ANTARA
PT ASURANSI SIMAS JIWA
DENGAN
PT <<<<<ABCD>>>>>
II. PT <<<<<ABCD>>>>>, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara
Indonesia, berkedudukan dan berkantor pusat di __________________,
Jl.________________________________________, dalam hal ini diwakili oleh
_________________ dan _____________________ dalam jabatannya selaku
______________________ dan _____________, berdasarkan Akta No. __ tertanggal
____________ yang dibuat di hadapan ______________ Notaris di ____________, Akta
mana telah mendapatkan Persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor _________________ tanggal _______________ oleh karena itu sah
bertindak mewakili PT <<<<<ABCD>>>>> (selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai
“PIHAK KEDUA”).
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut sebagai “Para
Pihak” dan secara sendiri-sendiri disebut sebagai “PIHAK”.
Selanjutnya Para Pihak telah sepakat dan setuju satu sama lain untuk membuat dan
menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pialang Asuransi (“Perjanjian”) ini dengan ketentuan
dan syarat sebagai berikut :
PASAL 1
DEFINISI/ISTILAH UMUM
1. Calon Nasabah atau Calon Tertanggung adalah Pihak yang menjadi prospek yang akan
menutup asuransinya pada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.
2. Nasabah atau Tertanggung adalah pihak yang telah membeli Produk Asuransi milik PIHAK
PERTAMA melalui PIHAK KEDUA.
3. Kompensasi adalah besaran tertentu yang menjadi hak PIHAK KEDUA sebagai jasa
perantara dalam penutupan Produk Asuransi dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Perjanjian ini.
4. Penanggung adalah PT Asuransi Simas Jiwa.
5. Polis Asuransi berarti kontrak tertulis antara PIHAK PERTAMA (Penanggung) dan
Pemegang Polis yang berisi pengalihan risiko dan syarat-syarat yang berlaku, diantaranya
jumlah uang pertanggungan, jenis risiko yang ditanggung, jangka waktu dan lain sebagainya.
6. Premi adalah sejumlah dana yang dibebankan kepada calon Pemegang Polis atas
pembelian Produk Asuransi melalui PIHAK KEDUA.
7. Produk Asuransi adalah produk asuransi berikut segala pembaruan atau peningkatan
(dengan fitur, manfaat, tambahan atau sebaliknya), perubahan atau variasinya dan berbagai
macam pelayanannya, yang mana dapat diubah dari waktu ke waktu dengan kesepakatan
tertulis oleh dan antara Para Pihak dan untuk setiap produk asuransi akan dituangkan dalam
suatu lampiran tersendiri yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan
dengan Perjanjian.
8. Hari Kerja berarti hari Senin sampai dengan Jumat, kecuali ditetapkan Pemerintah Negara
Republik Indonesia sebagai hari libur resmi nasional.
9. Hari Kalender adalah tiap-tiap hari dalam kalender termasuk hari libur nasional yang ditetap-
kan oleh Pemerintah Negara Republik Indonesia.
PASAL 2
RUANG LINGKUP KERJA SAMA
1. PIHAK KEDUA mewakili Pemegang Polis dalam melakukan penutupan pertanggungan pada
PIHAK PERTAMA dan membantu pengurusan klaim kepada PIHAK PERTAMA.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
PASAL 4
PROSEDUR PENUTUPAN ASURANSI DAN KETENTUAN UNDERWRITING
1. Dalam hal PIHAK PERTAMA telah menyetujui penutupan asuransi tersebut, PIHAK PER-
TAMA akan mengirimkan Polis Asuransi beserta dengan Slip Tagihan Premi kepada PIHAK
KEDUA.
2. PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan pembayaran premi kepada PIHAK PERTAMA selam-
bat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak Slip Tagihan Premi telah dikirimkan oleh
PIHAK PERTAMA disertai dengan rincian pembayaran sesuai dengan ketentuan pada Lam-
piran Perjanjian ini.
3. Pembayaran Premi dari PIHAK KEDUA akan dilakukan dengan cara transfer rekening antar
bank pembayaran melalui transfer bank ditujukan ke:
Bank :
No. Rekening :
Atas Nama :
4. Apabila setelah jangka waktu yang disebutkan dalam ayat 2 Pasal ini terdapat Premi yang
tidak/belum dilunasi oleh PIHAK KEDUA, maka pertanggungan tersebut akan batal dengan
sendirinya dan klaim yang terjadi melewati batas waktu masa pembayaran tersebut tidak
menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK PERTAMA dapat mengirimkan dokumen penagihan premi kepada PIHAK KEDUA
yang akan ditujukan kepada:
Nama Perusahaan :
Alamat :
Telp. :
E-mail :
PIC :
No. Handphone :
PASAL 6
PROSEDUR PEMBAYARAN KOMPENSASI
1. Para Pihak dengan ini sepakat bahwa pembayaran Kompensasi akan dilakukan dengan cara
pemotongan langsung dari PIHAK KEDUA terhadap premi yang akan dibayarkan kepada
PIHAK PERTAMA.
2. Pembebanan pajak terhadap kompensasi wajib disesuaikan dengan ketentuan perpajakan
yang berlaku.
3. Para Pihak sepakat untuk pajak yang timbul akibat Perjanjian ini menjadi tanggung jawab
masing-masing Pihak.
1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu <<YY>> (<<<>>>) tahun sejak ditandatangani dan
diperpanjang otomatis dengan jangka waktu yang sama, kecuali diakhiri oleh salah satu
Pihak dengan pemberitahuan secara tertulis.
2. Tanpa mengesampingkan upaya hukum lainnya, salah satu Pihak berhak untuk mengakhiri
Perjanjian dengan memberikan pemberitahuan secara tertulis mengenai pengakhiran, paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelumnya kepada Pihak lainnya. Namun Perjanjian be-
rakhir dengan segera dan secara otomatis apabila:
a. Salah satu Pihak dipailitkan sehingga mewajibkan pejabat pengadilan maupun otoritas
pemerintah yang ditunjuk untuk mengambil alih seluruh aset atau properti atau mengam-
bil kendali atas urusan dan kewajibannya;
b. Melakukan pelanggaran dari salah satu syarat dan ketentuan Perjanjian dan gagal untuk
memperbaikinya dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah menerima
pemberitahuan tertulis dari pihak yang tidak lalai untuk memperbaiki;
c. Melakukan pelanggaran terhadap hukum yang berlaku, peraturan perundang-undangan,
kode etik, pernyataan maupun praktek, petunjuk atau pedoman yang dikeluarkan oleh
OJK atau disetujui oleh lembaga asosiasi perasuransian di wilayah hukum negara Re-
publik Indonesia; atau
d. Melakukan tindakan yang tidak jujur atau kecurangan yang mengakibatkan hal tersebut
dikenakan sebagai suatu tindakan pelanggaran;
e. Atas Perintah Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku
yang secara efektif menyebabkan Perjanjian ini tidak dapat dilanjutkan.
3. Para Pihak akan melakukan evaluasi atas pelaksanaan Perjanjian, yang waktunya akan dis-
epakati lebih lanjut oleh Para Pihak dan hasil evaluasi tersebut dapat menentukan kelanjutan
kerja sama antara Para Pihak. Apabila atas hasil evaluasi Para Pihak menetapkan bahwa
Perjanjian tidak dapat dilanjutkan, maka akan diadakan pengakhiran Perjanjian.
4. Segala kewajiban Para Pihak yang timbul sebelum adanya pengakhiran Perjanjian tetap
menjadi tanggung jawab Para Pihak sampai diselesaikan menurut ketentuan yang berlaku
dan wajib diselesaikan dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak
Perjanjian berakhir dengan tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati.
5. Pengakhiran Perjanjian mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata sehingga tidak memerlukan keputusan Hakim untuk pengakhiran
Perjanjian sebelum jangka waktunya berakhir.
