temp : 37,5 ◦C

Hasil: Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang keadaan umum pada ibu.

2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca persalinan selain bendungan ASI.

Hasil: Tidak ada tanda-tanda demam, infeksi, ibu dalam keadaan baik.

3. Memastikan ibu menyusui bayinya secara on demand dan dengan teknik menyusui yang baik dan

benar tidak ada tanda-tanda penyulit yang dialami oleh ibu.

Hail: Ibu telah mengerti dan memahami tentang cara menyusui yang baik dan benar dengan secara on

demand dan dengan teknik menyusui yang baik.

4. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan KB secara sederhana dengan melakukan KB MAL untuk

pemberian ASI secara eksklusif dilakukan selama 6 bulan dan baru setelah itu ibu menggunakan KB

yang dalam jangka panjang ataupun pendek.

Hasil: Ibu mengetahui dan memahami tentang informasi yang telah diberikan dan ibu ingin

menggunakan KB secara alamiah berupa KB MAL ( Metode Amenorea Lactasi)


Kunjungan Nifas Ke 4 6 Minggu Post Partum

Tanggal : 10 Juni 2020 Pukul : 14.00 WIB

Data Subjektif

Ibu mengatakan keadaannya sudah sehat dan ASI sudah lancar.

Data Objektif

Pemeriksaan

1. : baik

Kesadaran : compos mentis


Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Pols : 76 kali/menit

Pernafasan : 22 kali/menit

Suhu : 36,7ºC

2. Pemeriksaan fisik

Muka : tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum Mata :

tidak oedem, conjungtiva merah muda, sklera putih

Dada : tidak ada nyeri tekan

Abdomen : TFU bertambah kecil tidak teraba Genetali

Lochea :alba

Ektremitas: tidak ada varises, reflek patela positif, dam tidak

oedem.

Asasment

Ibu PII A0 6 minggu post partum

Planning

1. Memberitahu keadaan umum ibu baik.

TD : 120/70 mmHg RR : 22 x/menit

Polst : 76 x/menit T : 36,7°C

Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi alami. Ibu dan bayi tidak mengalami

kesulitan.

3. Memastikan ibu untuk mememilih kontrasepsi efektif/sesuai kebutuhan. Ibu telah memilih
kontrasepsi yang akan digunakan yaitu KB suntik 3 bulan.

4. Memberitahu ibu keuntungan dan efek samping dari penggunaan KB suntik 3 bulan.

a. Keuntungan dari penggunaan KB suntik 3 bulan yaitu: dapat digunakan pada ibu

menyusui dan efektifitas yang tinggi (3 kehamilan/1.000 perempuan).

b. Efek samping dari penggunaan KB suntik 3 bulan yaitu : tidak dapat haid, kenaikan berat

badan, perut kembung dan tidak nyaman, perdarahan banyak atau berkepanjangan dan

sefalgia ( sakit kepala) Ibu sudah mengetahui keuntungan dan efek samping dari

pengguna KB suntik bulan.

4.4.4 Bayi Baru Lahir

Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Tanggal 14 April 2020 Jam 06.30 WIB

S: Bayi Ny. A baru lahir pukul 06.30 wib, dengan keadaan baik dan sehat, segera menangis dan

bergerak aktif.

O: K/u Baik. Apgar score 8/10, jenis kelamin laki-laki, ada anus, ada refleks rooting, refleks

sucking, refleks swallowinng, refleks grapsing, dan refleks moro, tidak ada cacat kongenital.

Tabel.3.1

Nilai APGAR bayi Ny. A

Menit Tanda 0 1 2 Jumlah

1 ( ) Badan merah ( ) Warna 8


Warna ( ) Biru/ Pucat
(eks pucat) kulit merah

Frekuensi
( ) Tidak Ada ( ) < 100 ( ) > 100
jantung

( ) Tidak ( ) Eks, Fleksi ( ) Gerakan


Refleks
Bereaksi sedikit Aktif

( ) Gerakan
Tonus otot ( ) Lumpuh ( ) Menangis
Sedikit

Usaha bernafas ( ) Tidak Ada ( ) Lambat tidak ( ) Menangis


teratur Kuat

( ) Badan merah ( ) Warna


Warna ( ) Biru/ Pucat
(eks pucat) kulit merah

Frekuensi
( ) Tidak Ada ( ) < 100 ( ) > 100
jantung

( ) Tidak ( ) Eks, Fleksi ( ) Gerakan


5 Refleks 10
Bereaksi sedikit Aktif

( ) Gerakan
Tonus otot ( ) Lumpuh ( ) Menangis
Sedikit

( ) Lambat tidak ( ) Menangis


Usaha bernafas ( ) Tidak Ada
teratur Kuat

A :Bayi Ny. A fisiologis

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Menghangatkan tubuh bayi dan memberikan salep mata serta vitamin K dan

imunisasi Hb 0

P:

1. Memeriksa keadaan umum bayi.

2. Melakukan pengukuran bayi, dengan hasil BB 3500 gram, PB 48 cm, LK 35 cm, LD 34 cm, jenis

kelamin laki-laki.

3. Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan membedong bayi dan membungkus tali pusat bayi,

memberikan salep mata tetrasiklin 1 % dan injeksi vitamin K dipaha kiri.

4. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi.

Kunjungan 1

Tanggal 14 April 2020 Jam 12.30 WIB

S : Bayi baru lahir usia 6 jam, bayi cukup aktif dan menghisap kuat.

O : K/U Baik, konjungtiva merah muda, sklera putih.

A : BBL spontan 6 jam dan keadaan umum bayi baik.


Kebutuhan : Memandikan bayi dan perawatan tali pusat serta pemberian ASI.

P :

1. Melakukan observasi keadaan umum bayi.

2. Melakukan perawatan baru lahir yaitu mengganti popok bayi ketika bayi BAB atau BAK.

3. Memandikan Bayi.

4. Memberikan immunisasi HB0 pada bagian paha kanan bayi.

Kunjungan II

Tanggal 20 April 2020 Jam 11.00 WIB

S : Bayi Ny. A umur 6 hari. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel dan belum bisa menyusu dengan

baik, tali pusat telah puput.

O : K/U Baik, N 129 x/i’, P 45 X/i’, S 36, 5 0C, tidak ada kelainan atau cacat bawaan, reflex baik, BB

3600 gram.

A : BBL spontan 6 hari fisiologis dan keadaan umum bayi baik.

Masalah : penurunan berat badan bayi.

Kebutuhan : memandikan bayi dan informasi fisiologi penurunan berat badan bayi.

P:

1. Melakukan observasi keadaan umum bayi.

2. Melakukan perawatan baru lahir yaitu mengganti popok bayi ketika bayi BAB atau BAK.

3. Memandikan Bayi.

4. Menjelaskan mengenai fisiologi penurunan berat badan bayi.

Kunjungan III

Tanggal 04 Mei 2020 Jam :11.00 WIB

Di Rumah Ny. A
S : Bayi Ny. A usia 14 hari, bayinya tidak rewel, menyusui kuat, dan hanya diberikan ASI saja.

O : K/U Baik, N 124 x/i, P 48 x/i’, S 36,2 0C, tidak ada kelainan atau cacat bawaan, reflex baik, BB

4000 gram.

A : BBL spontan, umur 14 hari fisiologis dan keadaan umum bayi baik.

Kebutuhan : Pemberian ASI eksklusif dan perawatan bayi.

P : Memandikan bayi.

1. Menginformasikan ibu jadwal immunisasi, yaitu:

0-7 hari : HB0

1 bulan : BCG, Polio 1

2 bulan : DPT- HB 1- Polio 2

3 bulan : DPT 2- HB 2- Polio 3

4 bulan : DPT 3- HB 3- Polio 4

9 bulan : Campak

18 bulan : DPT- HB- Hib

24 bulan : Campak

4.5 Keluarga Berencana

4.5.1 Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB

Tanggal 27 Mei 2020 Jam 11.00 WIB

S: Ibu mengatakan ingin menjadi akseptor KB suntik 3 bulan, sedang menyusui dan sudah selesai

haid. Dan menandatangani informed consent.

O: K/u Baik, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, S 36,5ºC, P 24 x/menit. TFU tidak teraba diatas

simfisis.

