Anda di halaman 1dari 16

PERJANJIAN SEWA PEMBIAYAAN (FINANCE LEASE)

Nomor:077-XXI-2023/FL

Pada hari ini Sabtu, tanggal 15 November 2023, telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian Sewa Pembiayaan
(Finance Lease), selanjutnya disebut “PERJANJIAN” oleh dan antara :

1. PT. JEKO KOMERSIALI LEASING LEOPA Tbk, berdomisili di Wisma Slipi Lt. 6, Jl Let. Jend. S. Parman
Kav 12 Kel/Kec KEMANGGISAN/PALMERAH JAKARTA BARAT 11480, dalam hal ini diwakili oleh
SEPTIAN ARYA selaku Direktur Utama Perseroan lahir di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1970, Swasta,
Warga Negara Indonesia, pemegang KTP Nomor 132005699871111, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan
A. Yani Nomor 15 (bersama-sama dengan para penggantinya dan mereka yang ditunjuk olehnya yang
disebut "LESSOR "), dan

2. PT.SERJOA COALP SEJAHTERA yang mempunyai kantor pusat di Jalan Caringin Nomer 439N,
Margarahayu, Utara, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung Jawa Barat dan diwakili oleh WAHYU
ARDIANSYAH selaku Direktur Utama Perseroan lahir di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1970, Swasta,
Warga Negara Indonesia, pemegang KTP Nomor 132005699871111, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan
A. Yani Nomor 15 untuk tindakan hukum ini telah mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA dengan
menandatangani perjanjian ini.
(bersama-sama dengan para penggantinya dan mereka yang ditunjuk olehnya yang disebut “LESSEE")

Selanjutnya LESSOR dan LESSEE secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”, dan Para Pihak
dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
1. LESSOR adalah Perusahaan Pembiayaan (dalam hal ini yaitu PT. JEKO KOMERSIALI LEASING
LEOPA Tbk) yang memberikan fasilitas Sewa Pembiayaan (Finance Lease) kepada LESSEE.
2. LESSEE adalah Debitur (baik perorangan atau badan usaha) yang menerima fasilitas Sewa Pembiayaan
(Finance Lease) dari LESSOR.
3. Fasilitas Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang (barang modal) oleh Lessor untuk digunakan Lessee selama jangka waktu tertentu, yang
mengalihkan secara substansial manfaat dan risiko atas barang yang dibiayai.
4. Jangka waktu perjanjian berarti jangka waktu yang ditentukan dalam Lampiran I;
5. Sertifikat Penyerahan dan Penerimaan berarti suatu sertifikat penyerahan dan penerimaan yang pada
pokoknya dibuat dalam bentuk sebagai bukti tanda terima penyerahan Barang Modal dari Supplier
kepada Lessee;
6. Tanggal Permulaan berarti tanggal pengumpulan atau penerimaan Barang Modal menurut Pasal 8;
7. Barang Modal berarti Barang/Peralatan yang diuraikan dalam Lampiran I bersama-sama dengan suatu
alat bagian, penggantian, pembaharuan, pelengkap dan tambahan yang sekarang ada atau yang
kemudian dipasang padanya;
8. Kejadian Kelalaian berarti suatu dari kejadian-kejadian yang diuraikan dalam Pasal 10 dan sesuatu
kejadian atau keadaan yang dengan diberikannya pemberitahuan dan/atau berlalunya waktu akan
menjadi kejadian yang demikian;
9. Pesanan berarti suatu pesanan berupa Order Pembelian untuk Barang Modal yang dialamatkan kepada
Supplier oleh Lessor;
10. Pekarangan berarti lokasi atau lokasi-lokasi yang diperincikan dalam Lampiran I untuk menggunakan,
memelihara, menyerahkan/meletakkan, memasang atau menyimpan Barang Modal;
1
11. Pembayaran-pembayaran uang sewa pembiayaan berarti jumlah-jumlah yang dinyatakan dalam
Lampiran I, yang disesuaikan sebagaimana diatur dalam lampiran itu, dengan harga penuh sebagaimana
tercantum tanpa suatu pengurangan, penahanan, kompensasi (penghapusan) atau tuntutan balik apapun
juga;
12. Uang Simpanan Wajib berarti jumlah yang dinyatakan dalam Lampiran I sebagai Simpanan Jaminan
(Security Deposit);
13. Supplier berarti Supplier Barang Modal yang diseleksi oleh Lessee sebagaimana termaksud dalam
lampiran-lampiran Perjanjian ini.
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas Para Pihak telah setuju dan sepakat untuk membuat Perjanjian
Sewa Pembiayaan (selanjutnya disebut “Perjanjian”), dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :

Pasal 1 Pemberian Fasilitas Pembiayaan


Para Pihak sepakat dan setuju bahwa Lessor akan memberikan Pembiayaan untuk INVESTASI melalui
fasilitas “SEWA PEMBIAYAAN (FINANCE LEASE) “ kepada Lessee dan Lessee sepakat serta setuju untuk
menerima fasilitas Sewa Pembiayaan tersebut dari Lessor dengan membayar uang sewa pembiayaan atas
penyediaan Barang Modal yang diuraikan dalam pasal

Pasal 2 Objek Leasing

1. Sekop Hidrolik (hydraulic Shovel) sebanyak 2 unit, hasil produksi Jepang dengan merk KABUTO;
2. Buldoser (Bulldozer) sebanyak 4 unit, hasil produksi Jepang dengan merk TANAKA;
3. Truk Penimbun (Dump Truck) sebanyak 4 unit, hasil produksi Jepang dengan merk HINO.

Pasal 3 Jangka Waktu


1. Perjanjian leasing ini berlaku lima tahun setelah ditandatanganinya perjanjian ini dan akan berakhir masa
leasing dengan sendirinya pada tanggal 15 November 2028, kecuali diperpanjang dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam perjanjian ini.
2. Perjanjian ini dapat diperpanjang untuk jangka waktu sewa 5 tahun, setelah berakhirnya masa jangka
waktu sewa 5 (lima) tahun periode pertama, dengan syarat-syarat yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Pasal 4 Hak dan Kewajiban pihak pertama


1. PIHAK PERTAMA wajib menyerahkan objek leasing tersebu seutuhnya setelah PIHAK KEDUA
menandatangani Surat Perjanjian ini dan membayarkan uang sewa bulan pertama, sebagaimana
sudah disetujui dan disepakati sebelumnya.
2. PIHAK PERTAMA wajib bertanggung jawab atas objek leasing yang disewakan kepada pihak kedua,
sesuai dengan kewajiban yang diatur dalam perjanjian ini.
3. PIHAK PERTAMA wajib menyerahkan objek leasing tersebut kepada PIHAK KEDUA meliputi segala
sesuatu yang menjadi perlengkapannya serta dimaksudkan bagi penggunanya yang tetap, selama
jangka waktu masa sewa.
4. PIHAK PERTAMA wajib menyerahkan objek leasing tersebut meliputi segala sesuatu yang menjadi
perlengkapannya serta dimaksudkan bagi penggunanya yang tetap, beserta surat-surat bukti
kepemilikan, setelah PIHAK KEDUA menggunakan hak opsi untuk membeli objek leasing kepada
PIHAK PERTAMA, dan membayarkan sejumlah uang yang sebagaimana diatur dengan syarat-syarat
dan ketentuan dalam perjanjian ini
2
5.PIHAK PERTAMA berkewajiban menanggung biaya asuransi terhadap pengapalan/pengiriman dan juga
menanggung biaya pengiriman, objek leasing sampai ketempat lokasi pengoperasian yaitu site
pertambangan yang bersangkutan
6. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyediakan serta mengirimkan instruktur yang akan memberikan
kemahiran dan pemahaman bagaimana objek leasing tersebut dioperasikan kepada para pekerja yang
akan mengoperasikannya.
7. PIHAK PERTAMA berhak menerima pembayaran secara lunas terhadap objek leasing, sesuai dengan
ketentuan dan cara pembayaran yang sebagaimana telah disepakati dan disetujui sebelumnya oleh
kedua belah pihak.
8. PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan pengecekan terhadap objek leasing tersebut selama
disewakan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada PIHAK KEDUA.
9. Apabila Pihak Kedua tidak dapat melunasi pembayaran setiap bulannya, maka PIHAK PERTAMA dapat
memberikan surat teguran pelunasan tagihan disetiap keterlambatan waktu pembayaran.
10. Pada saat berakhirnya perjanjian ini, PIHAK KEDUA harus menyerahkan kembali objek leasing dalam
keadaan yang baik dan terpelihara kepada PIHAK PERTAMA

Pasal 5 Hak dan Kewajiban pihak pertama


1. PIHAK KEDUA berhak atas objek leasing yang disepakati dan disetujui sebelumnya sesuai dengan harga,
jaminan, dan cara pembayaran yang telah disepakati dan disetujui dalam perjanjian ini
2.PIHAK KEDUA berhak atas pembinaan instruktur yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA sebelum
penggunaan dan pengoperasian terhadap objek leasing yang sebagaimana telah disepakati dan disetujui.
3. PIHAK KEDUA wajib membayar harga sewa terhadap objek leasing selama jangka waktu sewa, pada
waktu, tempat, dan cara pembayaran sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian ini.
4. PIHAK KEDUA Berhak atas hak opsi untuk meneruskan/memperpanjang hak guna sewa atau membeli
objek leasing kepada PIHAK KEDUA, dengan ketentuan, syarat-syarat, harga dan cara pembayaran
sebegaimana ditetapkan menurut perjanjian ini.
5. Segala kerusakan dari objek leasing menjadi tanggungan sepenuhnya dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA

Pasal 6 Uang Simpanan Wajib


1. Lessee harus membayar Uang Simpanan Wajib kepada Lessor pada waktu penandatanganan
Perjanjian ini sebagai Simpanan Jaminan (‘Security Deposit”).
2. Uang Simpanan Wajib ini tidak berbunga.
3. Dalam hal Perjanjian ini berakhir dan Lessee telah melunasi seluruh kewajiban pembayaran sewa
pembiayaan kepada Lessor serta Lessee mengambil hak opsi membeli Barang Modal dari Lessor, maka
Uang Simpanan Wajib tersebut akan dipakai untuk pembayaran harga pembelian Barang Modal oleh
Lessee kepada Lessor.

Pasal 7 Nilai Sisa


Nilai Sisa Barang sebagaimana diuraikan pada Lampiran I Perjanjian ini, akan dibayarkan oleh Lessee
kepada Lessor pada saat Lessee menjadi berhak dan hendak menggunakan hak opsinya untuk membeli
Barang Modal tersebut.

3
Pasal 8 Hak Opsi Pada Akhir Jangka Waktu Perjanjian
1. Sejauh tidak sedang berlangsung kejadian kelalaian oleh Lessee dan dengan pemberitahuan tertulis
sesuai Pasal 6.4, maka pada waktu berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian ini Lessee mempunyai 2 (dua)
hak opsi yaitu :
a. membeli Barang Modal; atau
b. memperpanjang jangka waktu Perjanjian
2. Dalam hal Lessee mengambil opsi membeli Barang Modal maka harga pembeliannya adalah sebesar
Nilai Sisa dan dalam hal ini Uang Simpanan Wajib dipergunakan sebagai bagian pembayarannya.
Disamping itu Lessee wajib melunasi, bila ada seluruh jumlah lain yang berdasarkan Perjanjian ini masih
terhutang kepada Lessor.
3. Dalam hal Lessee mengambil hak opsi memperpanjang jangka waktu perjanjian maka Nilai Sisa akan
menjadi Simpanan Wajib atau pembiayaan yang baru dan memperpanjang jangka waktu Perjanjian akan
dilakukan dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang baru.
4. Apabila dalam batas jangka waktu sewa 5 tahun sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian ini Lessee
tidak melakukan pemberitahuan tertulis kepada Lessor, maka dengan ini disepakati bahwa Lessee setiap
periodenya akan berakhir atau dapat membeli objek leasing dengan membayarkan harga sisa/residu dari
perlengkapan pertambangan batubara sebesar Rp 2.394.450.000. (Dua juta tiga ratus Sembilan puluh
empat empat ratus lima puluh juta rupiah)

Pasal 9 Hak Milik Atas Barang Modal dan Resiko


1. Dalam hal Perjanjian ini masih berlaku , maka kepemilikan atas Barang Modal (barang objek transaksi
Sewa Pembiayaan) berada pada Lessor (Perusahaan Pembiayaan).
2. Lessee tidak boleh menyatakan dirinya sebagai Pemilik dari Barang Modal atau dengan sengaja menjual,
menawarkan untuk dijual, menyerahkan, menggadaikan, menanggungkan atau dengan cara lain
membebani Barang Modal itu, atau menimbulkan atau menyetujui adanya suatu gadai atas Barang Modal
itu (termasuk akan tetapi tidak terbatas pada hak-hak gadai karena pekerjaan perbaikan).
Lessee dilarang menyewa-pembiayaankan kembali Barang Modal (barang yang disewapembiayaankan)
kepada pihak lain.
3. Lessee menanggung seluruh resiko tentang kehilangan, pencurian, kerusakan atau kehancuran Barang
Modal karena sebab apapun juga sejak tanggal berlakunya Perjanjian ini, dan kehilangan, pencurian,
kerusakan atau kehancuran itu tidak boleh mempengaruhi sesuatu kewajiban dari Lessee berdasarkan
Perjanjian ini.

Pasal 10 Penyerahan dan Penerimaan Barang Modal


1. Lessee menyetujui untuk menerima penyerahan Barang Modal atas nama Lessor dan menyetujui bahwa
ia akan bertanggung jawab atas ongkos pengumpulan dari pengangkutan peralatan ke pekarangan.
Pengumpulan atau penerimaan Barang Modal oleh atau atas nama Lessee harus dianggap sebagai
untuk dan atas nama Lessor dan Lessee menjadi penerima baik atas Barang Modal dan bukti konklusif
bahwa Barang Modal telah diperiksa dan ternyata lengkap, dalam keadaaan baik, menurut spesifikasi
dan dalam setiap cara yang memuaskan bagi Lessee untuk maksud-maksud
Perjanjian ini.
2. Dengan telah dimanfaatkannya Barang Modal oleh Lessee dan/atau telah ditandatanganinya Surat
Penerimaan Barang dan Perintah Pembayaran yang kemudian diserahkan kepada Lessor, maka hal
tersebut menjadi bukti Barang Modal dimaksud telah diterima dengan baik oleh Lessee sesuai dengan
spesifikasi dan jumlah yang dimaksud dalam Perjanjian ini;
3. Jika Barang Modal setelah penerimaan atau permintaan penyerahan kepada Supplier tidak sesuai
dengan uraian yang diberikan oleh Supplier atau cacat, atau tidak diserahkan atau tidak dilakukan
4
penyerahan dalam waktu yang ditetapkan dalam Pesanan, dan Lessee belum menandatangani Sertifikat
Penyerahan dan Penerimaan, maka Lessee dalam waktu tujuh hari setelah penyerahan atau permintaan
untuk penyerahan atau tanggal yang ditentukan demikian (sebagaimana adanya) dapat meminta Lessor
untuk membatalkan sewa pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini namun dengan syarat bahwa :
- Lessor telah menerima tanpa syarat dari Supplier atau Lessee (i) suatu jumlah uang yang sama
dengan jumlah yang telah dibayar oleh Lessor kepada Supplier bersama dengan bunga yang
dihitung sejak tanggal pembayaran oleh Lessor sampai dengan tanggal pembayaran kembali
kepada Lessor dengan suku bunga dua angka diatas biaya Lessor dan (ii) jumlah uang lainnya
(apabila ada) sebagaimana yang diberitahukan oleh Lessor kepada Lessee untuk dibayarkan
berdasarkan pasal-pasal Perjanjian ini; dan
- Pembatalan sewa pembiayaan ini bagaimanapun juga tidak dapat mempengaruhi segala
tanggungan/ kewajiban Lessee yang telah timbul menurut Perjanjian ini ; serta
- Supplier telah menegaskan kepada Lessor bahwa Lessor dibebaskan dari segala kewajiban
sehubungan dengan pembelian dan penyediaan Barang Modal beserta konsekuensi hukum dari
pembatalannya, karena yang bertanggung jawab secara hukum kepada Lessee adalah pihak
Supplier sepenuhnya.

Pasal 11 PENUTUPAN ASURANSI


a. Lessee wajib mengasuransikan Barang Modal dan Barang Jaminan (apabila terdapat jaminan tambahan)
, terhadap resiko kehilangan atau bahaya-bahaya lainnya pada perusahaan Asuransi dengan premi yang
ditanggung sepenuhnya oleh Lessee. Apabila terjadi klaim, maka Lessor mempunyai hak pertama untuk
menerima penggantiannya. Dalam hal Lessee tidak mengasuransikan Barang Modal/Barang Jaminan
tersebut, tidak memperpanjang polis asuransi yang bersangkutan atau telah melakukan suatu tindakan
yang mengakibatkan polis asuransi dibatalkan atau ganti rugi asuransi tidak dibayar maka semua
kerugian yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut diatas menjadi tanggungan Lessee sepenuhnya.
b. Polis Asuransi tidak dapat dibatalkan oleh Lessee walaupun Lessee melakukan pelunasan fasilitas
pembiayaan lebih awal.
c. Jangka waktu pertanggungan sekurang-kurangnya sesuai dengan masa kontrak perjanjian pembiayaan.
d. Pembayaran premi asuransi wajib dilakukan oleh Lessee sesuai dengan ketentuan/cara pembayaran
yang ditetapkan oleh Lessor.
e. Selama berlangsungnya proses klaim asuransi, Lessee tetap wajib melakukan pembayaran kewajiban
sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam Perjanjian ini.
f. Kegagalan untuk mendapatkan pembayaran ganti rugi asuransi tidak akan membebaskan Lessee dari
pertanggungan jawab dan kewajiban pembayaran berdasarkan Perjanjian ini.
g. Lessor wajib mengembalikan uang kelebihan dari klaim asuransi kepada Lessee setelah dikurangi
dengan pembayaran seluruh kewajiban sewa pembiayaan Lessee.
h. Jangka waktu penutupan asuransi dimulai sejak ditandatanganinya Perjanjian sampai dengan
berakhirnya Perjanjian dan dapat diperpanjang secara otomatis sampai dengan dilunasinya seluruh
kewajiban sewa pembiayaan Lessee kepada Lessor.
i. Lessee membebaskan Lessor terhadap segala perselisihan atau sengketa yang terjadi berkaitan dengan
permasalahan asuransi dan semua perselisihan yang menyangkut masalah asuransi menjadi tanggung
jawab sepenuhnya dari Lessee dan pihak Asuransi.

Pasal 12 Kelalaian dan akibat hukum


1. Kelalaian Lessee dalam melaksanakan Perjanjian ini adalah apabila :
a. Dalam melaksanakan salah satu atau seluruh kewajiban pembayaran uang sewa pembiayaan
menurut ketentuan dalam Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 4 Perjanjian ini, Lessee tidak membayar lunas
pada waktunya dan dengan cara sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian ini, dan dengan

5
lewatnya waktu saja sudah merupakan bukti sah dan cukup bahwa Lessee telah lalai melaksanakan
kewajibannya;
b. Dalam hal Lessee tidak melaksanakan kewajiban pembayaran biaya-biaya serta ongkos-ongkos lain
berdasarkan Perjanjian ini dalam tenggang waktu yang ditetapkan dalam surat teguran yang pertama
dari Lessor;
c. Dalam hal Lessee gagal mematuhi atau melaksanakan salah satu ketentuan Perjanjian ini dan tidak
memperbaikinya dalam batas waktu yang ditetapkan dalam surat teguran yang pertama dari Lessor;
d. Lessee telah lalai melaksanakan kewajiban berdasarkan perjanjian-perjanjian lain mengenai fasilitas
pembiayaan yang diterima dari Lessor.
e. Lessee mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk dinyatakan pailit atau penundaan
pembayaran hutang-hutangnya.
f. Harta kekayaan Lessee sebagian atau seluruhnya disita pihak lain atau instansi yang berwajib.
g. Ijin usaha Lessee dicabut atau bermasalah yang memiliki dampak material bagi kelangsungan usaha
Lessee dan mempengaruhi kelancaran pembayaran kewajiban Lessee kepada Lessor.
h. Lessee (perorangan) meninggal dunia, kecuali apabila penerima hak atau ahli warisnya dapat
memenuhi semua kewajiban Lessee dan dalam hal ini disetujui oleh Lessor.
i. Lessee (perorangan) ditaruh dibawah pengampuan atau karena sebab apapun tidak cakap atau tidak
berhak atau tidak berwenang lagi untuk melakukan tindakan pengurusan, atau pemilikan atas dan
terhadap harta kekayaan, baik sebagian atau seluruhnya.
j. Barang Modal dipindahtangankan dengan cara apapun atau dijaminkan kepada pihak ketiga, tanpa
mendapat persetujuan secara tertulis terlebih dahulu dari Lessor.
k. Lessee dan/atau Barang Modal /Barang Jaminan (tambahan) terlibat di dalam suatu perkara pidana.
l. Dokumen-dokumen terkait dengan kepemilikan Barang Modal/ Barang Jaminan (tambahan)
bermasalah secara hukum sehinggga merugikan hak-hak Lessor.
m. Hal-hal material lainnya yang menurut pertimbangan Lessor dapat memiliki dampak negatif terhadap
kelancaran pembayaran kewajiban Lessee kepada Lessor.
2. Akibat hukum terhadap kelalaian :
a. Apabila Lessee lalai, maka Lessor wajib melakukan penagihan paling sedikit dengan memberikan
Surat Peringatan yang antara lain memuat informasi tentang jumlah hari keterlambatan
pembayaran kewajiban, outstanding pokok terutang, bunga yang terhutang dan denda yang
terhutang ;
Apabila Surat Peringatan tersebut diatas tidak ditanggapi secara positip oleh Lessee, maka secara
hukum Lessor berhak sepenuhnya untuk melaksanakan hak-haknya atas Barang Modal, termasuk
(tetapi tidak terbatas) pada Lessor dapat menarik dan mengambil (reposes) Barang Modal tersebut
dan apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah Barang Modal ditarik (reposes) atau diambil,
Lessee tidak atau belum menyelesaikan dan melaksanakan kewajibannya atau tidak ada usaha
untuk melaksanakan kewajibannya maka Lessor berhak untuk menjual Barang Modal tersebut
kepada pihak ketiga atau pihak manapun sesuai dengan harga pasar pada waktu itu dimana uang
hasil penjualan Barang Modal akan dipergunakan untuk melunasi kewajiban Lessee yang masih
tertunggak termasuk biaya-biaya penarikan Barang Modal yang timbul pada saat itu. Apabila masih
ada kekurangan, Lessor memiliki hak dan tetap akan melakukan penagihan kepada Lessee
sampai seluruh kewajiban Lessee kepada
Lessor menjadi lunas;

