Anda di halaman 1dari 64

Leasing , Leasing Container & Charter Kapal

Dr. Capt. Marihot Simanjuntak, M.M


Prof. Dr. Ismuhadjar, M.M
Dr. Capt. Achmad Ridwan Tentowi, M.H
Dr. Agung Kwartama, M.H
LEMBAGA - BANK KONVENSIONAL
KEUANGAN
BANK
- BANK SYARIAH

- ASURANSI
- DANA PENSIUN
LEMBAGA LEMBAGA - PEGADAIAN
KEUANGAN KEUANGAN
BUKAN BANK
- REKSA DANA
- BURSA EFEK

- SEWA GUNA USAHA


- MODAL VENTURA
- ANJAK PIUTANG
LEMBAGA - USAHA KARTU KREDIT
PEMBIAYAAN
- PEMBIAYAAN KONSUMEN
- PEMBIAYAAN PROYEK
DASAR HUKUM SEWA MENYEWA
Pasal 1548 KUH Perdata: Pasal 1550 KUH Perdata:
“Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan Pihak yang menyewakan diwajibkan karena sifat
mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk perjanjian, dan dengan tak perlu adanya sesuatu janji
memberikan kepada pihak yang lainnya untuk itu:
kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu
1 e menyerahkan barang yang disewakan kepada si
waktu tertentu dan dengan pembayaran sesuatu
penyewa;
harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu
2 e memelihara barang yang disewakan sedemikian,
disanggupi pembayarannya.”
hingga barang itu dapat dipakai untuk keperluan
Pasal 1559 KUH Perdata: yang dimaksudkan;
3 c memberikan si penyewa kenikmatan yang
“Si penyewa, jika kepadanya tidak telah tenteram daripada barang yang disewakan selama
diizinkan, tidak diperbolehkan berlangsungnya sewa.”
mengulangsewakan barang, yang disewanya,
maupun melepas sewanya kepada orang lain,
atas ancaman pembatalan perjanjian sewa dan
penggantian biaya, rugi dan bunga, sedangkan
pihak yang menyewakan setelah pembatalan
itu, tidak diwajibkan mentaati perjanjiannya
SEWA GUNA USAHA (LEASING) Diatur dalam UU No. 21 Tahun 2011
Tentang Otoritas Jasa Keuangan

o Istilah “leasing” berasal dari Bahasa Inggris, yaitu


Pasal 1 angka (4)
“lease”, merupakan derivatif dari sewa menyewa.
Lembaga Jasa Keuangan adalah
lembaga yang melaksanakan
o Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk kegiatan di sektor Perbankan, Pasar
penyediaan barang modal baik secara Sewa Guna Modal, Perasuransian, Dana
Usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun Sewa Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Guna Usaha tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
digunakan oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama
jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara angsuran. Pasal 1 angka (9)

o Unsur-unsurnya terdiri dari: Lembaga Pembiayaan adalah badan


 Penyedian barang modal (mesin , pesawat, dan usaha yang melakukan kegiatan
lain-lain). pembiayaan dalam bentuk
 Dengan atau tanpa hak opsi. penyediaan dana atau barang
 Digunakan dalam jangka waktu tertentu. modal sebagaimana dimaksud
 Pembayaran dilakukan secara berkala dalam peraturan perundang-
undangan mengenai lembaga
Para Pihak Dalam Leasing
Pembayaran harga
Bank LESSOR barang modal secara SUPPLIER
tunai

Penyerahan
barang

Pembayaran kembali
harga barang modal
LESSEE
secara berkala (cicilan))

Asuransi
(Fakultatif)
KEUNGGULAN & KELEMAHAN LEASING
Keunggulan Leasing Kelemahan
1 Pembiayaan penuh Hak kepemilikan barang
2 Lebih flexible biaya yang ditimbulkan cukup besar.

3 Sumber pembiayaan alternatif Barang modal tidak dapat dijadikan


jaminan
4 Off balance sheet Fluktuasi bunga.
5 Arus Dana
6 Proteksi Inlansi
7 Perlindungan akibat kemajuan teknologi

8 Sumber pelunasan kewajiban


Captive Lease

Finance lease

Operating lease
JENIS – JENIS
LEASING Direct Lease

Sales & Lease


Back

Leveraged Lease
SALE AND LEASE BACKYaitu jenis leasing dgn mana CAPTIVE LEASE
barang2 itu sebenarnya dari Lessee, kemudian dibeli Leasing yang ditawarkan oleh Lessor kepada
oleh Lessor dan selanjutnya barang tsb disewa guna Lessee yang merupakan langganannya. Dalam
usahakan lagi kpd Lessee dari Lessor utk periode hal ini biasanya barang-barang objek leasing
tertentu adalah barang yang merupakan merk dari
DIRECT LEASE Lessor sendiri.
Lessor yang membeli barang objek leasing dari FINANCE LEASE
supplier, kemudian di-lease-kan kepada Lessee. Jadi adalah sebuah kegiatan sewa guna usaha
memang lessee yang membutuhkan barang modal namun lessee pada akhir masa kontrak
untuk keperluan usahanya, tetapi membutuhkan mendapatkan opsi membeli objek sewa dengan
bantuan biaya dari pihak Lessor untuk pengadaan nilai atau harga yang disepakati bersama.
barang tersebut.
LEVERAGED LEASE OPERATING LEASE
Merupakan leasing dimana pihak yg memberikan dana Merupakan kegiatan sewa guna usaha namun
selain Lessor ada juga pihak ketiga. Pada umumnya jenis pada masa akhir kontrak tidak diberikan opsi
leveraged lease dipergunakan thd barang2 yg bernilai untuk melakukan pembelian objek sewa. Jadi
tinggi, dimana pihak Lessor hanya membiayai antara 20 saat kontrak sudah berakhir maka objek sewa
% - 40 %, sedang selebihnya dibiayai pihak ketiga harus dikembalikan pada pemilik objek
(Credit Provider). Sehingga dana dari pihak ke.3 tsb tersebut.
merupakan pinjaman Lessor dgn memakai perj. leasing
sbg jaminan hutangnya.
A S I N G
L E NE R
N T A I
C O
LEASING CONTAINER

Container adalah kotak raksasa yang rnemiliki ukuran standar ISO dan
memiliki keunikan baik dari perawatan dan pengelolaanya. Maka dari itu tidak
setiap orang dapat mengelola, merawat, memiliki, memakai, serta
menggerakkan dengan baik, kecenderungan semacam inilah yang mendasari
lahirnya perusahaan penyewaan container (leasing).

Usaha perusahaan Leasing Container adalah hanya menyewakan container


kepada perusahaan pelayaran container yang membutuhkan dan tidak
mengoperasikannnya sendiri. Operator container tersebut adalah penyewa
(perusahaan pelayaran) itu sendiri.
Apa itu Kontainer Kargo?

 Dimensi standar yang disetujui secara


internasional
 Dapat dipindahkan dengan berbagai moda
transportasi
 Ukuran “unit setara dua puluh kaki” atau TEUs
(twenty-foot equivalent unit).
LEASING CONTAINER

Ketidak seimbangan volume cargo Jenis Perjanjian Leasing


Container (sewa container)
Kurangnya modal

Kontrak cargo yang tinggi Master Lease Agreement (MLA)

Rute perdagangan experimental Long Term Lease Agreement

Short Term Lease Agreement

Lease Purchase Agreement


Master Lease Agreement (MLA)

 Tidak ada ketentuan periode sewa


 Kontrak bisa direnegosiasi
 Fleksibilitas tinggi
 Harga sewa lebih tinggi
 Banyak lokasi pick up & drop off
 Dikenakan denda tinggi bila drop off diluar lokasi yang ditentukan
 Lessor bertanggung jawab dalam memanage armada petikemas
termasuk
 perawatan dan perbaikan
Long Term Lease Agreement (sewa jangka panjang)

 Periode sewa : 5-8 tahun


 Biasanya kontainer baru
 Dilengkapi klausa negoisasi ulang untuk harga sewa
 Fix untuk jumlah kontainer yang sudah ditentukan
 Penyewa bertanggung jawab atas perawatan dan perbaikan
serta reposisi kontainer
 Tempat pengembalian (drop off) sangat dibatasi
Short Term Lease Agreement
(Sewa jangka pendek)

 Periode lebih dari 6 bulan


 Perawatan dan perbaikan tanggung jawab penyewa
 Membantu penyewa dalam perencanaan kedepan bila terjadi lonjakan
permintaan secara tiba-tiba
 Repositioning tanggung jawab penyewa
 Lokasi pengembalian (drop off) sangat terbatas
 Harga sewa per diem paling tinggi dibanding dengan term lainnya
Lease Purchase Agreement (sewa beli)

 Opsi membeli bagi penyewa


 Periode sewa terlebih dahulu selama periode tertentu
 Diperpanjang dengan periode tertentu
 Dijual diakhir periode sewa kedua seharga US $1/
container
 Atas kesepakatan hasil negosiasi dengan penyewa
 Sewa ditagihkan per diem (hari kalender)
 Harga sewa lebih tinggi dibanding term sewa jangka
panjang
Point-point penting dalam
container lease agreement

 Terms dari perjanjian


 Tanggung jawab penyewa
 Biaya perawatan dan perbaikan
 Biaya kehilangan
 Biaya sewa harian
 Lokasi on hire dan biayanya
 Lokasi off hire dan biayanya
 Asuransi
 Inspeksi periodic
 Damage protection plan
Istilah-Istilah Dalam Perjanjian Leasing
Damage Protection Plan Container Prefix

Asuransi tambahan untuk perawatan dan Mengindikasikan pemilik kontainer (3 huruf


perbaikan - perbaikan tertentu dari kontainer yang kapital adalah kode pemilik)
dikenakan oleh lessor (leasing coy) kepada lessee
(penyewa)

CSC Plate
Decal
Periodic Examination Schedule
Sticker label Plat yang mengindikasi bahwa kontainer tersebut
Pemeriksaan pertama setelah 5 tahun kontainer telah lulus tes spesifikasi, memenuhi persyaratan
standar yang diperlukan
sejak tanggal pembuatan kontainer
setelah itu setiap 30 bulan
Approved Continuous Examination Programme

Selain dari pemeriksaan rutin setiap 5 tahun, pemeriksaan juga dilakukan pada saat perbaikan besar,
refurbishment atau pada saat kontainer akan disewakan untuk digunakan. Akan tetapi kontainer
tidak dapat digunakan tanpa pemeriksaan sedikitnya dalam waktu 30 bulan
PERUSAHAAN LEASING CONTAINER

Textainer

Co n t ainers
be
Seacu
Florens Container
Leasing

Beac
on Triton
Inter
moda International
ORGANISASI TERKAIT
Bureau International Des Containers

Organisasi international yang mempromosikan


ekspansi berkelanjutan kontainerisasi dan
transportasi yang aman dan terjamin. BIC juga
mengoperasikan Global A.C.E.P Data Base.

Institute Of International Container Lessor

Asosiasi pemilik dan penyewaan petikemas.


IICL menerapkan standar perbaikan / repair
petikemas yang pada saat ini adalah IICL 6.
CHARTER KAPAL
CHARTER KAPAL
PERSEWAAN KAPAL

Pasal 309 (1) KUHD: segala alat berlayar bagaimanapun disebutnya


dan sifatnya.

Pasal 1 Angka 36 UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran:


Kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan
dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau
ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan
di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang
tidak berpindah-pindah.
Pasal 310 KUH – Dagang Kapal laut adalah semua
kapal yang dipergunakan untuk pelayaran di laut atau
diperuntukkan bagi itu.
JENIS PENCARTERAN KAPAL

1. Bareboat Charter atau Demise Charter


2. Time Charter
3. Trip Time Charter
4. Voyage Charter atau Space Charter
Carter Menurut Waktu
Time Charter Persetujuan dengan mana pihak yang satu (si
mencarterkan) mengikatkan diri untuk, selama waktu
Pasal 453 KUH- Dagang tertentu, menyediakan sebuah kapal tertentu, kepada
Paragraf satu pihak lawannya (si pencarter) dengan maksud untuk
memakai kapal tersebut dalam pelayaran di lautan guna
keperluan pihak yang terakhir ini

Carter Menurut Perjalanan


Voyage Charter Persetujuan, dengan mana pihak yang satu (si yang
mencarterkan) mengikatkan diri untuk menyediakan
sebuah kapal tertentu seluruh atau sebagian, kepada
Pasal 453 KUH- Dagang
Paragraf dua
pihak lawannya (si pencarter) dengan maksud untuk
baginya mengangkut orang - orang atau barang-barang
melalui lautan, dalam perjalanan atau lebih, dengan
pembayaran suatu harga pasti untuk pengangkutan ini.
Bareboat charter Charter kapal tanpa awak, di mana
pen-charter harus melengkapi
Adalah: Persewaaan kapal di mana kapal kapal dan menjalankan semua
diserahkan kepada Charterer untuk di tanggung jawab terhadap navigasi,
operasikan olehnya selama poeriode manajemen dan pengoperasiannya;
tertentu. Charterer juga mengambil alih karenanya dia bertindak sebagai
seluruh tanggungjawab pengeluaran biaya pemilik kapal dalam semua aspek
operasi dan pemeliharaan kapal, kecuali penting sepanjang masa charter.
biaya – biaya pengembalian modal.

Ketentuan-ketentuan mengenai Charter tanpa awak


atau bareboat charter diatur dalam buku II Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (KUH - Perdata)
mengenai sewa menyewa.
Sasaran Bareboat Charter

Cahrterer bermaksud melaksanakan


penyewaan Kembali kepada pihak ketiga (re – Charterer hendak memiliki atau /
Charter). Pihak Pencarter I Bertindak membeli kapal tersebut. Sebelum
sebagai pemilik (Time Chartered Owner / berlangsung perpindahan hak milik
Disponent Owner). Syaratnya adalah Pencarter atas kapal, pihak pencarter
I bertanggungjawab kepada pemilik kapal berkepentingan untuk mengetahui
(Ship’s Owner). Isi perjanjian C/P antara karakteristik kapal sekaligus untuk
keduanya, tidak boleh bertentangan dengan isi melatihCrew yang menjalankan tugas
perjanjian dengan Pemilik Kapal. Pada pengoperasian kapal
Bareboat Charter dapat terjadi banyak C/P
sehingga terbentuk serangkaian C/P (Chain of
Charter Party)
Batas waktu persewaan kapal yang disepakati
disesuaikan dengan tata kala pelatihan
(familiarisasi) Crwe dan kesiapan manajemen
pihak (Charterer) yang bersangkutan

KEKHUSUSAN Pencarter berkewajiban merawat / memelihara


BAREBOAT CHARTER kapal seperti miliknya sendiri

Mengembalikan kapal kepada pemiliknya


dalam kondisi yang sama seperti pada saat
menerima
Dalam kegiatan charter kapal perlu diperhatikan
beberapa persyaratan umum dalam membuat kontrak
(charter party). Persyaratan tersebut, minimal
menyebutkan hal berikut ini:

1. Nama dan alamat ship owners (Pihak I) serta charter (Pihak II).
2. Ship Particulars.
3. Tempat dan waktu penyerahan dan penyerahan kembali
4. Muatan yang legal
5. Pemakaian kapal untuk kegiatan yang legal
6. Syarat pengangkutan dan tanggung jawab masing-masing pihak
7. Pembatasan daerah pelayaran dan pelabuhan yang di singgahi
Kecuali pencarter dapat menuntut ganti rugi
kepada pemilik kapal tanpa menyatakan lalai
(in grebeke stelling). Ada beberapa hal yang
perlu dicatat :

1. Pembatalan perjanjian secara sepihak.


2. Penututan ganti kerugian tanpa pernyataan lalai.
3. Adanya bukti keterlambatan itu tidak disebabkan karena kelalaian tercarter.

Bahkan dapat dijumpai pula adanya ketidak sesuaian antara spesifikasi kapal yang
diperjanjikan dengan kapal yang diserahkan oleh pemilik kapal atau terlambatnya
pihak pencarter untuk mengembalikan kapal dan kondisi kapal pada saat
dikembalikan oleh si pencarter mengalami kerusakan.

H. M. N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia : Hukum Pelayaran Laut


dan Perairan Darat, Djambatan, Jakarta, 2000, hlm.174
Pasal 458 KUHD

Bila kapalnya pada waktu yang ditentukan dalam perjanjian tidak


tersedia bagi pencarter, Ia dapat memutuskan perjanjian itu, dan
memberitahukan dengan tertulis kepada pihak yang lain.
Bagaimanapun juga Ia mempunyai hak atas ganti rugi tanpa
disyaratkan adanya pernyataan lalai, kecuali bila yang
mencarterkan membuktikan, bahwa keterlambatannya tidak dapat
dipersalahkan kepadanya.
STANDAR PERJANJIAN PENYEWAAN KAPAL

1. Baltime 1039 yang sudah beberapa kali direvisi , terakhir tahun 2001;
2. New York Produce Exchange (NYPE 93) yang diterbitkan oleh the
Association of Ship Brokers and Agents (USA) ,Inc., yang telah beberapa
kali direvisi ,dan terakhir tahun 1993;
3. Deep Sea Time Charter 1974 yang dikeluarkan oleh BIMCO dengan code
name “Linertime”;
4. Fontime yang dipersiapkan oleh the Federation of National Associations of
Ship Brokers and Agents (FONASBA) ;
5. BIMCO Standard Bareboat Charter dengan code name:”BARECON 2001”
Perjanjian penyewaan kapal dalam KUHD:
Penyewaan berdasarkan perjalanan:

1. Bila diperjanjikan sebelumnya, penyewa dapat menggunakan seluruh ruangan kapal dan penggunaan ruang
kapal untuk pihak ketiga harus mendapat ijin darinya.Penyewa juga dapat menyewakan kapal berdasarkan
perjalanan kepada pihak ketiga bila sudah tercantum demikian dalam perjanjian penyewaan (Pasal 518 h-i);

2. Pemilik kapal atau yang menyewakan kapal harus menyampaikan data daya muat kapal yang sebenarnya
kepada penyewa sebelum kapal diserahkan dan bila salah dalam memberikan data atau melebihi dari daya
muat yang sebenarnya, maka diwajibkan memberikan ganti rugi dan uang sewa akan dikurangi secara
seimbang (Pasal 518 j);

3. Penyewa menunjuk tempat kapal dimana harus berlabuh untuk diberi muatan. Untuk itu ia harus menunjuk
tempat untuk memuat yang biasa digunakan yang tersedia dan dimana kapal itu dapat datang dan tetap
berlabuh dengan aman dan lancer. Bila penyewa lalai untuk menunjuk hal itu pada waktunya atau para
penyewa, bila lebih dari seorang penyewa, tidak mendapat kata sepakat dalam penunjukan, pemilik kapal
bebas untuk menentukan sendiri tempat-tempat yang biasa digunakan (Pasal 518 & 518 m);

4. Penyewa kapal harus membawa barang-barang yang harus dimuat kedekat disamping kapal dan
menempatkannya pada pemuat yang harus disediakan oleh pemilik kapal.
Penyewaan berdasarkan waktu:

1. Dalam hal penyewaan kapal berdasarkan waktu, berarti seluruh ruangan kapal diserahkan kepada yang
dikuasai oleh penyewa, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 518 a;

2. Pemilik kapal atau yang menyewakan kapal harus menyampaikan data daya muat kapal yang sebenarnya
kepada penyewa pada waktu negosiasi penyewaan atau setidak-tidaknya sebelum kapal diserahkan untuk
dioperasikan oleh penyewa.Jika tidak , akan menimbulkan pengurangan uang sewa secara proposional dan
pemilik kapal wajib mengganti kerugian yang disebabkan oleh penyampaian data yang tidak benar tersebut
(Pasal 518 b);

3. Pada prinsipnya, nakhoda dan anak buah kapal, sebatas hal-hal yang diperjanjikan, wajib tunduk pada
penyewa. Dalam batas-batas yang ditetapkan oleh perjanjian penyewaan kapal, nakhoda harus menurut
perintah penyewa dalam hal penerimaan, pengangkutan dan penyerahan muatan. Nakhoda berwenang
bertindak atas nama penyewa, kecuali penyewa telah menugaskan pada orang lain. Namun demikian,
penyewa tidak dapat menuntut agar kapal memuat, membongkar dan lain sebagainya atau pergi ketempat-
tempat yang tidak dapat dicapainya (Pasal 518 e);

4. Ketentuan-ketentuan dalam pasal 518 diberlakukan bagi kapal-kapal berbendera Indonesia walaupun
tempat terjadinya perjanjian diluar Indonesia (Pasal 518 g).
TERM DALAM CHARTER WAKTU (TIME CHARTER

Dr. Capt. Marihot Simanjuntak, M.M


Prof. Dr. Ismuhadjar, M.M
Dr. Capt. Achmad Ridwan Tentowi, M.H
Dr. Agung Kwartama, M.H
Laydays
ka waktu antara reporting day
R) dan cancelling date. Dalam carter
tkan nama pelabuhan dan tanggal
apal. Tetapi pada waktu perjanjian
sudah tentu tidak dapat ditetapkan Tanggal 15 Agustus disebut reporting day, yaitu tanggal mulai
kapal melaporkan diri kepada pencarter.
tanggal penyerahan kapal, karena
ang dapat memperlambat kapal tiba
nyerahan. Oleh Karena itu, di dalam
an carter dicatat : Laydays August
15/29.

sebut cancelling date, yaitu tanggal terakhir kapal Jangka waktu antara 15 Agustus sampai 29 Agustus (14 hari) disebut
Reporting day

Reporting day merupakan hari


atau tnggal mulai kapal
melaporkan diri. Pada tanggal
tersebut nakhoda menyerahkan
notice of readiness (NOR) beserta
certificate of delivery (C/D) kepada
pencarter atau wakilnya.

Telah lazim dalam dunia carter


bahwa penyerahan C/D tanpa NOR
dianggap telah cukup untuk kapal
melaporkan diri kepada pencarter.
Tetapi di dalam perjanjian carter
dari Produce diharuskan juga
menyerahkan NOR.
Kapal tiba

Meminta atau mencek bukti-bukti apakah kapal telah memenuhi yang dimaksud dengan arrived ship, yaitu sebagai
berikut :

Kapal telah mendapat izin dari dokter


pelabuhan untuk memasuki pelabuhan, Kapal telah siap untuk
Nakhoda telah
berarti kapal telah bebas dari karantina. Hal Kapal telah menjatuhkan
ini berarti bahwa dokter pealbuhan telah menjalankan pekerjaan
memeriksa ruangan-ruangan kapal, jangkarnya di pelabuhan
menyerahkan C/D dan nakhoda dan para awak kapal (untuk yang disebutkan dalam
sesuai dengan yang
NOR menyelidiki ada-tidaknya penyakit dimaksud dalam surat
menular). Jika ternyata bebas dari penyakit surat perjanjian carter.
menular, maka dokter memberikan izin perjanjian carter
boleh berlabuh bagi kapal
Prior time

Jika kapal tiba sebelum reporting day (dalam contoh di atas,


sebelum tanggal 15 Agustus), pencarter tidak perlu
menandatangani C/D dan NOR yang disodorkan oleh nakhoda,
berarti penyewa kapal dapat menolak untuk segera memulai
pemuatan barang-barang kedalam kapal, sehingga laydays
belum mulai berputar.
Cancelling date

Sekalipun cancelling date telah lewat, kapal harus


Cancelling date atau terakhir kapal melaporkan diri
berlayar menuju pelabuhan penyerahan (port of
(dalam contoh di atas, tanggal 29 Agustus) dan jika
delivery) untuk melaporkan diri kepada pencarter,
pada tanggal tersebut kapal belum melaporkan diri,
karena dalam hal yang demikian, pencarter yang
pencarter berhak membatalkan perjanjian carter
berhak membatalkan perjanjian carter
TERM DALAM VOYAGE CHARTER
Laydays
Pengertian atas Laydays, reporting day, dam cancelling date dalam carter
perjalanan (voyage charter) tidak berbeda dengan carter waktu (time
charter) sebagaimana telah diuraikan di muka. Di dalam carter perjalanan
(voyage charter) dicatat sebagai berikut

Laydays August 15/29


Tanggal 15 Agustus merupakan reporting day.
Tanggal 29 Agustus merupakan cancelling date

Antara tanggal 15 Agusttus sampai 29 Agustus merupakan laydays


(berbeda pengertiannya dengan laydays dalam time sheet), yang
merupakan tenggang waktu yang diberikan kepada kapal unuk mengejar
waktu dimulainya pemuatan di pelabuhan pemuatan setelah lebih dulu
melaporkan diri kepada pencarter dengan cara menyodorkan notice of
readiness (NOR).
Reporting day

Merupakan tanggal
permulaan bagi nakhoda
untuk melaporkan tibanya
kapal kepada pencarter
dengan cara menyodorkan
NOR
Prior time…..1
Jika kapal tiba sebelum reporting day (tanggal 15 Agustus), pencarter tidak diharuskan
segera memulai pemuatan sekalipun muatan telah tersedia. Tapi, untuk tujuan
penghematan waktu, pencarter dapat memulai pemuatan dan perjanjian memberi
kelonggaran kepadanya mengenai laytime ( laydays) sebagai berikut.

Waktu yang dipergunakan sebelum 15


Agustus dihitung 50% sebagai laydays.

Menurut syarat ini, maka waktu yang dipergunakan untuk


pemuatan hanya setengahnya (50%) dihitung sebagai laydays
sehingga menjauhkan kemungkinan timbulnya demurrage
dan memperdekat kemungkinan timbulnya dispatch
Prior time…..2
Jika Wala Wak
3
muat
4
upun tu
5
an demi yang
telah kian,
dipe
terse syara
t rgun
dia,
tent terse akan
u but sebe
kese diata lum
mpat s tang
an masi gal
yang h 15
diber kura
Agu
ikan ng
mem stus
oleh dihit
uask
syara
an ung
t ini
suda
bagi han
penc ya
h
arter. wak
selay
Yang tu
akny lebih
a mem
yang
diper uask sesu
guna an ngg
kan ialah uhn
deng syara ya
an t dipe
sebai yang rgun
k- berb
baik akan
unyi
nya seba
seba
oleh gai gai
penc berik layd
arter ut. ays.
.
Cancelling date

Sekalipun cancelling date telah dilewati, kapal wajib


Merupakan tanggal terakhir bagi nakhoda untuk
pergi kepelabuhan pemuatan yang melaporkan diri
melaporkan tibanya kapal kepada pencarter dengan
kepada pencarter karena dalam keadaan yang
cara menyodorkan NOR: juga merupakan tanggal
demikian, hanya pencarter yang berhak membatalkan
pembatalan perjanjian carter jika kapal belum tiba.
perjanjian carter.
DEMURRAGE, DESPATCH, DAMAGES FOR DETENTION
DEMURRAGE, DESPATCH, DAMAGES FOR DETENTION

Lamanya waktu yang diperkenankan (time


allowed) untuk masing-masing pemuatan dan
pembongkaran ditentukan berdasarkan
1.
kecepatan memuat dan membongkar
(loadingrate and discharging rate).
Apabila waktu yang sesungguhnya (actual time) yang dipergunakan melebihi dari time allowed, selisihnya disebut demurrage time (demurrage
days), jadi demurrage time = actual time - time allowed.

Jika
2.
didalam surat perjanjian carter dicantumkan
kecepatan rata-rata untuk memuat atau
membongkar atau dicantumkan time allowed,
Apabila waktu yang sesungguhnya (actual time) yang dipergunakan kurang dari time allowed, selisihnya disebut despatch time (despatch days). Jadi, despatch time =
time allowed – actual time.
Demurrage dan despatch money

Untuk demurrage time, pencarter Untuk despatch time, pemilik kapal


memberikan kompensasi kepada pencarter
dikenakan denda (demurrage (despatch money) karena mereka dapat
money) yang harus dibayar dengan cepat menyelesaikan pekerjaan
kepada pemilik kapal karena pemuatan/pembongkaran, dimana untuk
kecepatan menyelesaikan pekerjaan tersebut
kapal mengalami kelambatan (mungkin) mereka harus membayar uang
sehingga ia mengalami kerugian. lembur kepada para pekerja.

Demurrage time dapat juga dianggap


sebagai tenggang waktu yang diberikan
oleh kapal kepada pencarter untuk
menyelesaikan pekerjaan yang belum
selesai pada waktu time allowed telah
Despatch time dapat juga dianggap sebagai :

Kelonggaran yang diberikan oleh penerima barang


Kelonggaran yang diberikan oleh pencarter kepada kapal
(receivers) kepada kapal untuk bebas tugas (setelah
untuk memulai pelayaran (setelah selesai dimuat) lebih
selesai dibongkar muatannya) lebih cepat daripada waktu
cepat daripada waktu yang semestinya(time allowed)
yang semestinya (time allowed).
• Untuk kelonggaran ini, pemilik kapal wajib membayar despatch
money sebagai kompensasinya kepada pencarter atau kepada
penerima barang.
• Demurrage dan despatch money dibayar di tempat (pelabuhan)
timbulnya demurrage time. Oleh karena sesuatu hal demurrage
money belum dapat dibayar di pelabuhan pemuatan, maka di dalam
Surat Muatan (Bill of Lading) yang dikeluarkan oleh pemilik kapal
atau agen kapal dicatat jumlah demurrage ini agar penyelesaiannya
dapat dilakukan oleh penerima barang di pelabuhan pembongkaran.
Damages for detention….1

Ada kalanya di dalam surat perjanjian Jika ternyata bahwa waktu yang
carter dicantumkan selain dari waktu sesungguhnya dipergunakan (actual time)
yang diperkenankan (time allowed) dana melebihi time allowed + demurrage
kecepatan memuat dan membongkar time , maka pencarter atau penerima
(loadingrate/dischargingrate), juga barang harys mengganti kerugian kepada
sejumlah hari yang diperkenankan kapal pemilik kapal karena kapal jatuh dalam
dapat berada dalam demurrage. damages for detention.

Jadi, damages for detention


lebih tinggi daripada demurrage,
yaitu : damages for detention =
actual time – (time allowed +
Damages for detention….2

Seperti halnya demurrage, penggantian


kerugian atas damages for detention dibayar
di pelabuhan tempat terjadinya hal tersebut.
Jika damages for detentionbelum dibayar di
pelabuhan pemuatan, maka hal ini dicatat di
dalam Surat Muatan (Bill of Lading) agar
dapat diselesaikan oleh penerima barang
Charter Market (Pasaran Carter)

Dr. Capt. Marihot Simanjuntak, M.M


Prof. Dr. Ismuhadjar, M.M
Dr. Capt. Achmad Ridwan Tentowi, M.H
Dr. Agung Kwartama, M.H
Bisnis Pencarteran Kapal
Bisnis pencharteran kapal merupakan kegiatan niaga
yang sangat penting di kalangan pelayaran niaga,
khususnya dalam pelayaran internasional (inter-ocean
shipping), dimana sangat banyak dibutuhkan kapal
guna memenuhi keperluan yang bersifat khusus
maupun pelayaran liner service, pelayaran bulk cargo,
industrial caries dan sebagainya.

Kapal-kapal sewaan tersebut bukan saja diperlukan guna


memenuhi keperluan perusahaan pelayaran yang belum
memiliki armada kapal-kapal milik, melainkan juga oleh
perusahaan perusahaan tersebut masih memerlukan tambahan
kapal untuk menutupi kekurangan tonnage berhubung kapalnya
ada yang sedang naik dok, mengalami kerusakan atau terdapat
peningkatan jumlah muatan (terdapat export boom) dan
beberapa pertimbangan lainnya lagi.
Prasyarat Perjanjian Sewa Kapal…1

Subject Free

• Prasayarat ini menetapkan bahwa pemilik kapal dan calon penyewa kapal baru akan terikat kepada
penawaran yang sedang dinegosiasikan di antara mereka, kalau pada saat calon penyewa menyatakan
setuju mengambil kapal yang ditawarkan itu, kapal yang bersangkutan tidak sedang berada dalam
employment tertantu.