A : P2A0 Akseptor KB suntik KB 3 bulan

Kebutuhan : Informasi dan pemasangan KB suntik 3 bulan

P: Penatalaksanaan
Tanggal : 28 Mei 2017 Pukul : 16.15 WIB

1. Memberitahu keadaan umum ibu baik.

TD : 120/80 mmHg HR :78x/menit

RR : 22x/menit T : 36,5ºC

Ibu telah mengetahui informasi tentang hasil pemeriksaannya.

2. Memberitahu ulang kepada ibu keuntungan dan efek samping dari penggunaan KB suntik 3 bulan.

a. Keuntungan dari penggunaan KB suntik 3 bulan yaitu : Dapat digunakan pada ibu menyusui

dan efektifitas yang tinggi (3 kehamilan/1.000 perempuan)

b. Efek samping dari penggunaan KB suntik 3 bulan yaitu : tidak dapat haid, kenaikan berat

badan, perut kembung dan tidak nyaman, perdarahan banyak atau berkepanjangan dan sefalgia

(sakit kepala) Ibu sudah mengetahui keuntungan dan efek sampingdari penggunaan KB suntik 3 bulan.

3. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik KB 3 bulan secara IM dibagian bokong.

Ibu bersedia disuntik.

4. Menganjurkan pada ibu untuk kembali kontrol (suntik ulang).

Ibu sudah mengerti dan bersedia datang kembali untuk mendapatkan suntik ulang.

5.1 PEMBAHASAN

5.1.1 Persalinan
Menurut (Saifuddin, 2014) proses kala I dikatakan normal jika dipantau melalui patograf dan tidak

melewati garis waspada. Dalam  hal  ini tidak terjadi  kesenjangan  antara  teori  dan  praktek, karena

saat dipantau dengan menggunakan partograf tidak melewati garis waspada sehingga proses kala I pada

Ny. A dikatakan normal.

Pada kala II Ny. A berlangsung 30 menit dari pembukaan lengkap pukul 06.00 WIB dan bayi lahir

spontan 06.30 WIB. Saat pertolongan persalinan terdapat 1 lilitan tali pusat yang longgar pada leher

bayi. Menurut penelitian (Dyah, L. 2012) tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali

pusat rata-rata 50-60 cm. Panjang tali pusat pada Ny. A yaitu ±55 bcm.

Pada kasus Ny. A kala III berlangsung selama 5 menit. Hal ini normal terjadi karena plasenta lahir

5-30 menit setelah bayi lahir dengan demikian selama kala III tidak ada penyulit-penyulit dan tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek (JPNK-KR, 2014). Pengeluaran plasenta dengan spontan dengan

jumlah kotiledon sekitar 18 buah, selaput ketuban utuh, dan panjang tali pusat ±55 cm, tidak ada

penyulit dan komplikasi pada pelepasan plasenta, dan tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kemudian

melihat robekan pada perineum, perdarahan ±230 cc, kala III berjalan dengan normal.

Kala IV pada Ny. A terdapat robekan jalan lahir derajat 2. Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah

pusat, pengeluaran lochea rubra, kandung kemih kosong. Menurut (Johariah, 2017) kala IV adalah kala

pengawasan selama 2 jam setelah bayi lahir, untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya

perdarahan post partum. Pemantauan pada jam pertama yaitu 15 menit, dan jam ke 2 yaitu 30 menit.

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah tingkat kesadaran, pemeriksaan tanda-tanda vital,

kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan.

Pada kasus Ny.A kala IV setelah pengeluaran bayi, hingga 2 jam pemantauan dan terdapat rupture

perineum derajat II. Pada Ny. A umur 28 tahun P2A0 yang mengalami ruptur perineum dimana berat

badan lahir 3600 gram. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fetty dan Nur, 2014) yang

menyatakan bahwa dari jumlah ibu bersalin normal 165 orang. Ibu bersalin yang mengalami rupture

perineum sejumlah 63 orang. Dan ibu yang mengalami rupture perineum karena berat badan bayi dari >
3500 gram adalah 21 orang. Maka adanya hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian

rupture perineum.

Menurut penelitian (Endah dan Ina Kuswanti) pada multipara terdapat 180 responden yang mengalami

ruptur perineum, antara lain terdiri dari derajat I berjumlah 58 responden, derajat II berjumlah 120

responden, dan derajat III berjumlah 2 responden. Kejadian ruptur perineum derajat II masih banyak

terjadi pada multipara, hal ini terjadi karena elastisitas perineum pada ibu bersalin normal sangat

rendah.

Mencegah terjadinya perdarahan maka penulis melakukan penjahitan perineum dengan cara matras

dengan menggunakan cut gut chromic, dimulai dari 1 cm diatas luka, jahit sebelah dalam ke arah luar,

dari atas hingga mencapai laserasi. Kemudian melakukan pemeriksaan dengan memasukkan jari ke anus

untuk mengetahui terabanya jahitan pada rectum karena bisa menyebabkan fistula dan bahkan infeksi.

5.1.2 Nifas

Menurut Kemenkes RI (2017a) jadwal kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit 3 kali yang

meliputi untuk deteksi dini, pencegahan, intervensi, dan penanganan-penanganan yang terjadi pada saat

nifas yaitu kunjungan I (KF) 6 jam s/d 3 hari postpartum, kunjungan II (KFII) hari ke 4 s/d 28 hari

postpartum, kunjungan (KF III) hari ke 29 s/d 42 hari postpartum.

Pada saat kunjungan ke rumah Ny. A diajarkan cara melakukan perawatan luka perineum untuk

mencegah terjadinya infeksi dan juga untuk mempercepat proses penyembuhan luka seperti

mengeringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan kebelakang pada saat BAK ataupun

BAB.

Menurut (Kemenkes RI, 2017b) bahwa kunjungan I (KF) 6 jam s/d 3 hari pasca salin bahwa

dilakukan tindakan memastikan involusi uteri, menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau

perdarahan, dan memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat, serta memastikan ibu

menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda infeksi dan bagaimana perawatan bayi sehari-hari. Dari

hasil pemantauan tidak ada kesenjangan teori dan praktek dan dikatakan normal.
5.1.3 Bayi Baru Lahir

Manajemen/ asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi

pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah kelahiran. Pada bayi lahir yaitu

jaga kehangatan, bersihkan jalan nafas, keringkan dan tetap menjaga kehangatan, potong dan ikat tali

pusat tanpa membubuhi apapun, lakukan Inisiasi Menyusu Dini dengan cara kontak kulit bayi dengan

ibu, berikan salep mata tetrasiklin 0,5% pada kedua mata, suntikkan vitamin K 1 mg/0,5 cc

intramuscular di 1/3 paha bagian luar sebelah kiri anterolateral setelah inisiasi menyusu dini sesuai

dengan teori APN 2016 yaitu pencegahan infeksi menggunakan salep mata tetrasiklin dan semua bayi

baru lahir harus diberi vitamin K injeksi 1 mg intramuskuler di paha kiri sesegera mungkin untuk

mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi. Dalam hal ini tidak ada ditemukan masalah pada

bayi.

Bayi Ny. A lahir spontan pada tanggal 15 April 2020 pukul 06.30 WIB. Menangis kuat dan warna

kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, tidak ada cacat kongenital, dengan panjang badan 48 cm, dan

berat badan 3600 gram, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 34 cm. Berdasarkan data tersebut

disimpulkan bahwa bayi pada Ny. A tidak mengalami kelainan karena sesuai dengan teori yang

mengatakan berat badan normal bayi 2500-4000 gram, panjang badan lahir 48-50 cm, lingkar dada 32-

34 cm, lingkar kepala 33-35 cm (Sondakh, 2017).

Bayi Ny. “A” 6 hari setelah lahir mengalami penurunan berat badan. Secara normal, neonatus

aterm akan mengalami penurunan berat badan sekitar 4-7% dari berat lahir selama minggu pertama

kehidupan. Hal ini merupakan suatu proses penyesuaian fisiologis transisi dari lingkungan intrauterine

ke lingkungan ekstrauterin.

5.5.4 Keluarga Berencana

Ada beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat dipilih oleh Ny. A yang sesuai dengan ibu

yang menyusui, diantaranya yaitu pil progestin, KB suntik, AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit),

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan juga kondom. Masing-masing dari alat kontrasepsi
tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga Ny. “A” dapat bebas memilih alat

kontrasepsi mana yang akan digunakan.

