Anda di halaman 1dari 6

Nama : Imelda Stevani

Kelas : EM-A
Nim : 141210006
UAS Aspek hukum dalam bisnis

1. Terangkan perbedaan : Anjak piutang, leasing, modal ventura, kartu kredit!

➢ Anjak piutang adalah kegiatan pembiayaan dengan melakukan pembelian


piutang perusahaan.
➢ Leasing adalah suatu kegiatan pembayaran berbentuk penyediaan barang
modal untuk sewa guna usaha, hak opsi, atau juga hak tanpa opsi yang
dimanfaatkan oleh seorang nasabah dalam jangka waktu tertentu.
➢ Modal ventura adalah pembiayaan atau penyertaan modal ke suatu
perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.
➢ kartu kredit adalah alat pembayaran secara online atau non tunai dengan
menggunakan kartu dan diterbitkan oleh bank negeri maupun swasta.

2. Jelaskan Kegunaan ikut dalam asuransi, bagaimana hukumnya!

A. Memberikan rasa aman dan perlindungan

Dengan memiliki polis asuransi, tertanggung akan terhindar dari kemungkinan timbul risiko
kerugian di kemudian hari dan menjadi tenang jiwanya karena objek yang diasuransikan
dijamin oleh penanggung.

B. Memberikan kepastian

Merupakan manfaat utama asuransi karena pada dasarnya asuransi berusaha untuk
mengurangi konsekuensi yang tidak pasti dari suatu keadaan yang merugikan (peril), yang
diperkirakan sebelumnya sehingga biaya atau akibat finansial dari kerugian tersebut menjadi
pasti atau relatif pasti.
C. Meminimalisir kerugian
dengan memiliki asuransi, maka dapat meminimalisir biaya kerugian jika mengalami
kejadian tidak terduga. jadi, kebutuhan akan tetap terpenuhi secara stabil. sebab, sebagian
biaya sudah ditanggung oleh perusahaan asuransi untuk mengganti kerugian yang kamu
alami

D. Sarana menabung
Sarana menabung, untuk asuransi jenis tertentu, uang yang diasuransikan memiliki nilai tunai
yang dapat diambil, yaitu seperti pada asuransi whole life atau endowment. Ada pula produk
asuransi yang sengaja digabungkan dengan investasi,

E. Instrumen pengalihan dan penyebaran risiko


melalui asuransi kemungkinan timbul risiko kerugian dapat dialihkan dan disebarkan kepada
pihak penanggung.

F. Menjadikan hidup lebih tenang,


karena segala risiko yang dapat diasuransikan telah ada yang menanggung, maka hidup
terasa lebih tenang.

G. Jaminan kredit
polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan kredit (insurance server as a basis of credit)
biasanya hanya untuk asuransi jiwa dan sangat selektif pada jenis kredit dan bank tertentu.

H. Alternatif Investasi

Sudah sering dijelaskan bahwa asuransi bisa juga dijadikan lahan untuk berinvestasi. Investasi
dalam asuransi ini bisa juga diartikan sebagai tabungan untuk menutup loss of earning power.
Artinya, ketika suatu badan usaha atau perorangan sudah tidak lagi produktif bekerja maka
asuransi ini bisa menjadi tabungan untuk digunakan ketika kegiatan usaha sudah tidak lagi
dilakukan.
❖ Dasar hukum asuransi:

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian


Melihat isi dari UU No.2 Tahun 1992, di dalamnya memuat peraturan tentang usaha
perasuransian. Dasar-dasar dibentuknya undang-undang yang berlaku ini adalah untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945, meninjau bahwa asuransi adalah salah satu upaya dalam menanggulangi risiko tertentu
yang dihadapi oleh masyarakat sekaligus berperan dalam menghimpun dana dari masyarakat

b. KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) Pasal 1320 dan Pasal 1774
Undang-Undang Pasal 1320 KUH Perdata dan Pasal 1774 menyatakan bahwa asuransi
mengandung unsur perjanjian antara dua belah pihak di dalamnya. Karena mengandung unsur
perjanjian maka akan termasuk dalam ruang lingkup hukum pidana, sebagaimana dalam
KUHP bagian dua menjelaskan bab tentang syarat-syarat terjadinya suatu perjanjian yang
sah.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992


Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 membahas ketentuan yang mengatur tentang
penyelenggaraan usaha perasuransian. Peraturan pemerintah terbentuk atas dasar tujuan
asuransi yang secara prinsip mampu mendorong tumbuhnya pembangunan nasional
Indonesia.

3. Perbedaan hak cipta, Paten, Merek


a. Hak Cipta
adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Tujuan dari hak
cipta adalah menentukan siapa yang berhak mendapat keuntungan dari ciptaannya. Hal ini
tentu saja dilakukan oleh pencipta. Jika pencipta meninggal, hak cipta akan terus berlaku
selama tujuh puluh tahun setelah pencipta meninggal, terhitung mulai 1 Januari tahun
berikutnya.
b. Hak Paten
adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Tujuannya yaitu
untuk menjaga agar hasil invensi tidak diproduksi atau dijual oleh pihak lain. Hak paten yang
masuk dalam kategori paten diberikan untuk jangka waktu 20 tahun.
c. Hak Merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf huruf, angka angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Tujuan utama
dari hak merek adalah menghindari adanya pihak lain yang menjual produk atau jasa dengan
kesamaan merek. Hak merek berlaku 10 tahun dan dapat diperpanjang.

4. Hal yang dilakukan pemerintah untuk melindungi konsumen, sebagai berikut :

a. Membuat peraturan dan asas-asas perlindungan konsumen yang terdapat pada


Pasal 2 UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Asas perlindungan
konsumen yaitu, asas manfaat, asas keseimbangan, asas keamanan, asas keadilan, dan asas
kepastian hukum.
b. Mengatur hak konsumen dalam Pasal 4 UU No. 8 Tahun 1999. Hak konsumen
yaitu, hak untuk memilih barang atau jasa, hak atas informasi yang benar, hak untuk
mendapatkan advokasi dan perlindungan, hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar
dan jujur.
c. Mengatur kewajiban konsumen dalam Pasal 5 UU No. 8 Tahun 1999. Kewajiban
konsumen, antara lain membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati, mengikuti upaya
penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut, membaca atau mengikuti
petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan jasa demi
keamanan dan keselamatan.
d. Mengatur tentang kewajiban pelaku usaha dalam Pasal 7 UU No. 8 Tahun 1999.
Kewajiban pelaku usaha yaitu, memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur,
memperlakukan dan melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif,
menjamin mutu barang dan jasa yang diproduksi berdasarkan ketentuan standar yang berlaku,
memberi kompensasi atau ganti rugi atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan
pemanfaatan barang atau jasa yang diperdagangkan.

5. Syarat-syarat perusahaan dinyatakan pailit:


a. Menurut UUK-PKPU :
• Debitur wajib memiliki setidaknya dua atau lebih kreditor
• Debitur belum melunasi sedikitnya satu utang kreditur
• Utang yang belum lunas tersebut harus telah jatuh tempo sehingga dapat ditagih

b. Menurut Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 8 Ayat (4) UU Kepailitan No 37 Tahun 2004
ada dua syarat, yaitu :

1. ada dua atau lebih kreditor. Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena
perjanjian atau Undang-Undang yang dapat ditagih di muka pengadilan “Kreditor”
di sini mencakup baik kreditor konkuren, kreditor separatis maupun kreditor preferen;
2. ada utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih. Artinya adalah kewajiban untuk
membayar utang yang telah jatuh waktu, baik karena telah diperjanjikan, karena
percepatan waktu penagihannya sebagaimana diperjanjikan, karena pengenaan sanksi
atau denda oleh instansi yang berwenang, maupun karena putusan pengadilan, arbiter,
atau majelis arbitrase; dan
3. kedua hal tersebut (adanya dua atau lebih kreditor dan adanya utang yang telah jatuh
tempo dan dapat ditagih) dapat dibuktikan secara sederhana.

6. Putusan arbitrase Nasional dan Internasional sebenarnya sama saja. Yang membedakannya
adalah asas teritory yang terdapat pada putusan arbitrase internasional yang digunakan untuk
menentukan hukum yang akan digunakan. Putusan arbitrase baik Nasional maupun
Internasional bersifat Final dan Binding yang artinya tidak dapat dibanding dan atau dikasasi.
Hal ini dikarenakan memang arbitrase merupakan alternatif penyelesaian sengketa non-
ligitasi yang putusannya harus dilakukan secara sukarela. Selain itu arbitrase
nasional memiliki ruang lingkup Nasional yang hanya meliputi kawasan negara yang
bersangkutan, Memiliki kewenangan untuk menyelesaikan sengketa nasional maupun
internasional, sesuai dengan kesepakatan para pihak.
Sementara dalam Putusan Arbitrase Internasional asas teritory memang sangat ditekankan
disini. Selain itu untuk masalah pengaturannya sebenarnya sudah diatur dalam Konveksi New
York 1958 mengenai arbitrase internasional yang juga diterima di Indonesia dengan
dimasukkannya pengaturan arbitrase internasional dalam Undang-Undang No. 30 Tahun
1999 tersebut. Meskipun dalam putusan arbitrase internasional memiliki 3 hukum sekaligus
yang digunakan dalam menentukan putusan arbitrasenya. Selain itu arbitrase Internasional
memiliki fungsi untuk menangani sengketa-sengketa tertentu antara para pihak yang memiliki
kewarganegaraan yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai