Anda di halaman 1dari 17

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

ANALISIS YURIDIS KEDUDUKAN PENJAMIN PERORANGAN


(PERSONAL GUARANTEE) PADA KEPAILITAN
PERSEROAN TERBATAS

Annisa Amalia Rachmah*, Etty Susilowati, R.Suharto


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : annisarachm@gmail.com

Abstrak

Perseroan terbatas dalam mengelola keuangan dan melaksanakan usahanya dapat


menjalin hubungan hukum dengan pihak ketiga. Untuk mengelola suatu perseroan diperlukan
adanya modal, sumber modal perusahaan dapat diperoleh dari sumber dana internal dan eksternal
perusahaan. Dana external perusahaan bisa di dapatkan salah satunya dari pemberian kredit, dalam
pemberian kredit kreditur biasanya mensyaratkan suatu jaminan. Debitur dapat memberikan
jaminan kepada kreditur yaitu salah satunya dengan memberikan jaminan perorangan. Kedudukan
penjamin perorangan (personal guarantee) pada kepailitan perseroan terbatas dapat dinyatakan
sebagai debitur, karena dengan adanya perjanjian jaminan apabila debitur lalai melakukan prestasi
maka penjamin berkewajiban menggantikan posisi debitur untuk melakukan prestasi. Dalam
perjanjian penjaminan penjamin perorangan biasnya diminta untuk melepaskan hak-hak
istimewanya untuk melindungi kedudukannya. Lepasnya hak istimewa ini yang menyebabkan
penjamin perorangan bertanggung jawab untuk dapat sebagai dalam hal harta debitur tidak
mencukupi untuk melunasi hutang- hutangnya.

Kata Kunci: Penjamin Perorangan, Kepailitan, Perseroan Terbatas.

Abstract

In managing their finance and doing their business, incorporated company could
establish a legal relation with a third parties. To manage a company capital is needed, the
company's capital resources may be obtained from internal and external sources of funds of the
company. External fund could be attained from credit distribution, the credit lenders usually
require a collateral. The debtor can provide assurance to the lender that is one of them with
individual guarantees. The position of a personal guarantor in the bankruptcy of incorporated
company can be expressed as a debtor, with the security agreement if the debtor neglects the
necessity of making a gain, the guarantor is mandated to replaced the debtor position to make
profit. In the underwriting agreement, the personal guarantor is usually demanded to relinquish
their privilege to protect their position. The liberation of these privileges that cause the individual
guarantor is responsible to be as in the case of the debtor's assets are insufficient to pay off the
debts.

Keywords: Personal Guarantee, Bankruptcy, Limited Liability Company.

I. PENDAHULUAN mencari jalan untuk selalu


Pembangunan ekonomi memperoleh sesuatu yang
merupakan bagian dari pembangunan menguntugkan. Salah satunya
nasional yang diharapkan dapat mendirikan bentuk-bentuk usaha
melaksanakan dan menjadikan
masyarakat Indonesia menuju kearah
masyarakat yang adil dan makmur.
Untuk itu maka setiap individu

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

perdagangan.1 Salah satunya tidak melaksanakan kewajibannya


berbentuk Perseroan Terbatas. maka pihak ketiga itu bersedia untuk
Perseroan Terbatas merupakan melaksanakan kewajiban debitur
persekutuan yang modalnya terdiri tersebut.
dari sero-sero atau saham (aandel) Dalam KUH Perdata, penjaminan
dan tertuju pada tanggung jawab atau penanggungan diatur dalam
pemegang saham atau persero yang Pasal 1820 sampai dengan Pasal
bersifat terbatas pada jumlah nominal 1850. Dari ketentuan-ketentuan
dari saham-saham yang dimilikinya. dalam KUH Perdata tersebut dapat
Dalam mengelola suatu perseroan disimpulkan bahwa seorang
diperlukan adanya modal. Sumber penjamin atau penanggung adalah
modal perusahaan dapat diperoleh seorang debitur.2
dari sumber dana internal dan Debitur yang tidak dapat
eksternal perusahaan. Sumber dana melaksanakan kewajiban kepada
eksternal yang merupakan kreditur, maka salah satu sarana
pemenuhan kebutuhan modal hukum yang dapat dipergunakan bagi
diambil dari sumber dana yang ada di penyelesaian utang piutang adalah
luar perusahaan. Pada dasarnya peraturan kepailitan. Pada asasnya
pihak-pihak yang memberikan dana setiap kreditur yang tidak terpenuhi
atau modal eksternal adalah pihak piutangnya dapat mengajukan
bank, dan non bank. Dalam hal permohonan pernyataan pailit kepada
sumber dana yang berasal dari bank, pengadilan terhadap seorang debitur
dilakukan perjanjian kredit dilakukan dengan syarat-syarat yang telah
antara kreditur dan debitur untuk diatur dalam Undang-Undang No.37
memenuhi kekurangan dana agar Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
dapat melaksanakan kegitan Penundaan Kewajiban Pembayaran
usahanya. Perjanjian kredit harus Utang.
dilakukan dengan secara normatif, Prinsip dasar hukum kepailitan
sesuai dengan Pasal 1313, 1320, dan sebenarnya berdasarkan pada
1234 KUHPerdata. untuk ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata.
meminimalisir resiko bank dalam hal Pasal ini menyatakan bahwa semua
utang/kredit bank menerapkan barang, baik yang bergerak maupun
prinsip Collateral atau jaminan. yang tidak bergerak milik debitur,
Secara garis besar dikenal 2 (dua) baik yang sudah ada maupun yang
macam bentuk jaminan, yaitu akan ada dikemudian hari menjadi
jaminan kebendaan dan jaminan jaminan bagi perikatan perorangan
perseorang (borgtocht/personal debitur tersebut.
guarantee). Jaminan perorangan Tanggung jawab debitur
adalah jaminan yang diberikan berdasarkan Pasal 1131 KUH
berupa pernyataan bahwa debitur Perdata inilah, yang kemudian
dapat dipercaya akan melaksanakan berujung pada lembaga kepailitan
kewajiban yang diperjanjikan, karena dalam lembaga kepailitan
dengan syarat bahwa apabila debitur sebenarnya mengatur bagaimanakah
halnya jika seorang debitur tidak
1
Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum
Dalam Bisnis, (Jakarta: Prenada Media,
2
2004), hlm 1 Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit., hlm84.

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dapat membayar utang-utangnya, peneliti dan mengumpulkan data


serta bagaimanakah sekunder (studi kepustakaan).
pertanggungjawaban debitur Spesifikasi penelitian yang
tersebut, dalam kewenangannya digunakan oleh penulis dalam
dengan harta kekayaan yang masih penelitian hukum ini adalah dekriptif
atau yang akan dimilikinya. analitis. Deskriptif yaitu bahwa
Berkaitan dengan pemberian penelitian ini dilakukan dengan
jaminan dalam perseroan yang melukiskan obyek penelitian
biasanya dilakukan oleh penjamin berdasarkan peraturan perundang-
dalam perjanjian pemberian kredit, undangan dan bertujuan memberikan
maka dengan adanya perjanjian gambaran suatu obyek yang menjadi
jaminan, penjamin dapat melakukan masalah dalam penelitian3. Metode
kewajiban debitur apabila debitur deskriptif analitis merupakan suatu
tidak dapat melakukan kewajibannya jenis penelitian yang dimaksudkan
terhadap kreditur. Dan apabila untuk menggambarkan atau
penjamin tidak dapat melakukan melukiskan objek penelitian pada
kewajibannya maka penjamin dapat saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
digugat pailit oleh kreditur. yang tampil atau sebagaimana
Kepailitan perseroan akan adanya dan penulis akan menganalisa
menyebabkan kerugian bagi berdasarkan peraturan-peraturan
penjamin dalam perseroan karena yang ada.
penjamin juga dapat dinyatakan pailit Analisa penelitian ini diharapkan
apabila debitur tidak dapat dapat mengetahui bagaimana
melakukan kewajibannya. Hal ini keadaan yang ada pada teori dan
akan menimbulkan berbagai praktek, sehingga diharapkan pada
permasalahan bagi penjamin selaku akhir kegiatan dapat memecahkan
pemberi jaminan terhadap debitur masalah yang ada. Metode analisis
kepada kreditur. yang digunakan pada penelitian ini
adalah normatif-kualitatif.
II. METODE Selanjutnya hasil penelitian ini
Metode pendekatan yang disusun secara sistematis dalam
dipergunakan dalam penelitian ini bentuk skripsi.
adalah pendekatan yuridis normatif,
yaitu suatu penelitian yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
menekankan suatu penelitian yang A. Kedudukan Penjamin
menekankan pada aturan yang ada Perorangan (Personal
dalam hukum positif, juga Guarantee) pada Kepailitan
menekankan pada penerapan atau Perseroan Terbatas.
praktek di lapangan. Dengan kata 1. Kepailitan pada Perseroan
lain pendekatan ini dilakukan Terbatas
berkaitan dengan sumber dasar Perseroan Terbatas adalah badan
utama yakni Peraturan Perundang- hukum yang merupakan persekutuan
undangan. Pendekatan yuridis modal, didirikan berdasarkan
dimulai dengan menganalisis
3
peraturan perundang-undangan Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan
Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2003) halaman 14

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

perjanjian, melakukan kegiatan usaha membagikannya kepada segenap


dengan modal dasar yang seluruhnya krediturnya.4
terbagi dalam saham dan memenuhi Undang-Undang Kepailitan tidak
persyaratan yang ditetapkan oleh merinci secara spesifik mengenai
Undang-Undang ini serta peraturan ketentuan yang membedakan antara
pelaksanaannya (Pasal 1 butir (1) kepailitan orang perorangan dengan
UUPT No. 40 Tahun 2007). Suatu kepailitan badan hukum khususnya
perseroan tidak terlepas dari Perseroan Terbatas. Namun
pinjaman kredit untuk demikian, jika dikaji lebih mendalam
mengembangkan usahanya, akan banyak terdapat suatu norma yang
tetapi dalam proses pengembalian sebenarnya hanya dapat diberlakukan
pinjaman sering terjadi masalah, terhadap orang perorangan akan
yaitu perseroan tidak mampu tetapi tidak dapat diberlakukan
membayar utangnya kepada kreditur. terhadap kepailitan perseroan,
Sehingga kreditur dapat mengajukan demikian pula sebaliknya banyak
permohonan pailit kepada terdapat suatu norma yang
Pengadilan Niaga apabila telah sebenarnya hanya dapat diberlakukan
memenuhi persyaratan mengajukan terhadap kepailitan perseroan akan
permohonan pailit. tetapi tidak dapat diberlakukan pada
Pengertian pailit dapat orang perorangan.5
dihubungkan dengan
ketidakmampuan untuk membayar
dari seorang (debitur) atas utang- 2. Kedudukan Penjamin
utangnya yang telah jatuh tempo. Perorangan pada Kepailitan
Ketidakmampuan tersebut harus Pemberian kredit oleh kreditor
disertai dengan suatu tindakan nyata kepada debitor dilakukan karena
untuk mengajukan, baik yang kreditor percaya bahwa debitor itu
dilakukan secara sukarela oleh akan mengembalikan pinjamannya
debitur sendiri, maupun atas pada waktunya. Tanpa adanya
permintaan pihak ketiga (diluar kepercayaan (trust) dari kreditor
debitur), suatu permohonan kepada debitor, kreditor tidak akan
pernyataan pailit ke pengadilan. memberikan kredit atau pinjaman
Dengan adanya pengumuman tersebut. Oleh sebab itulah mengapa
putusan pernyataan pailit tersebut pinjaman dari kreditor kepada
maka berlakulah ketentuan Pasal debitor disebut kredit.
1131 dan 1132 KUH Perdata. Di dalam meyakinkan kreditor
Tujuan utama proses kepailitan bahwa debitor akan mengembalikan
terhadap perseroan adalah untuk pinjaman sesuai waktu yang telah
mempercepat proses likuidasi dalam dijanjikan serta menunjukan bahwa
rangka pendistribusian aset perseroan debitor benar-benar beritikat baik
untuk membayar utang-utang melakukan pinjaman uang kreditor,
perseroan perseroan karena maka harta kekyaan debitor, baik
perseroan. Prinsip utama kepailitan yang bergerak maupun yang tidak
adalah mempercepat proses likuidasi
4
aset perseroan untuk kemudian M. Hadi Shubhan, Op.Cit., hlm 198
5
M. Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan,
(Surabaya : Kencana, 2008), hlm 190