Konseling yang digunakan pada Ny. “A” bertujuan untuk mengetahui KB apa yang cocok bagi

kondisi seorang ibu yang sedang menyusui serta mengetahui efektifitas serta efek samping penggunaan

setiap alat kontrasepsi. Hal ini sesuai dengan teori dalam (Pinem, 2014) yang menyatakan bahwa

melalui konseling petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

digunakannya dan sesuai denggan keinginannya, membuat klien merasa lebih puas, meningkatnya

hubungan dan kepercayaan yang sudah ada antara petugas dan klien, membantu klien dalam

menggunakan kontrasepsi lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.

Ada beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat dipilih oleh Ny.A yang sesuai dengan ibu

yang menyusui, diantaranya yaitu pil progestin, KB suntik, AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit),

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan juga kondom. Masing-masing dari alat kontrasepsi

tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga Ny. A dapat bebas memilih alat

kontrasepsi mana yang akan digunakan.

Konseling yang digunakan pada Ny. A bertujuan untuk mengetahui KB apa yang cocok bagi

kondisi seorang ibu yang sedang menyusui serta mengetahui efektifitas serta efek samping penggunaan

setiap alat kontrasepsi. Hal ini sesuai dengan teori dalam (Pinem, 2014) yang menyatakan bahwa

melalui konseling petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

digunakannya dan sesuai denggan keinginannya, membuat klien merasa lebih puas, meningkatnya

hubungan dan kepercayaan yang sudah ada antara petugas dan klien, membantu klien dalam

menggunakan kontrasepsi lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.

Asuhan keluarga berencana pada Ny. A dilakukan 6 minggu setelah ibu bersalin atau lewat dari

masa nifas. Asuhan tersebut meliputi pengkajian riwayat kontrasepsi sebelumnya, memperkenalkan dan

menjelaskan kembali metode kontrasepsi yang pada saat ini sedang dibutuhkan ibu, hal ini sesuai

dengan Walyani, (2015) bahwa prinsip pelayanan kontrasepsi yaitu metode SATU TUJU. Asuhan telah

diberikan pada keluarga Tn. T dan Ny. A , sehingga Ny. A menginginkan kontrasepsi yang tidak

menganggu ASI, karena ingin memberikan ASI eksklusif kepada bayinya maka disarankan untuk
memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan Ny. A yaitu suntik Kb 3 bulan. Kb suntik 3 bulan menurut

Pinem, (2014) merupakan alat kontrasepsi yang sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua

perempuan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat rata-rata 4 bulan, cocok untuk

masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI. Keuntungan KB suntik 3 bulan yaitu: efektifitas

tinggi, sederhana pemakaiannya, cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali dalam 1

tahun), cocok untuk ibu menyusui, tidak berdampak serius pada penyakit gangguan pembekuan darah

dan jantung karena tidak mengandung hormon estrogen, dapat mencegah kanker endometrium,

kehamilan ektopik serta beberapa penyebab penyakit radang panggul.

Dari metode yang dijelaskan tentang macam-macam alat kontrasepsi, Ny. A memilih

menggunakan kontrasepsi KB suntik 3 bulan karena kontrol medis ringan, biaya tidak mahal, tidak

menganggu ASI dan suami lebih menyetujui KB suntik 3 bulan. Setelah dilakukan pemeriksaan,

keadaan Ny. A normal, tidak didapat tanda-tanda bahaya pada ibu dan hasil planotest negative sehingga

Ny. A dapat menerima suntikan KB 3 bulan.

Asuhan yang diberikan pada tanggal 27 Mei 2020 dan melakukan suntikan KB 3 bulan yang

disuntikkan di bokong secara IM 1/3 dari SIAS dan coccygis. Setelah dilakukan penyuntikan KB suntik

3 bulan, memberitahu ibu tanggal kunjungan pada tanggal 18 Agustus 2020 untuk melakukan

penyuntikan ulang. Menganjurkan ibu untuk tidak lupa datang kembali melakukan penyuntikan ulang

pada tanggal yang sudah ditentukan baik dalam keadaan haid ataupun tidak haid. Apabila ada keluhan

ibu boleh datang kembali ke klinik.

informasi efek samping, keuntungan, kerugian penggunaan alat kontrasepsi ini, serta

memberitahukan kepada ibu kapan akan dilakukan pencabutan implant. Apabila Ny. A mengalami

keluhan segera mungkin ibu datang ke klinik bidan/ petugas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai