Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN HUKUM PIDANA ATAS PENYITAAN

OBJEK JAMINAN HUTANG OLEH


KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Oleh:
YUSTINA (1808015187)

Dibawah Bimbingan:

Dr. La Syarifuddin S.H., M.H.


Khristyawan Wisnu Wardana, S.H., M.H.
LATAR BELAKANG

Hukum dapat berperan dalam pembangunan ekonomi karena hukum mampu menciptakan stability,
predictability dan fairness. Upaya untuk mendorong ekonomi nasional melalui kegiatan usaha,
lembaga jaminan tersebut yakni jaminan fidusia yang menjadi unggulan untuk menggerakan laju
perekonomian. Dimana bentuk jaminan yang baik adalah bentuk jaminan yang tidak akan
melumpuhkan usha sehari dan memberikan rasa aman serta kepastian hukum.

Seperti dalam kasus Tubagus Chaeri Wardana selaku Komisaris PT. Balipacific Pragama Telah
melakukan tindak pidana korupsi pencucian uang, pengadaan alat kesehatan Banten Tahun 2011.
Mengakibatkan disitanya mobil Innova Silver oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dalam
statusnya mobil tersebut merupakan benda jaminan hutang yang diberikan penjaminannya pada PT.
Toyota Astra Financial Services.

permasalahan hukum diatas maka perlu diadakan tinjauan hukum pidana guna menenemukan solusi
hukum atas penyitaan jaminan tersebut.
RUMUSAN MASALAH
01
Bagaimana Pengaturan Hukum Pidana Atas
Penyitaan Objek Jaminan Hutang Oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi ?

02
Bagaimana perlindungan hukum terhadap
penyitaan objek jaminan hutang oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi?
LANDASAN TEORI
1. Perlindungan Hukum
Perlindungan hukum terhadap kreditur atas penyitaan objek
jaminan hutang oleh komisi pemberantasan korupsi tersebut sejatinya
memberikan perlindungan terhadap semua pihak sesuai dengan status
hukumnnya karena setiap orang memilikan kedudukan yang sama
dihadapan hukum.

2. Konsep Penyitaan Barang Oleh Komisi Pemberantasan


Korupsi
Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil
alih atau menyimpan dibawah penguasaanya benda bergerak atau tidak
bergerak.

3. Konsep Obyek Jamninan Hutang


Jaminan merupakan istilah dari Zekerheid atau cautie, yaitu
kemampuan debitur untuk memenuhi atau melunasi perutangannya kepada
kreditur, yang dilakukan dengan cara menahan benda tertentu yang bernilai
ekonomis sebagai tanggungan atas pinjaman atau utang yang diterima.
METODE
PENELITIAN

Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah pendekatan
doktrinal mengandung karakter normatif oleh karena memiliki sasaran penelitian berupa
sekumpulan norma atau black latter law melalui analisis relasi antar norma, analisis isi,
penggabungan teori norma, dan asa-asas hukum.
SUMBER BAHAN HUKUM

Bahan Hukum Primer

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;


2. Undang- Undang Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang;
3. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999
tentang Jaminan Fidusia;
4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) Nomor
130/PMK.010/2012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia;
Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan yang diperoleh atau dikumpulkan


oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah
ada penelitian ini bersumber dari buku-buku, literatur yang membahas
mengenai materi penelitian, KUHP. Dan perjanjian pembiayaan
konsumen antara PT. Toyota Astra Financial Service dengan PT. Bali
Pacific Pragma.
ANALISA BAHAN
01 Data yang diperoleh selama penelitian ini diarahkan untuk
mengkaji dan menganalisis bagaimana Tinjauan hukum
pidana atas penyitaan objek jaminan hutang oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi.

02 Dalam bagian kedua ini, analisis pada bagian ini difokuskan


sebagai acuan bagi semua masyarakat untuk lebih memahami
Bagaimana perlindungan hukum terhadap kreditur atas penyitaan
objek jaminan hutang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
ALOKASI WAKTU

Penelitian akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan mulai dari


penyusunan Desain Riset, Seminar Desain Riset, Studi
Pustaka, Pengambilan Data, Penyusunan Laporan, dan
Publikasi.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai