Anda di halaman 1dari 6

Pengajuan Proposal Skripsi

Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Asuransi jiwasraya Persero

DisusunOleh :

Kelompok 2

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BUNG KARNO

2020
Abstark

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Asuransi Jiwasraya persero. Fakultas


Hukum Universitas Bungkarno.
Kata Kunci : Perlindungan hukum, nasabah asuransi jiwasraya persero.
penulisan hukum (pengajuan proposal skripsi) ini bertujuan untuk mengetahui
perlindungan hukum yang didapat kan nasabah asuransi menurut peraturan
perundang-undangan asuransi Untuk menganalisa penyelesaian nasabah yang
dirugikan pihak asuransi jiwasraya persero.
penulisan hukum ini menggunakan Penelitian pendekatan yuridis normative, yang
dilakukan dengancara menelaah dan menginterpresentasikan hal-hal yang bersifat
teoritis. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normative disimpulkan:
Pelindungan hukum adalah pengayoman kepada hak asasi manusia pihak yang
dirugikan oleh aparat penegak hukum, agar masyarakat dapat menikmati semua hak-
hak yang diberikan oleh hukum demi terciptanya rasa aman, baik secara pikiran
maupun fisik dari gangguan dan ancaman dari pihak manapun (Satjipto Rahardjo,
2000: 53 dan 74). Nasabah Jiwasraya sebagai pihak dirugikan tentunya berhak
mendapatkan pelindungan hukum. Pelindungan hukum ada 2 yaitu preventif dan
represif. Preventif bertujuan mencegah pelanggaran sedangkan represif bertujuan
pemberian sanksi karena telah terjadi pelanggaran (Soerjono Soekanto, 1984:133).
Berkaitan dengan kasus Jiwasraya, maka yang mengemuka adalah pelindungan
hukum represif karena sudah terjadi pelanggaran. Ada 4 bentuk pelindungan hukum
secara represif yang dapat diberikan,: 1)pelindungan hukum dari aspek pidana yaitu
dengan memproses secara pidana pihakpihak yang menyebabkan terjadinya kerugian
negara dalam tubuh Jiwasraya.
2) Kedua, pelindungan hukum dari aspek perdata, pelindungan hukum dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu gugatan perdata biasa atau kepailitan. Gugatan perdata
biasa dapat diajukan kepada para direksi, komisaris, dan pemegang saham Jiwasraya
apabila terbukti yang bersangkutan telah melakukan tindakan yang merugikan
perseroan atau piercing the corporate veil. Sedangkan kepailitan dapat diajukan oleh
para nasabah Jiwasraya, hanya saja penyelesaian melalui kepailitan sangat merugikan
nasabah asuransi karena dalam prakteknya kedudukan nasabah hanya sebagai kreditor
konkuren yang akan mendapatkan 4 perlunasan setelah upah buruh, kreditor separatis
dan kreditor preferen (Luthvi, 2017:262). lemah berhadapan dengan Perusahaan
asuransi,maka sejumlah peraturan Perundangan tersebut lebih menaruh perhatian dan
perlindungan hukum kepada pemegang polis asuransi dari kemungkinan atau peluang
pelanggaran hukum oleh Perusahaan asuransi. 2. Akibat hukum pelanggaran terhadap
perjanjian asuransi akan dihadapi oleh pelanggarnya, yang dalam hal ini akan
berakibat adanya tuntutan hukum yang dapat diselesaikan melalui jalur pengadilan
atau melalui arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa. Klain asuransi yang sukar
diperoleh atau berbelit-belit pengurusannya, merupakan titik awal adanya
persengketaan di antara para pihak oleh karena telah terjadi wanprestasi dengan
segala konsekuensi atau akibat hukumnya.

Latar Belakang

Perkembangan zaman saat ini kian berkembang sangatlah pesat, kecanggihan


teknologi dan kemudahan untuk mengakses informasi sudah menjadi sahabat didalam
kehidupan manusia saat ini.Tak hanya terjadi di Indonesia melainkan diberbagai
belahan bumi ini,dampak tersebut dirasakan . Hal yang paling menonjol ialah
meningkatnya kebutuhan manusia itu sendiri,seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk dimuka bumi ini. Dahulu, manusia hanya membutuhkan saja yaitu,
sandang, pangan dan papan, agar dapat bertahan hidup. Namun dizaman sekarang,
handphone sudah termasuk menjadi kebutuhan pokok saatini, kapanpun dan
dimanapun handphone akan selalu ada di setiap aktifitas manusia.

Demikian halnya, seperti saat ini, tidak hanya ingin memenuhi kebutuhan pokoknya
saja, manusia saat ini juga berfikir, lebih tepatnya memikirkan soal kebutuhan dimasa
yang akandatang, untuk itu mereka mempersiapkannya mulai dari saat ini guna dapat
memenuhi kebutuhannya dihari tua nanti, saat ia tak lagi produktif.

Sebagai contoh, dana pensiun, bekal tersebut ditujukan guna dapat memenuhi
kebutuhannya dihari tua, ataupun guna memenuhi kebutuhan anak-anaknya agar tetap
dapat tumbuh dan berkembang. Untuk itu sebagaian manusia memerlukan asuransi,
agar dapat memenuhi kebutuhan yang belum pasti tersebut dimasa yang akan datang.

Asuransi merupakan buah pikiran dan akal budi manusia untuk mencapai suatu
keadaan yang dapat memenuhi kebutuhannya, terutama sekali untuk kebutuhan-
kebutuhannya yang hakiki sifatnya antara lain lebih rasa aman dan terlindungi.1

Asuransi memiliki beberapa manfaat antara lain, pertama, membantu masyarakat


dalam rangka mengisi segala masalah resiko yang dihadapinya. Hal tersebut
memberikan ketenangan dan rasa percaya diri kepada yang berkaitan.Kedua, asuransi
1
Dr.Hartono, Sri Rejeki.,S.H. 1992. HukumAsuransi Dan Perusahaan Asuransi, Jakarta : Sinar
Grafika.Hal.30
merupakan saran pengumpulan dana yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan masyarakat dalam pembangunan. Ketiga, asuransi sebagai sarana
untuk mengatasi resiko-resiko yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan.
Dikarenakan asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak yang tertanggung
banyak resiko yang dihadapi oleh perorangan atau pun resiko yang dihadapi oleh
perusahaan.2

Menurut H.M.N Purwosutjipto :

“Pertanggungan adalah perjanjian timbal balik antara penanggung dengan penutupa


suransi ,dimana penanggung mengikatkan diri untuk mengganti kerugian dan atau
membayar sejumlah uang (santunan) yang ditetapkan pada waktu penutupan
perjanjian, kepada penutup asuransi atau orang lain yang ditunjuk, pada waktu
teradinya evenement, sedangkan penutup asuransi mengikatkan diri untuk membayar
uang premi”.

Sementara itu didalam KUHD Pasal 246 menyatakan bahwa asuransi atau
peratanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung,dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkinakan dideritanya kareana
suatu peristiwa yang tak tertentu.

Nasabah atau orang yang mendaftarkan dirinya pada asuransi jiwa menjadi orang
yang mengkomitemenkan diri dengan Perusahaan Asuransi melalui surat atau akta
perjanjian asuransi jiwa memiliki bantuan perlindungan hukum di bagai macam
aturan peraturan undang-undang contohnya pada UndangUndang No. 21 Tahun 2011
mengenai Otoritas Jasa Keuangan, Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 mengenai
Perasuransian, juga pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.07/2013
tentang melindungi pembeli Sektor Jasa Keuangan. perlindungan hukum yang
diberikan terhadap nasabah asuransi dijelaskan dalam Pasal 2 huruf a Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang berbunyi : 
“Usaha asuransi, yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana dari
masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada
anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian
karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya
seseorang.”  Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

2
Sastrawidjaja, M.Suparman,S.H.,S.UdanEndang,S.H. 199. HukumAsuransi. Bandung : Alumni.Hal.116
Konsumen sudah menyebutkan secara jelas mengenai perlindungan hukum yang
diberikan bagi konsumen pemakai jasa atau nasabah asuransi, yaitu
dengan melakukan segala upaya demi tercapainya perlindungan hukum bagi nasabah.
perlindungan hukum terhadap pemegang polis asuransi merupakan hal yang
penting sekali, oleh karena dihubungkan dengan praktik perjanjian baku pada
perjanjian asuransi, pada hakikatnya sejak penandantanganan polis asuransi,
tertanggung sebenarnya sudah kurang mendapatkan perlindungan hukum oleh karena
isi atau format perjanjian tersebut lebih menguntungkan pihak perusahaan
asuransi. Salah satu institusi yang berwenang dan berfungsi di dalam
memberikan perlindunganhukum tersebut ialah Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2011, yang pada Pasal 55
ayat (1) menyatakan bahwa:“Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas,
dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor pasar
modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembagajasa keuangan
lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan ke OJK.3

Pokok Permasalahan

Pokok permasalahan dalam suatu penelitian penting untuk dialkukan oleh peneliti,
sebab dengan adanya perumusan masalah penelitian dapat difokuskan pada suatu
permasalahan pokok untuk mendapatkan gambaran yang terarah serta agar dapat
mempermudah dalam membahas suatu permasalahan sehingg asasarandan tujuan
yang diharapkanakan dapat dicapai. Adapun yang dapat dirumuskan sebagai suatu
permasalahan pada penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana perlindungan hukum yang didapatkan nasabah asuransi menurut


peraturan perundang-undangan
2. Bagaimana penyelesaian terhadap nasabah yang dirugikan pihak asuransi
jiwasraya persero

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujua nsebagai


berikut :

3
. UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Pasal 55 ayat (1)).
1. Untuk mengetahui perlindungan hukum yang didapatkan nasabahasurans
imenurut peraturan perundang-undangan asuransi
2. Untuk menganalisa penyelesaian nasabah yang dirugikanpihaka suransi
jiwasraya persero

Manfaat Penelitian

Di dalam melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan ada manfaat yang


dapat dimbilbagi penulis sendiri, ataupun masyarakat padaumumnya.Manfaat
penelitianini dibedakan kedalam dua bentuk, yaitu :

Manfaat teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum perdata pada


umumnya dan hukum asuransi pada khususnya,terutama mengenai perlindungan
hukum terhadap nasabah asuransi jiwasraya persero
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan masukan bagi ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang Hukum Asuransi dan umumnya Hukum
Perdata.

Manfaat praktis

Untuk mengembangkan pola pikir dan mengetahui kemampuan penulis untuk


menerapkanilmu yang diperoleh
Hasil penelitian ini dapat dimanfaat kan untuk memberikanin formasidan kepada
masyarakat pada umumnya dan semua pihak yang berkepentingan pada khusunya.

Metode penelitian

Metode dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan penelitian adalah
suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu pengetahuanya
kini usaha dimana dengan menggunakan metode-metode tertentu.4
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normative, yang dilakukan dengan
caramenelaah dan menginterpresentasikan hal-hal yang bersifat teoritis yang
menyangkut asas, konsepsi, doktirin dan norma hukum yang berkaitan dengan
penelitian.

4
HadiSutrisno. 1997. MetodologiRiset. Yogjakarta : UGM press. Hal. 3

Anda mungkin juga menyukai