Anda di halaman 1dari 17

 Peraturan Presiden Republik Indonesia

No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga


Pembiayaan (“Perpres 9/2009”), 
 Adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara sewa
guna usaha dengan hak opsi*(finance lease)
maupun tanpa hak opsi (operating lease)
untuk digunakan oleh lessee (pemakai)
selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala
 * pada akhir masa kontrak lessee dapat
membeli barang tersebut dengan sisa nilai
yang disepakati dengan lessor
 Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh
barang-barang modal untuk operasional dengan mudah dan
cepat. Hal ini sungguh berbeda jika kita mengajukan kredit
kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang
besar.
 Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau menengah, dengan
melakukan perjanjian leasing akan dapat membantu perusahaan
dalam menjalankan roda kegiatannya. Setelah jangka leasing
selesai, perusahaan dapat membeli barang modal yang
bersangkutan.
 Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal tertentu
dalam suatu proses produksi secara tibatiba,  tetapi tidak
mempunyai dana tunai yang cukup, dapat mengadakan
perjanjian leasing untuk mengatasinya. Dengan melakukan
leasing akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana
dibanding dengan membeli secara tunai.
 Lessor : perusahaan sewa guna usaha yang
memiliki hak atas barang
 Lessee : perusahaan atau pihak pemakai
barang yang bisa memiliki hak opsi pada
akhir perjanjian
 Supplier : pihak penjual barang yang disewa
gunakan
 Bank : kreditur yang terlibat secara tidak
langsung
 Independent Leasing Company
 Lessor tidak terkait dengan supplier
(independent)
 Captive lessor
 Lessor merupakan bagian / anak perusahaan
(subsidiary lessor) dari supplier
 Lease Broker (Packager)
 Pihak yang mempertemukan lessee dengan
lessor, biasanya lease broker tidak memiliki
barang yang di sewa guna usahakan
 Lessee menghubungi supplier untuk menentukan jenis
barang, spec, harga, waktu pengiriman dan jaminan purna
jual
 Lessee melakukan negosiasi dengan lessor tentang kebutuhan
pembiayaan
 Lessor mengirimkan “letter of offer” atau “commitment
letter” kepada lessee
 Penandatanganan kontrak oleh lessee dan lessor
 Pengiriman order beli oleh lessor kepada supplier
 Pengiriman barang oleh supplier dan pengecekan barang oleh
lessee sesuai pesanan
 Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor
 Pembayaran oleh lessor kepada supplier
 Pembayaran sewa secara berkala oleh lessee kepada lessor
Pembelian Barang
Suppliers Independen
(Manufaktur) Lessor
Pembayaran

Pembayaran Kontrak
Leasing Leasing

Lessee
Pembelian
Suppliers Barang Subsidiary
(Manufaktur) Lessor
Pembayaran

Pembayaran Kontrak
Leasing Leasing

Lessee
Lessee

Barang Lease Broker Lessor

Pendanaan
 Finance Lease atau Full Pay Out Leasing
 Lesseememilih barang modal yang
dibutuhkan dan atas nama perusahaan
leasing melakukan pemesanan,
pemeriksaan dan pemeliharaan barang
 Operating lease
 Lessorsengaja membeli barang modal
dan selanjutnya disewakan kepada
lessee
 Lessor sebagai pemilik barang yang memiliki
umur maksimum sama dengan masa kegunaan
ekonomis barang tersebut
 Lessee wajib membayar angsuran yang terdiri
dari biaya perolehan barang ditambah semua
biaya yang dikeluarkan lessor pada tingkat
keuntungan atau spread yang diinginkan
lessor
 Lessor sebagai pemilik barang kemudian
menyewakan dengan jangka waktu tertentu
yang relatif pendek dibandingkan umur
ekonimisnya
 Lessee membayar sewa secara berkala yang
jumlahnya tidak meliputi biaya perolehan
barang beserta bunganya
 Financial Lease  Operating Lease
 Perjanjian tidak dapat  Perjanjian dapat
dibatalkan dibatalkan
 Masa sewa selama  Masa sewa relatif
umur ekonomis singkat sekali
 Ada hak opsi  Tidak ada hak opsi
 Transaksi keuangan  Transaksi sewa-
 Tidak dikenakan PPn menyewa
 Bersifat full pay out
 Dikenakan PPn
 Lessor tidak dapat
 Tidak full pay out
menyusutkan barang  Lessor dapat
menyusutkan barang
modal
1. Fleksibel, artinya struktur kontrak dapat disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan yaitu besarnya pembayaran atau periode lease
dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan kondisi perusahaan
2. Tidak diperlukan jaminan, karena hak kepemilikan sah atas aktiva
yang di lease serta pengaturan pembayaran lease sesuai dengan
pendapatan yang dihasilkan oleh aktiva yang dilease sudah
merupakan jaminan bagi lease itu sendiri
3. Capital saving, yaitu tidak menyediakan dana yang besar, maksimum
hanya menyediakan down payment yang jumlahnya dalam kebiasaan
lease tidak terlalu besar, jadi dalam hal ini bisa dikatakan menjadi
suatu penghematan modal bagi lessee, yaitu lessee dapat
menggunakan modal yang tersedia untuk keperluan lain. Karena
leasing umumnya membiayai 100% barang modal yang dibutuhkan.
4. Cepat dalam pelayanan, artinya secara prosedur leasing lebih
sederhana dan relatif lebih cepat dalam realisasi pembiayaan bila
dibandingkan dengan kredit investasi bank, jadi tanpa prosedur yang
rumit dan hal itu memberikan kemudahan bagi para pengusaha untuk
memperoleh mesin-mesin dan peralatan yang mutakhir untuk
memungkinkan dibukanya suatu bidang usaha produksi yang baru
atau untuk memodernisasi perusahaan.
5. Pembayaran angsuran lease diperlakukan sebagai biaya operasional,
artinya pembayaran lease langsung dihitung sebagai biaya dalam
penentuan laba rugi perusahaan, jadi pembayarannya dihitung dari
pendapatan sebelum pajak, bukan dari laba yang terkena pajak.
6. Sebagai pelindung terhadap inflasi, artinya terhindar dari resiko
penurunan nilai uang yang disebabkan oleh inflasi, yaitu lessee sampai
kapan pun tetap membayar dengan satuan moneter yang lalu terhadap
sisa kewajibannya.
7. Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa lease.
8. Adanya kepastian hukum, artinya suatu perjanjian leasing tidak dapat
dibatalkan dalam keadaan keuangan umum yang sangat sulit, sehingga
dalam keadaan keuangan atau moneter yang sesulit apapun perjanjian
leasing tetap berlaku.
9. Terkadang leasing merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan
aktiva bagi suatu perusahaan, terutama perusahaan ekonomi lemah, untuk
dapat memodernisasi pabriknya.
 Step Lease
 Lessee dapat memilih sistem pembayaran dengan
cara meningkatkan (step-up) atau menurunkan
(step-down) jangka waktu leasing sesuai
kemampuan keuangannya
 Skipped Payment Lease
 Lessee dapat membayar sesuai kondisi musim
menyesuaikan dengan arus kas yang bersangkutan
 Swap Lease
 Lessee dapat menukarkan barang yang disewa jika
mengalami kerusakan atau mengalami perbaikan
 Upgrade Lease
 Lessee dapat meminta tambahan guna
meningkatkan efisiensi atau menukar dengan
peralatan sejenis yang lebih up to date
 Master Lease
 Lessee dapat menambah barang untuk dilease
tanpa negosiasi maupun membuat kontrak
leasing yang baru
 Experimental Lease
 Selama jangka waktu percobaan, lessee dapat
memutuskan apakah di-lease sampai jangka
waktu yang diinginkan atau tidak
Faktor Leasing Sewa beli Kredit
Barang Bergerak & tetap Bergerak Bergerak & tetap
Penyewa Perusahaan & Perusahaan & Perusahaan &
perorangan perorangan perorangan
Bentuk Badan Hukum Supplier Bank
Perusahaan
Pemilik brg. Lessor Penjual Debitur
Jangka Waktu Menengah Pendek Bebas
Biaya 100 % 80% 80 %
Bunga Bunga + margin tinggi > Cost of money
Akhir Kontrak Hak opsi u/ beli Milik penyewa Lunas milik
debtr

Anda mungkin juga menyukai