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

bergerak, baik yang telah ada maupun suatu badan usaha


maupun yang akan ada dikemudian (corporate guarantee) dengan pihak
hari menjadi agunan atau jaminan kreditor. Seperti yang telah
utangnya yang dituangkan sesuai disebutkan lahirnya penanggungan
dengan Pasal 1131 KUHPerdata. ini harus diikuti dengan perjanjian
Harta kekayaan debitor juga menjadi pokok terlebih dahulu, baik itu
jaminan kewajiban yang timbul dari perjanjian kredit bank maupun
perikatan debitor. perjanjian lainnya.
Dalam perkembangan sekarang Perjanjian penanggungan ini
ini, sebuah badan hukum atau tidak harus dibuat pada saat yang
perusahaan dapat memberikan suatu sama dengan perjanjian pokok untuk
garansi atau jaminan kepada pihak- diberikan penanggungan. Dan tidak
pihak kreditur dalam pelunasan tertutup kemungkinan bahwa
hutang debitor. Jaminan ini dapat penanggungan baru diberikan lama
berupa kaminan materiil dan sesudah perjanjian pokok ada. Bisa
corporate guarantee, karena seorang saja merupakan perjanjian yang
debitor tidak selalu dalam keadaan ditambahkan kemudian. Dengan
solven (debitor dalam keadaan begitu perjanjian pokoknya lahir,
mampu membayar utang). maka perjanjian penjaminan ini
Penanggungn tersebut akan tercipta, langsung berlaku.7
dengan melakukan perjanjian Secara teoritis perjanjian
penjaminan antara penjamin utang penjamin merupakan perjanjian yang
dengan kreditor. berlaku, berakhri dan berpindahkan
Pada intinya perjanjian penjamin bergantung kepada perjanjian pokok.
adalah adanya seorang pihak ketiga Dalam hal perjanjian penjamin
yang bersedia mengikatkan diri, perorangan, perjanjian yang
untuk kepentingan si berutang agar dilakukan adalah perjanjian antara
memenuhi perikatan dari si berutang kreditor dengan penanggung/
terhadap si berpiutang. Dalam penjamin perorangan. Tampak dari
jaminan perorangan tidak ada benda pasal 1823 KUHPerdata yang
tertentu yang diikatkan dalam mengatur bahwa, Seorang bisa
jaminan, maka jaminan perorangan memberikan penanggungan tanpa
hanya memberikan kreditor hak diminta untuk itu oleh orang untuk
umum untuk menagih kepada pihak siapa jaminan itu diberikan bahkan
ketiga yang telah mengikatkan diri diluar sepengetahannya, karena
sebagai penanggung dalam hal untuk adanya suatu perjanjian
debitor tidak mampu lagi untuk diperlukan sepakat yang
membayar atau debitor cidera janji bersangkutan, maka kalau perjanjian
(wanprestasi).6 jaminan perorangan adalah
Lahirnya suatu penjaminan, perjanjian antara penjamin
dapat juga dikatakan sebagai perorangan dengan debitor, tidak
terbentuknya atau telah dilakukan mungkin ada perjanjian jamninan
suatu penjaminan baik oleh perorangan tanpa sepengetahuan
perorangan (personal guarantee) debitor. Secara umum perjanjian

6 7
HR. Dang Naja, Op Cit, hlm 210 J. Satrio, Op Cit, hlm 85

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

jaminan perorangan ini dapat timbul, guarantee dapat menuntut


dan dapat dikelompokan menjadi 2, haknya, untuk diberikan ganti
yaitu:8 rugi atau dibebaskan dari
a. Penjaminan yang lahir secara perikatannya.
sukarela Selain hak-haknya yang dimiliki
b. Penjaminan Wajib oleh penjamin perorangan, penjamin
- Penjaminan yang lahir perorangan sebagai subjek hukum,
dari undang-undang juga memiliki kewajiban yang harus
- Penjamin yang lahir dari di penuhi dalam penanggungannya,
perjanjian kewajiban tersebut adalah bahwa
- Penjaminan yang lahir penjamin perorangan wajib melunasi
karena adaya penetapan utang debitor utama, apabila debitor
hakim utama tidak memenuhinya.
Sesuai dengan tujuan jaminan, Peran jaminan perorangan
yakni untuk menyakinkan kreditor, (personal guarantee) baru muncul,
bahwa debitor akan secara nyata setelah debitor utama tidak
mengembalikan pinjamannya, maka memenuhi kewajiban perikatannya
diperlukannya pihak ketiga, yaitu sebagaimana mestinya. Pemenuhan
penjamin perorangan sebagai pihak oleh penjamin perorangan bersifat
lain yang dapat ditagih apabila sebagai pengganti apa yang
debitor tidak membayar utangnya. ditinggalkan oleh debitor utama tidak
Namun dalam hal menyeimbangkan terpenuhi.9
tujuan tersebut, penjamin perorangan Selama ini sering tidak disadari
memiliki hak-haknya sebagai pihak baik oleh pihak bank maupun oleh
yang menanggung utang dari perusahaan ataupun para pengusaha
kreditur, hak-hak yang dimiliki bahwa seorang penjamin dapat
penjamin perseroan sebagai berikut : memiliki konsekuensi hukum yang
a. Penjamin perorangan sesuai jauh lebih apabila personal
dengan Pasal 1831 guarantee tidak melaksanakan
KUHPerdata, dapat menuntut kewajibannya sebagai pihak ketiga,
agar benda-benda debitor yang menanggung utang dari debitor.
utama dapat disita dan dijual Konsekuensi hukum tersebut adalah
untuk melunasi hutangnya, bahwa personal guarantee dapat
b. Penjamin perorangan dapat dinyatakan pailit.10
menuntut haknya kepada Di dalam pasal 141, pasal 164
debitor, baik mengenai utang dan dan pasal 165 Undang-undang
pokok, maupun mengenai No.37 Tahun 2004 tentang
utang pokok, maupun Kepailitan dan Penundaan
mengenai bunga maupun Kewajiban Pembayaran Utang (UUK
biaya-biaya. dan PKPU) mengatur mengenai
c. Di dalam Pasal 1843 penjainan, namun dari bunyi pasal-
KUHPerdata, personal pasal tersebut tidak tertulis bahwa
penjamin atau penjamin perorangan
8
J. Satrio, Hukum jaminan hak jaminan
kebendaan Fidusia, (Bandung : Citra 9
Ibid., hlm 53
Aditya Bhakti, 2001) hlm 37 10
Sutan Remy Sjahdeini, Op Cit. hlm 97

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dapat dinyatakan pailit berdasarkan tahun 2004 tentang Kepailitan dan


UUK dan PKPU. Namun dari Kewajiban Pembayaran Utang telah
ketentuan Pasal 1820 dan Pasal 1831 terpenuhi.
KUHPerdata, dapat diketahui bahwa Tentunya dalam penjatuhan
penjamin perorangan memiliki putusan pailit terhadap penjamin
kewajiban membayar utang debitor perorangan yang berkedudukan
utama kepada kreditor, namun sebagai debitor, harus pula
apabila debitor utama tidak mampu memenuhi persyratan penjatuhan
untuk membayar utang tersebut, putusan pailit yang terdapat pada
maka kreditor dapat menagih kepada Pasal 2 ayat (1) UUK dan PKPU
penjamin perorangan atas utangnya.
Dalam hal ini dapat disimpukan, B. Akibat Hukum bagi Penjamin
bahwa penjamin perorangan Perorangan pada Kepailitan
(personal guarantee), berkedudukan Perseroan Terbatas
sebagai debitor. 1. Akibat Hukum Kepailitan
Kedudukan penjamin pada Perseroan Terbatas
perorangan sebagai debitor di dalam Pada dasarnya, sebelum
kepailitan makin terlihat jelas, pernyataan pailit, hak-hak debitor
apabila pada prakteknya banyak untuk malakukan semua tindakan
kreditor yang meminta agar penjamin hukum berkenaan dengan
perorangan melepaskan hak istimewa kekayaannya harus dihormati,
yang dimilikinya, yaitu agar benda- tentunya dengan memerhatikan hak-
benda milik debitor utama disita hak kontraktual serta kewajiban
kemudian dijual untuk melunasi debitor menurut peraturan
utangnya. perundang-undangan. Semenjak
Terkait dengan Pasal 1832 angka pengadilan mengucapkan putusan
(1) KUHPerdarta, pengajuan kepailitan dalam sidang yang terbuka
permohonan pernyataan pailit untuk umum terhadap debitor, hak
terhadap seorang penjamin dan kewajiban si pailit beralih
perorangan dapat diajukan tanpa kepada kurator untuk mengurus dan
mengajukan permohonan pernyataan menguasai boedelnya.
pailit pula kepada debitor utama, Kepailitan hanya mengenai harta
apabila penjamin perorangan telah kekayaan dan bukan mengenai
melepaskan hak istimewanya untuk perorangan debitor, ia tetap dapat
menuntur supaya benda-benda melaksanakan hukum kekayaan yang
debitor utama lebih dahulu disita dan lain, seperti hak-hak yang timbul dari
dijual.11 kekuasaan orang tua (ounderlijke
Apabila penjamin perorangan macht).12 Pengurusan benda-benda
juga tidak mampu untuk membayar/ anaknya tetap padanya, seperti ia
cidera janji atas utang yang dimiliki, melaksanakan sebagai wali, tuntutan
maka debitor (personal guarantee)
tersebut dapat dinyatakan pailit,
12
apabila syarat yang disyaratkan Pasal Yang dimaksud kekayaan adalah semua
2 ayat (1) Undang-Undang No.37 barang dan hak atas benda yang dapat
dituangkan.(Ten gelde kunnen worden
gemaakt), demikian menurut Fred B.G.
11
Ibid., hlm 99 Tumbuan.

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

perceraian atau pisah meja dan hukum yang bersumber pada hak dan
ranjang diwujudkan oleh padanya. kewajiban kekayaan debitor pailit
Dengan kata lain, akibat harus dimajukan terhadap
kepailitan hanyalah terhadap kuratornya.
kekayaan debitor. debitor tidaklah Gugatan hukum diajukan atau
berada di bawah pengampuan. dilanjutkan terhadap debitor pailit
Debitor tidaklah kehilangan tersebut mengakibatkan
kemampuannya untuk melakukan penghukuman debitor pailit. Namun
perbuatan hukum menyangkut penghukuman itu tidak mempunyai
dirinya, kecuali perbuatan hukum kekuatan hukum terhadap harta
tersebut menyangkut pengurusan dan kekayaan yang telah dimasukkan ke
pengalihan harta bendanya yang dalam pernyataan pailit.14 Apabila
telah ada. terjadi kepailitan maka akan
Dengan pernyataan pailit, mempunyai akibat hukum bagi para
debitor pailit demi hukum kehilangan pihak. Dan pihak-pihak tersebut akan
hak untuk menguasai dan mengurus mempunyai hak dan kewajiban
harta kekayaannya yang dimasukkan masing-masing yang selanjunya
dalam kepailitan, terhitung sejak penulis akan memaparkan akibat
tanggal kepailitan itu, termasuk juga hukum bagi para pihak yang terlibat
untuk kepentingan perhitungan hari dalam kepailitan :
pernyataan itu sendiri. a. Akibat hukum bagi kreditor
Untuk kepentingan harta pailit, Pada dasarnya, kedudukan
semua perbuatan hukum debitor yang para kreditor adalah sama dan
dilakukan sebelum pernyataan pailit karenanya mereka mempunyai
ditetapkan, yang merugikan dapat hak yang sama atas hasil eksekusi
dimintakan pembatalanya. boedel pailit sesuai dengan
Pembatalan hanya dapat dilakukan besarnya tagihan mereka masing-
apabila dapat dibuktikan bahwa masing. Namun demikian, asas
debitor dan dengan siapa perbuatan tersebut mengenal pengecualian,
hukum itu dilakukan mengetahui yaitu golongan kreditor yang
bahwa perbuatan tersebut merugikan memegang hak agunan atas
kreditor.13 kebendaan dan golongan kreditor
Ketika seorang debitor yang haknya didahulukan
dinyatakan pailit, bukan berarti yang berdasarkan undang-undang dan
bersangkutan dikatakan tidak cakap peraturan lainnya.
lagi untuk melakukan perbuatan Berkenaan dengan hak
hukum. Debitor pailit hanya kreditor yang memegang hak
dikatakan tidak cakap lagi jaminan sebagaimana dimaksud
melakukan perbuatan hukum dalam dalam Pasal 61 UUK dan PKPU
kaitannya dengan penguasaan dan mengintrodusir suatu lembaga
pengurusan harta kekayaannya. baru, yaitu penangguhan
Dengan sendirinya segala gugatan pelaksanaan hak eksekusi
13 14
Erman Rajagukguk, Latar Belakang Dan Rachmadi Usman, Dimensi Hukum
Ruang Lingkup Undang-Undang No. Kepailitan di Indonesia, (Jakarta: PT.
4Tahun 1998 Tentang Kepailitan, Gramedia Pustaka Utama, 2004) hlm
(Bandung: Alumni, 2001), hlm 192. 52.

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

kreditor tersebut. Selama c. Akibat hukum perjanjian


berlangsungnya jangka waktu timbal balik yang diadakan
penangguhan, segala tuntutan sebelum kepailitan.
hukum untuk memperoleh Pernyataan kepailitan setelah
pelunasan atau suatu piutang terjadinya perjanjian timbal balik
tidak dapat diajukan dalam antara si pailit (penjual) dengan
sidang pengadilan, baik kreditor pihak ketiga (pembeli), maka
maupun pihak ketiga dimaksud pernyataan kepailitan itu tidak
dilarang mengeksekusi atau akan mempengaruhi perjanjian
memohonkan sita barang yang timbal balik tersebut. Andaikan si
menjadi agunan.15 pailit (penjual) telah
b. Akibat hukum bagi debitor menyerahkan barangnya kepada
Terhitung sejak pembeli,sedangkan pihak
ditetapkannya putusan pernyataan pembeli belum membayar harga
kepailitan, debitor pailit demi barang itu, maka setelah adanya
hukum kehilangan hak untuk putusan kepailitan balai harta
menguasai dan mengurusi harta peninggalan dapat menuntut
kekayaannya yang dimasukkan harga pembayaran dari tangan
ke dalam kepailitan, termasuk pembeli. Harga tersebut
juga kepentingan perhitungan dimasudkan ke dalam harta pailit.
hari pernyataannya itu sendiri. Tetapi jika terjadi sebaliknya,
Namun demikian, sesudah yaitu pihak pembeli telah
pernyatan pailit ditetapakan, membayar harga sedangkan si
debitor pailit masih pailit belum menyerahkan
dimungkinkan untuk barangnya, maka pihak pembeli
mengadakan perikatan-perikatan. (sebagai kreditor) dapat
Hal itu akan mengikat bila mengajukan tagihannya kepada
perikatan-perikatan yang balai harta peninggalan. Pihak
dilakukannya tersebut pembeli juga berhak mengajukan
mendatangkan keuntungan. Hal permohonan pembatalan
ini ditegaskan dalam Pasal 23 perjanjian kepada balai harta
UUK dan PKPU yang peninggalan.16
menentukan bahwa semua d. Akibat hukum bagi eksekusi-
perikatan debitor pailit yang eksekusi lain
dilakukan sesudah pernyataan Sejak putusan pernyataan
pailit tidak dapat dibayar dari kepailitan ditetapkan, eksekusi-
harta pailit itu, kecuali bila eksekusi putusan hakim lainnya
perikatan tersebut mendatangkan yang menyangkut harta kekayaan
keuntungan. debitor pailit harus dihentikan.
Demikian pula dengan penyitaan
yang dilakukan hal ini harus

15 16
Imran Nating, Peranan Dan Zainal Asikin, Hukum Kepailitan Dan
Tanggungjawab Kurator Dalam Penundaan Pembayaran Di Indonesia,
Pengurusan DanPemberesan Harta Paili, (Jakarta: PT Raja Grafindo
(Jakarta: PT Raja grafindo persada,2005), Persada,1994), hlm 55-56.
hlm 47

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dibatalkan demi hukum dan Pada prinsipnya, pihak yang


debitor yang sedang ditahan mengajukan kasasi adalah pihak
harus dilepaskan seketika itu yang berkepentingan. Apabila
juga. Segala putusan mengenai yang dimaksud permohonan
penyitaan baik yang sudah ada kasasi adalah kreditor, maka yang
maupun yang belum dimaksud adalah bukan saja
dilaksanakan dibatalkan demi kreditor yang merupakan pihak
hukum. Bila dianggap perlu, pada persidangan tingkat
hakim pengawas dapat pertama, tetapi termasuk pula
menegaskan hal itu dengan kreditor lain yang bukan pihak
memerintahkan pencoretan. pada persidangan tingkat pertama
Demikian pula halnya dengan namun tidak puas terhadap
debitor yang sedang di tahan ia putusan atas permohonan pailit
harus dilepaskan seketika itu juga yang ditetapkan.
setelah putusan pailit Terhadap putusan pailit yang
memperoleh kekuatan hukum telah mempunyai kekuatan
tetap. Ketentuan diatas dapat hukum tetap, dapat diadakan
disimpulkan bahwa setelah ada Peninjauan Kembali (PK).
putusan pernyataan pailit, semua Permohonan Peninjauan kembali
putusan hakim mengenai suatu ini juga dapat dicabut selama
bagian kekayaan debitor belum diputus dan dalam hal
misalnya penyitaan, penjualan sudah dicabut permohonan
jadi terhenti. Semua sita jaminan Peninjauan Kembali itu tidak
maupun sita eksekusitorial jadi dapat diajukan lagi. Terhadap
gugur. Walaupun pelaksanaan pencabutan permohonan
putusan hakim sudah dimulai.17 pernyataan kepailitan tersebut,
Setelah putusan pernyataan hakim yang memerintahkan
pailit diputus para pihak yang pengakhiran kepailitan akan
merasa tidak puas dengan menetapkan pula jumlah besar
putusan tersebut masih dapat biaya kepailitan dan imbalan jasa
mengajukan upaya hukum. kurator dan membebankannya
Adapun upaya hukum atas kepada debitor. Biaya dan
putusan pernyataan pailit di imbalan jasa tersebut harus
pengadilan tingkat pertama didahulukan atas semua utang
adalah kasasi ke mahkamah yang tidak dijamin dengan
agung dan tidak ada banding. agunan dan terhadap penetapan
Tata cara ini sama dengan upaya hakim mengenai biaya dan
hukum pada perkara hukum imbalan itu tidak dapat diajukan
kekayaan intelektual. Peniadaan upaya hukum apapun. Untuk
upaya hukum banding pelaksanaan pembayaran biaya
dimaksudkan agar permohonan dan imbalan jasa kurator, hakim
atau perkara kepailitan dapat akan mengeluarkan fiat eksekusi.
diselesaikan dalam waktu cepat. Putusan pernyataan kepailitan
wajib diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia,
17
penetapan yang memerintahkan
Rachmadi Usman, Op.Cit. hlm 53

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pencabutan kepailitan wajib Putusan secara serta merta


diumumkan dengan cara yang adalah bahwa kepailitan pada
sama seperti putusan pernyataan dasarnya sebagai alat untuk
pailit. Terhadap penetapan digunakan sebagai pembayaran
tersebut, debitor dan kreditor utang-utangnya. Demikian pula,
boleh memajukan perlawananan kepailitan adalah sarana untuk
dengan cara dan dalam tenggang menghindari perebutan harta
waktu sama, sebagaimana kekayaan debitur pailit dari
ditentukan terhadap putusan yang eksekusi yang tidak legal dari
menolak pernyataan pailit. para kreditur serta menghindari
Apabila setelah diucapkan adanya perlombaan memperoleh
putusan pernyataan kepailitan ada harta kekayaan debitur dimana
pengajuan laporan untuk akan berlaku siapa cepat dia
pernyataan pailit lagi, debitor dapat dan kreditur yang terlambat
atau pemohon diwajibkan untuk tidak akan mendapatkan harta
menunjukkan bahwa ia kekayaan tersebut, dan juga
mempunyai cukup uang untuk untuk menghindari penguasaan
membayar biaya-biaya harta kekayaan debitur dari
18
kepailitan. kreditur yang memiliki
kekuasaan sehingga kreditur yang
2. Akibat Hukum bagi Penjamin lemah tidak mendapatkan harta
Perorangan pada Kepailitan kekayaan debitur tersebut.
Putusan pernyataan pailit Disamping itu pula,
membawa akibat hukum terhadap pemberlakuan putusan pailit
debitur. Pasal 21 UU No.37 Tahun secara serta-merta tidak memiliki
2004 menentukan bahwa kepailitan implikasi negatif yang berkaitan
meliputi seluruh kekayaan debitur dengan pemberesan harta
pada saat putusan pernyataan pailit kekayaan untuk membayar utang-
diucapkan serta segala sesuatu yang utang debitur kepada kreditur.
diperoleh selama kepailitan. b. Sitaan Umum (Public
Akibat-akibat yuridis dari Attachment, Gerechtelijk
putusan pailit terhadap harta Beslag)
kekayaan debitur (penjamin) maupun Harta kekayaan debitur yang
terhadap debitur (penjamin) adalah masuk harta pailit merupakan
sebagai berikut: sitaan umum beserta apa yang
a. Putusan pailit dapat diperoleh selama kepailitan. Hal
dijalankan lebih dahulu ini sebagaimana didefinisikan
Pada asasnya, putusan mengenai arti kepailitan. Dalam
kepailitan adalah serta-merta dan Pasal 21 UUK dikatakan bahwa
dapat dijalankan terlebih dahulu kepailitan meliputi seluruh harta
meskipun terdapat putusan kekayaan debitur pada saat
tersebut masih dilakukan suatu putusan pernyataan pailit
upaya hukum lebih lanjut. diucapkan serta segala sesuatu
yang diperoleh selama kepailitan.
Hakikat dari sitaan umum
18
terhadap harta kekayaan debitur
Ibid., hlm 41-42

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

adalah bahwa maksud adanya Pembayaran piutang dari si


kepailitan adalah untuk pailit setelah adanya putusan
menghentikan aksi terhadap pailit tidak boleh dibayarkan pada
perebutan harta pailit oleh para si pailit, jika hal tersebut
krediturnya serta untuk dilakukan maka tidak akan
menghentikan lalu lintas membebaskan utang tersebut.
transaksi terhadap harta pailit Begitu pula terhadap tuntutan dan
oleh debitur yang kemungkinan gugatan mengenai hak dan
akan merugikan para krediturnya. kewajiban dibidang harta
Dengan adanya sitaan umum kekayaan tidak boleh ditujukan
tersebut, maka harta pailit oleh atau kepada si pailit
dihentikan dari segala macam melainkan harus kepada kurator.
transaksi dan perbuatan hukum Akan tetapi, apabila tuntutan
lainnya sampai harta pailit tersebut diajukan atau diteruskan
tersebut diurus oleh kurator. oleh atau terhadap debitur pailit,
c. Kehilangan wewenang dalam maka apabila tuntutan tersebut
harta kekayaan mengakibatkan suatu
Debitur pailit demi hukum penghukuman terhadap debitur
kehilangan haknya untuk pailit, penghukuman tersebut
mengurus (dadenvan behooren) tidak mempunyai akibat hukum
dan melakukan perbuatan terhadap harta pailit. Disamping
kepemilikan (daden van itu pula selama berlangsungnya
beschikking)terhadap harta kepailitan tuntutan untuk
kekayaannya yang termasuk memperoleh pemenuhan
dalam kepailitan. Kehilangan hak perikatan dari harta pailit yang
bebasnya tersebut hanya terbatas ditujukan terhadap debitur pailit,
pada harta kekayaannya dan tidak hanya dapat diajukan dengan
terhadap status dirinya.19 mendaftarkannya untuk
d. Perikatan setelah pailit dicocokkan. Sedangkan suatu
Segala perikatan debitur yang tuntutan hukum di pengadilan
terbit setelah putusan pailit tidak yang diajukan terhadap debitur
dapat dibayar dari harta pailit. sejauh bertujuan untuk
Jika ketentuan ini dilanggar oleh memperoleh pemenuhan dari
si pailit maka perbuatannya tidak kewajiban dari harta pailit dan
mengikat kekayaaannya tersebut, perkaranya sedang berjalan,
kecuali perikatan tersebut gugur demi hukum dengan
mendatangkan keuntungan diucapkan putusan pernyataan
terhadap harta pailit. Ketentuan pailit debitur.
ini sering kali diselundupi dengan Maksud ketentuan ini adalah
membuat perikatan yang bahwa debitur pailit demi hukum
ditanggali mundur ke belakang kehilangan kewenangannya
dan sering adanya kreditur fiktif. terhadap harta kekayaannya.
e. Pembayaran piutang debitur Dengan demikian semua
pailit transaksi hukum baik yang
memberikan nilai tambah (kredit)
19
maupun yang memberikan nilai
M. Hadi Shubhan, Op. Cit., hlm 165

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

kurang (debit) tidak dapat Kepailitan ini adalah tidak


ditujukan kepada debitur pailit membedakan PHK demi hukum,
akan tetapi kepada harta PHK dari pengusaha dan PHK
kekayaannya/ harta pailit, dimana dari buruh. Bahkan dalam PHK
legal standingin judicio atas harta oleh buruh pun masih dibedakan
kekayaan/ harta pailit tersebut antara PHK oleh buruh oleh
adalah pada kurator yangseberapa karena kesalahan dan PHK oleh
perlu dibantu oleh hakim buruh karena buruh
pengawas. mengundurkan diri. Perbedaan
f. Penetapan putusan pengadilan konsep PHK ini setidak-tidaknya
sebelumnya ada 2 (dua) hal, yakni soal
Putusan pernyataan pailit prosedur dan soal pemenuhan
juga berakibat bahwa segala hak-hak normatif.
penetapan pelaksanaan h. Kreditur separatis dan
pengadilan terhadap setiap bagian penangguhan hak (stay)
dari kekayaan debitur yang telah Para kreditur separatis yang
dimulai sebelum kepailitan, harus memegang hak jaminan atas
dihentikan seketika dan sejak itu kebendaan seperti pemegang hak
tidak ada suatu putusan yang tanggungan, hak gadai, atau
dapat dilaksanakan termasuk atau jaminan lainnya, dapat
juga dengan menyandera debitur. menjalankan hak eksekusinya
Serta semua penyitaan yang telah seakan-akan tidak terjadi
dilakukan menjadi hapus dan jika kepailitan. Ketentuan ini adalah
diperlukan hakim pengawas merupakan implementasi lebih
harus memerintahkan lanjut dari prinsip structured
pencoretannya. prorata, dimana kreditur dari
Seandainya sebelum putusan debitur pailit diklasifikasikan
pailit terdapat sebuah penetapan sesuai dengan kondisi masing-
pengadilan untuk melakukan sita masing. Maksud diadakannya
jaminan atas sebagian harta yang lembaga hukum jaminan adalah
masuk sebagai harta pailit maka untuk memberikan preferensi
demi hukum penetapan tersebut bagi pemegang jaminan dalam
terangkat oleh adanya putusan pembayaran utang-utang debitur.
pailit ini. Pemberian preferensi bagi
g. Hubungan kerja dengan para pemegang jaminan dalam
pekerja perusahaan pailit pembayaran utang-utang debitur.
Dalam hal ini berlaku Pasal Pemberian preferensi ini mutatis
39 ayat (1) UU No. 37 Tahun mutandis juga berlaku dalam
2004, Ketentuan ini tidak sesuai kepailitan, karena kepailitan
dengan ketentuan hukum adalah operasionalisasi lebih
perburuhan yang ada. Ketentuan lanjut dari Pasal 1131 dan 1132
ini tidak memiliki konsep KUH Perdata. Namun
pemutusan hubungan kerja pelaksanaan hak preferensi dari
(PHK) yang komprehensif. Bukti kreditur separatis ada pengaturan
dari ketidakkomprehensifan yang berbeda dengan
konsep PHK dalam UU pelaksanaan hak preferensi

13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

kreditur pemegang jaminan melaksanakan kewajibannya.


ketika tidak dalam kepailitan. Konsekuensinya ialah bahwa
Ketentuan khusus tersebut adalah guarantor dapat dinyatakan pailit.
ketentuan mengenai masa Pada dasarnya penjaminan
tangguh (stay) dan eksekusi perorangan merupakan bagian dari
jaminan oleh kurator setelah skema perjanjian penanggungan
kreditur pemegang jaminan diberi yang diatur dalam KUHPerdata (Bab
waktu dua bulan untuk menjual XVII KUHPerdata). Inti dari
sendiri. perjanjian penanggungan adalah
Selain akibat hukum yang adanya pihak ketiga yang setuju
dijelaskan diatas, kepailitan penjamin untuk kepentingan si berutang
juga memiliki akibat hukum dalam mengikatkan diri untuk memenuhi
Perseroan Terbatas, yaitu bahwa perikatan si berutang, apabila pada
penjamin tidak berwenang lagi untuk waktunya si berutang sendiri tidak
melakukan pengurusan terhadap berhasil memenuhi kewajibannya.
harta kekayaannya yang menjadi Perjanjian penanggungan sendiri
boedel pailit, kewenangannya beralih dibagi menjadi dua bagian, yaitu
kepada kurator dalam hal ini penanggungan yang dilakukan oleh
biasanya penjamin dalam kepailitan perorangan (personal guarantee) dan
PT adalah anggota direksi dari penanggungan yang dilakukan oleh
perseroan tersebut atau direktur badan hukum (corporate guarantee).
utama. Dan dalam Perseron Terbatas, Pada dasarnya keduanya memiliki
penjamin yang dinyatakan pailit prinsip yang sama, karena baik hak
tidak dapat menjadi anggota direksi dan kewajiban yang dimiliki
berdasarkan Pasal 93 ayat (1) UU penanggung pada kedua jenis
No. 40 Tahun 2007 tentang penanggungan tersebut identik sama,
Perseroan Terbatas (UU PT) dan hanya saja subjek pelakunya
juga tidak bisa menjadi anggota berbeda.20
komisaris berdasarkan Pasal 110 ayat Suatu perseroan dalam
(1) UUPT. melakukan perjanjian pinjaman
Berkaitan dengan pemberian kredit biasanya juga diikuti dengan
guarantee yang biasa diminta oleh perjanjian pemberian jaminan
perbankan dalam pemberian kredit perorangan (borgtocht/ personal
bank, dengan berdasarkan Pasal 2 guarantee), hal ini dikarenakan
ayat (4) UU Kepailitan No. 37 Tahun untuk menghidari risiko dalam
2004 mengarahkan juga kepada pengembalian utang di kemudian
penjamin, baik seorang penjamin hari.
atau penanggung yang memberikan Banyak bankir yang merasa
personal guarantee dapat bahwa borgtocht/ personal
dimohonkan untuk dinyatakan pailit. guarantee hanya memberikan ikatan
Selama ini sering tidak disadari baik moral saja dari penjamin
oleh bank maupun oleh para (guarantor). Hal ini tidak benar,
pengusaha, bahwa seorang personal menurut UU Kepailitan dengan
guarantee dapat mempunyai pernyataan pailit, debitur pailit demi
konsekuensi hukum yang jauh
apabila personal guarantee tidak 20
Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm 152

14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

hukum kehilangan hak untuk dinyatakan pailit dan setelah harta


menguasai kekayaannya yang kekayaan debitur telah disita dan
dimasukkan dalam harta pailit dilelang akan tetap belum juga dapat
terhitung sejak hari pernyataan pailit melunasi utang debitur maka
diputuskan. Dengan demikian, penjamin melunasinya dan apabila
seorang penjamin yang dinyatakan penjamin tetap tidak mau
pailit tidak lagi dapat melakukan melunasinya maka kreditur dapat
bisnis untuk dan atas nama mengajukan permohonan agar
pribadinya. penjamin dipailitkan.
Dalam KUHPerdata dapat Seorang penjamin tidak
disimpulkan seorang penjamin atau diwajibkan membayar kepada
penanggung adalah juga seorang kreditur melainkan jika debitur
debitur. Penjamin adalah juga utama lalai (cidera janji) sedangkan
seorang debitur yang berkewajiban harta benda debitur harus lebih
untuk melunasi utang debitur kepada dahulu disita dan dijual untuk
kreditur atau para krediturnya apabila melunasi utangnya. Baru apabila
debitur tidak membayar utang yang tidak ada harta debitur utama yang
telah jatuh tempo dan dapat ditagih. dapat disita dan dilelang, tetapi
Oleh karena penjamin atau hasilnya tidak mencukupi untuk
penanggung adalah debitur, maka membayar utang kepada kreditur,
penjamin atau penanggung dapat dalam arti masih ada piutang
dinyatakan pailit. kreditur, barulah penjamin dapat
Apabila suatu perseroan yang ditagih utnuk membayar utang
utangnya dijaminkan oleh penjamin, debitur utama atau sisa utang yang
dan perseroan tersebut lalai dalam belum terbayar.
melakukan kewajibannya untuk Menurut hukumnya seorang
membayar utang maka penjamin penjamin dapat melepaskan hak-hak
memiliki tanggung jawab untuk istimewanya dengan memperjanjikan
melakukan kewajiban debitur utama dengan tegas dalam perjanjian
karena penjamin secara sukarela penjaminan yang dibuat antara
telah menyetujui untuk membayar penjamin dan kreditur yang berakibat
utang kepada kreditur apabila debitur bahwa penjamin tidak dapat
lalai melakukan kewajibannya. menuntut supaya harta kekayaan
Selain itu penjamin juga memiliki debitur utama lebih dahulu disita dan
tanggung jawab, yaitu penjamin dilelang untuk melunasi utangnya.
bertanggung jawab menunjuk Bahkan seorang penjamin dapat
pengganti dirinya bila penjamin tidak mengikatkan dirinya bersama-sama
mampu lagi menjamin pembayaran dengan si debitur utama atau debitur
utang-utang debitur. yang ditanggung utangnya untuk
Maka dalam hal ini kita harus bertanggung jawab secara tanggung
berpedoman kepada ketentuan Pasal renteng terhadap utang si debitur
1825 KUH Perdata, yakni jika yang berakibat bahwa penjamin tidak
jaminan tidak terbatas hanya pada dapat menuntut supaya harta debitur
perjanjian pokok berarti tanggung lebih dahulu disita dan dilelang
jawab penjamin meliputi kewajiban untuk melunasi utangnya sebab
debitur. Dalam hal perseroan dengan penjamin telah menyatakan

15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

bahwa dia bertanggung jawab orang/badan hukum lain kepada


renteng dengan debitur terhadap seseorang atau beberapa kreditur
utang debitur kepada kreditur, Penjamin tidak berwenang lagi
sehingga ada kebebasan pada untuk melakukan pengurusan
kreditur untuk memilih akan terhadap harta kekayaannya yang
menagih piutangnya kepada siapa, menjadi boedel pailit karena
kepada debitur, kepada penjamin, kewenangannya beralih kepada
atau kepada keduanya sekaligus kurator Dan dalam Perseron
dengan pengertian apabila salah satu Terbatas, penjamin yang dinyatakan
dari mereka telah membayar lunas pailit tidak dapat menjadi anggota
piutang tersebut pada kreditur, maka direksi berdasarkan Pasal 93 ayat (1)
kreditur sudah tidak dapat menagih UU No. 40 Tahun 2007 tentang
kapada yang lain. Jadi penjamin Perseroan Terbatas (UU PT) dan
memiliki wewenang untuk menuntut juga tidak bisa menjadi anggota
harta debitur terlebih dahulu untuk komisaris berdasarkan Pasal 110 ayat
disita dan dilelang, apabila dia tidak (1) UUPT.
melepaskan hak istimewanya.
V. DAFTAR PUSTAKA
IV. KESIMPULAN A. Buku
Pengaturan hukum kepailitan Asikin, Zainal, 1994, Hukum
terhadap penjamin diatur dalam Kepailitan Dan Penundaan
ketentuan KUHPerdata Pasal 1820- Pembayaran Di Indonesia,
1850 dan Undang-Undang No.4 Jakarta, PT Raja Grafindo
Tahun 1998 jo Undang-Undang Persada.
No.37 Tahun 2004 tentang Nating, Iman, 2004, Peranan dan
Kepailitan dan Penundaan Tanggung Jawab Kurator dalam
Pembayaran Utang, yang mana Pengurusan dan Pemberesan
dalam Pasal 2 ayat (1) bahwa yang Harta Pailit, Jakarta, Raja
dapat dipailitkan adalah debitur, dan Grafindo Persada.
menurut Pasal 1831-1850 bahwa Rachmadi, Dimensi Hukum
penjamin adalah debitur, apabila Kepailitan di Indonesia,
debitur lalai melakukan prestasi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
sehingga penjamin menggantikan Utama, 2004)
debitur untuk melakukan prestasi. Rajagukguk, Erman, 2001, Latar
Oleh sebab itu penjamin dapat Belakang Dan Ruang Lingkup
dinyatakan sebagai debitur. Undang-Undang No. 4Tahun
Personal Guarantee dalam 1998 Tentang Kepailitan,
hukum kepailitan merupakan pihak Bandung, Alumni.
ketigayang mengikatkan diri secara Satrio, J, 2001, Hukum jaminan hak
sukarela yang menjamin secara jaminan kebendaan Fidusia,
pribadi dan ikut serta untuk Bandung, Citra Aditya Bhakti.
mengikatkan diri kepada kreditur Shubhan, M. Hadi, 2008, Hukum
tanpa syarat apapun untuk dapat Kepailitan, Surabaya, Kencana.
meyakinkan kreditur tersebut bahwa Sjahdeini, Sutan Remy, 2002,
debitur pasti akan dapat/mampu Hukum Kepailitan Memahami
untuk melunasi dan menjamin hutang Failissementsverordening

16
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Juncto Undang-Undang No.4


tahun 1998, Jakarta, Pustaka
Utama Grafiti.
Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian
Pendidikan Kompetensi dan
Praktiknya. Bumi Aksara:
Jakarta.
Usman, Rachmadi, 2004, Dimensi
Hukum Kepailitan di Indonesia,
Jakarta, PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Widjaja, Gunawan, 2004, Seri Aspek
Hukum Dalam Bisnis, Jakarta,
Prenada Media.
B. Peraturan Perundang-
undangan:
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
KUHPer (Kitab Undang- Undang
Hukum Perdata)
Undang-Undang Nomor 37 Tahun
2004 tentang Kepailitan dan PKPU
Undang-Undang Nomor 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas

17

Anda mungkin juga menyukai