Anda di halaman 1dari 6

RESUME LEMBAGA PENJAMIN KREDIT

Dosen Pengampu : Dra. Baiq Ismiwati, M.Si.


KELOMPOK 5 :
Mirzaria Martina
Mega Aulia Rahma
Moh. Haris Mulya Syahputra
M. Rizky Juniardi Wahid
M. Zainurrahman
Melinda Silvana
Muh. Hairun Nizam S.
A. Pengertian Lembaga

Lembaga penjamin dalam undang – undang penjaminan merupakan badan hukum


sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1 ayat (6) undang-undang penjaminan bahwa
“lembaga penjamin adalah Perusahaan Penjaminan, Perusahaan Penjaminan Syariah,
Perusahaan Penjaminan Ulang, dan Perusahaan Penjaminan Ulang Syariah yang menjalankan
kegiatan penjaminan”.
Dan pasal 1 ayat (7) yang berbunyi:” Perusahaan Penjaminan adalah badan hukum yang
bergerak di bidang keuangan dengan kegiatan usaha utama melakukan Penjaminan.” Badan
dan perkumpulan itu mempunyai kekayaan tersendiri, ikut serta dalam lalu lintas hukum
dengan perantaraan pengurusnya, dapat digugat dan dapat juga menggugat dimuka hakim.
Badan atau perkumpulan menurut R.Subekti disebutnya juga badan hukum atau
rechtpersoon, karenanya juga sebagai subjek hukum. Badan hukum sehingga badan hukum
juga dapat bertindak sebagai penanggung . Lembaga Penjaminan dimaksud adalah badan
hukum berupa PT, Koperasi, dan Perusahaan Umum (Perum), yang merupakan subjek
hukum, dalam menjalankan kegiatan penjaminan.
Dalam hal pemenuhan kewajiban penjaminan, syarat utamanya adalah ketika
debitur/terjamin melakukan wanprestasi terhadap kreditur/penerima jaminan yang tentu saja
dibuktikan denngan dokumen berupa pernyataan lalai dari kreditur(ingebrekestelling), yang
mana debitur telah di ingatkan melalui upaya penagihan dan debitur tetap melalaikannya
sebagaimana yang tertera dalam pasal 1238 KUHPerdata : “Si berutang dinyatakan dalam
keadaan lalai, baik dengan perintah atau dengan
B. Pengertian Lembaga Penjaminan Kredit

Lembaga penjaminan kredit pada prinsipnya merupakan jaminan perorangan atau pihak
ketiga yang menjamin pemenuhan prestasi dari terjamin/debitur kepada penerima
jaminan/kreditur, sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1 ayat(1) undang-undang
penjaminan yaitu : ” Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh Penjamin atas
pemenuhan kewajiban finansial Terjamin kepada Penerima Jaminan.” Hal serupa juga
terdapat dalam pasal 1820 Buku III KUHPerdata, yaitu “ suatu perjanjian dengan mana
seorang pihak ketiga guna kepentingan si berhutang mengikatkan diri untuk memenuhi
perikatan si berhutang mana hak orang tersebut tidak memenuhinya.”
C. Unsur-Unsur Penjaminan

Beberapa unsur yang perlu mendapatkan perhatian dari penjaminan dan bogrtocht adalah :
1. Penanggungan hutang/penjaminan hutang merupakan suatu perjanjian;
2. Perjanjian penanggungan/penjaminan berupa perjanjian ikutan (accesoir);
3. Borgt/penjamin adalah pihak ketiga;
4. Penanggungan/penjaminan diberikan untku kepentingan kreditur;
5. Borgt/penjamin mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan debitur kalau debitur
wanprestasi;
6. Terdapat perjanjian bersyarat .

D. Perusahaan Penjaminan Infrastruktur

Perusahaan Penjaminan Infrastruktur adalah persero yang didirikan untuk tujuan memberikan
penjaminan pada proyek kerjasama pemerintah, badan usaha di bidang infrastruktur dengan cara
penyediaan penjaminan infrastruktur.

Meningkatnya kebutuhan dalam pembangunan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan


ekonomi telah mengantar pemerintah Indonesia untuk menyediakan kerangka kerja yang lebih
baik untuk menarik investasi dan partisipasi swasta di skala yang terukur dalam proyek
infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Pemerintah Indonesia membentuk Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII),
sebagai pelaksana Satu Pintu untuk evaluasi, penstrukturan penjaminan, dan penyedia
penjaminan untuk Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dalam proyek infrastruktur.

Sebagai institusi yang kepemilikannya 100% milik Pemerintah Indonesia, PII dibentuk
sebagai penyedia penjaminan yang kredibel. PII dijamin melalui struktur pemerintahan yang kuat
untuk meminimalisasi risiko campur tangan politik, mempunyai standardisasi yang sangat tinggi
dalam transparansi dan keterbukaan, total ring-fencing asset PII, dan mekanisme untuk
menjamin penuh kemerdekaan operasional dari PII. PII dibentuk dengan bantuan The World
Bank (WB), dibangun berdasarkan pengalaman internasional yang relevan yang melibatkan
penjaminan pemerintah untuk melibatkan swasta dalam pembiayaan infrastruktur. Setelah
sepenuhnya dioperasikan, PII akan mampu menarik pihak lain (disamping Bank Dunia dan
Multilateral Development Agencies lainnya) untuk bermitra dalam memberikan dukungan modal
dan memperluas cakupan jaminan. WB memberikan technical assistance dalam
pengembangan appraisal procedures, corporate governance, dan fungsi-fungsi kritikal PII
lainnya
Soal :
1. Mengapa lembaga penjamin kredit diperlukan dan apa keuntungannya bagi suatu negara dan
provinsi dengan adanya lembaga penjamin kredit. Dan berikan contohnya!
2. Pihak-pihak mana saja yang dilibatkan dalam penjaminan kredit dan apa masalahnya jika
mereka tersebut tidak dilibatkan. Jelaskan dan berikan contohnya!
3. Apakah menurut anda dengan adanya lembaga penjamin kredit maka risiko kredit dalam
bidang risk default (gagal bayar) akan lebih terkendali atau dapat memperkecil risiko.
Jelaskan dan berikan contohnya!

Jawaban :

1. Memberikan jasa penjaminan bagi UMKM untuk memudahkan mendapat kredit perbankan
sekaligus memberikan kepastian pengembalian pinjaman kredit kepada bank.

Perusahaan Penjaminan Kredit ini berfungsi menjamin pemenuhan kewajiban finansial


UMKM sebagai penerima kredit dari bank/lembaga keuangan. Kegiatan penjaminan
merupakan kegiatan perlindungan atau proteksi atas risiko kerugian yang mungkin terjadi,
dimana risiko kerugian tersebut harus dapat diukur secara finansial.

Dengan adanya penjaminan kredit ini, UKMK yang sebelumnya tidak memiliki akses
pembiayaan, maka melalui penjaminan kredit dapat memperoleh kredit sebagai modal usaha
sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas, lebih banyak menyerap tenaga kerja
sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat.

Contoh program kredit lunak dan penjaminan kredit berbasis komunitas yaitu KUR atau
kredit Usaha rakyat.

Penjelasan:

Kredit lunak dengan penjamin kredit berbasis komunitas ii merupakan jenis kredit yang
diberikan kepada sekelompok orang misalnya 5 orang dalam satu kelompok, dan jika salah
satu orang tidak membayar kredit tersebut, maka 4 orang lainnya yang menjadi penjaminnya,
kredit jenis ini sangat mudah ditemui disekitar kita saat ini, tujuannya adalah meminimalisir
kredit macet atau debitur yang melarikan diri.

2. UU Penjaminan terdapat 3 (tiga) pihak yang terlibat dalam pemberian penjaminan kredit
yaitu Terjamin, Penerima Jaminan, dan Penjamin. Terjamin adalah pihak yang memperoleh
kredit, Penerima Jaminan adalah pihak yang memberikan kredit dan Penjamin adalah pihak
yang melakukan penjaminan.

Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penjaminan kredit berdasarkan


ketentuan Pasal 38 ayat (1) UU Penjaminan menyatakan: “Kegiatan Penjaminan dan
Penjaminan Syariah melibatkan 3 (tiga) pihak, yaitu Penerima Jaminan, Terjamin, dan
Penjamin. Adapun penjelasan mengenai pihak-pihak tersebut, adalah sebagai
berikut:

1. Pihak Penerima Jaminan


Penerima Jaminan adalah pihak yang berhak menerima pembayaran dari
Penjamin apabila Terjamin tidak dapat memenuhi kewajiban kreditnya pada
waktu yang telah disepakati, melalui kesepakatan yang tertuang dalam
Perjanjian Kerjasama. Penerima Jaminan dapat digolongkan menjadi Bank dan
non Bank. Penerima Jaminan Bank dapat beruppa Bank Umum yaitu Bank yang
melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah (termasuk Bank BUMN, Bank Pembangunan Daerah, Bank Umum
Swasta Nasional, Bank AAsing dan Bank Campuran) dan Bank Perkreditan
Rakyat. Sedangkan pihak non Bank terdiri dari lembaga-lembaga pembiayaan,
Perusahaan Mpdal Ventura, Pegadaian dan lembaga-lembaga lainnya yang
meberikan kredit/pembiayaan kepada UMKMK.

2. Pihak Terjamin
Pihak Terjamin adalah pihak yang memperoleh penjaminan kredit dari
Perusahaan, yaitu Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK)
termasuk didalamnya perorangan, kelompok, anggota maupun non anggota
koperasi, pengusaha mikro atau unit usaha suatu yayasan.

3. Pihak Penjamin
Penjamin adalah Perusahaan/Badan Hukum yang bergerak di bidang keuangan
dengan kegiatan usaha melakukan Penjaminan.

3. Dengan adanya lembaga penjamin kredit dapat memperkecil resiko dalam bidang risk
default(gagal bayar). karena walaupun dengan adanya lembaga penjamin masih saja bisa
terjadi yang namanya risk default(gagal bayar). Contohnya seperti para mafia-mafia yang
awalanya ingin meminjam uang, setelah dipinjamkan orang tersebut hilang. Akan tetapi
lembaga penjamin kredit dapat memperkecil resiko itu. di karenakan Lembaga Penjaminan
sebagai salah satu industri keuangan non-bank yang diatur OJK juga memiliki larangan untuk
memberikan pinjaman atau menerima pinjaman. Ketentuan mengenai pemberian pinjaman
hanya dapat dikecualikan bagi Lembaga Penjamin dan Lembaga Penjamin Syariah dalam
rangka melakukan restrukturisasi penjaminan bagi UMKM. Sedangkan terhadap larangan
penerimaan pinjaman hanya dapat dikecualikan bagi Lembaga Penjamin dan Lembaga
Penjamin Syariah yang menerima pinjaman dengan menerbitkan obligasi wajib konversikan.
Risiko kredit mengacu pada kemungkinan kerugian karena kegagalan peminjam untuk
melakukan pembayaran pada semua jenis utang. Manajemen risiko kredit, sementara itu,
adalah praktik untuk memitigasi kerugian tersebut dengan memahami kecukupan modal
bank dan cadangan kerugian pinjaman pada waktu tertentu - suatu proses yang telah
lama menjadi tantangan bagi lembaga keuangan. Sasaran utama dari implementasi
manajemen risiko adalah melindungi perusahaan terhadap kerugian yang mungkin
timbul. Manajemen risiko juga digunakan untuk memberikan informasi yang mendasar
mengenai konsep manajemen risiko serta perlunya penerapan manajemen risiko dalam
suatu perusahaan. Risiko secara umum didefinisikan sebagai potensi oleh suatu
tantangan risiko, karena apa yang akan terjadi di masa akan datang tidak dapat diketahui
secara pasti. besarnya tingkat kerugian karena risiko yang dihadapi Sangat bervariasi
bergantung penyebab dan efek Pengaruhnya. Jika saja suatu risiko sudah dapat diketahui
Secara pasti bentuk dan besarannya maka tentu saja ini Dapat diperlakukan seperti biaya
karena risiko Merupakan suatu ketidak pastian maka akan menjadi Suatu masalah
penting bagi semua pihak. Namun suatu usaha untuk mengurangi Atau memperkecil
risiko tetap dapat dilakukan dengan Melakukan suatu pengendalian risiko terhadap
Ketidakpastian seperti kecelakaan kerja, bencana Alam, perampokan, pencurian dan
kebangkrutan. Terjadinya suatu peristiwa baik yang diperkirakan Maupun yang tidak
dapat diperkirakan dan dapat Menimbulkan dampak bagi pencapaian tujuan. Dalam
Melakukan suatu aktivitas usaha, akan selalu dihadapi.
Contoh :
Bank A memberikan kredit perumahan kepada debitur perorangan. Saat memberikan
kredit tersebut, bank memiliki risiko bahwa sebagian atau seluruh debitur perorangan
tersebut akan gagal membayar bunga ataupun pokok kredit yang diterimanya.
Risiko kredit timbul dari adanya kemungkinan bahwa kredit yang diberikan oleh bank,
atau obligasi yang dibeli, tidak dapat dibayarkan kembali. Risiko kredit juga timbul dari
tidak dipenuhinya berbagai bentuk kewajiban pihak lain kepada bank, seperti kegagalan
memenuhi kewajiban pembayaran dalam kontrak derivatif. Untuk sebagian bank, risikokredit
merupakan risiko terbesar yang dihadapi. Pada umumnya, marjin yang
diperhitungkan untuk mengantisipasi risiko kredit hanyalah merupakan bagian kecil dari
total kredit yang diberikan bank dan oleh karenanya kerugian pada kredit dapat
menghancurkan modal bank dalam waktu singkat.

Anda mungkin juga menyukai