Anda di halaman 1dari 21

AKUNTANSI SEWA

•Varxia Helena Hutajulu - 40011420650276


•Elroy Garimbanua Zebua - 40011420650287
•Miracle Immanuela S.H - 40011420650288
•Rafh Dwifanccaro - 40011420650295
•Mohamad Agung Wahyudi - 40011420650300
AKUNTANSI SEWA

•PENGERTIAN SEWA
•PROSES SEWA
•KEUNTUNGAN SERTA KERUGIAN SEWA
•KLASIFIKASI SEWA
•AKUNTANSI SEWA UNTUK LESSEE
MENURUT SAK ETAP BAB 17
PENGERTIAN
SEWA

Pengertian :
Sewa lebih dikenal pada awalnya, dengan istilah
leasing. leasing itu sendiri berasal dari kata lease
yang berarti sewa atau yang diartikan sebagai
sewa - menyewa.
Sewa – menyewa : suatu perjanjian dimana pihak
yang menyewakan memberikan hak pada
penyewa untuk menggunakan suatu aset selama
waktu yang telah disepakati. kemudian, penyewa
melakukan pembayaran pada pihak yang
menyewakan
UNSUR –UNSUR LEASING (SEWA)

1. Lessor
Pihak yang menyediakan Aset atau 3. Objek sewa 5. Nilai sisa yang ditentukan sebelum
barang-barang modal antara lain perjanjian dimulai
Barang-barang yang menjadi objek
perusahaan-perusahaan yang
perjanjian leasing meliputi segala
mendapat izin dari Departemen
macam barang modal mulai dari yang
Keuangan 6. Adanya hak opsi bagi lessee pada
berteknologi tinggi hingga teknologi
akhir masa leasing dimana lessee
menengah ataupun keperluan kantor
mempunyai hak untuk menentukan
2. Lessee apakah ia ingin membeli barang-
barang tersebut dengan harga sebesar
Pihak yang menyewa Aset atau pihak- 4. Pembayaran secara berkala dalam
nilai sisa atau mengembalikan kepada
pihak yang membutuhkan barang- jangka waktu tertentu yang biasa
lessor
barang modal dilakukan setiap bulan, setiap kuartal
atau setengah tahun sekali 7. Lease term adalah suatu periode
perjanjian sewa
PROSES SEWA
Subjek dalam perjanjian sewa terdiri dari :
Lessor Pihak yang menyewakan barang, dapat terdiri dari beberapa perusahaan

Lesse Pihak yang menikmati barang tersebut dengan membayar sew dan yang
memliki obsi

Creditur dan Lender disebut juga Debt – Holders atau Loan Participant dalam transaksi sewa.
Biasanya terdiri dari Bank, atau lembaga keuangan lainnya.

Supplier penjual ataupun pemilik barang yang disewakan, dapat terdiri dari
perusahaan (manufacturers) yang berada di dalam negeri atau yang
memiliki kantor pusat diluar negeri.
SKEMA
PROSEDUR
MEKANISME
SEWA
1. Lessee bebas memilih dan menentukan Aset yang dibutuhkan, mengadakan
penawaran harga dan menunjuk supplier

2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lessee, mengirimkan kepadalessor


disertai dokumen pelengkap.

3. Lessor mengevaluasi kinerja serta kelayakan kredit lessee serta memutuskan untuk
memberikan fasilitas sewa dengan syarat dan kondisi yang disetujui.

4. lessee (seperti lama kontrak serta pembayaran sewa), maka perjanjian sewa menyewa
dapat ditandatangani.

5. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk Aset yang di
sewa dengan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam
perjanjian sewa menyewa. Antara lessor dan pihak asuransi terjalin perjanjian kontrak
utama.

6. Perjanjian pembelian Aset akan ditandatangani lessor dengan supplier.


7. Supplier dapat mengirim Aset yang disewa ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan
serta memelihara kondisi Aset tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian
pelayanan purna jual.

8. Lessee menandatangani tanda terima Aset dan menyerahkan kepada supplier.

9. Supplier menyerahkan surat tanda terima (yang diterima dari lessee) sebagai bukti
pemilikan serta pemindahan pemilikan kepada lessor.

10. Lessor membayar harga Aset yang disewa kepada supplier.

11. Lessee membayar sewa secara periodic sesuai dengan jadwal pembayaran yang
telah ditentukan dalam prejanjian sewa menyewa.
Keuntungan bagi lessee
• Lessee akan terhindar dari kebutuhan dana besar serta biaya
bunga yang tinggi.
• Sewa mengurangi resiko keuangan, karena dapat mengoperkan
barang yang disewakan kepada lessor apabila tidak diikuti dengan
hak opsi.
• Perjanjian pada sewa lebih fleksibel karena lebih bebas KEUNTUNGAN SERTA
dibandingkan dengan perjanjian utang lainnya. Lessor yang pintar
akan dapat menyesuaikan perjanjian sewa terhadap kebutuhan KER UGIAN SEWA
perusahaan.
• Dana pembiayaan jauh lebih mudah dibandingkan pembiayaan
sekaligus.
• Sewa tidak menambah pos utang di neraca dan tidak
mempengaruhi resiko leverage apabila sewa yang dipilih adalah
sewa operasi.
KERUGIAN BAGI LESSEE

• Lessee wajib memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan lessor untuk melindungi peralatannya.
Misalnya dalam bentuk pembatasan pengoperasian barang sewaan aupun perlindungan asuransi.
• Lessee bisa saja kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan barang pada saat akhir masa sewa
untuk beberapa jenis barang.
• Sewa khususnya financial lease mungkin kurang tepat apabila lessee hanya membutuhkan Aset dalam jangka
pendek, karena apabila dilakukan pembatalan dapat meimbulkan biaya yang cukup besar.
• Pembiayaan secara sewa merupakan pembiayaan yang relative mahal dibandingkan dengan kredit investasi
dari bank. Hal ini dikarenakan sumber dana yang digunakan oleh lessor pada umumnya didapatkan dari bank
atau lembaga keuangan lain bukan bank.
Sewa Pembiayaan
Suatu sewa dikatakan sebagai sewa pembiayaan apabila sewa
mengalihkan secara substansial seluruh manfaat serta resiko kepemilikan
asset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sudah
memenuhi salah satu dari beberapa factor berikut Ini :
• Sewa mengalihkan kepemilikan asset kepada lessee pada akhir masa
sewa.
• Lessee mempunyai opsi untuk dapat membeli asset pada harga yang
cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat
KLASIFIKASI dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi
SEWA memang akan dilaksanakan.
• Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis asset
meskipunhak milik tidak dialihkan yaitu masa sewa sama atau lebih
dari 75% umur ekonomis asset sewaan.
• Pada awal masa sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa
minimum secara substansial mendekati nilai wajar asset sewaan yaitu
pembayaran sewa minimum sama atau lebih dari 90% nilai wajar asset
sewaan.
• Asset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu ada modifikasi secara material.
SEWA OPERASI

• Suatu sewa dikatakan sebagai sewa operasi apabila sewa tidak mengalihkan secara
substansial seluruh manfaat dan resiko kepemilikan asset. 19 PSAK (Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan) merupakan suatu standar yang digunakan oleh sebuah perusahaan
yang telah go public dalam menyusun laporan keuangannya dimana laporan keuangan
tersebut digunakan oleh para pihak eksternal baik itu kreditur, pemerintah maupun pihak –
pihak lain yang berkepentingan. SAK ETAP BAB 17, merupakan standar akuntansi
keuangan yang diperuntukan kepada entitas tanpa akuntabilitas publik. Berikut ini adalah
tabel perbandingan PSAK dengan SAK ETAP khususnya dalam hal akuntansi sewa yaitu
PSAK 30 dengan SAK ETAP BAB 17.
No PSAK 30 SAK ETAP BAB 17

1 Klasifikasi bersifat Klasifikasi bersifat rules


Perbandingan principle based based
PSAK No 30
dengan SAK
ETAP BAB 2 Mengatur laporan keuangan Laporan keuangan lessee
lessee spesifik (rule based) lebih mendasar (principle
17 based)
Ada Transfer Hak Ya
Perjanjian Sewa
Milik

Tidak
Ada Kemungkinan
Ya
untuk Membeli Aset
yang Disewa

Flow Chart Tidak


Klasifikasi Sewa
Oleh Lessee Jangka Waktu Sewa Ya
SAK ETAP BAB 17 75% Taksiran Umur
Ekonomis Sewa

Tidak
Nilai Tunai
Pembayaran 90% Ya
Dari Harga Pasar
Aset

Sewa Operasi Sewa Pembiayaan


Akuntansi Sewa untuk LESSEE menurut
SAK ETAP BAB 17

1. Sewa Pembiayaan
a. Pada awal masa sewa, lessee wajib mengakui hak dan e. Apabila asset sewaan dibeli sebelum berakhirnya
kewajiban dalam sewa pembiayaan sebagai asset dan masa sewa, maka perbedaan antara pembayaran yang
kewajiban dalam neraca sebesar nilai tunai dari dilakukan dengan sisa kewajiban diakui keuntungan
seluruh pembayaran sewa ditambah nilai residu serta kerugian pada periode terjadinya.
(harga opsi) yang harus dibayar oleh lessee pada akhir f. Dalam hal dilakukannya transaksi jual dan sewa balik
masa sewa. (sales and leaseback) maka transaksi tersebut harus
b. Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah
nilai tunai dan pembayaran sewa adalah tingkat bunga yaitu transaksi perjualan serta transaksi sewa. Selisih
yang dibebankan oleh lessor atau tingkat yang berlaku antara harga jual dan nilai tercatat asset yang dijual
pada awal masa sewa harus diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang
c. Selama masa sewa, setiap pembayaran sewa ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau
dialokasikan sebagai angsuran pokok kewajiban dan kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara
beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang proporsional dengan beban penyusutan asset sewaan
diperhitungkan terhadap sisa kewajiban lessee. jika sewa balik merupakan sewa pembiayaan atau
d. Lessee harus menyusutkan atau mengamortisasikan secara proporsional dengan beban sewa apabila sewa
asset sewaan dalam pembiayaan. balik merupakan sewa opersasi.
Lanjutan 2. Sewa Operasi

g. Kewajiban sewa harus disajikan terpisah dari a. Pembayaran sewa merupakan beban sewa yang
kewajiban yang lainnya. diakui berdasarkan metode garis lurus selama masa
h. Lessee harus mengukapkan hal-hal sebagai sewa, meskipun pembayaran sewa dilakukan dalam
berikut : jumlah yang tidak sama setiap periode.
1. Jumlah pembayaran sewa yang harus b. Lessee diwajibkan mengungkapkan hal-hal berikut :
dibayar selama masa sewa, 1. Jumlah pembayaran sewa yang harus dibayar
2. Penyusutan asset sewaan yang dibebankan selama masa sewa.
dalam periode berjalan, 2. Jumlah pembayaran sewa selama periode berjalan
3. Jaminan yang diberikan sehubungan yang diakui sebagai beban sewa.
transaksi sewa, 3. Jaminan yang diberikan sehubungan dengan
4. Keuntungan atau kerugian yang transaksi sewa.
ditangguhkan beserta amortisasinya 4. Keuntungan maupun kerugian yang ditangguhkan
sehubungan dengan transaksi jual dan beserta amortisasinya sehubungan dengan
sewa balik, transaksi jual dan sewa balik.
5. Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan 5. Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam
dalam pembayaran masa sewa. perjanjian sewa.
Pencatatan transaksi sewa menurut Standard Akuntansi Keuangan
n

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik BAB 17 untuk lessee.