Subject To Stem

• Syarat ini menetapkan bahwa realisasi atas penutupan persetujuan charter ditentukan oleh keadaan
muatan di pelabuhan pemuatan, yaitu apakah di pelabuhan pemuatan itu tersedia muatan yang cukup
untuk di angkut oleh kapal yang dicharter itu.
Prasyarat Perjanjian Sewa Kapal…2

Subject To Licence Being Granted

• Dalam hal ini ditentukan bahwa realisasi daripada persetujuan charter baru dapat dilaksanakan bila
shipowner dan/atau charterer memperoleh ijin tertentu dari Pemerintahnya, baik ijin yang menyangkut
muatan yang akan diangkut dengan kapal yang dicharternya itu ataupun ijin mengenai kapal yang akan
dicharternya itu.

Prompt Ship

• Dalam syarat ini ditentukan bahwa shipowner harus menyiapkan kapalnya untuk digunakan oleh
pencharter, dalam waktu pendek setelah charter party ditandatangani oleh kedua belah pihak, baik oleh
para pihak sendiri maupun melalui pialang mereka masing-masing
Prasyarat Perjanjian Sewa Kapal…3

Spot Boat

• Syarat persetujuan ini menetapkan bahwa kapal yang disewa akan siap digunakan
segera setelah charter party di tandatangani, Karena kapalnya sudah siap “on the
spot”
Orang Perantara Charter

1.
• Perantara Untuk Pihak Pemilik Kapal. Pemilik kapal
mungkin berpandangan bahwa urusan menawarkan kapal di pasaran charter tidak efisien
bila ditangani sendiri karena itu harus mempunyai pencharteran yang menguasai seluk
beluk usaha persewaan kapal, seluk beluk komoditi yang cocok untuk diangkut oleh
berbagai jenis kapal yang ditawarkannya, disamping juga harus menguasai teknik dan
bangunan kapal niaga.

•Pialang bagi pihak penyewa kapal.


Perusahaan yang memerlukan kapal untuk keperluan

2. tertentu sesuai jalur bisnisnya misalnya untuk mengangkut


barang ekspornya, mengisi kekurangan ruang kapal atau
menganti tugas kapal yang sedang naik dok, juga pada umumnya
menyerahkan urusan persewaan kapal kepada pialang
profesional ketimbang mengurusnya sendiri.
Proses Penutupan Persetujuan Charter….1

1.
• Tahapan Tawar Menawar (negoisasi)
Dalam tahapan ini pialang dari pihak pemilik kapal menyampaikan daftar
kapal lengkap dengan “ship particulars” yang bersangkutan, kepada calon
penyewa.

• Tahapan Penutupan Persetujuan.

2.
Setelah pokok-pokok kehendak dan keinginan penyewa dapat disetujui
oleh pemilik kapal, dan demikian juga sebaliknya pokok-pokok kehendak
dan keinginan pemilik kapal sudah dapat disetujui oleh calon penyewa,
maka tahapan selanjutnya yang akan dijalani adalah tahapan penutupan
persetujuan sewa menyewa kapal.
Proses Penutupan Persetujuan Charter….2

2.1. Tahapan Penutupan Fixture Note

• Jika pokok-pokok persetujuan charter sudah disepakati oleh kedua belah pihak, maka pokok-pokok persetujuan itu perlu dituangkan ke dalam suatu persetujuan
tertulis agar mempunyai kepastian dan kekuatan hukum dan tidak dapat disangkal oleh salah satu pihak. Pokok-pokok persetujuan yang sudah disepakati tersebut
dapat meliputi masa pencharteran, jumlah dan jenis muatan yang akan diangkut pada voyage charter, besarnya sewa (charter hire), pelabuhan-pelabuhan yang harus
disinggahi, dispatch/demurrage dll.

2.2. Tahap Penandatanganan Charter Party

• Dalam dunia pencharteran kapal terdapat cukup banyak bentuk-bentuk persetujuan sewa menyewa kapal yang sudah di bakukan dan disusun
berdasarkan konvensi internasional yang telah diadakan oleh asosiasi-asosiasi perdagangan komoditi tertentu di dunia (untuk voyage charter) serta
konvensi internasional yang berkaitan dengan penyewaan kapal bagi keperluan pengoperasian tertentu (untuk time charter).
Contoh Fixture Note

Anda mungkin juga menyukai