Anda di halaman 1dari 4

PERJANJIAN SEWA MENYEWA

UNIT …
NO. …

Perjanjian Sewa Menyewa ini (selanjutnya disebut “Perjanjian”) dibuat dan ditandatangani pada hari ini …,
tanggal … oleh dan antara:

I. …, berdomisili hukum di …, dalam hal ini diwakili oleh …, selaku …, dari dan oleh karenanya sah
bertindak untuk dan atas nama serta mewakili ….
Untuk selanjutnya disebut Pihak Pertama.

II. Nama :…
Alamat :…
NIK :…
Untuk selanjutnya disebut Pihak Kedua

“Pihak Pertama dan Pihak Kedua” yang secara bersama-sama disebut “Para Pihak” terlebih dahulu
menerangkan hal-hal sebagai berikut:

 Bahwa Pihak Pertama adalah Pemilik …, termasuk didalamnya Unit …, yang beralamat di … (untuk
selanjutnya disebut “Obyek Sewa”).
 Bahwa Pihak Pertama bermaksud untuk menyewakan Obyek Sewa kepada perorangan pribadi
dengan peruntukan sebagai hunian, dalam hal ini penyewa tersebut adalah Pihak Kedua, yang mana
Pihak Kedua bermaksud menyewa Obyek Sewa dari Pihak Pertama dengan peruntukan sebagai
hunian tempat tinggal. Untuk itu Pihak Pertama setuju untuk menyewakan Obyek Sewa kepada
Pihak Kedua.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, Para Pihak setuju untuk melangsungkan Perjanjian dengan
ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
Jangka Waktu Perjanjian
1.1. Perjanjian ini berlangsung dan berlaku untuk Jangka Waktu selama …, terhitung sejak tanggal …
dan akan berakhir pada tanggal ….
1.2. Jangka Waktu Perjanjian dapat diperpanjang, dengan ketentuan 7 (tujuh) hari kalender sebelum
berakhirnya jangka waktu Perjanjian, Pihak Kedua wajib untuk menyampaikan maksud perpanjangan
tersebut kepada Pihak Pertama, yang kemudian diikuti dengan sebuah Kesepakatan dan Harga Sewa
baru.
1.3. Jangka Waktu Perjanjian dapat dipersingkat Pihak Kedua (tanpa pelanggaran terhadap Perjanjian),
dengan ketentuan Pihak Pertama tidak berkewajiban untuk mengembalikan uang yang telah diterima
dari Pihak Kedua.

Pasal 2
Biaya-biaya, Cara Pembayaran, Sanksi Keterlambatan Pembayaran
2.1. Besarnya Harga Sewa atas Obyek Sewa selama (1) bulan adalah sebesar Rp. …. (…).
2.2. Adapun tata cara pembayaran Harga Sewa adalah pelunasan sebesar Rp. … (…) sudah harus
dibayarkan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama pada tanggal ….
II.3. Atas keterlambatan pembayaran Down Payment dan/atau Harga Sewa oleh Pihak Kedua, maka
Pihak Kedua akan dikenakan dan diwajibkan untuk membayar denda keterlambatan sebesar 1% (satu
persen) setiap hari berjalan dari Down Payment dan/atau Harga Sewa yang tertunggak.

1
Jika keterlambatan pembayaran Down Payment dan/atau Harga Sewa telah melampaui batas waktu
7 (tujuh) hari kalender sejak jadwal yang telah ditentukan, maka Pihak Pertama berhak untuk
membatalkan Perjanjian ini secara sepihak, serta Pihak Pertama tidak berkewajiban untuk
mengembalikan uang yang telah diterima dari Pihak Kedua.
2.6. Selain Down Payment dan Harga Sewa, Pihak Kedua diwajibkan untuk membayar seluruh biaya
yang timbul atas pemakaian Obyek Sewa, termasuk namun tidak terbatas pada biaya pemakaian air,
telepon, listrik, internet, TV kabel dan iuran keamanan & lingkungan. Sedangkan Pajak Bumi dan
Bangunan menjadi beban Pihak Pertama.
Jika terjadi keterlambatan pembayaran biaya-biaya yang menjadi beban Pihak Kedua atas
pemakaian Obyek Sewa, maka Pihak Kedua bertanggung jawab penuh untuk membayar denda
yang timbul dari keterlambatan pembayaran dimaksud dan denda tersebut tetap menjadi beban
Pihak Kedua sampai dengan Pihak Kedua melunasinya.
2.7. Dengan alasan tata tertib administrasi, pada saat berakhirnya Perjanjian ini Pihak Kedua wajib
menyerahkan kepada Pihak Pertama berupa copy 1 (satu) bulan terakhir bukti pembayaran biaya-
biaya yang menjadi beban Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada Ayat (2.5.).

Pasal 3
Peruntukan Sewa
3.1. Sebagaimana disebutkan di awal Perjanjian, bahwa Obyek Sewa hanya diperuntukan sebagai
hunian, sehingga dengan demikian Pihak Kedua tidak diperkenankan menggunakan Obyek Sewa
untuk keperluan produksi/usaha. Selain itu Pihak Kedua juga dilarang untuk menyimpan barang –
barang terlarang dan/atau barang-barang yang bisa membahayakan kondisi tanah dan bangunan
Obyek Sewa serta lingkungannya. Kemudian Pihak Kedua juga tidak diperbolehkan melakukan
kegiatan yang melanggar hukum, termasuk namun tidak terbatas pada menyimpan/ menggunakan/
mendistribusikan narkoba, senjata ilegal dan bahan peledak, serta barang apapun yang dilarang
Undang-undang.
3.2. Bila Pihak Kedua melanggar ketentuan tersebut, maka Pihak Pertama berwenang untuk
membatalkan Perjanjian ini secara sepihak dengan mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan
1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, serta Pihak Pertama tidak berkewajiban untuk
mengembalikan seluruh uang yang telah diterimanya dari Pihak Kedua. Untuk itu bersamaan
dengan ditandatanganinya Perjanjian ini, Pihak Kedua dengan tegas memberikan kuasa dan
persetujuannya atas hal dimaksud.

Pasal 4
Hak dan Kewajiban
Pihak Pertama menyatakan dengan tegas bahwa Obyek Sewa secara hukum sepenuhnya sah berada di
bawah kekuasaan Pihak Pertama, dengan demikian Pihak Pertama menjamin kepada Pihak Kedua untuk
dapat menggunakan Obyek Sewa sesuai Perjanjian ini tanpa adanya gangguan maupun tuntutan dari pihak
lain yang merasa turut berhak atas Obyek Sewa, yang untuk itu Pihak Kedua dibebankan dengan kewajiban,
yaitu:

4.1. Membayar Harga Sewa dan seluruh biaya-biaya yang timbul atas pemakaian Obyek Sewa sesuai
dengan jumlah dan jadwal yang telah ditetapkan.
4.2. Memelihara Obyek Sewa, termasuk menjaga kebersihan, termasuk namun tidak terbatas pada
kebersihan tempat air, saluran pembuangan air dan kamar mandi, serta memperbaiki kerusakan-
kerusakan kecil maupun besar yang terjadi akibat kelalaian Pihak Kedua dengan biaya yang
dibebankan kepada Pihak Kedua sepenuhnya.
4.3. Pihak Kedua wajib menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban, baik di dalam maupun di
halaman Obyek Sewa.
4.4. Pihak Kedua wajib mengasuransikan sendiri barang-barang milik Pihak Kedua yang berada
di dalam Obyek Sewa dan membebaskan Pihak Pertama dari segala bentuk tuntutan kerugian dalam
bentuk apapun bilamana terjadi kerusakan terhadap barang-barang milik Pihak Kedua.

4.5. Demi menjamin terlaksananya kewajiban Pihak Kedua dalam Perjanjian ini, Pihak Kedua wajib
menyerahkan Safety Deposit sebesar Rp. …(…) kepada Pihak Pertama bersamaan dengan
ditandatanganinya Perjanjian ini untuk pertama kalinya.
Safety Deposit tersebut akan dikembalikan Pihak Pertama kepada Pihak Kedua tanpa bunga pada
saat masa sewa berakhir, Pihak Kedua telah keluar dari Obyek Sewa, tidak terdapat kerusakan pada
Obyek Sewa dan tidak terdapat denda keterlambatan atas kewajiban biaya-biaya yang timbul dari
penggunaan Obyek Sewa oleh Pihak Kedua.
4.6. Bilamana ternyata pada saat berlakunya masa sewa terdapat kerusakan pada Obyek Sewa yang
diakibatkan oleh kelalaian dan/atau kesengajaan Pihak Kedua, maka Safety Deposit tersebut akan
2
digunakan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi sesuai dengan jumlah perbaikan.
Namun apabila biaya perbaikan kerusakan melebihi jumlah Safety Deposit, maka Pihak Kedua
bertanggungjawab penuh atas kekurangannya.Safety Deposit tersebut juga berlaku untuk tunggakan
biaya utilitas (apabila ada).
Dalam hal Pihak Kedua mengabaikan denda-denda tersebut, maka Pihak Pertama berhak dan akan
membayar denda dimaksud dengan menggunakan Safety Deposit Pihak Kedua.
4.7 Jika Safety Deposit telah digunakan namun masa sewa belum berakhir, Pihak Kedua wajib untuk
menyerahkan kembali Safety Deposit kepada Pihak Pertama hingga Safety Deposit kembali
berjumlah sebesar Rp. …(…).

