DisusunOleh :
Kelompok 2
FAKULTAS HUKUM
2020
Abstark
Latar Belakang
Demikian halnya, seperti saat ini, tidak hanya ingin memenuhi kebutuhan pokoknya
saja, manusia saat ini juga berfikir, lebih tepatnya memikirkan soal kebutuhan dimasa
yang akandatang, untuk itu mereka mempersiapkannya mulai dari saat ini guna dapat
memenuhi kebutuhannya dihari tua nanti, saat ia tak lagi produktif.
Sebagai contoh, dana pensiun, bekal tersebut ditujukan guna dapat memenuhi
kebutuhannya dihari tua, ataupun guna memenuhi kebutuhan anak-anaknya agar tetap
dapat tumbuh dan berkembang. Untuk itu sebagaian manusia memerlukan asuransi,
agar dapat memenuhi kebutuhan yang belum pasti tersebut dimasa yang akan datang.
Asuransi merupakan buah pikiran dan akal budi manusia untuk mencapai suatu
keadaan yang dapat memenuhi kebutuhannya, terutama sekali untuk kebutuhan-
kebutuhannya yang hakiki sifatnya antara lain lebih rasa aman dan terlindungi.1
Sementara itu didalam KUHD Pasal 246 menyatakan bahwa asuransi atau
peratanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung,dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkinakan dideritanya kareana
suatu peristiwa yang tak tertentu.
Nasabah atau orang yang mendaftarkan dirinya pada asuransi jiwa menjadi orang
yang mengkomitemenkan diri dengan Perusahaan Asuransi melalui surat atau akta
perjanjian asuransi jiwa memiliki bantuan perlindungan hukum di bagai macam
aturan peraturan undang-undang contohnya pada UndangUndang No. 21 Tahun 2011
mengenai Otoritas Jasa Keuangan, Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 mengenai
Perasuransian, juga pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.07/2013
tentang melindungi pembeli Sektor Jasa Keuangan. perlindungan hukum yang
diberikan terhadap nasabah asuransi dijelaskan dalam Pasal 2 huruf a Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang berbunyi :
“Usaha asuransi, yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana dari
masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada
anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian
karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya
seseorang.” Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
2
Sastrawidjaja, M.Suparman,S.H.,S.UdanEndang,S.H. 199. HukumAsuransi. Bandung : Alumni.Hal.116
Konsumen sudah menyebutkan secara jelas mengenai perlindungan hukum yang
diberikan bagi konsumen pemakai jasa atau nasabah asuransi, yaitu
dengan melakukan segala upaya demi tercapainya perlindungan hukum bagi nasabah.
perlindungan hukum terhadap pemegang polis asuransi merupakan hal yang
penting sekali, oleh karena dihubungkan dengan praktik perjanjian baku pada
perjanjian asuransi, pada hakikatnya sejak penandantanganan polis asuransi,
tertanggung sebenarnya sudah kurang mendapatkan perlindungan hukum oleh karena
isi atau format perjanjian tersebut lebih menguntungkan pihak perusahaan
asuransi. Salah satu institusi yang berwenang dan berfungsi di dalam
memberikan perlindunganhukum tersebut ialah Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2011, yang pada Pasal 55
ayat (1) menyatakan bahwa:“Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas,
dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor pasar
modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembagajasa keuangan
lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan ke OJK.3
Pokok Permasalahan
Pokok permasalahan dalam suatu penelitian penting untuk dialkukan oleh peneliti,
sebab dengan adanya perumusan masalah penelitian dapat difokuskan pada suatu
permasalahan pokok untuk mendapatkan gambaran yang terarah serta agar dapat
mempermudah dalam membahas suatu permasalahan sehingg asasarandan tujuan
yang diharapkanakan dapat dicapai. Adapun yang dapat dirumuskan sebagai suatu
permasalahan pada penelitian ini, yaitu :
Tujuan Penelitian
3
. UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Pasal 55 ayat (1)).
1. Untuk mengetahui perlindungan hukum yang didapatkan nasabahasurans
imenurut peraturan perundang-undangan asuransi
2. Untuk menganalisa penyelesaian nasabah yang dirugikanpihaka suransi
jiwasraya persero
Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis
Manfaat praktis
Metode penelitian
Metode dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan penelitian adalah
suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu pengetahuanya
kini usaha dimana dengan menggunakan metode-metode tertentu.4
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normative, yang dilakukan dengan
caramenelaah dan menginterpresentasikan hal-hal yang bersifat teoritis yang
menyangkut asas, konsepsi, doktirin dan norma hukum yang berkaitan dengan
penelitian.
4
HadiSutrisno. 1997. MetodologiRiset. Yogjakarta : UGM press. Hal. 3