Abstract
The realization of a development in the construction work takes a form of
guarantee from the Bid bond, performance bonds, advance payment bond, and
guarantees in order to ensure the maintenance bond and tranquility of the
employer and the job executor. The collateral is called the construction contract
bond. How in the claims settlement agreement contract construction bond and
What are the obstacles in the settlement of claims and how to solve it? The theory
used is the insurance contract theory, the theory of damages, collateral
development theory and the theory of default. This study uses sociological
research methods, techniques used in the collection of data on legal research is
the observation, interviews and a review of the literature. Data analysis and
discussion done qualitatively, and conclude with a method of inductive thinking.
Claims disbursed within fourteen days after the issuer receives bail affidavit of
default of Obligee. Constraints faced is incomplete data supporting claims, can be
overcome by Insurers will send a notification letter regarding the data supporting
the claim to the Obligee.
Keywords: Claims, Construction Contract Bond.
A. Pendahuluan
Pemerintah kini sedang berupaya untuk menciptakan lebih banyak
peluang kerja dengan cara meningkatkan alokasi dana pembangunan baik
di pusat maupun di daerah. Kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah
untuk mempercepat penyediaan infrastruktur bagi peningkatan
pertumbuhan ekonomi nasional semakin memperbesar peluang pada bisnis
jasa konstruksi.1
Dalam pembangunan nasional, jasa konstruksi merupakan salah
satu kegiatan bidang ekonomi yang mempunyai peranan penting dalam
pekerjaannya yang menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau
bentuk fisik lainnya. Terwujudnya pembangunan tersebut dalam
1
Alfian Malik, Pengantar Bisnis Jasa Konstruksi, Ctk.1 (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010)
hlm.6
2
2
http://www.sjdih.depkeu.go.id/ind/Search/DetilPMKAll.asp?Read=1&min=2345&max=2885
&strKdBentuk=KEP (terakhir diakses hari Senin 22 Oktober 2012)
3
Penerbit jaminan yang selanjutnya disebut Surety adalah Perusahaan Asuransi Umum yang
memasarkan produk asuransi pada lini usaha surety bond
4
Pelaksana Pekerjaan yang selanjutnya disebut Principal adalah pihak yang harus memenuhi
kewajiban kepada Obligee berdasarkan perjanjian pokok
5
Pemberi Pekerjaan yang selanjutnya disebut Obligee adalah pihak yang berhak menerima
pemenuhan kewajiban dari Principal berdasarkan perjanjian pokok
6
http://ahliasuransi.com/lebih-jauh-tentang-%E2%80%9Csurety-bond%E2%80%9D/ (terakhir
diakses hari Senin 22 Oktober 2012)
3
7
A. Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia, Ctk.1 (Jakarta: Sinar Grafika, 2011) hlm. 67
8
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan Di Indonesia Pokok-Pokok Hokum
Jaminan Dan Jaminan Perorangan. (Yogyakarta: Liberty Offset Yogyakarta, 2007) hlm.110
9
Subekti, Hukum Perjanjian, Ctk.19 (Jakarta: Intermasa, 2002hlm. 45
5
B. Metode Penelitian
Metode pendekatan yang penulis gunakan adalah yuridis empiris,
yaitu pendekatan masalah yang diteliti dengan melihat peraturan
perundang-undangan dan kenyataan yang hidup dalam masyarakat.10 Jika
dilihat dari sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian
bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan cermat mengenai
Tanggung Jawab Hukum PT. Asuransi Jasaraharja Putera Cabang
Pekanbaru dalam Penyelesaian Klaim Jaminan Kontrak Konstruksi di
Pekanbaru.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian
hukum sosiologis ini adalah observasi, wawancara dan kajian kepustakaan.
Analisis data dan pembahasan dilakukan secara kualitatif, dan menarik
kesimpulan dengan metode berfikir induktif.
10
Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja Atau Skripsi Ilmu Hukum,
(Bandung: CV.Mandar Maju, 1995), hlm. 61
11
http://www.jasaraharja-putera.co.id/?p=264 (terakhir diakses hari Jumat 4 Januari 2013)
6
2) Surat teguran
3) Pemutusan Hubungan Kerja dari obligee ke principal
4) Perhitungan besarnya hak dan kewajiban Obligee dan principal
berkenaan dengan wanprestasi
5) Progress phisik pekerjaan yang disetujui oleh Obligee dan
Principal
6) Bukti pembayaran uang muka dari Obligee ke Principal
7) Asli jaminan
d) Maintenance Bond/ Jaminan Pemeliharaan, antara lain:
1) Surat tuntutan dari obligee
2) Surat teguran
3) Pemutusan Hubungan Kerja dari obligee ke principal
4) Perhitungan biaya perbaikan dari Obligee
5) Asli jaminan
Pada Tahun 2012 terdapat tiga belas principal yang wanprestasi
diantaranya dua belas principal konstruksi dan satu principal pengadaan.
Penulis mengambil dan mengolah data tiga principal konstruksi yang
wanprestasi dan sudah dilakukan pembayaran terhadap obligee.
a) Pelaksanaan pembangunan turap beton 600m Jalan Makmur Desa
Kembung Luar oleh CV. Kurniawaty (principal) yang diberikan oleh
Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bengkalis (obligee).
12
Wawancara dengan Bapak Hendro Muslimin, Direktur CV. Kurniawaty Bengkalis, Hari
Rabu 6 Februari 2013. Bertempat di JL. Bengkalis, Bengkalis.
7
13
Wawancara dengan Bapak Rusmali, Amd. Kepala Bidang Peningkatan Jembatan Dinas
Bina Marga dan Pengairan Bengkalis, Hari Rabu 5 Februari 2013. Bertempat di Dinas Bina Marga
dan Pengairan Bengkalis.
14
Wawancara dengan Ibu Muriani, Direktur CV. AIFF Bengkalis, Hari Rabu 6 Februari 2013.
Bertempat di JL. Hr. Soebrantas Bengkalis.
8
17
Wawancara dengan Bapak Rusmali, Amd. Kepala Bidang Peningkatan… Loc.Cit
18
Wawancara dengan Bapak Rusmali, Amd. Kepala Bidang… Loc.Cit
10
19
Wawancara dengan Bapak Jonizar, SH. Pegawai Bidang Korporasi/Surety Bond … Loc.Cit
20
Wawancara dengan Bapak Hendro Muslimin, Direktur CV. Kurniawaty… Loc.Cit
11
21
Wawancara dengan Ibu Muriani, Direktur CV. AIFF… Loc.Cit
22
Wawancara dengan Bapak Sumardi, Direktur CV. Evan & Co… Loc.Cit
23
Wawancara dengan Bapak Rusmali, Amd. Kepala Bidang Peningkatan… Loc.Cit
24
Wawancara dengan Bapak Jonizar, SH. Pegawai Bidang Korporasi/Surety Bond PT.
Jasaraharja Putera Pekanbaru, Hari Selasa 4 Januari 2013. Bertempat di PT. Jasaraharja Putera
Pekanbaru.
12
D. Penutup
1. Kesimpulan
a) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa PT. Jasaraharja Putera
Cabang Pekanbaru telah melakukan kewajibannya dengan membayar
klaim kepada obligee apabila principal wanprestasi, tetapi pembayaran
klaim yang dilakukan membutuhkan waktu lebih dari yang ditentukan
dalam Pasal 67 ayat 3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 , dimana
Pasal 67 ayat 3 menyebutkan bahwa jaminan atas pengadaan barang/jasa
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai jaminan dalam waktu paling lambat 14 hari
kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari PPK/ULP diterima oleh
penerbit jaminan.
b) Kendala penyelesaian klaim dalam perjanjian Construction Contract Bond
hanya dialami oleh pihak PT Jasaraharja Putera. Adapun kendala yang
dihadapi PT. Jasaraharja Putera Pekanbaru Cabang Pekanbaru adalah tidak
lengkapnya data-data pendukung klaim. Untuk mengatasi hal tersebut
pihak asuransi akan mengirimkan surat pemberitahuan perihal data
pendukung klaim kepada obligee, atau dengan cara menjemput data-data
pendukung klaim tersebut kepada pihak obligee.
2. Saran
a) Melihat pelaksanaan pembayaran klaim yang lebih dari waktu yang
ditentukan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yaitu 14 (empat
belas) hari. Dikarenakan Pihak Asuransi belum sepenuhnya melaksanakan
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Hal ini karena peraturan
pencairan klaim dalam waktu 14 (empat belas) hari adalah peraturan baru
yang pada peraturan sebelumnya Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun
2003 belum ada mengatur tentang jangka waktu pencairan jaminan.
Diharapkan adanya tambahan peraturan yang mengatur pengecualian
apabila ada alasan-alasan khusus Perusahaan penerbit jaminan seperti
kecurigaannya terhadap obligee dan principal yang melakukan pemalsuan
dokumen-dokumen. Dan perlu penerapan sanksi yang tegas bagi
perusahaan penerbit jaminan apabila tidak mencairkan jaminan sesuai
dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Diharapkan adanya peraturan
khusus surety bond agar ada keseragaman perusahaan asuransi dalam
menerbitkan surety bond dan pembayaran klaim secara indemnity system
atau penalty system.
13
E. Daftar Pustaka
Buku:
Ganie, A. Junaedy, 2011, Hukum Asuransi Indonesia. Sinar Grafika, Jakarta.
Hadikusuma, Hilman, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja Atau Skripsi Ilmu
Hukum. CV.Mandar Maju, Bandung.
Malik, Alfian, 2010, Pengantar Bisnis Jasa Konstruksi. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Sofwan, Sri Soedewi Masjchun, 2007. Hukum Jaminan Di Indonesia Pokok-
Pokok Hukum Jaminan Dan Jaminan Perorangan. Liberty, Yogyakarta.
Subekti, 2002, Hukum Perjanjian. Intermasa, Jakarta
Perundang-Undangan:
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 155) tentang Perubahan kedua atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah).
Website:
http://www.sjdih.depkeu.go.id/ind/Search/DetilPMKAll.asp?Read=1&min=2345
&max=2885&strKdBentuk=KEP (terakhir diakses hari Senin 22 Oktober
2012)
http://ahliasuransi.com/lebih-jauh-tentang-%E2%80%9Csurety-
bond%E2%80%9D/ (terakhir diakses hari Senin 22 Oktober 2012)
http://www.jasaraharja-putera.co.id/?p=264 (terakhir diakses hari Jumat 4 Januari
2013)