6
b. Apabila terdapat barang jaminan (jaminan tambahan), maka setelah dilakukan penagihan dan
pemberian Surat Peringatan sebagaimana tersebut adalam butir a diatas, maka eksekusi barang
jaminan oleh Lessor akan dilaksanakan dengan ketentuan :
1) Lessee terbukti wanprestasi;
2) Lessee sudah diberikan surat peringatan; dan
3) Lessor telah memiliki sertifikat pembebanan barang jaminan sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran I Perjanjian.
Eksekusi barang jaminan akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan yang mengatur masing-masing barang jaminan (agunan).
Eksekusi barang jaminan akan dituangkan dalam berita acara eksekusi barang jaminan.
Dalam hal terjadi eksekusi barang jaminan , Lessor akan menjelaskan kepada Lessee informasi
mengenai : outstanding pokok terutang, bunga yang terutang, denda yang terutang , biaya terkait
eksekusi barang jaminan dan mekanisme penjualan barang jaminan dalam hal Lessee tidak
menyelesaikan kewajibannya.

Dalam hal setelah dilaksanakan eksekusi barang jaminan dan Lessee tidak dapat menyelesaikan
kewajiban dalam jangka waktu tertentu, Lessor dapat melakukan:
a) penjualan barang jaminan melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari
hasil penjualan; dan/atau
b) penjualan barang jaminan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan harga
Lessor dan Lessee sebelum barang jaminan dijual.
Pelaksanaan penjualan barang jaminan dibawah tangan sebagaimana dimaksud dalam butir b
diatas dilakukan setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh Lessor
kepada Lessee dan diumumkan paling sedikit dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar di daerah
yang bersangkutan.
Lessor wajib mengembalikan uang kelebihan dari hasil penjualan barang jaminan melalui pelelangan
umum atau penjualan barang jaminan di bawah tangan sebagaimana tersebut diatas kepada Lessee
dalam jangka waktu sesuai dengan Perjanjian.

Pasal 13 Force Majure


Dalam hal ini,kejadian-kejadian yang disebabkan oleh bencana alam, dan kejadian tersebut tidak pernah
terduga oleh para pihaksebelum akan adanya peristiwa tersebut, maka seyogyanya hal tersebut harus sudah
disepakati antara 2 pihak.

Pasal 14 Pernyataan dan Hak Lessee


1. Lessee mengakui bahwa Barang Modal adalah milik Lessor sampai dengan Lessee menyelesaikan
seluruh kewajibannya kepada Lessor dan menggunakan hak opsinya untuk membeli Barang Modal
tersebut dari Lessor sesuai dengan ketentuan Perjanjian ini, dengan demikian apabila Lessee
mengalihkan kepada siapapun penguasaan ataupun pemilikan Barang Modal tersebut dengan cara
apapun, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Lessor, maka atas perbuatan tersebut dapat
diajukan tuntutan hukum (pidana dan perdata) oleh Lessor kepada Lessee.
2. Bilamana Lessee tidak memenuhi kewajiban (lalai /wanprestasi) dan/atau melanggar ketentuan dalam
Perjanjian ini, maka Lessor secara hukum berhak mengambil kembali Barang Modal beserta
perlengkapannya dari Lessee atau pihak-pihak lain yang menguasainya, untuk kemudian menjual Barang
Modal tersebut kepada siapapun dengan syarat dan harga yang ditetapkan oleh Lessor, dimana hasil
penjualan Barang Modal tersebut akan dipergunakan untuk membayar seluruh kewajiban Lessee kepada

7
Lessor, dengan tidak mengurangi hak Lessor untuk menuntut Lessee jika hasil penjualan Barang Modal
tersebut ternyata tidak cukup untuk melunasi seluruh kewajiban Lessee kepada Lessor.
3. Dalam hal Lessee adalah sebuah perusahaan, Lessee adalah suatu perusahaan yang didirikan dengan
sah menurut hukum yang berlaku di Indonesia dan memiliki kekayaan sendiri serta menjalankan
usahanya sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku, disamping itu Lessee menyatakan
yang menandatangani Perjanjian ini atas nama Lessee adalah benar mempunyai wewenang penuh untuk
itu. Akta-akta Anggaran Dasar Lessee yang berkenaan dengan susunan pemegang saham , Direksi dan
Komisaris Lessee (dalam hal Lessee suatu Perseroan Terbatas) atau susunan Pesero Pengurus dan
Pesero Komanditer (dalam hal Lessee suatu Perseroan Komanditer) atau Akta-Akta bentuk usaha
lainnya, yang seluruhnya telah diserahkan kepada Lessor adalah benar meliputi keadaan yang terakhir
dan masih berlaku.
4. Lessee tidak mempunyai tunggakan pembayaran pajak-pajak yang secara materiil akan dapat
mengganggu kelancaran pemenuhan kewajiban Lessee kepada Lessor berdasarkan Perjanjian ini.
5. Sumber dana bagi pembayaran kewajiban Uang Sewa Pembiayaan maupun uang pembayaran
kewajiban lainnya diperoleh Lessee dengan cara-cara tidak bertentangan dengan ketentuan hukum yang
berlaku khususnya yang berhubungan dengan tindak pidana pencucian uang.
6. Selama Fasilitas Pembiayaan belum dilunasi maka Lessee menyatakan mengikatkan diri kepada Lessor
untuk melaksanakan hal-hal tersebut dibawah ini, yaitu :
a. Menggunakan Fasilitas Pembiayaan sesuai dengan peruntukkannya.
b. Mensubordinasikan seluruh hutang kepada pemegang saham yang saat ini ada dan yang akan ada
dikemudian hari (khusus Lessee Badan Usaha).
c. Memperoleh Persetujuan Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham dalam rangka
memperoleh Fasilitas Pembiayaan sesuai dengan Anggaran Dasar Debitur dan Undang – undang
No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (khusus Lessee Badan Usaha).
d. Memperoleh persetujuan lain dan/atau melakukan tindakan hukum lainnya sebagaimana disyaratkan
dalam Perjanjian ini.
e. Melaporkan setiap dan seluruh kejadian dan peristiwa yang dapat mempengaruhi kelancaran Lessee
dalam memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini termasuk tetapi tidak terbatas pada
peristiwa kebakaran, kecelakaan kerja, pemogokan karyawan dan sebagainya.
f. Mempertahankan dan menjaga setiap hak-hak dan ijin-ijin yang sekarang dimiliki Lessee dalam
menjalankan usahanya.
g. Menandatangani Perjanjian ini dengan format yang dapat diterima oleh Lessor.
h. Mengikat Pemberi Jaminan untuk membuat dan menandatangani setiap perubahan Dokumen
Jaminan atau dokumen lain yang diperlukan dari waktu ke waktu.
i. Membayar, menyetor dan melapor semua pajak-pajak termasuk pajak pertambahan nilai [VAT],
withholding tax dan pungutan-pungutan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
j. Mengijinkan Lessor atau pihak lain yang ditunjuk untuk melakukan pemeriksaan kinerja Perusahaan
Lessee dan aktivitas keuangan Lessee.
k. Memberitahukan secara tertulis dengan segera kepada Lessor tentang :
- Semua perkara perdata dan pidana yang melibatkan Lessee.
- Semua perkara yang terjadi antara Lessee dan Instansi Pemerintah.
- Semua kejadian kelalaian atau semua kejadian yang dengan lewatnya waktu atau pemberitahuan
atau kedua-duanya , akan menjadi kelalaian.

8
l. Menyerahkan segera dan secara tepat kepada Lessor, informasi yang dibutuhkan Lessor dari waktu
ke waktu.
m. Mengasuransikan atas biaya Lessee sendiri, barang-barang modal/jaminan tambahan yang
insurable kepada pihak asuransi PT. Multi Artha Guna Tbk dengan Lessor selaku penerima hak
[tertanggung] pertama [sesuai persyaratan yang ditetapkan Lessor].
n. Membayar semua biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan penandatanganan Perjanjian ini dan
perjanjian-perjanjian assesoir lainnya.
o. Selalu memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum didalam Perjanjian ini dan
perjanjianperjanjian /dokumen-dokumen assesoir lainnya.
7. Setelah berakhirnya sewa pembiayaan Barang Modal berdasarkan Pasal 16 atau (kecuali jika Lessee
menggunakan hak opsinya yang tercantum dalam Pasal 6) pada akhir Jangka Waktu Perjanjian, maka
Lessee harus bertanggung jawab atas biaya untuk pengasuransian yang wajar dan penyerahan kembali
Barang Modal itu kepada Lessor pada alamat dalam wilayah Indonesia sebagaimana mungkin ditunjuk
oleh Lessor dalam keadaan baik dan dapat dipakai (kecuali keausan karena pemakaian yang biasa
secara wajar) dan bersih dari penempelan iklan atau segala tanda lain kecuali yang dipunyai oleh Lessor
atau pabriknya.
8. Apabila seluruh kewajiban sewa pembiayaan Lessee kepada Lessor telah dinyatakan lunas oleh Lessor,
maka Lessee dan/atau kuasanya yang ditunjuk dengan melampirkan persyaratan yang ditentukan oleh
Lessor dan/atau pihak yang diperbolehkan secara hukum berhak mengambil dan/atau menerima
dokumen objek pembiayaan (Barang Modal) /dokumen jaminan lainnya (apabila terdapat jaminan
tambahan) yang berada pada Lessor;
9. Lessee berhak menolak pihak yang bukan karyawan Lessor dan/atau pihak yang mengatasnamakan
Lessor yang bertujuan untuk melakukan penagihan dan/atau penarikan/pengambilan (reposes) Barang
Modal tanpa menunjukkan Surat Tugas dan/atau Surat Kuasa dan/atau Identitas lain yang diakui serta
disyahkan oleh Lessor.
10. Lessee berhak mendapatkan informasi tentang produk dan/atau layanan dari Lessor;
11. Lessee berhak mendapatkan informasi dari Lessor tentang penerimaan, penundaan atau penolakan
permohonan yang diajukan Lessee dan/atau pelayanan yang diberikan Lessor kepada Lessee.

Pasal 15 Pemeliharaan Barang Modal dan Penggunaan Tenaga Ahli


1. Lessee harus memelihara Barang Modal dalam keadaan baik dan siap pakai (kecuali kerusakan karena
pemakaian biasa) dan tidak dibenarkan untuk mengizinkan Barang Modal itu dipakai, ditangani atau
dipelihara oleh orang-orang selain mereka yang telah terlatih secukupnya, atau untuk penggunaan yang
melewati batas, atau dipakai untuk suatu keperluan lain selain dari maksud perancangan atau
penggunaan Barang Modal itu.
2. Lessee harus mempekerjakan tenaga-tenaga ahli yang cakap untuk mereparasi atau memperbaiki suatu
kerusakan pada Barang Modal apakah kerusakan itu disebabkan atau tidak disebabkan oleh tindakan
sendiri atau kelalaian Lessee.
3. Lessee harus memasang pada Barang Modal itu plat atau lempengan besi atau tanda lain untuk
menunjukkan bahwa Barang Modal itu merupakan milik Lessor dan Lessee tidak dibenarkan untuk
menyuruh atau mengizinkan tanda-tanda tersebut dilepas, ditutupi, atau dirusak.
4. Lessee, tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari Lessor, tidak boleh melakukan perubahan pada Barang
Modal. Setiap penambahan pada Barang Modal yang telah disetujui dengan sendirinya menjadi milik
Lessor tanpa penggantian rugi apa pun kepada Lessee.
5. Lessee harus memberikan Lessor segala keterangan mengenai lokasi, keadaan, pemakaian dan
jalannya Barang Modal yang dari waktu ke waktu yang mungkin diminta oleh Lessor dan mengizinkan

9
atau mendapatkan izin untuk setiap orang yang ditunjuk oleh Lessor pada waktu-waktu yang wajar untuk
memasuki setiap lapangan atau bangunan dan untuk meneliti dan memeriksa Barang Modal.
6. Lessee pada setiap waktu tidak boleh melepaskan penguasaan atau pengawasan atas ataupun
menyewakan Barang Modal tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Lessor.
7. Bila Barang Modal yang menjadi obyek sewa pembiayaan ini menjadi musnah, hilang, barang dalam
sengketa atau menurut taksiran Lessor Barang Modal tersebut nilainya tidak sesuai lagi dengan
kewajiban-kewajiban Lessee dibawah Perjanjian ini, maka Lessor berhak untuk meminta Lessee
mengganti dengan Barang Modal yang lain untuk dijadikan pengganti Objek Sewa Pembiayaan.
Kejadian ini tidak akan mengurangi atau menghapuskan kewajiban-kewajiban Lessee kepada Lessor.

Pasal 16 Lokasi Penyimpanan Barang Modal


1. Lessee menjamin bahwa Pekarangan sesuai untuk penggunaan atau penyimpanan Barang Modal dan
menyetujui menyimpan Barang Modal dalam Pekarangan itu kecuali sepanjang usaha perdagangannya
yang sedang berjalan memerlukan sebaliknya dan dalam keadaan apa pun juga Lessor tidak akan
mengizinkan Barang Modal itu dipindahkan dari lokasi yang ditetapkan semula dalam Perjanjian ini yang
diketahui dan disetujui Lessor.
2. Lessee tidak boleh membebani atau memberikan sebagai jaminan dalam bentuk apa pun juga
Pekarangan dimana Barang Modal itu berada, kecuali jika ada persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Lessor dan persetujuan tersebut hanya akan diberikan setelah Lessor mendapat bukti yang memuaskan
bahwa hak Lessor atas Barang Modal bagaimanapun juga tidak akan dipengaruhi/tidak akan terganggu.

Pasal 17 Laporan Posisi Keuangan Lessee


1. Lessee wajib menyampaikan kepada Lessor, segera dalam jangka waktu selambat-lambatnya 90
(sembilan puluh hari) kalender setelah berakhirnya bulan keenam dalam tahun buku yang berjalan,
laporan keuangan internal tengah tahunan dari Lessee dan penjaminnya (dalam hal penjamin adalah
suatu perusahaan) yang terdiri dari neraca dan laba rugi yang disahkan oleh pejabat yang berwenang
mewakili Lessee, berikut laporan keuangan lain sebagaimana yang diminta oleh Lessor.
2. Lessee wajib menyampaikan kepada Lessor setiap tahun buku, segera setelah dibuat dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah tahun buku yang
bersangkutan, laporan keuangan tahunan dari Lessee dan penjaminnya (dalam hal penjamin adalah
suatu perusahaan) yang terdiri dari neraca dan laba rugi yang telah diaudit oleh Kantor akuntan public
terdaftar, berikut laporan-laporan keuangan lain sebagaimana yang diminta oleh Lessor.

Pasal 18
Hal-Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan
Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Lessor, Lessee dilarang :
1. Merubah struktur permodalan atau merubah anggaran dasar atau membolehkan anggaran dasarnya
diubah, kecuali atas peningkatan modal yang diambil dari laba yang ditahan atau pemasukan modal
karena pengeluaran saham baru yang diambil bagian oleh pemegang saham yang ada sekarang (khusus
Lessee Badan Usaha).
2. Merubah atau mengijinkan untuk diubah struktur pemegang saham yang ada sekarang atau komposisi
kepemilikan sahamnya (khusus Lessee Badan Usaha).
3. Merubah atau mengganti susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris , demikian dengan ketentuan
bahwa perubahan atau penggantian dari mereka yang disebabkan karena masa kerjanya sudah selesai,
pengunduran diri dan kematian tidak dianggap sebagai pelanggaran terhadap ketentuan ini (khusus
Lessee Badan Usaha).

10
4. Mengikatkan diri sebagai penanggung/penjamin terhadap pihak lain dan/atau menjaminkan harta
kekayaan Lessee untuk kepentingan pihak lain kecuali yang telah ada pada saat Perjanjian ini
ditandatangani.
5. Melakukan perluasan atau penyempitan usaha yang dapat mempengaruhi pengembalian jumlah
kewajiban Lessee kepada Lessor.
6. Membayar hutang pemegang saham, perusahaan afiliasi, subsidiary, maupun pihak ketiga lainnya yang
ada dan yang akan timbul di kemudian hari terkecuali dalam rangka kegiatan operasional perusahaan
sehari-hari (khusus Lessee Badan Usaha).
7. Mengajukan permohonan kepailitan dan atau penundaan pembayaran kepada Pengadilan Niaga.
8. Mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan/atau kewajiban Lessee berdasarkan Perjanjian ini kepada
pihak lain.
9. Membayar/membagikan Dividen selama jangka waktu fasilitas (khusus Lessee Badan Usaha)
10. Melakukan merger, akuisisi dan likuidasi (khusus Lessee Badan Usaha)
11. Melakukan penjualan atau pemindahtanganan atau melepaskan hak atas sebagian besar/seluruh harta
kekayaan Lessee , kecuali untuk transaksi – transaksi umum sesuai dengan kegiatan usaha perusahaan
(khusus Lessee Badan Usaha).
12. Melakukan investasi lain dan/atau menjalankan usaha yang tidak mempunyai hubungan dengan usaha
yang sedang dijalankan (khusus Lessee Badan Usaha).
13. Memberikan pinjaman kepada pihak lain kecuali dalam transaksi dagang yang lazim dan kegiatan
operasional sehari-hari (khusus Lessee Badan Usaha).
14. Lalai atas setiap perjanjian hutang dengan pihak ketiga.
15. Menarik kembali modal yang disetor (khusus Lessee Badan Usaha).
Pasal 19 Pengakhiran Perjanjian
1. Lessor berhak mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak apabila :
a) Lessee lalai untuk membayar suatu Pembayaran Uang Sewa Pembiayaan atau jumlah uang lain
yang harus dibayar penuh pada tanggal jatuh tempo berdasarkan Perjanjian ini, ketentuan tambahan,
dokumen-dokumen jaminan dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan
Perjanjian;
b) Lessee melanggar ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini;
c) Lessee melakukan suatu tindak pidana dan/atau Barang Modal tersebut menjadi barang sitaan pihak
yang berwajib karena dijadikan sarana dan/atau alat untuk melakukan tindak pidana;
d) Jika ijin usaha Lessee dicabut atau dibatasi secara keras oleh pihak yang berwenang.
e) Suatu pernyataan yang telah dibuat oleh Lessee kepada Lessor sehubungan dengan Perjanjian ini,
atau jika keterangan-keterangan yang termuat dalam Perjanjian/Lampiran I Perjanjian berkenaan
dengan Barang Modal ternyata tidak benar;
f) Lessee menyerahkan, memberikan atau mengancam akan menyerahkan atau memberikan bagian
terbesar dari aktivanya atau mengancam untuk menghentikan semua atau suatu bagian terbesar
dari segala kegiatan usaha atau perdagangan yang pada waktu ini sedang dijalankannya
g) Setiap hutang dari Lessee atau Para Penjaminnya yang telah Jatuh Tempo namun tidak dilunasi
pada batas-batas waktunya, atau Lessee atau Penjaminnya lalai berdasarkan, atau melakukan suatu
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan suatu perjanjian lain antara Lessee atau Para Penjamin
dengan Lessor.
h) Lessee atau Para Penjamin dinyatakan tidak sanggup membayar hutang-hutangnya atau memanggil
suatu rapat atau melakukan suatu pengaturan atau penyusunan dengan para kreditornya, atau
11
dihentikan usahanya (kecuali untuk maksud-maksud pembentukan kembali atau penggabungan
yang telah disetujui secara tertulis sebelumnya oleh Lessor) atau telah menunjuk seorang kurator
atau seorang pemegang jaminan mengambil alih sebagian dari aktivanya atau dikenakan eksekusi
atau gugatan hukum lainnya terhadap seluruh aktivanya atau sebagian dari aktivanya;
i) Lessee atau Para Penjamin atau orang atau pihak lain yang bertanggung jawab untuk pemenuhan
kewajiban-kewajiban Lessee berdasarkan Perjanjian ini meninggal dunia (dalam hal Lessee dan atau
penjamin adalah orang perorangan) atau terancam bubar, insolven, pailit atau dijatuhi hukuman
pidana.
j) Lessee atau Para Penjamin mengajukan permohonan untuk penjadwalan kembali atau pengaturan
kembali penundaan pembayaran hutang-hutangnya (mengajukan PKPU), mengajukan
permohonan kepailitan atau diajukan sebagai Termohon Pailit oleh pihak lain;
k) Lessor harus menetapkan bahwa, karena suatu kejadian atau keadaan yang timbul, kemampuan
Lessee untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya menurut Perjanjian ini telah terpengaruh secara
tidak menguntungkan atau apabila Perlengkapan/Barang Modal atau suatu hak dari Lessor
berdasarkan Perjanjian ini telah dirugikan karena keadaan tersebut;
l) Lessee melakukan kelalaian atau pelanggaran atas syarat yang ditetapkan di dalam perjanjian
pembiayaan lain yang dibuat oleh Lessee dan Lessor, selain perjanjian ini sehingga mengakibatkan
perjanjian-perjanjian tersebut diakhiri oleh Lessor.
m) Suatu bagian atau seluruh Barang Modal hilang atau disita oleh pihak lain atau yang berwajib atau;
Harta kekayaan Lessee atau Para Penjamin, baik sebagian maupun seluruhnya disita oleh
pengadilan atau oleh pihak lainnya dan penyitaan itu menurut pendapat Lessor akan dapat
berpengaruh pada kelancaran pemenuhan kewajiban Lessee kepada Lessor.
2. Apabila Lessor melaksanakan haknya sesuai dengan ayat 1 diatas, maka setelah berakhirnya hak
Lessee atas sewa pembiayaan Barang Modal akibat Lessor mengakhiri Perjanjian secara sepihak,
dengan memperhatikan pasal 10 ayat 2 a Perjanjian ini maka:
a) Lessor dapat mengambil kembali Barang Modal dan untuk maksud itu berhak memasuki setiap
Pekarangan atau Bangunan dimana Barang Modal ditempatkan atau dianggap telah ditempatkan.
b) Barang Modal tidak boleh lagi dalam penguasaan dan pemilikan Lessee tanpa persetujuan tertulis
dari Lessor;
c) Lessee harus segera membayar kepada Lessor secara sekaligus dan seketika lunas suatu jumlah
uang yang besarnya sama dengan seluruh kewajiban Pembayaran Uang Sewa Pembiayaan yang
belum dibayar sesuai jumlah kewajiban yang telah ditetapkan oleh Lessor berdasarkan Perjanjian
ini.
3. Dalam hal berakhirnya Perjanjian ini menurut ayat 1 diatas dan menurut pasal jangka wkatu pada pasal
2 maka Lessee dengan ini melepas haknya atas ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam Pasal 1266
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berlaku di Republik Indonesia.

