Anda di halaman 1dari 198

PERJANJIAN ANTARA

KOPERASI SUDARA INDRA


DENGAN PT. KIMU ENAM KEMASINDO
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN PT. KIMU ENAM KEMASINDO

Nomor : 1/RCK/PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA/X/2016.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di RANCAEKEK, pada hari SENIN, tanggal 24 OKTOBER 2016, oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II HENDRIAN, SE. Bertindak sebagai Kepala Personalia PT. KIMU ENAM
KEMASINDO yang berkedudukan di Jalan...........untuk
dan atas nama diri sendiri, berdomisili di KP. CIKUYA
RT/RW 02/04, CIKUYA, CICALENGKA, BANDUNG
dan;
WITRI KANIA HENDRAYATI, SP Bertindak sebagai...... PT. KIMU ENAM KEMASINDO
yang berkedudukan di Jalan JL. KAPTEN SANUN NO.18
RT/RW 02/03 TENJOLAYA CICALENGKA BANDUNG
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan PT. KIMU ENAM KEMASINDO diwakilkan oleh HENDRIAN, SE.,
WITRI KANIA HENDRAYATI, SP tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada Karyawan PT. KIMU ENAM
KEMASINDO (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama PT. KIMU ENAM KEMASINDO yang bekerja
sebagai karyawan tetap di PT. KIMU ENAM KEMASINDO dengan jabatan sebagai KEPALA PERSONALIA, STAFF
PERSONALIA
3. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA PT. KIMU ENAM KEMASINDO dengan metoda
pendebetan angsuran melalui ATM Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan
angsuran dalam hal timbul permasalahan dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

4. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.
Halaman 1 dari 219
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI

(1) Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(2) Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(3) Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(4) Calon Debitur adalah karyawan PT. KIMU ENAM KEMASINDOyang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman
kepada PIHAK PERTAMA, melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses
seleksi yang dilakukan PIHAK KEDUA.
(5) Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(6) Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(7) Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(8) Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(9) Debitur adalah Karyawan PT. KIMU ENAM KEMASINDO yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada
PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK
PERTAMA sehingga memperoleh fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad
pembiayaan yang telah disepakati dan ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(10) Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(11) Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(12) Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(13) Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN

Halaman 2 dari 219


(1) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan PT. KIMU ENAM KEMASINDO.
(2) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan
PT. KIMU ENAM KEMASINDO.
(3) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(1) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(2) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
a. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan PT. KIMU ENAM
KEMASINDO;
b. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di PT. KIMU ENAM KEMASINDO yang berkeinginan mengajukan
pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
c. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur sebelum
pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
d. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
e. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

f. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
a. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di PT. KIMU ENAM KEMASINDO;
b. Surat Keterangan Kerja;
c. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(1) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
a. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
b. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
c. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
d. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
e. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
f. Fotocopy Kartu Keluarga;
g. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
h. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
i. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
j. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja calon
nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
k. Dokumen lain (apabila diperlukan).
Halaman 3 dari 219
(2) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN
(1) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(2) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(3) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(1) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(2) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(3) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
1. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
a. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
b. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
2. Penyerahan Jaminan, berupa :
a. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
b. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(4) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(1) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(2) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,5 % (satu koma lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur
yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(3) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(4) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(5) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(1) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(2) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(3) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
2 (dua) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Halaman 5 dari 219


Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR
1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari PT. KIMU
ENAM KEMASINDO.
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(1) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


1. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
2. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
3. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(2) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


1. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan PT. KIMU ENAM
KEMASINDO / Calon Debitur;
2. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
3. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
4. Melakukan pemotongan gaji karyawan sesuai Surat Kuasa pemotongan gaji dari karyawan PIHAK KEDUA yang
menerima fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
5. Menyerahkan lakukan penyetoran dana hasil pemotongan gaji karyawan sesuai butir 1 ayat 2 Pasal 13 kepada
PIHAK PERTAMA, paling lambat 3 hari setelah tanggal penggajian.
6. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
7. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari PT. KIMU ENAM KEMASINDO, baik atas permintaannya sendiri maupun di-
PHK oleh PT. KIMU ENAM KEMASINDO, guna kepentingan pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
8. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(3) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


1. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
2. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
3. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
4. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(4) PIHAK KEDUA berhak untuk :


Halaman 6 dari 219
1. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
2. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(1) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini
(2) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(3) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
a. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
b. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
c. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(1) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(2) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(1) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(2) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(3) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.

Halaman 7 dari 219


(4) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(1) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
A. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
B. PIHAK KEDUA
Contact Person : HENDRIAN, SE.
Jabatan : KEPALA PERSONALIA
Alamat : KP. CIKUYA RT/RW 02/04, CIKUYA, CICALENGKA, BANDUNG
No. Telephone / Fax. : 085220094841
(2) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(3) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(2) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP

Halaman 8 dari 219


(1) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(2) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(3) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(4) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.
Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA PT. KIMU ENAM KEMASINDO

MURSITO S. ARIFIN HENDRIAN, SE. WITRI KANIA HENDRAYATI, SP


DIR. UTAMA DIR. BISNIS KEPALA PERSONALIA STAFF PERSONALIA

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


5. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

6. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
7. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

8. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(14) Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(15) Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(16) Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(17) Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(18) Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(19) Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(20) Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(21) Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(22) Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(23) Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(24) Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(25) Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(26) Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(4) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(5) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(6) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(3) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(4) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
g. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
h. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
i. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur sebelum
pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
j. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
k. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

l. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
d. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
e. Surat Keterangan Kerja;
f. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(2) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
l. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
m. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
n. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
o. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
p. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
q. Fotocopy Kartu Keluarga;
r. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
s. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
t. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
u. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja calon
nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
v. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(3) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(4) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(5) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(6) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(5) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(6) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(7) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
3. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
c. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
d. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
4. Penyerahan Jaminan, berupa :
c. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
d. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(8) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(6) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(7) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(8) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(9) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(10) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(4) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(5) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(6) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(5) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


4. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
5. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
6. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(6) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


9. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
10. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
11. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
12. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
13. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
14. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(7) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


5. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
6. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
7. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
8. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(8) PIHAK KEDUA berhak untuk :


3. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
4. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(4) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(5) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(6) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
d. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
e. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
f. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(3) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(4) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(5) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(6) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(7) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(8) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(4) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
C. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
D. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(5) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(6) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(3) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(4) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(5) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(6) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(7) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(8) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


9. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

10. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
11. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

12. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(27) Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(28) Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(29) Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(30) Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(31) Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(32) Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(33) Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(34) Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(35) Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(36) Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(37) Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(38) Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(39) Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(7) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(8) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(9) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(5) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(6) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
m. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
n. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
o. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur sebelum
pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
p. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
q. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

r. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
g. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
h. Surat Keterangan Kerja;
i. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(3) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
w. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
x. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
y. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
z. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
aa. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
bb. Fotocopy Kartu Keluarga;
cc. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
dd. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
ee. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
ff. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja calon
nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
gg. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(4) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(7) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(8) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(9) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(9) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(10) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(11) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
5. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
e. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
f. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
6. Penyerahan Jaminan, berupa :
e. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
f. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(12) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(11) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(12) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(13) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(14) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(15) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(7) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(8) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(9) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(9) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


7. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
8. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
9. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(10) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


15. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
16. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
17. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
18. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
19. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
20. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(11) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


9. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
10. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
11. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
12. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(12) PIHAK KEDUA berhak untuk :


5. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
6. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(7) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(8) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(9) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
g. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
h. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
i. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(5) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(6) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(9) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(10) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(11) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(12) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(7) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
E. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
F. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(8) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(9) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(5) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(6) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(9) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(10) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(11) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(12) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


13. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

14. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
15. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

16. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(40) Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(41) Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(42) Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(43) Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(44) Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(45) Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(46) Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(47) Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(48) Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(49) Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(50) Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(51) Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(52) Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(10) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(11) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(12) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(7) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(8) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
s. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
t. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
u. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur sebelum
pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
v. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
w. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

x. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
j. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
k. Surat Keterangan Kerja;
l. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(4) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
hh. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
ii. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
jj. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
kk. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
ll. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
mm. Fotocopy Kartu Keluarga;
nn. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
oo. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
pp. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
qq. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja calon
nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
rr. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(5) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(10) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(11) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(12) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(13) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(14) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(15) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
7. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
g. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
h. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
8. Penyerahan Jaminan, berupa :
g. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
h. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(16) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(16) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(17) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(18) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(19) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(20) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(10) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(11) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(12) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(13) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


10. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
11. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
12. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(14) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


21. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
22. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
23. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
24. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
25. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
26. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(15) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


13. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
14. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
15. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
16. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(16) PIHAK KEDUA berhak untuk :


7. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
8. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(10) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(11) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(12) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
j. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
k. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
l. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(7) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(8) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(13) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(14) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(15) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(16) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(10) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
G. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
H. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(11) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(12) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(7) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(8) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(13) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(14) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(15) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(16) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


17. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

18. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
19. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

20. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(53) Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(54) Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(55) Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(56) Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(57) Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(58) Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(59) Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(60) Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(61) Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(62) Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(63) Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(64) Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(65) Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(13) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(14) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(15) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(9) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(10) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
y. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
z. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
aa. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur sebelum
pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
bb. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
cc. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

dd. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
m. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
n. Surat Keterangan Kerja;
o. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(5) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
ss. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
tt. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
uu. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
vv. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
ww. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
xx. Fotocopy Kartu Keluarga;
yy. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
zz. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
aaa. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
bbb. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
ccc. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(6) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(13) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(14) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(15) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(17) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(18) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(19) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
9. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
i. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
j. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
10. Penyerahan Jaminan, berupa :
i. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
j. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(20) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(21) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(22) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(23) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(24) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(25) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(13) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(14) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(15) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(17) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


13. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
14. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
15. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(18) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


27. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
28. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
29. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
30. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
31. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
32. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(19) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


17. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
18. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
19. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
20. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(20) PIHAK KEDUA berhak untuk :


9. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
10. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(13) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(14) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(15) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
m. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
n. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
o. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(9) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(10) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(17) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(18) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(19) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(20) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(13) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
I. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
J. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(14) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(15) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(9) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(10) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(17) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(18) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(19) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(20) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


21. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

22. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
23. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

24. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(66) Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(67) Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(68) Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(69) Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(70) Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(71) Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(72) Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(73) Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(74) Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(75) Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(76) Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(77) Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(78) Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(16) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(17) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(18) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(11) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(12) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
ee. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
ff. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
gg. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur sebelum
pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
hh. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
ii. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

jj. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
p. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
q. Surat Keterangan Kerja;
r. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(6) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
ddd. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
eee. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
fff. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
ggg. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
hhh. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
iii. Fotocopy Kartu Keluarga;
jjj. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
kkk. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
lll. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
mmm. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
nnn. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(7) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(16) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(17) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(18) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(21) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(22) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(23) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
11. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
k. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
l. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
12. Penyerahan Jaminan, berupa :
k. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
l. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(24) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(26) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(27) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(28) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(29) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(30) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(16) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(17) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(18) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(21) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


16. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
17. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
18. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(22) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


33. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
34. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
35. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
36. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
37. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
38. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(23) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


21. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
22. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
23. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
24. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(24) PIHAK KEDUA berhak untuk :


11. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
12. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(16) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(17) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(18) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
p. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
q. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
r. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(11) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(12) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(21) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(22) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(23) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(24) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(16) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
K. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
L. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(17) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(18) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(11) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(12) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(21) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(22) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(23) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(24) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


25. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

26. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
27. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

28. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(79) Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(80) Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(81) Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(82) Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(83) Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(84) Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(85) Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(86) Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(87) Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(88) Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(89) Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(90) Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(91) Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(19) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(20) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(21) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(13) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(14) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
kk. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
ll. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
mm. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur
sebelum pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
nn. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
oo. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

pp. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
s. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
t. Surat Keterangan Kerja;
u. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(7) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
ooo. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
ppp. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
qqq. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
rrr. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
sss.Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
ttt. Fotocopy Kartu Keluarga;
uuu. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
vvv. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
www. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
xxx. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
yyy. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(8) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(19) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(20) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(21) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(25) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(26) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(27) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
13. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
m. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
n. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
14. Penyerahan Jaminan, berupa :
m. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
n. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(28) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(31) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(32) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(33) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(34) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(35) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(19) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(20) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(21) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(25) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


19. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
20. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
21. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(26) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


39. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
40. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
41. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
42. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
43. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
44. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(27) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


25. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
26. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
27. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
28. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(28) PIHAK KEDUA berhak untuk :


13. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
14. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(19) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(20) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(21) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
s. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
t. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
u. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(13) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(14) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(25) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(26) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(27) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(28) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(19) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
M. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
N. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(20) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(21) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(13) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(14) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(25) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(26) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(27) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(28) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


29. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

30. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
31. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

32. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(92) Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(93) Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(94) Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(95) Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(96) Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(97) Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(98) Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(99) Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(100)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(101)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(102)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(103)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(104)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(22) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(23) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(24) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(15) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(16) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
qq. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
rr. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
ss. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur sebelum
pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
tt. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
uu. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

vv. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
v. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
w. Surat Keterangan Kerja;
x. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(8) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
zzz.Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
aaaa. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
bbbb. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
cccc. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
dddd. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
eeee. Fotocopy Kartu Keluarga;
ffff.Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
gggg. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
hhhh. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
iiii. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja calon
nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
jjjj. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(9) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(22) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(23) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(24) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(29) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(30) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(31) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
15. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
o. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
p. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
16. Penyerahan Jaminan, berupa :
o. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
p. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(32) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(36) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(37) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(38) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(39) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(40) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(22) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(23) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(24) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(29) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


22. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
23. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
24. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(30) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


45. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
46. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
47. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
48. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
49. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
50. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(31) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


29. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
30. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
31. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
32. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(32) PIHAK KEDUA berhak untuk :


15. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
16. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(22) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(23) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(24) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
v. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
w. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
x. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(15) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(16) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(29) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(30) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(31) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(32) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(22) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
O. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
P. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(23) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(24) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(15) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(16) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(29) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(30) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(31) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(32) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


33. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

34. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
35. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

36. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(105)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(106)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(107)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(108)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(109)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(110)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(111)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(112)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(113)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(114)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(115)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(116)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(117)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(25) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(26) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(27) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(17) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(18) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
ww. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
xx. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
yy. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur sebelum
pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
zz. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
aaa. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

bbb. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
y. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
z. Surat Keterangan Kerja;
aa. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(9) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
kkkk. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
llll. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
mmmm. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
nnnn. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
oooo. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
pppp. Fotocopy Kartu Keluarga;
qqqq. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
rrrr. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
ssss. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
tttt. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
uuuu. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(10) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(25) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(26) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(27) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(33) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(34) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(35) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
17. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
q. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
r. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
18. Penyerahan Jaminan, berupa :
q. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
r. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(36) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(41) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(42) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(43) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(44) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(45) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(25) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(26) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(27) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(33) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


25. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
26. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
27. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(34) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


51. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
52. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
53. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
54. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
55. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
56. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(35) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


33. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
34. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
35. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
36. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(36) PIHAK KEDUA berhak untuk :


17. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
18. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(25) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(26) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(27) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
y. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
z. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
aa. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(17) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(18) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(33) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(34) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(35) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(36) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(25) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
Q. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
R. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(26) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(27) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(17) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(18) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(33) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(34) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(35) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(36) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


37. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

38. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
39. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

40. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(118)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(119)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(120)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(121)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(122)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(123)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(124)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(125)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(126)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(127)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(128)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(129)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(130)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(28) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(29) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(30) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(19) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(20) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
ccc. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
ddd. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada
PIHAK PERTAMA;
eee.Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur sebelum
pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
fff. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
ggg. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

hhh. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
bb. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
cc. Surat Keterangan Kerja;
dd. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(10) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
vvvv. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
wwww. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
xxxx. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
yyyy. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
zzzz. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
aaaaa. Fotocopy Kartu Keluarga;
bbbbb. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
ccccc. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
ddddd. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
eeeee. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
fffff. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(11) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(28) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(29) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(30) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(37) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(38) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(39) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
19. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
s. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
t. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
20. Penyerahan Jaminan, berupa :
s. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
t. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(40) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(46) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(47) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(48) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(49) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(50) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(28) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(29) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(30) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(37) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


28. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
29. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
30. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(38) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


57. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
58. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
59. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
60. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
61. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
62. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(39) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


37. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
38. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
39. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
40. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(40) PIHAK KEDUA berhak untuk :


19. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
20. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(28) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(29) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(30) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
bb. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
cc. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
dd. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(19) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(20) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(37) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(38) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(39) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(40) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(28) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
S. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
T. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(29) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(30) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(19) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(20) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(37) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(38) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(39) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(40) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


41. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

42. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
43. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

44. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(131)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(132)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(133)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(134)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(135)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(136)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(137)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(138)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(139)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(140)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(141)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(142)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(143)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(31) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(32) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(33) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(21) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(22) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
iii. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
jjj. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
kkk. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur sebelum
pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
lll. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
mmm. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain
yang akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

nnn. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
ee. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
ff. Surat Keterangan Kerja;
gg. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(11) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
ggggg. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
hhhhh. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
iiiii.Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
jjjjj.Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
kkkkk. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
lllll.Fotocopy Kartu Keluarga;
mmmmm. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
nnnnn. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
ooooo. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
ppppp. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
qqqqq. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(12) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(31) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(32) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(33) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(41) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(42) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(43) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
21. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
u. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
v. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
22. Penyerahan Jaminan, berupa :
u. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
v. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(44) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(51) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(52) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(53) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(54) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(55) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(31) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(32) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(33) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(41) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


31. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
32. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
33. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(42) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


63. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
64. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
65. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
66. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
67. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
68. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(43) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


41. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
42. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
43. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
44. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(44) PIHAK KEDUA berhak untuk :


21. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
22. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(31) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(32) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(33) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
ee. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
ff. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
gg. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(21) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(22) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(41) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(42) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(43) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(44) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(31) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
U. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
V. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(32) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(33) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(21) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(22) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(41) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(42) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(43) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(44) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


45. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

46. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
47. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

48. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(144)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(145)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(146)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(147)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(148)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(149)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(150)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(151)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(152)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(153)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(154)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(155)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(156)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(34) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(35) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(36) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(23) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(24) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
ooo. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
ppp. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada
PIHAK PERTAMA;
qqq. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur
sebelum pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
rrr. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
sss. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

ttt. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
hh. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
ii. Surat Keterangan Kerja;
jj. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(12) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
rrrrr. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
sssss. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
ttttt. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
uuuuu. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
vvvvv. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
wwwww. Fotocopy Kartu Keluarga;
xxxxx. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
yyyyy. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
zzzzz. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
aaaaaa. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
bbbbbb. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(13) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(34) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(35) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(36) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(45) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(46) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(47) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
23. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
w. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
x. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
24. Penyerahan Jaminan, berupa :
w. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
x. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(48) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(56) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(57) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(58) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(59) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(60) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(34) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(35) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(36) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(45) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


34. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
35. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
36. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(46) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


69. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
70. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
71. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
72. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
73. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
74. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(47) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


45. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
46. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
47. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
48. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(48) PIHAK KEDUA berhak untuk :


23. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
24. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(34) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(35) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(36) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
hh. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
ii. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
jj. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(23) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(24) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(45) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(46) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(47) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(48) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(34) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
W. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
X. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(35) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(36) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(23) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(24) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(45) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(46) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(47) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(48) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


49. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

50. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
51. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

52. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(157)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(158)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(159)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(160)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(161)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(162)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(163)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(164)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(165)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(166)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(167)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(168)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(169)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(37) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(38) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(39) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(25) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(26) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
uuu. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
vvv. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
www. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur
sebelum pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
xxx. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
yyy. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

zzz. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
kk. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
ll. Surat Keterangan Kerja;
mm. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(13) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
cccccc. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
dddddd. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
eeeeee. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
ffffff. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
gggggg. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
hhhhhh. Fotocopy Kartu Keluarga;
iiiiii. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
jjjjjj. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
kkkkkk. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
llllll. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
mmmmmm.Dokumen lain (apabila diperlukan).
(14) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(37) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(38) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(39) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(49) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(50) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(51) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
25. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
y. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
z. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
26. Penyerahan Jaminan, berupa :
y. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
z. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(52) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(61) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(62) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(63) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(64) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(65) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(37) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(38) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(39) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(49) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


37. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
38. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
39. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(50) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


75. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
76. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
77. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
78. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
79. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
80. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(51) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


49. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
50. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
51. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
52. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(52) PIHAK KEDUA berhak untuk :


25. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
26. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(37) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(38) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(39) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
kk. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
ll. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
mm. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(25) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(26) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(49) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(50) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(51) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(52) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(37) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
Y. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
Z. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(38) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(39) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(25) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(26) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(49) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(50) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(51) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(52) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


53. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

54. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
55. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

56. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(170)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(171)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(172)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(173)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(174)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(175)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(176)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(177)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(178)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(179)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(180)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(181)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(182)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(40) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(41) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(42) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(27) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(28) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
aaaa. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
bbbb. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada
PIHAK PERTAMA;
cccc. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur
sebelum pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
dddd. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan
data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
eeee. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain
yang akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

ffff. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
nn. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
oo. Surat Keterangan Kerja;
pp. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(14) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
nnnnnn. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
oooooo. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
pppppp. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
qqqqqq. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
rrrrrr. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
ssssss. Fotocopy Kartu Keluarga;
tttttt. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
uuuuuu. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
vvvvvv. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
wwwwww. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
xxxxxx. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(15) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(40) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(41) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(42) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(53) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(54) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(55) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
27. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
aa. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
bb. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
28. Penyerahan Jaminan, berupa :
aa. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
bb. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(56) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(66) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(67) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(68) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(69) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(70) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(40) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(41) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(42) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(53) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


40. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
41. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
42. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(54) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


81. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
82. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
83. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
84. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
85. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
86. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(55) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


53. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
54. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
55. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
56. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(56) PIHAK KEDUA berhak untuk :


27. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
28. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(40) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(41) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(42) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
nn. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
oo. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
pp. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(27) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(28) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(53) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(54) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(55) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(56) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(40) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
AA.PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
BB.PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(41) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(42) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(27) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(28) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(53) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(54) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(55) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(56) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


57. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

58. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
59. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

60. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(183)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(184)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(185)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(186)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(187)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(188)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(189)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(190)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(191)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(192)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(193)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(194)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(195)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(43) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(44) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(45) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(29) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(30) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
gggg. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
hhhh. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada
PIHAK PERTAMA;
iiii. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur sebelum
pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
jjjj. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
kkkk. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain
yang akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

llll. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
qq. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
rr. Surat Keterangan Kerja;
ss. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(15) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
yyyyyy. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
zzzzzz. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
aaaaaaa. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
bbbbbbb. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
ccccccc. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
ddddddd. Fotocopy Kartu Keluarga;
eeeeeee. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
fffffff. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
ggggggg. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
hhhhhhh. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
iiiiiii. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(16) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(43) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(44) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(45) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(57) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(58) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(59) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
29. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
cc. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
dd. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
30. Penyerahan Jaminan, berupa :
cc. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
dd. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(60) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(71) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(72) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(73) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(74) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(75) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(43) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(44) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(45) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(57) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


43. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
44. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
45. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(58) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


87. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
88. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
89. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
90. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
91. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
92. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(59) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


57. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
58. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
59. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
60. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(60) PIHAK KEDUA berhak untuk :


29. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
30. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(43) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(44) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(45) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
qq. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
rr. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
ss. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(29) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(30) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(57) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(58) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(59) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(60) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(43) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
CC. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
DD. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(44) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(45) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(29) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(30) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(57) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(58) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(59) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(60) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


61. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

62. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
63. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

64. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(196)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(197)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(198)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(199)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(200)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(201)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(202)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(203)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(204)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(205)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(206)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(207)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(208)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(46) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(47) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(48) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(31) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(32) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
mmmm. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
nnnn. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada
PIHAK PERTAMA;
oooo. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur
sebelum pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
pppp. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan
data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
qqqq. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain
yang akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

rrrr. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
tt. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
uu. Surat Keterangan Kerja;
vv. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(16) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
jjjjjjj. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
kkkkkkk. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
lllllll. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
mmmmmmm. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
nnnnnnn. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
ooooooo. Fotocopy Kartu Keluarga;
ppppppp. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
qqqqqqq. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
rrrrrrr. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
sssssss. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
ttttttt. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(17) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(46) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(47) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(48) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(61) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(62) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(63) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
31. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
ee. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
ff. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
32. Penyerahan Jaminan, berupa :
ee. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
ff. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(64) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(76) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(77) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(78) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(79) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(80) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(46) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(47) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(48) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(61) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


46. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
47. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
48. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(62) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


93. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
94. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan dan
direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
95. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada PIHAK
PERTAMA;
96. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja
karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut di-
PHK.
97. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan lainnya, dalam
hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna kepentingan
pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
98. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan dan
pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(63) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


61. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
62. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
63. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
64. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(64) PIHAK KEDUA berhak untuk :


31. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
32. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(46) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(47) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(48) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
tt. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
uu. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
vv. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(31) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(32) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(61) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(62) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(63) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(64) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(46) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
EE. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
FF. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(47) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(48) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(31) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(32) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(61) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(62) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(63) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(64) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


65. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

66. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
67. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

68. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(209)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(210)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(211)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(212)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(213)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(214)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(215)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(216)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(217)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(218)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(219)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(220)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(221)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(49) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(50) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(51) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(33) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(34) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
ssss. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
tttt. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
uuuu. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur
sebelum pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
vvvv. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan
data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
wwww. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain
yang akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

xxxx. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
ww. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
xx. Surat Keterangan Kerja;
yy. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(17) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
uuuuuuu. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
vvvvvvv. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
wwwwwww. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
xxxxxxx. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
yyyyyyy. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
zzzzzzz. Fotocopy Kartu Keluarga;
aaaaaaaa. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
bbbbbbbb. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
cccccccc. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
dddddddd. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
eeeeeeee. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(18) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(49) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(50) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(51) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(65) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(66) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(67) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
33. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
gg. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
hh. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
34. Penyerahan Jaminan, berupa :
gg. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
hh. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(68) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(81) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(82) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(83) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(84) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(85) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(49) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(50) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(51) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(65) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


49. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
50. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
51. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(66) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


99. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
100. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan
dan direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
101. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA, khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada
PIHAK PERTAMA;
102. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan
kerja karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut
di-PHK.
103. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan
lainnya, dalam hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna
kepentingan pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
104. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan
dan pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(67) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


65. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
66. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
67. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
68. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(68) PIHAK KEDUA berhak untuk :


33. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
34. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(49) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(50) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(51) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
ww. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
xx. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
yy. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(33) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(34) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(65) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(66) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(67) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(68) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(49) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
GG. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
HH. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(50) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(51) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(33) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(34) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(65) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(66) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(67) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(68) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


69. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

70. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
71. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

72. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(222)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(223)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(224)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(225)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(226)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(227)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(228)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(229)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(230)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(231)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(232)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(233)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(234)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(52) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(53) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(54) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(35) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(36) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
yyyy. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
zzzz. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada
PIHAK PERTAMA;
aaaaa. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur
sebelum pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
bbbbb. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan
data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
ccccc. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain
yang akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

ddddd. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
zz. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
aaa. Surat Keterangan Kerja;
bbb. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(18) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
ffffffff. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
gggggggg. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
hhhhhhhh. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
iiiiiiii. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
jjjjjjjj. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
kkkkkkkk. Fotocopy Kartu Keluarga;
llllllll. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
mmmmmmmm. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
nnnnnnnn. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
oooooooo. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
pppppppp. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(19) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(52) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(53) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(54) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(69) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(70) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(71) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
35. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
ii. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
jj. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
36. Penyerahan Jaminan, berupa :
ii. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
jj. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(72) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(86) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(87) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(88) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(89) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(90) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(52) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(53) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(54) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(69) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


52. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
53. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
54. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(70) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


105. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
106. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan
dan direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
107. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA, khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada
PIHAK PERTAMA;
108. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan
kerja karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut
di-PHK.
109. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan
lainnya, dalam hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna
kepentingan pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
110. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan
dan pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(71) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


69. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
70. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
71. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
72. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(72) PIHAK KEDUA berhak untuk :


35. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
36. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(52) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(53) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(54) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
zz. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
aaa. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
bbb. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(35) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(36) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(69) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(70) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(71) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(72) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(52) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
II. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
JJ. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(53) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(54) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(35) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(36) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(69) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(70) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(71) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(72) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


73. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

74. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
75. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

76. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(235)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(236)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(237)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(238)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(239)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(240)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(241)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(242)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(243)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(244)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(245)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(246)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(247)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(55) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(56) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(57) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(37) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(38) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
eeeee. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
fffff.Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
ggggg. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur
sebelum pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
hhhhh. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan
data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
iiiii. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain yang
akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

jjjjj. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
ccc. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
ddd. Surat Keterangan Kerja;
eee. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(19) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
qqqqqqqq. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
rrrrrrrr. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
ssssssss. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
tttttttt. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
uuuuuuuu. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
vvvvvvvv. Fotocopy Kartu Keluarga;
wwwwwwww. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
xxxxxxxx. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
yyyyyyyy. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
zzzzzzzz. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
aaaaaaaaa. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(20) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(55) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(56) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(57) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(73) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(74) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(75) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
37. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
kk. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
ll. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
38. Penyerahan Jaminan, berupa :
kk. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
ll. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(76) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(91) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(92) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(93) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(94) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(95) Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(55) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(56) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(57) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(73) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


55. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
56. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
57. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(74) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


111. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
112. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan
dan direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
113. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA, khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada
PIHAK PERTAMA;
114. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan
kerja karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut
di-PHK.
115. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan
lainnya, dalam hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna
kepentingan pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
116. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan
dan pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(75) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


73. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
74. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
75. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
76. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(76) PIHAK KEDUA berhak untuk :


37. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
38. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(55) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(56) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(57) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
ccc. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
ddd. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
eee.Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(37) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(38) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(73) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(74) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(75) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(76) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(55) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
KK. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
LL. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(56) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(57) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(37) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(38) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(73) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(74) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(75) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(76) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


77. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

78. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
79. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

80. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(248)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(249)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(250)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(251)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(252)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(253)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(254)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(255)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(256)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(257)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(258)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(259)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(260)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(58) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(59) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(60) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(39) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(40) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
kkkkk. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
lllll. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA;
mmmmm. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur
sebelum pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
nnnnn. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan
data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
ooooo. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain
yang akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

ppppp. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
fff. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
ggg. Surat Keterangan Kerja;
hhh. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(20) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
bbbbbbbbb.Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
ccccccccc. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
ddddddddd.Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
eeeeeeeee. Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
fffffffff. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
ggggggggg. Fotocopy Kartu Keluarga;
hhhhhhhhh.Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
iiiiiiiii. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
jjjjjjjjj. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
kkkkkkkkk. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
lllllllll. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(21) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(58) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(59) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(60) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(77) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(78) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(79) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
39. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
mm. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
nn. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
40. Penyerahan Jaminan, berupa :
mm. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
nn. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(80) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(96) PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(97) Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(98) Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(99) Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(100)Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(58) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(59) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(60) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(77) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


58. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
59. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
60. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(78) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


117. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
118. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan
dan direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
119. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA, khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada
PIHAK PERTAMA;
120. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan
kerja karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut
di-PHK.
121. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan
lainnya, dalam hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna
kepentingan pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
122. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan
dan pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(79) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


77. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
78. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
79. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
80. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(80) PIHAK KEDUA berhak untuk :


39. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
40. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(58) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(59) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(60) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
fff. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
ggg. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
hhh. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(39) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(40) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(77) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(78) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(79) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(80) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(58) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
MM. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
NN. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(59) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(60) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(39) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(40) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(77) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(78) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(79) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(80) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


81. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

82. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
83. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

84. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(261)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(262)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(263)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(264)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(265)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(266)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(267)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(268)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(269)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(270)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(271)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(272)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(273)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(61) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(62) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(63) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(41) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(42) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
qqqqq. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
rrrrr. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada
PIHAK PERTAMA;
sssss. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur
sebelum pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
ttttt. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan
data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
uuuuu. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain
yang akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

vvvvv. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
iii. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
jjj. Surat Keterangan Kerja;
kkk. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(21) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
mmmmmmmmm. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
nnnnnnnnn.Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
ooooooooo.Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
ppppppppp.Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
qqqqqqqqq.Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
rrrrrrrrr. Fotocopy Kartu Keluarga;
sssssssss. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
ttttttttt. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
uuuuuuuuu.Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
vvvvvvvvv. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
wwwwwwwww. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(22) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(61) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(62) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(63) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(81) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(82) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(83) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
41. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
oo. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
pp. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
42. Penyerahan Jaminan, berupa :
oo. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
pp. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(84) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(101)PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(102)Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(103)Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(104)Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(105)Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(61) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(62) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(63) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(81) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


61. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
62. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
63. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(82) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


123. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
124. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan
dan direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
125. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA, khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada
PIHAK PERTAMA;
126. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan
kerja karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut
di-PHK.
127. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan
lainnya, dalam hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna
kepentingan pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
128. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan
dan pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(83) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


81. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
82. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
83. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
84. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(84) PIHAK KEDUA berhak untuk :


41. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
42. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(61) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(62) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(63) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
iii. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
jjj. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
kkk. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(41) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(42) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(81) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(82) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(83) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(84) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(61) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
OO. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
PP. PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(62) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(63) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(41) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(42) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(81) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(82) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(83) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(84) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219


PERJANJIAN ANTARA
KOPERASI SUDARA INDRA
DENGAN
TENTANG
KERJASAMA PENYALURAN PINJAMAN
KEPADA KARYAWAN

Nomor : //PKS.KMG/KOPERASISUDARAINDRA//.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di , pada hari , tanggal , oleh dan antara :

I ARIFIN, SE Masing-masing dalam urutan sebagai Direktur Bisnis


Dan; DANNY ADHITYA, A Md dan sebagai Kepala Divisi Kredit Multi Guna Koperasi
Sudara Indra, bertindak untuk dan atas nama Koperasi
SUDARA INDRA, badan usaha berbadan hukum Koperasi
berdasarkan Akta Notaris Julius Purnawan, SH., M.si,
No. 35 Tanggal 16 Agustus 2007, SK MENKOP & UKM RI
No. 654/BH/MENEG.I/IX/2007 Tanggal 11 September
2007, yang berkedudukan di Gedung Gajah Blok Y Jl. Dr.
Saharjo No. 111 Tebet, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, berdomisili
di
dan;

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PARA PIHAK menyatakan kesepakatannya untuk melakukan kerjasama, dan menuangkan kesepakatannya didalam
Perjanjian antara Koperasi SUDARA INDRA dengan diwakilkan oleh , tentang Kerjasama Penyaluran Pinjaman Kepada
Karyawan (“PERJANJIAN”) ini.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


85. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha berbadan hukum Koperasi yang bergerak dalam unit usaha simpan
pinjam, yang lingkup usahanya memberikan pelayanan jasa pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil, serta
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan belum terjangkau oleh layanan jasa perbankan.

86. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang bertindak atas nama yang bekerja sebagai karyawan tetap di
dengan jabatan sebagai ,
87. Bahwa, PIHAK KEDUA menerima maksud baik dari PIHAK PERTAMA, dan akan memfasilitasi PIHAK PERTAMA
dalam menyalurkan pinjaman kepada karyawan NAMA dengan metoda pendebetan angsuran melalui ATM
Payroll Debitur, dan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan angsuran dalam hal timbul permasalahan
dalam pendebetan angsuran yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

88. Bahwa, PARA PIHAK sepakat dan menyadari bahwa kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling
menguntungkan sehingga menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban bagi PARA PIHAK, yang perlu dituangkan
ke dalam sebuah perjanjian sebagai pedoman pelaksanaan kerjasama ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyatakan dan mengikatkan diri satu dengan yang
lain, membuat serta menandatangani Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Halaman 1 dari 219
(274)Angsuran adalah kewajiban nasabah untuk mengembalikan pinjaman yang telah diberikan PIHAK PERTAMA
berdasarkan nilai dan periode yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, melalui pendebetan rekening gaji /
payroll milik Debitur.

(275)Asuransi adalah fasilitas pendukung yang diberikan kepada Nasabah / Debitur end user dalam rangka
penyelesaian kewajiban pengembalian pinjaman jika terjadi resiko terhadap nyawa debitur (dalam hal ini
meninggal dunia).

(276)Insentif adalah bagian yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai balas jasa yang
diberikan PIHAK KEDUA dalam memasarkan fasilitas pinjaman, serta kelancaran pembayaran angsuran melalui
pendebetan dari rekening gaji / payroll Debitur untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(277)Calon Debitur adalah karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA,
melalui dan atas rekomendasi yang diberikan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan proses seleksi yang dilakukan
PIHAK KEDUA.
(278)Fasilitas Pinjaman adalah penyediaan uang pinjaman atau hal lain yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur berdasarkan akad kredit / akad
pembiayaan, yang selanjutnya memunculkan kewajiban Debitur untuk mengembalikan uang dengan cara
membayar angsuran selama periode tertentu, atau hal lain yang dipersamakan dengan itu hingga seluruh
pinjaman Debitur dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(279)Kolektibilitas Pinjaman adalah rasio kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan PIHAK PERTAMA
kepada Debitur.
(280)Koordinator adalah orang yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk mengkoordinir pengajuan pinjaman dari
Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA, sekaligus bertanggungjawab kepada PIHAK PERTAMA dalam hal
kelancaran pembayaran angsuran.

(281)Kuasa yaitu wewenang yang diberikan Debitur untuk melakukan pemotongan gaji guna kepentingan pembayaran
angsuran pinjaman kepada PIHAK PERTAMA.
(282)Debitur adalah Karyawan yang telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK
KEDUA, dan pengajuan kreditnya telah memperoleh persetujuan dari PIHAK PERTAMA sehingga memperoleh
fasilitas pinjaman berupa uang berdasarkan perjanjian kredit / akad pembiayaan yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh dan antara PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
(283)Pembaruan Pinjaman (RO) adalah fasilitas pinjaman baru yang diberikan kepada Debitur yang telah melakukan
pembayaran angsuran minimal 50 % dari tenor pinjaman berjalan, dengan status angsuran lancar.

(284)Plafon Pinjaman adalah batas nilai pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA untuk memfasilitasi pengajuan
pinjaman Calon Nasabah berdasarkan hasil verifikasi dan analisa kredit yang mutlak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.
(285)Survey adalah kunjunganyang dilakukan PIHAK PERTAMA ke alamat Debitur dalam rangka penyesuaian data dan
analisa kredit terhadap fasilitas pinjaman yang diajukan Calon Debitur kepada PIHAK PERTAMA.
(286)Verifikasi adalah tahap pencocokan data yang dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan berkas pengajuan
pinjaman Calon Debitur sebagai dasar acuan analisa kredit.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(64) PIHAK PERTAMA merupakan badan usaha berbadan hukum Koperasi yang salah satu bidang usahanya
menyalurkan pinjaman kepada calon nasabahnya, dalam hal ini yaitu karyawan .
(65) Perjanjian ini merupakan pedoman bagi PARA PIHAK untuk merealisasikan fasilitas pinjaman kepada karyawan .
(66) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan portofolio penyaluran pinjaman dengan pola pembayaran angsuran
melalui pendebetan rekening gaji (payroll) nasabah oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 2 dari 219
Pasal 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(43) PIHAK PERTAMA difasilitasi oleh PIHAK KEDUA dalam menyalurkan pinjaman kepada calon debiturnya.
(44) Lingkup fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
wwwww. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan ;
xxxxx. Mengumpulkan calon debitur yang bekerja di yang berkeinginan mengajukan pinjaman kepada
PIHAK PERTAMA;
yyyyy. Mengumpulkan data-data calon debitur, mengecek keabsahan data dan identitas calon debitur
sebelum pinjamannya diajukan kepada PIHAK PERTAMA;
zzzzz. Data Calon Debitur yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus merupakan
data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya.
aaaaaa. PIHAK KEDUA akan menyampaikan informasi berkaitan dengan penyaluran pinjaman, tunjangan lain
yang akan diperoleh debitur, status kepegawaian debitur, serta informasi penting lainnya berkaitan dengan
kelancaran pendebetan angsuran pinjaman Debitur.

bbbbbb. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan
kewajiban nasabah kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PERSYARATAN KOORDINATOR
PIHAK KEDUA selaku Koordinator wajib melengkapi berkas persyaratan sebagai berikut :
lll. Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Kartu Pegawai atas nama PIHAK KEDUA di ;
mmm. Surat Keterangan Kerja;
nnn. Dokumen lain (apabila diperlukan).

Pasal 5
PERSYARATAN CALON DEBITUR
(22) Calon Debitur yang berkeinginan mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA harus melengkapi
berkas persyaratan sebagai berikut :
xxxxxxxxx. Mengisi Berkas Aplikasi Permohonan Pembiayaan Mikro dengan lengkap;
yyyyyyyyy. Pas Photo ukuran 3 x 4 dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 1 buah;
zzzzzzzzz. Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku);
aaaaaaaaaa.Fotocopy Kartu Pegawai / ID Card; (opsional)
bbbbbbbbbb. Fotocopy KTP Suami / Istri Pemohon (yang masih berlaku);
cccccccccc. Fotocopy Kartu Keluarga;
dddddddddd. Fotocopy Surat Nikah / Akta Cerai (bagi yang telah cerai);
eeeeeeeeee. Slip Gaji bulan terakhir (asli);
ffffffffff. Surat Keterangan Usaha / SKU (bagi calon nasabah yang memiliki usaha).
gggggggggg. Surat Rekomendasi dari PIHAK KEDUA, yang isinya menerangkan jumlah penghasilan dan masa kerja
calon nasabah dengan minimal masa kerja 1 (satu) tahun (asli);
hhhhhhhhhh. Dokumen lain (apabila diperlukan).
(23) Persyaratan sesuai dimaksud dalam huruf a, b, c, ,d, e, f, g, h, j, dan m pada ketentuan ayat (1) tersebut diatas
merupakan persyaratan yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh calon debitur.

Pasal 6
JAMINAN PINJAMAN

Halaman 3 dari 219


(64) Demi terwujudnya tanggung jawab, khususnya terhadap kelancaran pelunasan pinjaman, DEBITUR wajib
melengkapi jaminan pinjaman dengan hak pegawai yang akan diperoleh dikemudian hari, meliputi Jamsostek /
BPJS Ketenagakerjaan, Hak Pesangon, dan sebagainya, atau jaminan kebendaan atau harta tetap lain, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak (tempat tinggal / kendaraan), yang semuanya wajib disertai dengan kuasa
pengalihan hak.
(65) PIHAK KEDUA menjamin pelaksanaan pemotongan gaji dan pendapatan lain yang diperoleh nasabah hingga
seluruh angsuran pembiayaan dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
(66) Apabila nasabah meninggal dunia sebelum fasilitas pembiayaannya dinyatakan lunas, maka sisa kredit akan
dilunasi dari hasil pencairan klaim asuransi jiwa.

Pasal 7
PROSEDUR PINJAMAN
(85) Calon nasabah yang telah menyerahkan berkas persyaratan lengkap, memenuhi kualifikasi dan kriteria, serta
memperoleh rekomendasi dari PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan fasilitas pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.

(86) Berdasarkan permohonan pinjaman yang diajukan oleh calon debitur, ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Permohonan pembiayaan yang disetujui akan dituangkan kedalam Perjanjian Pinjaman yang ditandatangani
PIHAK PERTAMA dengan Debitur.
b. PARA PIHAK sepakat bahwa keputusan plafond dan realisasi pinjaman yang difasilitasi oleh PIHAK PERTAMA,
sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak untuk menilai, melakukan analisa
kredit, meninjau ulang dan / atau menolak permohonan pinjaman apabila calon nasabah tidak memenuhi
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Sebagai akibat dari hal itu, PIHAK KEDUA dan
calon nasabah tidak berhak untuk mengajukan klaim / tuntutan dalam bentuk apapun kepada PIHAK
PERTAMA.

c. Plafond pinjaman dihitung berdasarkan perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 40% dari Total
Penghasilan Bersih / Take Home Pay, termasuk kewajiban pihak ke-3 (tiga) lainnya.

d. Nilai plafond pinjaman mutlak ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penilaian dan analisa
kredit.

(87) Realisasi pinjaman akan dilakukan setelah ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman / Kredit antara PIHAK
PERTAMA dengan Debitur, dengan disertai penyerahan :
43. Media Pembayaran Angsuran, berupa :
qq. Buku Tabungan Rekening Gaji / Tabungan;
rr. Surat Kuasa Potong Gaji (bermaterai)/Produk KMG Payroll
44. Penyerahan Jaminan, berupa :
qq. Kartu Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan
rr. Surat Kuasa Pencairan BPJS Ketenagakerjaan (bermaterai)

(88) Pengajuan pinjaman yang disetujui akan direalisasikan / diberikan PIHAK PERTAMA kepada Debitur yang
bersangkutan.

Pasal 8
PEMOTONGAN ANGSURAN
Pemotongan gaji Debitur untuk membayar angsuran pinjaman akan dilakukan setiap bulan sesuai tanggal pembayaran
gaji Debitur, dalam hal sistem penggajian per dua minggu, maka tetap akan dilakukan pemotongan gaji per dua
minggu untuk dikolektifkan 1x angsuran (bulanan) oleh juru bayar/accounting/keuangan.

Halaman 4 dari 219


Pasal 9
PEMBARUAN PINJAMAN (RO)
Debitur yang telah memperoleh fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA dan telah melaksanakan pembayaran
angsuran sebanyak 50 % (lima puluh persen) dari tenor pinjaman, dan berada dalam kategori lancar diperbolehkan
untuk mengajukan fasilitas pinjaman baru dengan melunasi pinjaman sebelumnya.

Pasal 10
INSENTIF
(106)PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian ini menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu PIHAK PERTAMA
akan memberikan insentif kepada PIHAK KEDUA.
(107)Besarnya insentif yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah :
a. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total sampai dengan Rp. 300.000.000,-, jumlah
insentif sebesar 1 % (satu persen) dari total plafond pencairan 1 (satu) bulan yang direalisasikan PIHAK
PERTAMA kepada Debitur baru maupun kepada debitur yang melakukan pembaharuan
(RO/TOPUP/REHAB)
b. Untuk Pencairan Kredit selama 1 (satu) bulan dengan jumlah total lebih dari Rp.300.000.000,-, jumlah insentif
sebesar 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) dari total plafond yang direalisasikan PIHAK PERTAMA kepada
Debitur yang melakukan pembaharuan pinjaman (RO/TOPUP/REHAB).
c. Sebesar 1.5 % (satu koma lima persen) dari total angsuran bulanan yang berhasil tertagih oleh PIHAK
PERTAMA dari debitur.
(108)Insentif yang dimaksud dalam ketentuan ayat (2) huruf c pasal ini akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila PIHAK PERTAMA mendebet dan menerima total angsuran sebesar 100 % (Seratus Persen) dari
total tagihan sebelum usia tagihan melewati masa jatuh tempo.

(109)Dalam hal pembayaran total angsuran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali terhadap tagihan yang sama, dan salah
satu pembayarannya dilakukan setelah melewati masa jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak
memberikan insentif atas penagihan yang terjadi di bulan tersebut kepada PIHAK KEDUA

(110)Insentif akan diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambatnya pada tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Pasal 11
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN
(64) Dalam kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menjamin kelancaran pendebetan angsuran Debitur.
(65) PIHAK KEDUA harus menjaga agar nilai pinjaman bermasalah tidak lebih dari 2 % dari total nilai pokok pinjaman.
(66) Terhadap timbulnya tingkat pinjaman / kredit yang bermasalah di atas batas maksimal yang ditentukan, selama
3 (tiga) bulan berturut-turut, PIHAK PERTAMA berwenang untuk meninjau kembali kerjasama ini dan
menghentikan sementara pemberian insentif kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEBITUR

Halaman 5 dari 219


1. Dalam hal akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang menjadi debitur PIHAK PERTAMA, baik
atas keinginan sendiri maupun diberhentikan oleh perusahaan, PIHAK KEDUA harus memperoleh dan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA sebelum karyawan tersebut di-PHK.
2. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) bertujuan agar PARA PIHAK dapat mencari
solusi yang tepat untuk melunasi sisa kewajiban Debitur yang di-PHK terhadap PIHAK PERTAMA.

3. Fasilitas pinjaman yang diberikan PIHAK PERTAMA wajib dilunasi apabila Debitur berhenti bekerja dari .
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat (1) dan (2) maka
PIHAK KEDUA bertangung jawab dalam hal pelunasan angsuran pembiayaan yang difasilitasi PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
HAK DAN KEWAJIBAN

(85) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban untuk :


64. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data Calon Debitur yang direkomendasikan PIHAK KEDUA;
65. Menyampaikan daftar nominatif Debitur yang permohonan pinjamannya disetujui oleh PIHAK PERTAMA,
meliputi data mengenai nama Debitur, nominal pinjaman, jangka waktu dan perincian angsuran per bulan;
66. Memberikan insentif sesuai ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Perjanjian ini.

(86) PIHAK KEDUA memiliki kewajiban untuk :


129. Menawarkan fasilitas pinjaman yang disediakan PIHAK PERTAMA kepada karyawan / Calon Debitur;
130. Melakukan pengecekan, analisa, dan verifikasi data (tahap awal) Calon Debitur yang akan diajukan
dan direkomendasikan untuk mengajukan fasilitas pinjaman kepada PIHAK PERTAMA;
131. Memberikan rekomendasi kepada karyawan yang akan mengajukan pinjaman kepada PIHAK
PERTAMA, khususnya yang dianggap layak oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan fasilitas pembiayaan kepada
PIHAK PERTAMA;
132. Menyampaikan pemberitahuan KEPADA PIHAK PERTAMA berkenaan dengan pemutusan hubungan
kerja karyawan yang menjadi Debitur PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya 1 x 24 sejak karyawan tersebut
di-PHK.
133. Mengurus penahanan hak-hak Debitur, yaitu Tunjangan Pesangon, Jamsostek dan pendapatan
lainnya, dalam hal Debitur berhenti bekerja dari , baik atas permintaannya sendiri maupun di-PHK oleh , guna
kepentingan pelunasan pinjaman Debitur yang bersangkutan
134. Menyampaikan informasi lain yang dianggap penting sehubungan dengan kelancaran pendebetan
dan pembayaran angsuran, serta pelunasan pinjaman Debitur.

(87) PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk :


85. Menerima rekomendasi dari PIHAK KEDUA atas adanya pengajuan pinjaman yang dianggap layak menerima
fasilitas pinjaman dari PIHAK PERTAMA.
86. Menolak permohonan yang tidak menyertakan berkas persyaratan dengan lengkap, khususnya seperti yang
dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Perjanjian ini;
87. Menolak atau tidak mengabulkan permohonan calon nasabah yang direkomendasikan PIHAK KEDUA
berdasarkan hasil analisa kredit dan verifikasi oleh PIHAK PERTAMA.
88. Memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sesuai isi
Perjanjian ini.

(88) PIHAK KEDUA berhak untuk :


43. Menerima daftar nominatif persetujuan penerima fasilitas pinjaman atas nama Calon Debitur dari PIHAK
PERTAMA;
44. Memperoleh insentif dari total pencairan dan kelancaran pembayaran angsuran sesuai ketentuan Pasal 8
Perjanjian ini

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB
(64) PIHAK KEDUA yang menandatangani perjanjian ini, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan perjanjian ini

Halaman 6 dari 219


(65) PIHAK KEDUA mengusulkan penanggung jawab pengganti apabila salah satu / keseluruhan penanggung jawab
dalam Perjanjian ini mengundurkan diri / berhenti dari jabatan dan / atau pekerjaannya, serta memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak penanggung jawab awal tidak aktif.
(66) Kerugian akibat adanya kesalahan dan / atau kelalaian PARA PIHAK menjadi tanggung jawab PARA PIHAK sesuai
dengan bobot kesalahan dan / atau kelalaian yang dilakukan, dan wajib diselesaikan secara musyawarah.
Pasal 15
ASURANSI
1. Pembiayaan berdasarkan Perjanjian ini disertai dan dilindungi oleh fasilitas asuransi yang disediakan Perusahaan
Asuransi yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
2. Debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada PIHAK PERTAMA akibat terjadinya suatu resiko yang
mengakibatkan hilangnya nyawa (meninggal dunia)dapat mengajukan pemulihan kewajiban dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA atau ahli warisnya, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, dengan menyertakan berkas sebagai
berikut :
lll. Surat Kematian dari Kecamatan (sesuai domisili nasabah);
mmm. Surat Permohonan Pemulihan Kewajiban dari keluarga / ahli waris Debitur yang bersangkutan;
nnn. Bukti Pendukung lainnya.

Pasal 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(43) PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa seluruh data dan keterangan yang disampaikan didalam
perjanjian ini adalah benar adanya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya data dan / atau keterangan yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya maka PARA PIHAK menyatakan bersedia untuk diproses hukum baik
secara perdata maupun pidana.
(44) Pemalsuan surat dan dokumen, serta memberikan keterangan palsu ke dalam dokumen persyaratan pembiayaan
dapat diancam dengan ketentuan pidana ex. Pasal 263 jo. 266 KUH Pidana.

Pasal 17
FORCE MAJEUR & OVERMACHT
(85) Force Majeure yaitu keadaan yang terjadi karena sesuatu sebab diluar kemampuan manusia dan atau sebagai
akibat bencana alam sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam target yang ingin dicapai
dari adanya perikatan ini.Yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeur adalah Bencana Alam (Gempa Bumi,
Tanah Longsor, Banjir, Tsunami), Kebakaran, maupun Epidemi.
(86) Keadaan memaksa / Overmacht yaitu keadaan yang terjadi karena suatu sebab diluar kemampuan PARA PIHAK
sehingga mengakibatkan kerugian / kegagalan / kesulitan dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh dari
perikatan ini. Yang dikategorikan sebagai keadaan memaksa / overmacht adalah perang, huru-hara,
pemberontakan, krisis ekonomi akibat adanya perubahan kebijakan moneter pemerintah yang mendadak.
(87) PARA PIHAK sepakat bahwa peristiwa semacam ini tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAKuntuk
memenuhi prestasi berdasarkan Perjanjian ini, namun hanya menunda kewajiban PARA PIHAK berdasarkan
Perjanjian.
(88) PARA PIHAK wajib untuk melakukan negosiasi untuk menentukan penyelesaian kewajiban berdasarkan Perjanjian ini.

Pasal 18
KORESPONDENSI
(64) Hal-hal yang dianggap perlu untuk dikoordinasikan oleh PARA PIHAK wajib disampaikan secara lisan atau tulisan
ke nomor telephone atau alamat sebagai berikut :
Halaman 7 dari 219
QQ. PIHAK PERTAMA
Contact Person : Danny Aditya, A Md.
Jabatan : KADIV KREDIT MULTI GUNA
Alamat : Jl. Saluyu XVI-C No.517 Riung Bandung
No. Telephone / Fax. : 082262547444
RR.PIHAK KEDUA
Contact Person :
Jabatan :
Alamat :
No. Telephone / Fax. :
(65) Dalam hal terjadi perubahan identitas korespondensi sesuai tersebut di atas, maka perubahan tersebut wajib
disampaikan kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perubahan tersebut berlaku
efektif.
(66) Apabila perubahan identitas korespondensi tidak diberitahukan sebagaimana mestinya, pemberitahuan atau hal
lainnya yang disampaikan telah dianggap diketahui oleh pihak yang melakukan perubahan identitas jika pihak
yang lain dapat membuktikan hal tersebut berdasarkan tanda terima berkas dari jasa kurir maupun telefax.

Pasal 19
LAMPIRAN
Hal-hal lain yang bersifat teknis akan dituangkan di dalam Lampiran sebagai bagian yang mengikat dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 20
ADDENDUM
Hal-hal lain yang sekiranya diperlukan dan belum diatur didalam perjanjian ini, akan diatur kedalam Addendum
Perjanjian, dan menjadi bagian mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(43) Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian ini wajib diselesaikan secara damai dan kekeluargaan,
serta mengutamakan penyelesaian masalah yang timbul dari Perjanjian ini secara musyawarah dan mufakat.
(44) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan sesuai ketentuan ayat (2) pasal ini, guna menyelesaikan
permasalahan yang timbul PARA PIHAK memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Khusus Kelas I A Bandung.

Pasal 22
PENUTUP
(85) Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian
ini.
(86) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(87) Apabila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian ini, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal diakhirinya perjanjian, pihak yang bersangkutan harus memberitahukannya secara tertulis.
(88) Akibat dari diakhirinya Perjanjian ini tidak mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang masih harus
diselesaikan.

Halaman 8 dari 219


Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


KOPERASI SIMPAN PINJAM SUDARA INDRA

MURSITO S. ARIFIN
DIR. UTAMA DIR. BISNIS

Halaman 9 dari 219

Anda mungkin juga menyukai