a. Sewa Pembiayaan
1. Perlakuan akuntansi pada awal perjanjian sewa
b. Rumus Present Value of A Single
yang harus dilakukan lessee adalah mengakui
Sum
hak serta kewajiban berupa pengakuan Aset
sebesar harga pasar serta pengakuan maupun
PV=PVF-OA[ n ]
1 atau PV= PVF-OA (PVIF,i,n)
( 1+i)
pencatatan berkaitan dengan pembayaran
security deposit yang disetorkan kepada lessor.
Keterangan :
Namun pada kenyataannya terdapat penundaan
pembayaran sewa pertama sehingga PVF-OA = Present Value Of An Ordinary Annuity Of 1
perhitungan Present Value atau nilai sekarang PF = Present Value Of Single Sum
menggunakan metode Present Value Of A
Deferred Annuity dengan rincian sebagai PMT = Pembayaran Sewa Tiap Bulan
berikut : i = Tingkat Bunga
a. Rumus Present Value of An Ordinary Annuity
1 n = Jumlah Angsuran
1– n
PVF-OA=PMT[ (1+i) ] atau PVF-OA=PMT(PVIF,i,n) PVIF = Present Value Interest Factor
i
Keterangan Debit Kredit 3. Perlakuan akuntansi terhadap beban depresiasi
Kendaraan Operasional-sewa Rp.Xx dilakukan sesuai dengan kebijakan yang ada
pada lessee dengan rincian sebagai berikut :
Piutang Jaminan Rp.Xx
Utang Jangka Panjang-sewa Rp.Xx Keterangan Debit Kredit
Kas/Bank Rp.Xx Beban Depr. Aset-sewa Rp.Xx
Akumulasi Depr. Aset- Rp.Xx
sewa
2. Perlakuan akuntansi yang dilakukan selama masa
sewa berkaitan dengan pembayaran sewa
b. Sewa Operasi
dianggap sebagai angsuran pelunasan Utang
sewa dan pembayaran bunga majemuk dengan 1. Perlakuan akuntansi yang dilakukan oleh lessee
rincian sebagai berikut : dalam melakukan pengakuan serta pencatatan
peristiwa maupun aktivitas sewa operasi
dilakukan selama masa sewa dengan rincian
Keterangan Debit Kredit
sebagai berikut :
Utang Jangka Panjang-sewa Rp.Xx
Keterangan Debit Kredit
Biaya Bunga-sewa Rp.Xx
Beban Sewa Rp.Xx
Kas/Bank Rp.Xx
Kas/Bank Rp.Xx
Neraca

(Dalam Rupiah)

ASET KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Aset Lancar Utang Jangka Pendek

Kas dan Setara Kas XXX

Piutang Usaha XXX

Piutang Lain-Lain XXX Utang Jangka Panjang

Pelaporan sewa Utang Kendaraan Op. - Sewa XXX

pembiayaan menurut
Standard Akuntansi Total Aset Lancar XXX Total Utang Jangka Panjang XXX

Keuangan Entitas
Aset Tetap Modal
Tanpa Akuntabilitas
Aset XXX Modal Disetor XXX
Publik BAB 17 untuk Kendaraan Op. - Sewa XXX Laba Tahun Berjalan XXX
lessee Perlengkapan XXX

Akumulasi Penyusutan (XXX)

Total Aset Tetap XXX Total Modal XXX

Total Aset XXX Total Kewajiban & Ekuitas XXX


Neraca

(Dalam Rupiah)

ASET KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Aset Lancar Utang Jangka Pendek

Kas dan Setara Kas XXX

Piutang Usaha XXX Utang Jangka Panjang

Piutang Lain-Lain XXX


pelaporan akuntansi
sewa operasi menurut
Total Aset Lancar XXX Total Utang Jangka Panjang XXX
Standard Akuntansi
Keuangan Entitas
Aset Tetap Modal
Tanpa Akuntabilitas Aset XXX Modal Disetor XXX
Publik BAB 17 untuk Perlengkapan XXX Laba Tahun Berjalan XXX
lessee Akumulasi Penyusutan (XXX)

Total Aset Tetap XXX Total Modal XXX

Total Aset XXX Total Kewajiban & Ekuitas XXX


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai