Anda di halaman 1dari 1

PERAN ASURANSI KREDIT DALAM MELINDUNGI KREDITUR DARI

KREDIT MACET PERBANKAN DIHUBUNGKAN DENGAN KITAB


UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG DAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN
RANDY PERMANA
ABSTRAK

Asuransi kredit dibentuk oleh pemerintah dengan tujuan Membantu kelancaran,


pengarahan dan pengamanan perkreditan bank-bank terutama di bidang-bidang usaha
menengah dan kecil (UMKM), Namun pada praktiknya perusahaan asuransi kredit
sering kali tidak memenuhi kewajibannya dengan tidak membayarkan klaim yang
diajukan pihak bank atas kredit macet dengan berbagai alasan sehingga pihak kreditur
menanggung sendiri risiko kerugian tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti dengan tujuan untuk mengetahui
perlindungan hukum, akibat hukum, dan penyelesaian sengketa apabila terjadi
permasalahan dalam proses klaim dari pihak bank kepada pihak asuransi.
Metode yang digunakan spesifikasi penelitian yaitu deskriptif, jenis penelitian
yuridis normatif dan metode pendekatan peraturan perundang-undangan (statute
approach), teknik Pengumpulan data melalui studi dokumen terhadap data sekunder,
data selanjutnya dianalisis secara normatif kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis ini ditemukan bahwa Perlindungan hukum bagi
kreditur dalam perjanjian asuransi atas risiko kredit macet berbankan dibagi menjadi
2 (dua) yaitu perlindungan hukum preventif yang bertujuan untuk melindungi
kreditur melalui peraturan perundang-undangan tertulis yang dibuat pemerintah untuk
mengatur kegiatan asuransi kredit agar tidak timbul permasalahan antara para pihak
dan perlindungan represif untuk melindungi pihak kreditur apabila terjadi sengketa
dengan pihak asuransi melalui lembaga-lembaga yang sudah disediakan oleh
pemerintah. Sengketa antara pihak kreditur dan pihak asuransi karena tidak
dibayarkannya klaim oleh pihak asuransi akan menimbulkan akibat hukum berupa
pengambilan sikap oleh kreditur dengan cara melakukan upaya hukum yang telah
diatur dalam peraturan yang belaku di Indonesia yaitu dengan melakukan gugatan ke
lemabaga-lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah untuk dapat menyelesaikan
sengketa, lembaga-lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menyelesaikan
sengeketa tersebut antara lain negosiasi, mediasi, konsiliasi, ajudikasi, arbitrase dan
pengadilan Hal itu didasarkan pada berbagai faktor seperti pemahaman para pihak
atas cara atau bentuk penyelesaian sengketa, keyakinan bahwa cara tersebut adalah
cara terbaik dan paling menguntungkan dilihat dari segi biaya, efektifitas dan waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan sengketa.

Kata Kunci : Bank, Asuransi, dan Asuransi Kredit.

vi

Anda mungkin juga menyukai