Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Kredit Sindikasi

Kredit sindikasi terdiri dari dua kata: Kredit dan Sindikasi. Kredit sesuai dengan apa yang tertera di dalam
Pasal 1 ayat (11) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 memiliki arti sebagai penyediaan uang atau yang
bisa dipersamakan, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi pinjamanya dalam jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedang sindikasi menurut
KBBI adalah persekutuan atau gabungan.

Jadi secara etimologi, kredit sindikasi adalah pinjaman yang diberikan oleh pihak persekutuan atau
gabungan kepada seorang debitur, dimana debitur harus mengembalikan pinjaman tersebut dalam
jangka waktu yang telah ditentukan dan sepakati sesuai dengan perjanjian pinjam meminjam dengan
menyertakan bunga.

Menurut situs resmi Bank Indonesia, kredit sindikasi adalah “pemberian kredit yang berasal dari
sekelompok bank yang jumlahnya terlalu besar bila diberikan dicover oleh satu bank saja (load
syndication) kepada satu debitur saja.

Menurut Iswahjudi A. Karim dalam makalah “Kredit Sindikasi” menyebutkan bahwa Kredit Sindikasi
adalah pinjaman yang di dapat oleh seorang debitur dari beberapa kreditur sindikasi. Kreditur sindikasi
ini bisa berupa bank-bank dan/atau lembaga-lembaga keuangan lainnya untuk membiayai satu atau
beberapa proyek milik debitur.

Menurut Sutan Remy Sjahdeini sindikasi memunculkan dua istilah yaitu sindikasi kredit (loan
syndication) dan kredit sindikasi (syndicated loan). Sindikasi kredit adalah suatu sindikasi yang
pesertanya terdiri dari lembaga-lembaga pemberi kredit yang dibentuk dengan tujuan memberikan
kredit kepada debitur dalam rangka pembiayaan suatu proyek. Sedangkan pengertian kredit sindikasi
adalah kredit yang diberikan oleh suatu sindikasi kredit.[1] Sedangkan yang dimaksud dengan kredit
sindikasi menurut Kamus Perbankan Bank Indonesia adalah (hal. 124): "Pemberian kredit oleh
sekelompok bank kepada satu debitur, yang jumlah kreditnya terlalu besar apabila diberikan oleh satu
bank saja (Loan syndication)."

Mengutip dari artikel Kredit Sindikasi, Iswahjudi A. Karim dalam makalah berjudul Kredit Sindikasi
menyebutkan bahwa kredit sindikasi ialah pinjaman yang diberikan oleh beberapa kreditur sindikasi,
yang biasanya terdiri dari bank-bank dan/atau lembaga-lembaga keuangan lainnya kepada seorang
debitur, yang biasanya berbentuk badan hukum; untuk membiayai satu atau beberapa proyek
(pembangunan gedung atau pabrik) milik debitur.

Kredit sindikasi atau “Syndicated Loan” merupakan suatu pinjaman yang diberikan oleh beberapa
kreditur sindikasi, yang biasanya terdiri dari bank – bank dan / atau lembaga – lembaga keuangan
lainnya kepada seorang debitur, yang biasanya berbentuk badan hukum untuk membiayai satu atau
beberapa proyek ( pembangunan gedung atau pabrik ) milik debitur. Pinjaman tersebut diberikan secara
sindikasi mengingat jumlah yang dibutuhkan untuk membiayai proyek tersebut sangat besar, sehingga
tidak mungkin dibiayai oleh kreditur tunggal.¹
Adrian Sutedi, 2012, Tinjauan Yuridis Letter Of Credit dan Kredit Sindikasi, Alfabeta,Bandung, h.166

Aturan soal kredit sindikasi di Indonesia ada dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/33/UPK tanggal 3
Oktober 1973 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/26/UPK tahun 1979. Aturan kredit sindikasi juga
bisa kita temukan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 7/14/PBI/2005 dan Surat Edaran Bank Indonesia
No. 7/23/DPD tahun 2005.

Dari berbagai aturan di atas, diketahui bahwa kredit sindikai masuk dalam salah satu alternatif sumber
pembiayaan pembangunan non – konvesional selain zakat, tabungan masyarakat, investasi asing, utang
luar negeri, dana pensiun, dan perdagangan internasional. Jenis kredit ini umumnya digunakan untuk
membantu pengadaan infrastruktur negara. Sehingga tidak salah bila teori soal kredit sindikasi menjadi
salah satu mata pelajaran yang menarik bagi mereka yang tertarik dengan dunia ekonomi internasional.

Meski demikian kredit sindikasi tidak selalu berhubungan dengan ekonomi internasional. Kredit sindikasi
juga bisa menjadi model pembiayaan dalam negara. Misalnya sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 4, “Perbankan Indonesia memiliki tujuan untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam bentuk kredit dan atau lainya demi meningkatkan taraf
hidup orang banyak.

B. Aspek Hukum Kredit sindikasi

C. Pihak yang Terlibat dalam Kredit Sindikasi

Setidaknya ada tiga pihak yang terlibat dalam setiap kredit sindikasi, yaitu:

Peminjam. Umumnya peminjam sangat mempertimbangkan tingkat kemudahan dalam mendapatkan


kredit sindikasi. Kemudahan dalam proses peminjaman seperti cepat, fleksibel dan ekonomis menjadi
pertimbangan utama. Selain itu pihak peminjam berkepentingan pula dalam memeliharan serta
memperbaiki credit standingnya. Peminjam juga bertanggung jawab menyediakan semua informasi yang
dibutuhkan oleh manajer sindikasi atau pimpinan sindikasi.

Bank-bank Peserta. Merekalah yang akan menyediakan dana. Karena itu biasanya mereka memiliki
kriteria soal siapa yang berhak mendapatkan kredit. Mulai dari kelayakan peminjam, tingkat bunga,
hingga soal pembayaran kembali. Selain itu juga sangat tergantung dengan dari integritas dan reputasi
manajer sindikasi.

Manajer Sindikasi. Ialah yang dikenal pula sebagai syndicat leader yang memiliki fungsi “4 S” yaitu
Sourcing, Structuring, Selling dan Servicing.
D. Manfaat Kredit Sindikasi

Dalam pelaksanaanya, kredit sindikasi memiliki manfaat ganda, baik itu untuk kreditur maupun debitur.
Bagi debitur, kredit sindikasi bisa memperingan finansial pembiayaan pengadaan infrastruktur. Sedang
untuk kreditur, kredit sindikasi bisa menjadi sarana menjalin hubungan kerjasama dengan pihak luar.

E. Proses Kredit Sindikasi

F. Teknik Pemberian Kredit Sindikasi

1. Pelaksanaan Pemberian Kredit Sindikasi Pada Praktek Perbankan

Kredit sindikasi merupakan suatu teknik pembiayaan kredit selain untuk menghindari ketentuan Batas
Maksimum Pemberian kredit, juga merupakan teknik

penyebaran risiko apabila terjadi kredit macet dalam pengembaliannya. Adapun pihak –pihak yang
terlibat dalam pemberian kredit sindikasi yakni, pihak debitur, arranger ( bank yang bertugas
mempertemukan debitur dengan peserta sindikasi ) , lead manager, participant ( bank – bank peserta
sindikasi ), agent bank yang terdiri atas facility agent ( agen dalam pengurusan administrasi ), security
agent ( agen jaminan ) , dan escrow agent ( agen pengelola rekening penampungan ) serta melibatkan
pula notaris dalam pengesahan perjanjian kredit yang dibuat.

Dalam keaadan tertentu arranger dapat merangkap sebagai lead manager yaitu pemimpin dalam suatu
pemberian kredit sindikasi, ataupun dapat dipisah antara bank yang menjadi arranger atau menjadi lead
manager. Selanjutnya atas mandate yang telah diberikan oleh debitur, lead manager akan menyiapkan
dua dokumen yakni information memorandum yang memuat rincian mengenai pinjaman, informasi
mengenai profil perusahaan, jumlah kredit yang dibutuhkan, proposal pembiayaan proyek dari calon
penerima kredit ( debitur ) serta dokumen perjanjian kredit sindikasi.