Pasal 5
Berakhirnya Perjanjian
5.1. Pada saat Perjanjian berakhir dengan cara apapun sebagaimana yang diatur dalam Perjanjian ini,
Pihak Kedua berkewajiban serta mengikat diri untuk menyerahkan kembali Obyek Sewa beserta
fasilitas Obyek Sewa kepada Pihak Pertama dalam keadaan baik seperti sediakala. Pengosongan
Obyek Sewa harus sudah selesai dilakukan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah Perjanjian
berakhir.
5.2. Bilamana Pihak Kedua tidak dapat mengosongkan Obyek Sewa setelah berakhirnya Perjanjian dan
memenuhi kewajibannya seperti tersebut di atas, maka Pihak Kedua dikenakan dan diwajibkan untuk
membayar denda sebesar Rp. …(…) untuk setiap hari kelalaian. Kelalaian mana cukup dibuktikan
dengan lewatnya waktu yang ditentukan, tanpa diperlukan adanya surat peringatan dari jurusita atau
surat yang demikian kekuatannya.
5.3. Kemudian Pihak Pertama dapat menunjuk Pihak Ketiga (Lembaga Pemerintah maupun Lembaga
Non Pemerintah) untuk melakukan pengosongan Obyek Sewa dengan segala risiko dan biaya yang
timbul menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.

Pasal 6
Pengalihan Sewa
Bilamana Pihak Kedua bermaksud untuk memindah tangankan Obyek Sewa kepada pihak lain/pihak ketiga,
maka Pihak Kedua wajib untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Pihak Pertama, yang kemudian seluruh
hak dan kewajiban Pihak Kedua beralih dan melekat pada pihak lain/pihak ketiga yang menerima pengalihan
tersebut

Pasal 7
Force Majeure
7.1. Yang dimaksud dengan Force Majeure dalam Perjanjian ini adalah gempa bumi, kebakaran, taufan,
banjir besar, tanah longsor, huru hara, pemberontakan, peperangan, dan hal-hal lain yang berada di
luar wewenang/kekuasaan Para Pihak.
7.2. Dalam hal terjadi Force Majeure, Para Pihak sepakat untuk membebaskan satu sama lain dari
kewajiban yang timbul dari Perjanjian ini, kecuali kewajiban pembayaran Harga Sewa yang tertunda
(jika ada) sebelum terjadi Force Majeure.
7.3. Kerusakan-kerusakan besar, yang tidak termasuk pemeliharaan biasa, diantaranya karena kesalahan
konstruksi termasuk pekerjaan-pekerjaan lain yang diharuskan oleh Pemerintah, harus
diperbaiki/diselesaikan selekas mungkin oleh atau atas biaya PT. Wulandari Bangun Laksana.
7.4. Bilamana selama dilakukan pekerjaan-pekerjaan perbaikan karena kerusakan yang dimaksud dalam
Pasal ini, Pihak Kedua tidak dapat menempati Obyek Sewa, maka jangka waktu untuk perbaikan-
perbaikan tersebut diperhitungkan dengan perpanjangan waktu sewa untuk jangka waktu
yang seimbang dengan jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan
tersebut.

Pasal 8
Penyelesaian Perselisihan
Setiap perselisihan yang mungkin timbul akibat dari perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan
mufakat, namun apabila tidak tercapai musyawarah dan kata mufakat maka Para Pihak akan memilih untuk
menyelesaikan perselisihan melalui Pengadilan Negeri ….

3
Pasal 9
Ketentuan Tambahan
Apabila di kemudian hari ada hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini maka Para Pihak sepakat
untuk menuangkannya ke dalam suatu addendum yang merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.

Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), bermeterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum
yang sama dan mengikat Para Pihak sejak hari dan tanggal tersebut diatas.

Pihak Pertama, Pihak Kedua,

Nama Terang Nama Terang


Jabatan Jabatan

Anda mungkin juga menyukai