Anda di halaman 1dari 13

Akuntansi Sewa Guna Usaha (Leasing)

Leasing adalah suatu kontrak yang terjadi antara lessor dan lessee dengan memberikan
hak untuk menggunakan aset yang spesifik yang dimiliki oleh lessor kepada lessee dalam jangka
waktu tertentu dengan timbal balik berupa pembayaran sejumlah uang oleh lessee sebagai biaya
sewa dalam periode sewa atas aset leasing.
Istilah-istilah dalam leasing :
- Lessor, pihak yang menyediakan aktiva-aktiva untuk disewakan.
- Lessee, pihak yang menyewa aktiva pada lessor
- Objek Leasing, semua aset yang digunakan secara langsung untuk menghasilkan,
memperlancar atau meningkatkan produksi dan distribusi barang dan/atau jasa oleh lessee.
- Uang Sewa, uang yang dibayarkan oleh lessee kepada lessor untuk menyewa objek leasing
yang dibayarkan pada periode tertentu (Sesuai perjanjian antara lessor dan lessee).
- Residual Value, Nilai sisa dari objek yang disewakan pada akhir periode perjanjian yang
mana nilainya ditentukan saat kontrak dibuat.
- Hak Opsi, hak yang dimiliki oleh lessee yang diberikan oleh lessor untuk membeli dengan
harga yang lebih murah atas aset leasing diakhir periode perjanjian.
- Lease term, periode lease.
Penggolongan perusahaan leasing :
- Bank, Bank sebagai broker leasing berfungsi sebagai perantara antara lessor dengan pihak
lessee yang membutuhkan barang dengan cara leasing. Biasanya tidak memiliki aset leasing
dan menyediakan satu atau lebih jasa-jasa terkait kebutuhan transaksi leasing
- Captive leasing company, anak dari perusahaan yang memiliki fungsi sebagai lessor atas
aktiva-aktiva berupa barang yang diproduksi oleh perusahaan induk.
- Independent leasing company, perusahaan secara independen menyediakan aset leasing
yang ia miliki.
Keunggulan leasing.
- Pembiayaan 100% dengan tingkat suku bunga yang tetap.
Pada leasing, pembayaran atas biaya leasing tidak mengikuti fluktuasi nilai pasar, tetapi
hanya membayar sebesar nilai yang telah ditentukan didalam kontrak leasing.
- Terhindar dari keusangan.
Pada leasing, barang yang disewa oleh lessee ketika sudah usang sebelum kontrak berakhir
maka ia bisa mengembalikan barang tersebut kepada lessor untuk diganti dengan yang baru
atau membatalkan kontrak leasing.
- Fleksibilitas.
Dalam perjanjian kontrak antara lessee dan lessor, lessor dapat menyesuaikan ketentuan
kontrak seusai dengan kebutuhan dan kesepakatan diantara lessee dan lessor. Baik itu dari
segi lease term, payment, dsb.
- Keuntungan pajak.
Di pihak lessee, income yang tertera akan lebih kecil dalam perhitungan pajaknya karena
lessee untuk jenis lease tertentu tidak melaporkan adanya tambahan aset dan liabilitas tetapi
lessee hanya melaporkan beban depresiasi atas aset leasing tersebut sehingga menurunkan
tingkat income pada income statement
- Pembiayaan diluar neraca (Off balance sheet financing).
Tujuan dari off balance sheet ini adalah untuk membuat laporan keuangan perusahaan
menjadi sangat perform. Dengan melakukan lease, khususnya operating lease, maka
perusahaan mendapatkan hasil yang maksimal tanpa harus terbebani dengan melakukan
adjusting pada account Depretiation of FIxed Aset nya. Dan biaya yang dicatat perusahaan
hanya berupa rent expense tanpa penjelasan lebih lanjut. Padahal perusahaan mendapatkan
manfaat paling besar dari pemanfaatan aktiva tersebut.
Sifat Konseptual dari leasing (Conceptual nature of lease)
Pada dasarnya, leasing memungkinkan suatu perusahaan memperoleh aset tertentu yang
nantinya akan digunakan untuk membantu jalannya operasi bisnis perusahaan. Namun, timbul
masalah tentang status dari aset yang dileasingkan, apakah akan dikapitalisasi oleh lessee atau
tidak. Dibawah ini beberapa pandangan tentang kapitalisasi dari suatu lease antara lain :
1. Jangan mengkapitalisasi setiap aset yang di lease.
2. Mengkapitalisasi lease yang serupa dengan pembelian angsuran.
3. Mengkapitalisasi semua lease jangka panjang.
4. Lease harus dikapitalisasi apabila terdapat penalti atas pelanggaran perjanjian sewa yang
bersifat substansial.
Hal yang bisa disimpulkan :
1. Perusahaan harus mengidentifikasi karakteristik yang mengindikasikan adanya transfer
substansial dari manfaat dan risiko dari lessor.
2. Karakteristik yang ada seharusnya berlaku untuk lessor dan lessee.
3. Lease yang tidak mentransfer secara substansial manfaat dan risiko dari pemilik adalah
operating lease, yang mana perusahaan tidak perlu melakukan kapitalisasi terhadap aset
pada lease ini.
Akuntansi Leasing.
Pada dasarnya, proses akuntansi pada leasing dibagi menjadi dua berdasarkan jenis dari leasing
tersebut, yaitu : operating lease dan financing lease.
Financing lease terjadi apabila terjadi transfer manfaat dan risiko secara substansial dari pemilik
aset (lessor) kepada penyewa (lessee) sehingga lessee harus mengkapitalisasi aset yang
disewa. Dibawah ini adalah beberapa kriteria yang mengidentifikasikan terjadinya transfer
manfaat dan risiko secara substansial, yaitu :
1. Transfer kepemilikan aktiva leasing.
Hal ini terjadi ketika didalam perjanjian leasing, lessee menerima hak kepemilikan dari
lessor diakhir periode perjanjian dan aset tersebut menjadi milik lessee.
2. Ada Bargain Purchase Option (BPO).
Fasilitas yang diberikan oleh lessor bagi lessee untuk membeli atau membayar dengan
nilai yang lebih murah dari nilai pasar ketika kontrak leasing akan berakhir.
3. Jangka waktu sewa minimal 75% dari umur ekonomis property.
Pengujian lease term/ waktu sewa dibandingkan dengan umur manfaat dari aset lease
tersebut, jika lease term memenuhi sebagian besar dari umur manfaat atau lebih dari 75%
maka aset tersebut bisa dikapitalisasi.
4. Pengujian Pemulihan Investasi.
(PV dari minimum lease payment minimal 90% dari harga pasar aset saat pembuatan
kontrak lease).
Untuk mencari PV dari minimum lease payment, diperlukan pemahaman tentang tiga
konsep berikut :
1. Minimum lease payment.
Minimum lease payment adalah seluruh yang harus dibayarkan lessee kepada lessor
terkait adanya kontrak leasing.
 Minimum rental payment.
Minimum rental payment adalah seluruh biaya pokok penyewaan yang
dibayarkan pihak lessee kepada pihak lessor.
 Guaranted residual value
Guaranted residual value berisikan beberapa nilai dari objek leasing ketika
lease term telah habis. Adanya guaranted residual value bertujuan untuk :
1. Untuk memberikan kepastian kepada lessee tentang berapa nilai dari
objek lease yang ia peroleh pada akhir masa lease. Apabila pada akhir
masa lease, lessee memutuskan untuk membeli objek leasing.
2. Untuk memberikan kepastian kepada lessor tentang berapa nilai dari objek
leasing yang ia terima pada akhir masa lease apabila pada akhir masa
lease, lessee memutuskan untuk mengembalikan objek lease kepada
lessor.
3. Guaranted Vs Unguaranted
Untuk guaranted, residual value menambah nilai kapitalisasi dari
perhitungan kedua belah pihak antara lessee dan lessor. sedangkan untuk
unguaranted, residual value hanya menambah nilai kapitalisasi dari
perhitungan pihak lessor.
 Penalty for failure to renew or extend the lease.
Penalty for failure to renew or extend the lease adalah berapa nilai uang
tambahan yang harus dibayarkan lessee apabila lessee tidak memperbaharui
atau memperpanjang leasing yang seharusnya diperbaharui atau
diperpanjang.
 Bargain purchase option.
Sebuah fasilitas pada lease yang memungkinkan lessee untuk membeli objek
lessee untuk membeli objek lease pada akhir masa lease pada nilai yang telah
ditentukan diawal pembuatan kontrak leasing yang mana pada umumnya nilai
tersebut sangat jauh dibawah harga pasar.
2. Executory Cost.
Executory cost adalah biaya yang selalu melekat pada suatu aset, terlepas aset
tersebut disewakan atau tidak seperti biaya depresiasi, biaya pajak, dll. Executory cost
seharusnya dikeluarkan/dikecualikan saat menghitung present value dari minimum
lease payment karena executory cost tidak mencerminkan pembayaran/pengurangan
kewajiban.
3. Discount Rate.
Discount Rate adalah rate yang digunakan ketika menghitung present value dari
minimum lease payment. Ada dua alternatif yang dapat dijadikan sebagai discount
rate, yaitu :
 Implicit interest rate.
Implicit interest rate bisa digunakan apabila lessee mengetahui berapa nilai
implicit interest rate yang digunakan oleh lessor.
 Incremental borrowing rate.
Incremental borrowing rate adalah interest dibayar oleh lessee pada lease lain
yang serupa, atau rate yang dipakai lessee ketika melakukan kontrak leasing.
Ketentuan penggunaan :
Penggunaan Implicit interest rate harus diutamakan daripada incremental borrowing
rate. Karena implicit interest rate akan menghasilkan hasil perhitungan yang lebih
realistis. Penggunaan Implicit interest rate bertujuan untuk menghindari pemakaian
incremental borrowing rate yang terlalu tinggi. Penggunaan incremental interest rate
yang tinggi akan menyebabkan hasil perhitungan PV yang terlalu rendah dari yang
seharusnya, sehingga lessee tidak perlu mengkapitalisasi aset yang bersangkutan.
Jika salah satu syarat diatas terpenuhi, maka lease tersebut adalah financing lease.
Jurnal yang diterapkan :

Lessee (Financing lease) Lessor (Financing Lease)

Lease Equipment xxx


Lease Liability xxx Lease Receivable xxx
Lease Equipment xxx
(Karena aset telah dikapitalisasi oleh lessee,
maka lessee akan mengakui kepemilikan dari (Disisi lessor, ia akan menghilangkan aset
aset tersebut dan melakukan penyusutan atas lease tersebut).
aset tersebut).

Lessee (Operating lease) Lessor (Operating Lease)

Rent Expense xxx


Rent Receivable xxx
Rent Payable xxx
Rent Revenue xxx
(Apabila seluruh kriteria tidak terpenuhi maka
(Lessor mengakui adanya pendapatan sewa
masuk kategori operating lease, perusahaan
dari kegiatan operating lease).
akan mengakui beban sewa tiap periode)

Akuntansi Aset dan Liability yang Diperlakukan Secara Berbeda


Dalam transaksi financing lease, lessee menggunakan lease sebagai sumber pembiayaan.
Lessor membiayai transaksi (menyediakan modal investasi) melalui aktiva yang di lease, dan
lessee melakukan pembayaran sewa, yang sebenarnya merupakan pembayaran cicilan. Oleh
karena itu, selama umur properti yang di-lease, pembayaran sewa kepada lessor mencakup
pembayaran pokok ditambah bunga.
a. Pencatatan aktiva dan kewajiban.
Dalam financing lease, lessee memperlakukan transaksi lease solah-olah aktiva telah dibeli
dalam transaksi pembiayaan dimana aktiva diperoleh dan kewajiban diakui. Oleh karena itu,
lessee mencatat lease modal sebagai aktiva dan kewajiban pada nilai terendah (a) nilai
sekarang (PV) dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk executory cost) atau (b) nilai
pasar wajar aktiva yang di-lease pada awal lease. Dasar pemikiran untuk pendekatan ini
bahwa aktiva yang di-lease tidak boleh dicatat lebih tinggi dari nilai pasar wajar.
b. Periode penyusutan.
Jika perjanjian lease mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee (kriteria 1) atau
mencakup opsi pembelian dengan harga khusus (kriteria 2) maka aktiva yang di lease dengan
cara yang konsisten melalui kebijakan penyusutan norma lessee atas aktiva yang dimilikinya,
dengan menggunakan umur ekonomis aktiva (asset’s economic life). Sebaliknya, jika lease
tidak mengalihkan kepemilikan atau tidak mencakup opsi pembelian dengan harga khusus
maka aktiva disusutkan selama masa lease (lease term).
c. Metode bunga efektif.
Selama jangka waktu lease, metode bunga efektif digunakan untuk mengalokasikan setiap
pembayaran lease antara produk dan bunga. Menghasilkan beban bunga periodik yang sama
dengan persentase konstan dari nilai tercatat kewajiban lease. Tingkat diskonto yang
digunakan oleh lessee untuk menentukan nilai sekarang dan pembayaran lease minimum
payment harus digunakan oleh lessee ketika mengaplikasikan metode bunga efektif pada
financing lease.
d. Konsep penyusutan.
Walaupun jumlah yang awalnya di kapitalisasi sebagai aktiva dicatat sebagai kewajiban telah
terhitung pada nilai sekarang yang sama, tetapi penyusutan aktiva dan pengurangan
kewajiban adalah 2 proses akuntansi yang independen selama jangka waktu lease. Lessee
harus menyusutkan aktiva yang di-lease dengan menggunakan metode penyusutan
konvensional; garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, unit produksi, dan lainnnya.
Financing lease (dari sisi lessee)
Contoh soal :
PT 4K Finance melakukan perjanjian lease equipment dengan PT. Pupuk Sriwijaya pada tanggal
1 Januari 2015. lease term 5 tahun non-cancellable dan minimum lease payment Rp. 25.981,62
pada setiap awal tahun (annuity due). FV pada tanggal permulaan lease Rp. 100.000. Economic
life 5 tahun tanpa residual value. PT. Pupuk Sriwijaya membayar executory cost pada pihak ketiga
sebesar Rp. 2000 tiap tahun (sudah termasuk didalam minimum lease payment). lease tidak
memiliki renewal option dan equipment dikembalikan lagi ke PT 4K Finance. Incremental
borrowing rate 11%. Depretiation menggunakan straight line method. PT 4K Finance menentukan
rate of return investasinya sebesar 10% pertahun dan PT Pupuk Sriwijaya mengetahui hal ini.
Tentukan :
1. Tipe lease tersebut
2. Schedule amortisasinya
3. Jurnal tahun 2015
4. SOFP 2015
5. Jurnal tahun 2016
6. SOFP 2016
7. Jurnal akhir lease (asumsi telah terdepresiasi dan seluruh kewajiban telah dibayar).
Jawaban :
1. Tipe leasing ?
Kriteria kapitalisasi
o Transfer kepemilikan – Tidak ada
o Bargain Purchase Option – Tidak ada
o Lease term menjadi bagian dari umur manfaat lebih dari 75% – Ada
(Lease term 5 tahun berbanding umur manfaat 6 tahun = 83,3% >75%)
o PV dari minimum lease payment substansial dari keseluruhan fair market value dari
lease asset > 90% – Ada
($ 25.981,62-$2.000); PV Minimum lease payment = $ 23.981,62 x 4,16986=$100.000
2. Schedule amortisasi
Annual Lease Executory Interest Reduction on
Date Lease Liability
Payment Cost Liability Lease Liability
1/1/15 - - - - Rp.100.000,00
1/1/15 Rp. 25.981,62 Rp. 2.000 - Rp. 23.981,62 Rp. 76.081,38
1/1/16 Rp. 25.981,62 Rp. 2.000 Rp. 7.601,828 Rp. 16.379,78 Rp. 59.638,60
1/1/17 Rp. 25.981,62 Rp. 2.000 Rp. 5.963,86 Rp. 18.017,76 Rp. 41.620,84
1/1/18 Rp. 25.981,62 Rp. 2.000 Rp. 4162,084 Rp. 19.819,54 Rp. 21,801,30
1/1/19 Rp. 25.981,62 Rp. 2.000 Rp. 2.180,32 Rp. 21.801,30 0

3. Jurnal tahun 2015


Date Jurnal Dr. Cr.
Lease Equipment Rp.100.000
1/1/15
Lease Liability Rp.100.000

Property Tax Expense Rp. 2.000


1/1/15 Lease Liability Rp. 23.981,62
Cash Rp. 25.981,62

Depretiation Expense Rp. 20.000


31/12/15 Accum. Depr. – Lease Equipment
Rp. 20.000
(Rp. 100.000/5 = Rp. 20.000)

Interest Expense Rp. 7.601,828


31/12/15
Interest Payable Rp. 7.601,828

4. SOFP 2015
Statement of Finansial Position
December 31, 2015

Current Liabilities
Lease Liabilites Rp. 16.379,78
Interest Payable Rp. 7.601,828

Non Current Liabilities


Lease Liabilities (Rp. 76.081,38 – Rp. 16.379,78) Rp. 59.638,60

5. Jurnal tahun 2016


Date Jurnal Dr. Cr.
Interest Payable Rp. 7.601,828
1/1/16 Property Tax Expense Rp. 2.000
Lease Liability Rp. 16.379,78
Cash Rp. 25.981,62

Depretiation Expense Rp. 20.000


31/12/16 Accum. Depr. – Lease Equipment
Rp. 20.000
(Rp. 100.000/5 = Rp. 20.000)

Interest Expense Rp. 5.963,86


31/12/16
Interest Payable Rp. 5.963,86

6. SOFP 2016
Statement of Finansial Position
December 31, 2016

Current Liabilities
Lease Liabilites Rp. 18.017,76
Interest Payable Rp. 5.963,86

Non Current Liabilities


Lease Liabilities (Rp. 59.638,60 – Rp. 18.017,76) Rp. 41.620,84

7. Jurnal akhir lease (asumsi telah terdepresiasi dan seluruh kewajiban telah dibayar).
Aset dikembalikan kepada lessor
Date Jurnal Dr. Cr.
Accum. Depr. – Lease Equipment Rp. 100.000
31/12/19
Lease Equipment Rp. 100.000

Aset dibeli oleh Lessee dengan Harga Rp. 20.000


Date Jurnal Dr. Cr.
Equipment Rp. 120.000
Accum. Depr. – Lease Equipment Rp. 100.000
31/12/19 Lease Equipment Rp. 100.000
Accum. Depr. – Lease Equipment Rp. 100.000
Cash Rp. 20.000

Akuntansi Leasing bagi lessor


Keuntungan bagi lessor, diantaranya :
1. Pendapatan bunga : dari hasil pembayaran bunga sewa.
2. Insentif pajak : lessee tidak dapat menggunakan tax benefit dari aset tetapi leasing
memperbolehkan mereka mentransfernya ke pihak lain (lessor) sebagai pengganti rental rate
yang lebih rendah dari leased aset.
3. Keuntungan residual value : pada saat pengembalian aset residual value yang dikembalikan
lebih besar dari pada yang telah diestimasikan.

Financing lease dari sisi lessor


Financing lease dibagi menjadi direct financing lease dan sales-type lease.
1. Direct financing lease.
Direct financing lease adalah salah satu bentuk financing lease yang dibiayai langsung oleh
lessor. Lessor adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessor akan
mengeluarkan dana untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan kemudian barrang
tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalannya, lessee membayar secara berkala
kepada lessor berupa uang rental untuk jangka waktu yang telah disepakati. Biasanya Direct
financing lease dilakukan oleh bank.
Contoh soal :
PT 4K Finance melakukan perjanjian lease equipment dengan PT. Pupuk Sriwijaya pada
tanggal 1 Januari 2015. lease term 5 tahun non-cancellable dan minimum lease payment Rp.
25.981,62 pada setiap awal tahun (annuity due). FV pada tanggal permulaan lease Rp.
100.000. Economic life 5 tahun tanpa residual value. PT. Pupuk Sriwijaya membayar
executory cost pada pihak ketiga sebesar Rp. 2000 tiap tahun (sudah termasuk didalam
minimum lease payment). lease tidak memiliki renewal option dan equipment dikembalikan
lagi ke PT 4K Finance. PT 4K Finance menentukan rate of return investasinya sebesar 10%
pertahun dan PT Pupuk Sriwijaya mengetahui hal ini. Tentukan :
Tentukan :
1. Tabel amortisasi
2. Jurnal tahun 2015
3. SOFP 2015
4. Jurnal tahun 2016
5. Jurnal akhir leasing jika aset dikembalikan
6. Jurnal akhir leasing jika aset dibeli lessee dengan harga $5000
Jawaban :
Lease Payment :
FV lease Eqiupment Rp 100.000
Less : PV Residual Value Rp ( - )
Total Rp 100.000

Beginning Annual payment (100.000 : 4,16986) Rp 23.981,62


Lease Receivable ((25.981,62 – 2000 ) x 4,16986) Rp 100.000

1. Tabel amortisasi
Lease
Annual Lease Executory Interest Lease
Date Receivable
Payment Cost Receivable Receivable
Recovery
1/1/15 - - - - Rp.100.000,00
1/1/15 Rp. 25.981,62 Rp. 2.000 - Rp. 23.981,62 Rp. 76.081,38
1/1/16 Rp. 25.981,62 Rp. 2.000 Rp. 7.601,828 Rp. 16.379,78 Rp. 59.638,60
1/1/17 Rp. 25.981,62 Rp. 2.000 Rp. 5.963,86 Rp. 18.017,76 Rp. 41.620,84
1/1/18 Rp. 25.981,62 Rp. 2.000 Rp. 4162,084 Rp. 19.819,54 Rp. 21,801,30
1/1/19 Rp. 25.981,62 Rp. 2.000 Rp. 2.180,32 Rp. 21.801,30 0

2. Jurnal 2015
Date Jurnal Dr. Cr.
Lease Receivable Rp.100.000
1/1/15
Equipment Rp.100.000

Cash Rp. 25.981,62


1/1/15 Lease Receivable Rp. 23.981,62
Property tax expense Rp. 2.000,00

Interest Receivable Rp. 7.601,828


31/12/15
Interest Revenue Rp. 7.601,828

3. SOFP 2015
Statement of Finansial Position
December 31, 2015

Current Aset
Lease Receivable Rp. 16.379,78
Interest Receivable Rp. 7.601,828

Non Current Liabilities


Lease Receivable (Rp. 76.081,38 – Rp. 16.379,78) Rp. 59.638,60

4. Jurnal 2016
Date Jurnal Dr. Cr.
Cash Rp. 25.981,62
Interest Receivable Rp. 7.601,828
1/1/16
Lease Receivable Rp. 16.379,78
Property tax expense Rp. 2.000

Interest Receivable Rp. 5.963,86


31/12/16
Interest Revenue Rp. 5.963,86

5. Jurnal akhir leasing jika aset dikembalikan.


Date Jurnal Dr. Cr.
Equipment Rp. 100.000
31/12/19
Accumulated Depretiation Rp. 100.000

6. Jurnal akhir leasing jika aset dibeli lessee dengan harga Rp 5000.
Date Jurnal Dr. Cr.
31/12/19 Cash Rp. 5000
Gain On Sale of Lease Equipment Rp. 5000

2. Sales-type lease.
Sales-type lease adalah salah satu bentuk financing lease dimana leased property pada saat
permulaan sewa mempunya nilai cost yang berbeda dengan yang ditanggung oleh lessor.
Lessor biasanya menempatkan suatu manufaktur atau dealer yang memakai metode leasing
sebagai salah satu jalur pemasaran. Dalam Sales-type lease, lessor mencatat sales price,
COGS, inventory dan lease receivable/net investment.
Contoh :
PT. ABG adalah perusahaan manufaktur yang menyewa mesin fotokopi untuk kegiatan
operasinya. Mesin fotokopi memiliki umur ekonomis selama 12 tahun dan menyewanya dari
PT. AADC Advertising selama 10 tahun. Harga jual normal mesin tersebut Rp. 279.072 dan
nilai sisa tidak dijamin pada akhir masa sewa yang diperkirakan sebesar Rp. 20.000. PT ABG
akan membayar biaya sewa tahunan sebesar Rp.40.000 pada awal setiap tahun. PT. AADC
advertising mengeluarkan biaya Rp. 180.000 untuk mesin fotokopi tersebut dan Rp. 4000
dalam negosiasi perjanjian sewa tersebut dengan bunga implisit 10 %.
Tentukan :
1. Identifikasi alasan kenapa masuk jenis sales-type lease.
2. Perhitungan lease receivable, sales price, COGS, gross profit.
3. Tabel amortisasi
4. Jurnal 2016
5. Perhitungan lease receivable, sales price, cost of sales, gross profit jika nilai sisa dijamin
(guaranteed).
6. Jurnal 2016
Jawaban :
1. Alasan kenapa transaksi ini termasuk sales-type lease :
a. Jangka waktu sewa >75% dari masa manfaat ekonomis (10:12 = 83,3%)
b. PT AADC mendapatkan keuntungan dari perjanjian sewa tersebut dengan perbedaan
antara fair value dan book value dari leased asset.
2. Perhitungan :
a. Lease receivable :
PV Annual payment (Rp 40.000x6,75902) Rp 270.361
PV Unguaranted residual value (Rp 20.000x0,38554) Rp 7.711
PV Total Rp 278.072
(Perhitungan Lease Receivable guaranted atau unguaranted adalah sama)
b. Sales Price (Rp 278.072 – Rp 7.711) Rp 270.361
c. COGS (Rp 180.000 – Rp 7.711) Rp 172.289
d. Gross Profit (Rp 270.361 – Rp 172.289) Rp 98.072
3. Tabel Amortisasi
PT AADC
Lease Amortization Schedule
Annuity Due Basis, Unguaranted Residual Value
Annual Lease Lease
Interest on Lease Lease
Date Payment plus Receivable
Receivable Receivable
Residual Value Recovery
1/1/16 Rp 278.072
1/1/16 Rp 40.000 Rp 0 Rp 40.000 Rp 238.072
1/1/17 Rp 40.000 Rp 23.807 Rp 16.193 Rp 221.879
1/1/18 Rp 40.000 Rp 22.188 Rp 17.812 Rp 204.067
1/1/19 Rp 40.000 Rp 20.407 Rp 19.593 Rp 184.474
1/1/20 Rp 40.000 Rp 18.447 Rp 21.553 Rp 162.921
1/1/21 Rp 40.000 Rp 16.292 Rp 23.708 Rp 139.213
1/1/22 Rp 40.000 Rp 13.921 Rp 26.079 Rp 113.135
1/1/23 Rp 40.000 Rp 11.313 Rp 28.687 Rp 84.448
1/1/24 Rp 40.000 Rp 8.445 Rp 31.555 Rp 52.893
1/1/25 Rp 40.000 Rp 5.289 Rp 34.711 Rp 18.182
31/12/25 Rp 20.000 Rp 1.818 Rp 18.182 Rp 0

4. Jurnal Tahun 2016


Awal Perjanjian
Date Jurnal Dr. Cr.
COGS Rp 172.289
Lease Receivable Rp 278.072
Sales Revenue Rp 270.361
01/01/16
Inventory Rp 180.000
Selling Expense Rp 4.000
Cash Rp 4.000

Penerimaan Pembayaran
Date Jurnal Dr. Cr.
Cash Rp 40.000
01/01/16
Lease Receivable Rp 40.000

Bunga Akrual
Date Jurnal Dr. Cr.
Interest Receivable Rp 23.807
01/01/16
Lease Revenue Rp 23.807

Penerimaan Pembayaran Kedua


Date Jurnal Dr. Cr.
Cash Rp 40.000
Interest Receivable Rp 23.807
01/01/16
Lease Receivable Rp 16.193

Pada soal diatas nilai sisanya tidak dijamin, bagaimana halnya jika nilai sisa dijamin
(guaranteed).
Perhitungan:
a. Lease Receivable
PV Annual payment (Rp 40.000x6,75902) Rp 270.361
PV Unguaranted residual value (Rp 20.000x0,38554) Rp 7.711
PV Total Rp 278.072
(Perhitungan Lease Receivable guaranted atau unguaranted adalah sama)
b. Sales Price Rp 278.072
c. COGS Rp 180.000
d. Gross Profit (Rp 278.072 – Rp 180.000) Rp 98.072
Tabel Amortisasi
Note : Tabel Amortisasi dalam sales-type lease baik guaranteed maupun unguaranteed
adalah sama.
Lessor entries

Date Jurnal Dr. Cr.


01/01/16 COGS Rp 180.000
Lease Receivable Rp 278.072
Sales Revenue Rp 278.072
Inventory Rp 180.000
 Note : Pencatatan jurnal untuk selebihnya sama, hanya pencatatan diawalnya saja
yang berbeda.

Masalah Akuntansi Khusus


Karakteristik dari perjanjian lease yang menyebabkan terjadinya masalah-masalah akuntansi.
a. Residual Value
Residual Value

FV estimasi dari leased aset pada akhir masa lease. Misalnya dalam kontrak lease
disepakati bahwa nilai residu leased aset adalah Rp 5.000

Dijamin oleh lessee Tidak dijamin oleh lessee

Jika ternyata Fair value dari lease Jika ternyata Fair Value dari
aset adalah Rp 3.000, maka leased aset adalah Rp 3.000,
lessee akan membayar ke lessor maka lessee tidak membayar
sebesar sebesar jaminan yang
diberikan.

Perlakuan Residual Value

Oleh lessee
Oleh lessor

Guaranteed Unguaranteed

Yang dicatat Yang dicatat


Jika ternyata Fair value dari lease sebagai leased aset sebagai leased aset
aset adalah Rp 3.000, maka lessee dan leased liability dan leased liability
akan membayar ke lessor sebesar PV pembayar lease hanya PV pembayar
dan PV dari NR lease, tidak
sebesar jaminan yang diberikan.
termasuk PV dari
NR
b. Initial direct-cost di sisi lessor
Ada dua jenis initial direct-cost :
1. Incremental Direct-Cost.
Seluruh biaya yang dibayarkan kepada pihak ketiga yang independen yang terjadi pada
awal perjanjian lease (Appraisal, cost of an outside kredit check of the lessee, dan
broker fee)
2. Internal Direct-Cost.
Seluruh biaya yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan khusus yang
dilaksanakan oleh lessor pada lessee tertentu (evaluating the prospective lessee’s
finansial condition, evaluating and recording guarantee, collateral, other security
arrangement).

Anda mungkin juga menyukai