Pasal 20 Biaya-Biaya
1. Para pihak telah setuju dan sepakat bahwa harga objek leasing, dengan total harga keseluruhan adalah
: Rp.11.972.250.000,- (Sebelas juta Sembilan ratus tujuh puluh dua dua ratus lima puluh) (US 1.275.000)
2. Harga sewa atas objek leasing adalah sebesar Rp 159.630.000 (US 17.000) per bulan atau seluruhnya
sebesar Rp 9.577.800.000,- (Sembilan juta lima ratus tujuh puluh tuju delapan ratus) selama 5 (lima)
tahun periode pertama
3. Lessee bertanggung jawab sepenuhnya untuk membayar semua biaya (termasuk tetapi tidak terbatas
pada biaya survey, biaya asuransi, biaya pengikatan jaminan apabila ada jaminan tambahan (biaya
fiducia/biaya hak tanggungan/biaya pengikatan jaminan lainnya), biaya provisi dan/atau biaya
administrasi, biaya Notaris sehubungan dengan persiapan, pembuatan, pengeluaran, penyampaian,
pendaftaran dan pengesahan oleh Notaris atas Perjanjian ini dan setiap lampirannya atau surat lainnya

12
sehubungan dengan pelaksanaannya atau setiap izin atau persetujuan yang mungkin diperlukan
berdasarkan Perjanjian ini dan dalam memberlakukan atau berusaha untuk memberlakukan
ketentuanketentuan Perjanjian ini atau dalam memastikan tempat beradanya Lessee atau Barang Modal
atau dalam memperoleh kembali atau berusaha untuk memperoleh kembali pemilikan Barang Modal dari
Lessee, atau dari seseorang, firma atau perusahaan lain (termasuk biaya penagihan/reposes (penarikan
barang modal/jaminan), konsultan hukum/pengacara/ litigasi, biaya lainnya yang terkait). Rincian biaya-
biaya yang terkait dengan Perjanjian ini akan dibuat dalam Lampiran tersendiri yang merupakan satu
kesatuan, bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini.
4. Lessee bertanggung jawab untuk membayar semua biaya tambahan, beban, bunga dan semua pajak
serta bea materai yang telah dibayar oleh Lessor (termasuk tetapi tidak terbatas pada bea masuk, pajak
penjualan impor) atas atau sehubungan dengan Barang Modal dan pembelian atau penyediaannya
termasuk Pajak atas pinjaman-pinjaman luar negeri yang diperlukan untuk penyediaan dana untuk
operasi.

Pasal 21 Pajak-Pajak dan Denda Keterlambatan


1. Lessee harus membayar semua pajak dan bea materai, upah dan beban lain yang harus dibayar atas
atau sehubungan dengan persiapan, pembuatan, pengeluaran, penyampaian pendaftaran, pengesahan
oleh Notaris, pemberlakuan dan administrasi dari Perjanjian ini dan segala perubahannya kemudian,
Barang Modal dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan itu, dan menyetujui untuk
membebaskan Lessor dari dan membayar kembali kepada Lessor untuk segala pajak, bea, upah dan
beban lain yang telah dibayar oleh Lessor termasuk segala denda dan/atau sangsi yang mungkin
dikenakan karena kelalaian Lessee untuk membayar segala pajak, bea, upah atau beban lain tersebut
pada waktunya.
2. Cara pembayaran objek leasing adalah dengan cara kredit dari total keseluruhan harga objek leasing,
yang dibayarkan diawal bulan yaitu pada tanggal 7 disetiap bulannya, secara tunai setiap bulannya
selama 60 bulan
3. Setiap uang yang wajib dan harus dibayar kepada Lessor berdasarkan Perjanjian ini dikenakan denda
keterlambatan sebesar 0.4% per hari dari jumlah yang seharusnya dibayar, berdasarkan perhitungan
satu tahun adalah 360 hari. Denda tersebut dapat ditagih seketika dan sekaligus tanpa diperlukan teguran
lebih lanjut dari Lessor ataupun instansi yang berwajib.

Pasal 22 Penggunaan Uang


Jika suatu jumlah uang yang dibayarkan oleh Lessee kepada Lessor berdasarkan Perjanjian ini atau
perjanjian-perjanjian lainnya yang dibuat antara Lessee dan/atau Penjaminnya dengan Lessor kurang dari
pada jumlah kewajiban pembayaran yang seharusnya diterima oleh Lessor , maka Lessor berhak
menggunakan jumlah uang yang diterima tersebut menurut urutan sebagai berikut : pertama digunakan untuk
pembayaran premi asuransi yang tertunggak, selanjutnya digunakan untuk pembayaran dendadenda,
pembayaran kewajiban-kewajiban sewa pembiayaan dan pembayaran jumlah-jumlah lainnya yang terhutang
berdasarkan Perjanjian ini menurut proporsi atau urutan tersebut dan pada umumnya dengan cara demikian
sebagaimana Lessor menganggap pantas.

Pasal 23 Pelepasan Hak dan Surat Kuasa


1. Kelalaian Lessor untuk menggunakan dan penangguhan dalam menggunakan suatu hak, pemulihan,
kekuasaan atau hak istimewa yang timbul berdasarkan Perjanjian ini atau suatu jaminan tidak berlaku
sebagai suatu pelepasan hak atas hal-hal itu atau pun dilaksanakan secara tunggal, kurang sempurna
untuk sebagian mengenai hal itu tidak boleh menutup kemungkinan suatu pelaksanaan lain atau
pelaksanaan lebih lanjut atas hal itu atau suatu hak, pemulihan, kekuasaan atau hak istimewa lain. Hak-

13
hak dan pemulihan-pemulihan yang ditentukan dalam perjanjian ini atau setiap jaminan bersifat kumulatif
dan tidak mengecualikan segala hak pemulihan yang ditentukan oleh hukum.
2. Sebagai jaminan atas pelaksanaan kewajiban-kewajiban Lessee berdasarkan Perjanjian ini, maka
Lessee dengan ini menunjuk Lessor yang tidak dapat ditarik kembali sebagai kuasanya dengan maksud
untuk memenuhi Perjanjian ini setelah terjadi suatu kejadian kelalaian, termasuk tetapi tidak terbatas
pada menghapus nama Lessee dari setiap daftar yang menyatakan Lessee sebagai operator yang
berkepentingan atas Barang Modal.

Pasal 24 Pengalihan Hak Lessor


1. Lessor dapat mengalihkan, menjual, menjaminkan, menyerahkan dan/atau memberikan Perjanjian ini
atau hak-hak berdasarkan Perjanjian ini kepada pihak lain siapapun.
2. Lessee tidak boleh mengalihkan, menyerahkan atau memberikan atau mengaku mengalihkan,
menyerahkan atau memberikan Perjanjian ini atau hak-haknya berdasarkan perjanjian ini.
3. Lessee dengan ini memberikan persetujuan dimuka atas pengalihan, penjualan, penjaminan, penyerahan
tersebut diatas tanpa diperlukan pemberitahuan lebih lanjut.

Pasal 25 Keterikatan
1. Dalam hal Lessee disamping memperoleh fasilitas Sewa Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini, juga
memperoleh fasilitas (-fasilitas) pembiayaan lainnya dari LESSOR, maka jika terjadi kejadian kelalaian
(peristiwa cidera janji) oleh Lessee terhadap Perjanjian ini harus diartikan juga terjadi adanya kejadian
kelalaian (peristiwa cidera janji) oleh Lessee terhadap perjanjian (-perjanjian) fasilitas pembiayaan
lainnya yang dibuat oleh Lessee dan Lessor, demikian pula sebaliknya ("cross default").
2. Jika untuk kepentingan Perjanjian ini oleh Lessee telah diberikan jaminan (-jaminan) kepada Lessor, baik
jaminan (-jaminan) berupa asset milik Lessee sendiri ataupun asset milik pihak lain, atau jaminan (-
jaminan) tersebut berupa jaminan Penanggungan Hutang, maka jaminan (-jaminan) tersebut harus
berlaku juga terhadap perjanjian (-perjanjian) fasilitas pembiayaan lainnya yang dibuat oleh Lessee dan
Lessor, demikian pula sebaliknya ("cross collateral").

Pasal 26 Peninjauan Uang Sewa Pembiayaan


Apabila terjadi suatu gangguan dalam pasar uang atau keadaan ekonomi termasuk dan tidak hanya terbatas
pada melonjaknya tingkat suku bunga antara bank dari batas-batas normal atau perubahan keadaan lain
termasuk dan tidak terbatas pada suatu tindakan atau Peraturan atau Keputusan dari yang berwenang maka
Lessor berhak untuk meninjau dan menyesuaikan kembali Uang Sewa Pembiayaan berdasarkan tingkat suku
bunga yang berlaku pada saat itu.

Pasal 27 Jaminan
1. Pemberian jaminan akan dilengkapi dengan dokumen pemberian jaminan tersendiri yang merupakan
satu kesatuan, bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini.
2. Lessee menyetujui untuk membuat atau melaksanakan segala jaminan dan dokumen lain yang mungkin
diperlukan oleh Undang-undang atau apabila Lessor menganggap perlu untuk menetapkan,
mempertahankan dan melindungi hak-hak berdasarkan Perjanjian ini, dan pada umumnya untuk
melaksanakan maksud dari Perjanjian ini.
3. Apabila terdapat pemberian jaminan (jaminan tambahan), maka rincian jaminan dan pembebanan
barang jaminan (agunan) akan diuraikan dalam Lampiran I Perjanjian ini yang merupakan satu kesatuan
dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini. Seluruh surat bukti kepemilikan/ dokumen
Barang Jaminan tersebut disimpan di kantor Lessor.
14
4. Jangka waktu pembebanan JAMINAN terhitung sejak ditandatanganinya Perjanjian ini sampai dengan
dilunasinya seluruh kewajiban pembayaran sewa pembiayaan Lessee kepada Lessor

Pasal 28 Pemberitahuan
Setiap pemberitahuan atau izin yang harus diberikan berdasarkan Perjanjian ini harus dalam bentuk tertulis
dan harus disampaikan sendiri atau dikirim lewat pos, teleks, surat elekronik (e-mail), facsimile (fax) kepada
pihak lain dialamat tersebut diatas, dan harus dianggap telah diberikan
a. Dalam hal suatu surat dikirimkan lewat pos biasa kelas satu dengan perangko dibayar dimuka, 48 jam
setelah pengiriman; dan
b. Dalam hal suatu teleks atau kawat pada hari berikutnya setelah tanggal pengiriman. Bukti pengiriman
lewat pos atau penyampaian harus dianggap sebagai bukti penerimaannya.
c. Apabila melalui surat elektronik (email) , facsimile , adalah langsung setelah dikirim dengan disertai bukti
pengiriman dan penerimaan email serta fax tersebut.

Pasal 29 Penyelesaian Masalah Dan Domisili Hukum


Para Pihak sepakat dan setuju segala permasalahan hukum yang timbul dalam Perjanjian terlebih dahulu
akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat dan apabila penyelesaian masalah diluar Pengadilan
tidak terjadi kesepakatan, maka Para Pihak sepakat dan setuju memilih domisili hukum tetap di Kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung

Pasal 30 LAIN-LAIN
Bahwa Perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang melekat, bagian yang tidak terpisahkan dengan Surat
Penawaran Fasilitas Pembiayaan Nomor:077-XXI-2023/FL tanggal15 November 2023
Bahwa Lessee mengakui telah membaca, mengerti dan menyetujui seluruh isi Perjanjian ini beserta
seluruh Lampiran yang terkait dengan Perjanjian ini.
Perjanjian ini telah disesuaikan dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan termasuk (tetapi tidak
terbatas pada) Ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh wakil-wakil yang sah dari LESSOR maupun LESSEE dalam 2
(dua) rangkap, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, pada hari dan tanggal tersebut
diatas.

15
LESSEE DAN LESSOR PT PT. JEKO KOMERSIALI LEASING LEOPA Tbk

LESSE LESSOR
PT.SERJOA COALP SEJAHTERA PT. JEKO KOMERSIALI LEASING LEOPA

WAHYU ANDRIANSYAH SEPTIAN ARYA


Direktur Utama Direktur Utama

Menyetujui :
Dewan Komisaris

INNAHA RATNA

16

Anda mungkin juga menyukai