1. Para Pihak diwajibkan menjaga dan melindungi kerahasiaan informasi yang diperoleh dari
Pihak lainnya sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini. Informasi dimaksud termasuk,
namun tidak terbatas pada:
a. Hal-hal tentang kepemilikan dan kerahasiaan, informasi keuangan, data teknis, gambar,
logo dan informasi apapun terkait dengan harga, metode, proses, daftar, riset
pengembangan atau informasi yang terkait dimana Para Pihak telah mendapatkan akses
sehubungan dengan Perjanjian;
b. Segala bentuk komunikasi antara Para Pihak, baik secara lisan, tertulis, maupun elektronik;
c. Segala bentuk keterangan yang bersifat atau yang dapat digolongkan sebagai bentuk
kerahasiaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Rahasia yang berkenaan dengan lingkup operasional, non operasional dan bisnis dalam arti
yang seluas-luasnya dari Para Pihak;
e. Keterangan yang tidak lazim diketahui publik yang apabila digunakan oleh pihak lain atau
pihak pesaing dapat mengakibatkan kerugian immaterial atau material bagi salah satu
Pihak;
f. Segala pengetahuan dan/atau keterangan tentang bisnis dan/atau keuangan dari salah
satu Pihak yang dapat dipakai sebagai peluang oleh siapapun di luar Para Pihak.
2. Para Pihak setuju untuk tidak diperkenankan mengungkap informasi apapun, tanpa persetujuan
tertulis dari salah satu Pihak, baik secara lisan maupun tertulis, kecuali pengungkapan tersebut
diwajibkan oleh hukum dan perundang-undangan.
3. Informasi yang tidak termasuk sebagai informasi rahasia, yaitu informasi yang:
a. Telah dikuasai oleh salah satu Pihak tanpa adanya kewajiban untuk merahasiakan;
b. Telah dikembangkan sendiri oleh salah satu Pihak;
c. Diterima oleh salah satu Pihak dari pihak ketiga tanpa adanya kewajiban untuk
merahasiakan; atau
d. Menjadi tersedia bagi masyarakat umum tanpa adanya pelanggaran terhadap Perjanjian ini.
4. Apabila salah satu Pihak diperintahkan oleh pengadilan/arbitrase, harus diberikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, mendapat panggilan atau permintaan untuk
mengungkapkan setiap informasi tersebut, maka Pihak tersebut akan memberitahukan kepada
pihak lainnya secara tertulis mengenai pengungkapan Informasi tersebut, dengan dilampiri
salinan dokumen, segera setelah diterimanya perintah untuk pengungkapan.
5. Para Pihak wajib memastikan bahwa karyawan atau wakil-wakilnya yang menangani informasi
rahasia diberi pelatihan untuk melindungi kerahasiaan informasi tersebut.
6. Para Pihak akan segera saling menginfokan untuk setiap kehilangan atau pengungkapan atau
penggunaan Informasi yang tidak sah yang ditemukan.
7. Ketentuan Pasal ini tetap berlaku dan mengikat Para Pihak dan/atau karyawannya walaupun
Perjanjian telah berakhir.
8. Terhadap setiap pelanggaran oleh salah satu Pihak dan/atau karyawannya atas ketentuan-
ketentuan dalam Perjanjian, Pihak tersebut dan/atau karyawannya dapat dituntut sesuai
hukum yang berlaku.
1. Apabila Perjanjian ini berakhir, Para Pihak setuju untuk mengembalikan Informasi Rahasia
milik Pihak lainnya. Para Pihak selanjutnya setuju untuk tidak menggunakan bahan
pemasaran, dokumen, surat, yang menunjukkan hubungan usaha dalam Perjanjian ini, atau
yang menggunakan merk, logo atau hak intelektual salah satu Pihak.
2. Berakhirnya Perjanjian ini tidak akan menghapuskan kewajiban-kewajiban Para Pihak yang
telah timbul berdasarkan Perjanjian ini, sehingga semua syarat dan ketentuan dalam
Perjanjian ini akan tetap berlaku sampai dengan telah terselesaikannya semua kewajiban-
kewajiban tersebut oleh PIHAK yang berkewajiban untuk melaksanakannya.
PASAL 10
PERNYATAAN DAN JAMINAN
PASAL 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Perjanjian ini tunduk dan berlaku berdasarkan hukum negara Republik Indonesia.
2. Setiap perselisihan yang timbul antara Para Pihak sehubungan dengan pelaksanakan dan/
atau penafsiran Perjanjian akan diselesaikan dalam kurun waktu 30 (tiga puluh) hari kalender
secara musyawarah untuk mufakat.
3. Apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan sesuai yang disebutkan pada ayat 1
Pasal ini maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan melalui Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat.
4. Penyelesaian perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA tidak boleh
merugikan Tertanggung.
PASAL 12
FORCE MAJEURE
1. Salah satu Pihak tidak dianggap lalai dalam melaksanakan kewajibannya sejauh hal itu
dapat dibuktikan dengan adanya force majeure. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa
(force majeure) adalah kejadian-kejadian antara lain yang termasuk namun tidak terbatas
oleh bencana alam yang dinyatakan oleh Pemerintah sebagai bencana nasional seperti
gempa bumi, tsunami, angin topan, badai, banjir, tanah longsor, sambaran petir, letusan
gunung berapi dan bencana alam lainnya, kebakaran, huru-hara, terorisme, sabotase,
embargo dan mogok masal, perang baik yang dinyatakan atau tidak, ketentuan atau
kebijaksanaan negara yang wajib ditaati, wabah penyakit, serta kejadian-kejadian lain yang
berada di luar kekuasaan manusia, penarikan dana besar-besaran yang secara langsung
mengakibatkan terjadinya keterlambatan dan/atau tidak dapat dilaksanakannya kewajiban
dalam Perjanjian, dan Pihak yang bersangkutan telah berusaha dengan semaksimal
mungkin untuk mengatasi keadaan memaksa (force majeure) tersebut.
2. Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majeure) yang mengakibatkan terjadinya
keterlambatan dan/atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam
Perjanjian, maka Pihak yang bersangkutan wajib memberitahukan secara tertulis adanya
keadaan memaksa (force majeure) tersebut kepada Pihak lainnya disertai alasan dan bukti
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak selesai terjadinya keadaan memaksa tersebut.
Segera setelah diterimanya pemberitahuan secara tertulis mengenai adanya keadaan
memaksa (force majeure) tersebut, Para Pihak akan mengadakan musyawarah untuk
menentukan akibat keadaan memaksa (force majeure) serta cara penyelesaiannya.
PASAL 13
PEMISAHAN
Jika salah satu ataupun lebih dari ketentuan dalam Perjanjian, sebagian atau bagiannya,
diharuskan untuk alasan apapun, dianggap illegal, tidak dapat diterapkan atau tidak dapat
diberlakukan dalam hal apapun maka harus dipisahkan dari Perjanjian dan ketentuan lainnya
yang sah dan mengikat tetap berlaku dan tidak akan terpengaruh ataupun terganggu karena
pemisahan ketentuan tersebut.
PASAL 14
LARANGAN
PASAL 15
KETENTUAN KHUSUS
1. Cara - cara pelaksanaan tugas dan kewajiban asuransi sehubungan dengan perjanjian oleh
PIHAK KEDUA setiap waktu harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang diberikan
oleh PIHAK PERTAMA dengan memperhatikan norma-norma peraturan perundang-
undangan yang berlaku, termasuk ketentuan yang berlaku pada Otoritas Jasa Keuangan.
2. PIHAK KEDUA dilarang mempublikasikan atau mengiklankan, mengeluarkan surat-surat
edaran dan lain-lain yang berhubungan dengan bisnis yang dilakukannya dengan
menggunakan nama, logo, merk, dan sejenisnya terkait Hak Kekayaan Intelektual PIHAK
PERTAMA tanpa mendapat izin tertulis dari PIHAK PERTAMA.
3. Apabila dalam suatu Polis terdapat syarat atau ketentuan yang bertentangan dengan syarat
atau ketentuan dalam Perjanjian ini, maka syarat dan ketentuan dari Perjanjian ini yang
berlaku, kecuali ditentukan lain oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan diatur
secara tertulis.
PASAL 16
PEMBERITAHUAN
1. Semua surat-menyurat atau pemberitahuan yang harus dikirim oleh masing-masing PIHAK
kepada PIHAK lain dalam Perjanjian ini mengenai atau berkaitan dengan Perjanjian ini
dilakukan dengan pos tercatat, e-mail atau melalui perusahaan ekspedisi (kurir) ke alamat-
alamat yang tersebut di bawah ini
A. PIHAK PERTAMA
PT ASURANSI SIMAS JIWA
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Telepon :
E-Mail :
B. PIHAK KEDUA
PT <<<<<ABCD>>>>>
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Telepon :
PASAL 17
PAJAK
Masing-masing PIHAK wajib untuk menanggung dan membayar pajak, bea pungutan dan
pembayaran lainnya yang menurut ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku merupakan
kewajiban dari masing-masing PIHAK.
PASAL 18
ANTI KORUPSI, ANTI PENCUCIAN UANG DAN ANTI PENDANAAN TERORISME
1. Para Pihak akan selalu mematuhi ketentuan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
No. 20 Tahun 2001 (UU PTPK), Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU) dan Undang-undang No. 9
Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme
(UU TPPT), termasuk seluruh peraturan pelaksana dan perubahannya, dan akan mematuhi
segala ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, peraturan dan persyaratan administratif
yang berlaku untuk hubungan Kerja Sama satu sama lain, termasuk namun tidak terbatas
pada UU PTPK, UU TPPU dan UU TPPT
2. Masing-masing Pihak sepakat untuk tidak akan melakukan tindakan apapun yang akan
menyebabkan Pihak lainnya untuk melanggar UU PTPK, UU TPPU dan UU TPPT
3. Masing-masing Pihak menyatakan dan menjamin bahwa tidak ada bagian dari Premi,
Kompensasi atau Kompensasi lain yang diterima berdasarkan Perjanjian ini harus
dibayarkan atau dijanjikan kepada pejabat sebagaimana yang didefinisikan oleh UU PTPK,
atau kepada setiap orang atau badan yang oleh karena itu bertindak, untuk tujuan
memperoleh atau mempertahankan usaha atau untuk keuntungan yang tidak semestinya.
4. Masing-masing Pihak menyatakan dan menjamin bahwa ia akan mematuhi, belum pernah
melakukan dan tidak akan melakukan tindakan apapun yang melanggar peraturan
perundang-undangan yang berlaku, termasuk setiap peraturan perundang-undangan
mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana yang dimaksud dalam UU PTPK,
UU TPPU dan UU TPPT di Indonesia dan dalam yurisdiksi terkait lainnya dimana Pihak
lainnya, termasuk perusahaan induk dan/atau anak perusahaan dan/atau perusahaan
afiliasinya (secara langsung atau tidak langsung, dalam artian yang luas), tunduk dan oleh
PASAL 19
LAMPIRAN
PASAL 20
KELUHAN ATAU PENGADUAN
PASAL 21
LAIN-LAIN
1. Lampiran-lampiran dari Perjanjian ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan serta
mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat seperti halnya pasal-pasal lain dari
Perjanjian ini.
2. Jika ketentuan-ketentuan pada Perjanjian ini tidak sesuai atau berlawanan dengan syarat-
syarat umum Polis Asuransi Jiwa PIHAK PERTAMA, maka yang dianggap benar adalah
ketentuan-ketentuan yang tercantum pada Polis Asuransi ini.
3. Ketentuan dalam Perjanjian juga tunduk pada perubahan dan penambahan yang dimaksud
di bawah ini. Hal-hal yang belum diatur dan/atau tidak cukup diatur/ditentukan dalam
Perjanjian, akan diatur/ditentukan kemudian dan akan dituangkan dalam perjanjian
tambahan (addendum) dan ditandatangani oleh Para Pihak yang berwenang, merupakan
satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian.
4. Salah satu Pihak tidak dapat mengalihkan hak dan kewajibannya dalam Perjanjian ini baik
sebagian dan/atau seluruhnya kepada Pihak ketiga manapun tanpa persetujuan secara
tertulis dari Pihak lainnya terlebih dahulu.