Anda di halaman 1dari 38

HUKUM PERSAINGAN

USAHA

RAI MANTILI
PENDAHULUAN :

 Rakyat Indonesia : kebersamaan, Gotong – royong,


senasib sepenanggungan  dijunjung tinggi ?
 Persaingan berseberangan dengan kebersamaan 
persaingan diartikan tindakan individual yang hanya
mementingkan diri sendiri  dapat menghalalkan
secara cara :
1. memakmurkan diri
2. memuaskan diri
Tindakan negatif, a.l. :
1. Tindakan tidak layak
2. Menipu konsumen
3. Mematikan pengusaha kecil
4. Menekan kaum lemah dan miskin

 Kata persaingan ditabukan (sbg. Orang)


Persaingan bebas : dianggap sbg hak untuk mengekploitasi
orang lain dengan berbagai cara untuk mendapatkan
keuntungan
MANFAAT PERSAINGAN

 Kinerja masyarakat pada berbagai kegiatan 


persaingan berperan dalam memajukan kinerja yang
ada
Contoh : dalam bidang sepakbola (PSSI)
menciptakan kompetisi : menciptakan iklim
persaingan
 Jika tidak memiliki pesaing :
1. apakah kinerja kita sudah optimal
2. penilaian subyektif
3. tidak mempunyai pembanding
 Persaingan dalam usaha : mendorong kinerja yang
lebih dari pelaku usaha (PU)
 Keuntungan konsumen : contoh
 Indikator kinerja, a.l. :
1. Harga
2. Produk yg dijual
3. Kualitas produk
4. Jasa Pelayanan
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Ilmu Ekonomi : Pasar paling ideal :


Pasar yg bersaing sempurna (Perpect Competition Market )
 Ciri-ciri :
1. Barang yg diperjualbelikan homogen
2. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak  tidak
ada ukuran
3. Tidak ada hambatan (barrier to entry) bagi setiap penjual
untuk masuk ke dalam pasar ataupun untuk keluar dari
pasar
 Sifat latah pedagang/pengusaha :

Meniru contoh
4. Baik penjual maupun pembeli/setiap orang mengetahui
seluruh informasi pasar secara sempurna
PASAR MONOPOLI

 Pasar Monopoli (PM) X Persaingan Sempurna (PS)


Hanya ada satu penjual/produser/pelaku usaha  Price Setter 
Harga selalu lebih tinggi dibandingkan pasar dalam persaingan
sempurna (PS)
 Mengapa terjadi PM ?
Penyebab utama : Hambatan bagi pelaku lain untuk dapat masuk
pasar :
1. Kapasitas produksi terlalu besar untuk dapat mencapai skala
produksi yg dapat dijangkau oleh masyarakat
Contoh : Monopoli alamiah (natural monopoly)
2. Keistimewaan tertentu yg diberikan pemerintah
BENTUK PASAR LAINNYA

1. Oligopoli :
a. Beberapa penjual yg ada di pasar
b. Relatif banyak pembeli yg ada di pasar
- Masing-masing pedagang memiliki
kekuatan untuk menentukan pasar
- Keuntungan konsumen dalam P O a.l.
kualitas produk selalu mengalami peningkatan
juga pelayanan
Contoh : ponsel, jasa angkutan.
 Lihat Ps. 4 UU 5 /1999 :
 Larangan Kolusi Oligopoli :
1. Perjanjian > 2 PU
2. Secara bersama-sama melakukan penguasaan :
a. produksi dan atau
b. pemasaran
3. Menimbulkan Praktek Monopoli (PM) dan atau
PUTS
 Dugaan kolusi Oligopoli :
Dua atau tiga PU bersama-sama melakukan penguasaan produksi
dan atau pemasaran barang/jasa menguasai > 75 % pangsa pasar
satu jenis barang/ jasa tertentu.
2. Predatory Pricing dan Preemptive Expansion
PP : Menetapkan harga sangat rendah (banting harga)  jual rugi
PP dari segi ekonomi : menetapkan harga yg tidak wajar yaitu
lebih rendah daripada biaya variable rata-rata.
PE :
a. membuat kapasitas produksi yg tidak memungkinkan PU lain
untuk dapat masuk pasar karena skala ekonomisnya tidak
terjangka
b. Dilakukan pada bidang yg membutuhkan masa konstruksi
panjang. Penambahan kapasitas secara semu  untuk menakut-
nakuti pesaing
3. Kartel
Ps. 11 UU 5/1999

4. Merger
 Ps. 28 UU 5/1999

5. Integritas Vertikal
 Ps. 14 UU 5/1999
6. Persaingan di tingkat Pembeli
Penyebab : terbatasnya jumlah barang atau jasa yg dapat ditawarkan
oleh pasar berkurangnya posisi tawar konsumen
*Terjadi pada :
1. Pasar persaingan sempurna
2. Pasar Monopolistik
3. Persaingan Antara Konsumen Dengan Produsen
Penyebab : Perbedaan Kepentingan
Konsumen berusaha memperoleh harga yg paling rendah
Produsen berusaha memperoleh harga yg paling
tinggi/tertinggi
4. Pengujian dan keseimbangan alamiah

7. Penguasaan Pasar
 Ps. 19 s/d 21 UU 5/1999
 Pengertian : Competition :”A Struggle or contest between two or
more persons for the same objects.”
1. Minimal 1 pihak
2. Upaya saling mengungguli

• Persaingan : Manusiawi

• 1. Umum
2. Khusus : Persaingan Usaha (Business
Competition) :
a. Antar Pelaku Usaha
b. Merebut Pembeli
c. Merebut Pangsa Pasar
MERGER SALAH SATU UPAYA MEMPERBESAR
PENGUASAAN DALAM PASAR

Merger arti luas :


 Penggabungan Perusahaan (merger)

 Pengambilalihan (akuisisi)

 Peleburan (konsolidasi)

 Merger arti sempit

KLASIFIKASI MERGER
 Merger Horisontal

 Merger Vertikal

 Merger Konglomerat
Ad. 1. MH dapat menimbulkan 3 masalah
a. hilangnya persaingan antara perusahaan-perusahaan ybs.
b. Penyatuan dari kegiatan perusahaan yg melakukan merger
dapat menciptakan kekuatan pasar cukup berarti dan dapat
mengakibatkan perusahaan yg merger tsb menaikkan harga
dgn mengurangi produksi secara sepihak
c. Dengan meningkatkan konsentrasi pada pasar yg relevan,
transaksi dapat menguatkan kemampuan pelaku pasar
lainnya untuk mengatur penetapan harga penentuan jumlah
produksi
Ad.2. Merger Vertikal
 Ada kekhawatiran MV akan menutup pesaing dgn cara menghalangi akses
mereka, baik terhadap sumber-sumber produksi maupun terhadap
konsumen.

Ad.3. Merger Konglomerat


a. MK murni  Pihak yg melakukan merger tidak mempunyai hubungan
ekonomis yg dapat dibuktikan
b. MK Perluasan Geografis  Pembeli perusahaan memproduksi barang
yg sama dgn perusahaan yg akan dibeli, tetapi mereka berada pada
pasar geografis yg berbeda.
c. MK Perluasan Produk : Suatu perusahaan yg memproduksi barang
tertentu membeli perusahaan lain yg memproduksi barang yang
berbeda, tetapi memerlukan teknik penerapan pemrosesan produksi
dan pemasaran yg sama.
Misal : Produsen sabun deterjen membeli produsen obat pemutih pakaian.
Merger Konglomerat dikatakan :
a. Dapat mengurangi persaingan yaitu dengan hilangnya kemungkinan
perusahaan yg mengambil alih memasuki pasar yg diambil alih.
b. Dapat mengubah perusahaan yg besar menjadi perusahaan yg
dominan dengan keunggulan komparatif yg menentukan
c. Dapat mengurangi jumlah perusahaan-perusahaan kecil dan
meningkatkan kekuatan politis dari perusahaan-perusahaan yg
merger  dapat membahayakan tujuan sosial dan politik dari
pengambil keputusan untuk dapat independen dalam menjamin
kesempatan usaha kecil dan melestarikan proses demokrasi
MERGER
1. Dapat dengan jelas berlawanan dengan kebijakan hukum persaingan
2. Dapat mendukung hukum persaingan
3. Mungkin netral

TUJUAN MERGER, a.l. :


1. Tujuan yg bersifat anti peraingan
a. tujuan mencapai monopoli/memperkuat oligopili
b. motif perluasan produk
c. perluasan pasar
2. Untuk perluasan atau memasuki pasar lebih mudah
 Membeli perusahaan seringkali lebih praktis dan lebih ekonomis
dibandingkan dengan mendirikannya
3. Pengoperasian efisiensi dan skala ekonomis
4. Keuntungan keuangan tanpa efisiensi baru
5. Pencapaian tujuan menajemen
6. Mengganti dengan manajemen yg lebih baik
7. Untuk bertahan :
a. mempunyai kekurangan
khawatir akan adanya kekurang cukupan skala produksi untuk
menjadi efisiensi, kekurangkebalan terhadap praktik curang yg
dilakukan pesaing, kurangnya keunggulan-keunggulan tertentu
b. Perusahaan mungkin melakukan merger dgn pihak yang
berhubungan baik dgn maksud untuk menghindari pengambil
alihan oleh pihak yg kurang disukai
c. Kekhawatiran terlempar dari bisnis yg digelutinya.
8. Perhitungan Bersih (Terhadap kemanfaatan masyarakat)
Beberapa motivasi merger :
a. memenuhi pihak-pihak yg berkepentingan
b. memenuhi kepentingan masyarakat
HUKUM PERSAINGAN
Perbuatan yg dilarang :
1. Per Se Illegal
2. Rule of Reason
Ad.1 Per Se Illegal
* Per Se : Bhs. Latin : By it self, in it self, taken alone, by
means of it self, throught it self, inherently, in solution,
unconnected with other matters, simply as such, in its own
nature without reference to its relation.
* Per Se Illegal atau per se violation : bahwa jenis-jenis
perjanjian tertentu (misalnya penetapan harga/horizontal
price fixing) atau perbuatan-perbuatan tertentu dianggap
secara inherent bersifat anti kompetitif dan merugikan
masyarakat tanpa perlu dibuktikan bahwa perbuatan tsb
secara nyata telah merusak persaingan.
Ad.2. Rule of Reason
Kebalikan per se illegal
Suatu perbuatan yg ditundukkan melanggar hukum persaingan, pencari fakta
harus mempertimbangkan keadaan di sekitar kasus untuk menentukan apakah
perbuatan itu membatasi persaingan secara tidak patut  Penggugat :
a. dapat menunjukkan akibat-akibat anti kompetitif
b. dapat menunjukkan kerugian yg nyata terhadap persaingan
 Kaplan : per se illegal : Hambatan perdagangan dianggap merupakan illegal
per se jika secara inheren bersifat anti kompetitif, tidak ada keuntungan yg
dapat diraih darinya, dan tidak ada maksud selain menghalangi atau
melumpuhkan persaingan.
 Jika suatu hambatan termasuk kategori illegal per se, ketidakpatutan,
ketidak adilan dari hambatan (perdagangan) tsb telah secara konklusif
diasumsikan, tanpa adanya pembuktian.
Per se illegal dan Rule of Reason Dalam Peraturan Per UU
1. Hk. Persaingan AS : Perbuatan sbg per se illegal
a. price fixing (horizontal, vertical)
b. tying arrangements
c. boycot (horizontal, vertical)
d. territorial atau division of markets restraints
e. reciprocal dealing
Perbuatan-perbuatan yg validitasnya dapat bertentangan dengan Ps. 1
Skerman Act atau Ps. 7 Clayton Act.
a. Vertical territorial restraints
b. Exclusive dealing contracts
c. Requirement contracts
d. Convenants not to compete
e. Mergers
2. Hukum Persaingan Australia (Trade
Practices Act 1974) :
a. price fixing (V & H)
b. Primary boycots Per Se Illegal
c. Third line formy
Rule of Reason : Rule of Reason :
a. exclusive dealing a. Kartel
b. product exclusivity b. Vertical price fixing
c. Price discrimation c. Market allocation
d. merger and misuse of market power d. Oligopoly
e. Merger
UU 5/1999 (UU Anti Monopoli f. Akuisisi
Indonesia) g. Konsolidasi
Mengkategorikan Per Se Illegal : h. Trust
a. price fixing horizontal
i. Oligopsoni
b. Boycotts
j. Monopsoni
c. third line forcing
k. Vertical integration
l. Abuse of market power
 Berkaitan dengan rule of reason : UU No. 5 Tahun 1999 tidak
mencantumkan kata “Substansial” sebagaimana dalam UU
AM AS ; Australia dan European Community (Treaty of
Rome)
 Dua ketentuan tsb dapat berbeda intensitasnya yaitu :
Dilarang melakukan sesuatu jika dapat mengakibatkan
terjadinya praktik monolopi dan atau PUTS dibandingkan
dengan dilarang melakukan sesuatu jika ”dapat mengurangi
persaingan substansial”.
 Kata substansial ini mempunyai maksud positif terhadap
kepastian hukum dan keadilan  artinya, derajat pengurangan
persaingan menjadi hal yg selalu perlu diperhatikan
LAHIRNYA HUKUM PERSAINGAN USAHA
DI INDONESIA

 Persaingan usaha sehat dibutuhkan :


1. Menjaga kesehatan DU
2. Menjaga pertumbuhan DU
 PUTS/PU negatif berakibat :
1. Matinya atau berkurangnya persaingan antar pelaku
usaha
2. Tumbuhnya praktik monopoli
3. Kecenderungan PU untuk mengeksploitasi konsumen
dengan
cara menjual barang tanpa kualitas yg memadai
 Pihak yg membuat ?
1. Negara
2. PU melalui asosiasinya
 Selain Komisi yg juga dapat memberi putusan :
Court of First Finance (CFF) tentang perkara-perkara
:
a. yg rumit yg berhubungan dngn bantuan dari negara
b. kasus-kasus anti dumping
LATAR BELAKANG UU 5/1999

 Persaingan usaha negatif (TS) akan berakibat pada:


1. matinya atau berkurangnya persaingan antar pelaku usaha
2. timbulnya paktik monopoli dimana pasar dikuasai hanya
oleh pelaku usaha tersebut
3. bahkan kecenderungan pelaku usaha untuk mengeksploitasi
konsumen dengan cara menjual barang yang mahal tanpa
kualitas yg memadai
 Untuk itu dirasakan kebutuhan akan peraturan yang dapat
mengganjar dan membuat jera pelaku usaha yg melakukan
persaingan yg tidak sehat.
 Apabila peraturan tersebut dibuat oleh asosiasi dari
pelaku usaha maka kelemahannya adalah sanksi yang
diberikan tidak dapat berbentuk hukuman penjara
mengingat jenis hukuman yg demikian merupakan
kewenangan negara
 Apabila oleh negara dapat dikenakan hukuman penjara
bagi pelaku usaha yg melakukan persaingan tidak
sehat. Tindakan melakukan persaingan yg tidak sehat
dapat dikklasifikasikan sebagai tindak pidana, yg
hanya negara yg berwenang untuk menuntut dan
memberi sanksi.
 Negara memiliki tujuan untuk melindungi kepentingan umum
(public interest). Oleh sebab itu negara mempunyai peranan
penting dalam mentranformasikan pemahaman akan kompetisi
yg sehat diantara pelaku usaha.
 Negara berperan dalam menciptakan “the right tool” untuk
lebih mempromosikan kebijakan kompetisi secara lebih
efektif. Peran negara dalam mengatur persaingan sehat dapat
diidentifikasikan yg negara adalah suatu institusi yg berhak
membuat perundang undangan untuk mengatur persaingan.
 Fungsi negara disamping memberikan the right tool juga
berperan dalam yuridiksi untuk mengadili perkara yg
berhubungan dengan persaingan usaha. Pemerintah melalui
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) diharapkan
mampu menunjukkan kredibilitas serta integritas yg tinggi.
 Dalam Undang Undang Persaingan Usaha sanksi administrasi adalah
dalam bentuk peringatan tertulis, pengumuman di media massa sampai
pencabutan izin berusaha. Hal ini dijatuhkan apabila pihak pengusaha tidak
menunjukkan kerjasama dengan KPPU, pelaku usaha tidak tunduk pada
peraturan yg berlaku atau terbukti melakuan pelanggaran.
 Angka hukuman berupa kurungan penjara dan denda merupakan ultimum
remedium bagi pelaku usaha. Hukuman penjara dapat menggunakan acuan
kepada tindak pidana yg diatur dalam KUH Pidana dan Perdata mengenai
pasal bisnis persaingan curang dan perbuatan melawan hukum. Denda yg
cukup substansial dapat mengganggu kelangsungan kinerja perusahaan
sehingga diharapkan mampu menjadi peringatan bagi pelaku usaha agar
bertindak jujur daripada berlaku curang.
 Peran negara sendiri juga harus diawasi karena berdasarkan pengalaman,
maka praktik monopolistik dapat saja terjadi karena perstujuan pemerintah
sendiri (government consent).
 Beberapa fakta yg menunjukkan bahwa negara memainkan peran cukup
signifikan dalam tindakan yg bersifat monopolistik serta tidak membudayakan
kompetisi yg sehat seperti :
1. Kemudahan yg diberikan pemerintah untuk beberapa pelaku
usaha dan kemudahan itu tidak pernah dikontrol kembali
walaupun pelaku usaha jelas telah melakukan perbuatan
monopoli.
2. Peran pemerintah yg sedemikian besarnya dalam memberikan
kemudahan untuk melakukan monopoli kepada pelaku usaha
dari BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
3. Tidak ada kejelasan mengenai monopoli alamiah yg
diperbolehkan dilakukan oleh pemerintah. Perbuatan ini selalu
berlindung dibalik sakralnya Pasal 33 UUD 1945 yg perbuatan
monopolistik yg dilakukan oleh perusahaan-perusahaan milik
negara ini akhirnya mengakibatkan perekonomian biaya tinggi.
 Aspek Positif dan Aspek Negatif Persaingan
Hubungan Persaingan Dengan Monopoli
• Monopoli X Persaingan (umumnya)
• Ps. 1 UU 5/1999 :
Monopoli atas produksi dan atas pemasaran barang dan/atau
penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok
pelaku usaha
1. Penguasaan
2. Produksi dan atau
3. Barang dan atau
4. Penggunaan jasa tertentu
5. Satu PU atau satu kelompok PU
 Monopoly of Demand (Permintaan)
 Monopoly of Supply (Penawaran)
Contoh dalam praktik
• Monopoli :
1. Menggambarkan Struktur Pasar
2. Menggambarkan Suatu Posisi
3. Menggambarkan Suatu Kekuatan

* Tidak Seimbang antara penjual dan pembeli ➟ Monopoli


dianggap kondisi yang negatif
1. Aspek positif
2. Aspek negatif
 Aspek Positif Monopoli
1. Dapat memaksimalkan efisiensi pengelolaan
sumber daya ekonomi tertentu.
Bila S D A M B dikelola 1 unit usaha tunggal
yg besar, ada kemungkinan biaya-biaya
tertentu dapat dihindari
2. Dapat menjadi sarana untuk meningkatkan
pelayanan terhadap konsumen dalam industri
tertentu
Contoh : Pengguna jasa mudah
berkomunikasi satu sama lain
3. Dapat menghindari duplikasi fasilitas umum.
Contoh : Distribusi air minum
4. Untuk PU monopoli dapat menghindarkan
biaya pariwara dan biaya diferensial
5. Dalam monopoli biaya kontraktual dapat
dihindarkan
6. Monopoli dapat digunakan sebagai sarana untuk
melindungi sumber daya tertentu yang penting
bagi masyarakat luas dari eksploitasi yang
semata-mata bersifat “profit motive.”
* Aspek Negatif Monopoli
1. Konsumen tanpa kebebasan memilih produk
sesuai dengan kehendak dan keinginan mereka
2. Monopoli membuat posisi konsumen rentan
dihadapan PU ➟ Perjanjian Baku
3. Menghambat inovasi teknologi dan proses
produksi
 Macam – macam Monopoli :
1. Private monopoly dan public monopoly
2. Natural Monopoly ➟ faktor-faktor alam
social monopoly ➟ oleh tindakan
manusia atau kelompok sosial ➟ Contoh :
Monopoli dalam bidang Hak Cipta
3. Monopoli legal dan Monopoli ilegal

Anda mungkin juga menyukai