Para peserta sindikasi ( participants ) selanjutnya akan melakukan penilaian terhadap dokumen
permohonan kredit tersebut, apakah bersedia turut serta memberikan kredit atau tidak. Setelah
menyetujui permohonan tersebut maka proses selanjutnya yakni penandatanganan perjanjian kredit.
Penandatanganan perjanjian kredit tersebut dilakukan oleh bank – bank peserta sindikasi, penerima
kredit beserta notaris. Setelah proses pendatanganan selesai maka selanjutnya agent bank akan
mentatausahakan penyediaan dana yang berlangsung melalui suatu proses yakni bank – bank peserta
sindikasi akan mentransfer sejumlah dana yang telah disepakati untuk diberikan kepada penerima kredit
dalam suatu rekening khusus. Kemudian tugas agent bank yaitu mentransfer keseluruhan jumlah dana
yang akan ditarik oleh debitur sindikasi sesuai dengan perjanjian kredit sindikasi. Tugas agent bank
selanjutnya akan berlangsung terus selama jangka waktu kredit. Setelah kredit tersebut ditandatangani
biasanya akan dilakukan publisitas atas terbentuknya kredit sindikasi tersebut.

2. Jaminan Dalam Pemberian Kredit Sindikasi

Dalam setiap permohonan kredit, bank pada umumnya mensyaratkan adanya jaminan untuk
menanggulangi risiko tidak kembalinya kredit yang diberikan. Dalam kredit sindikasi, jaminan kredit yang
digunakan tergantung dari proyek yang dibiayai. Namun pada umumnya jaminan yang digunakan tidak
jauh berbeda dengan jaminan kredit biasa. Cara pengikatannya pun hampir sama dengan kredit biasa,
hanya ada beberapa pengikatan yang perlu ditambahkan.²

M. Bahsan, 2002, Penilaian Jaminan Kredit Perbankan Indonesia. CV. Rejeki Agung, Jakarta, h.102 

Pada umumnya dikenal dua macam penjaminan yakni jaminan perorangan dan jaminan kebendaan.
Jaminan perorangan ( pribadi ) merupakan jaminan yang diberikan oleh pihak ketiga ( guarantee )
terhadap orang lain ( kreditur ) yang menyatakan bahwa pihak ketiga menjamin pembayaran kembali
suatu pinjaman sekiranya yang berhutang ( debitur ) tidak mampu memenuhi kewajiban – kewajiban
finansialnya terhadap kreditur. Sedangkan jaminan kebendaan sebagaimana disebutkan dalam
ketentuan pasal 1131 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa segala kebendaan si berutang, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru aka ada dikemudian hari,
menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan. Selanjutnya dalam pasal 1132
KUHPerdata disebutkan juga bahwa kebendaan seorang debitur , baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak dapat dijual secara paksa ( lelang eksekusi ) dan perolehan penjualannya dibagikan kepada
kreditur guna melunasi utangnya menurut besar kecilnya piutang masing – masing kreditur. Untuk
pengikatan jaminan kebendaan tersebut dapat dilakukan sebagaimana telah ditentukan oleh undang –
undang yakni melalui gadai, hipotek, fidusia maupun hak tanggungan yang selanjutnya dikelola oleh
security agent.

DAFTAR PUSTAKA

Sutedi, Adrian, 2012, Tinjauan Yuridis Letter Of Credit dan Kredit Sindikasi, Alfabeta,Bandung.M. Bahsan,
2002, Penilaian Jaminan Kredit Perbankan Indonesia. CV. Rejeki Agung, Jakarta.
A. Pengertian Kredit Sindikasi

B. Aspek Hukum Kredit sindikasi

C. Pihak Yang Terlibat Dalam Kredit Sindikasi

D. Manfaat Kredit Sindikasi

E. Proses Kredit Sindikasi

F. Teknik Pemberian Kredit Sindikasi

Anda mungkin juga menyukai