Anda di halaman 1dari 16

SURETY BOND

Latar Belakang

Setiap Pemilik Pekerjaan menghendaki pelaksanaan pekerjaan yang diserahkan kepada pihak lain, dapat terlaksana dengan baik
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan..., untuk itu Pemilik Pekerjaan meminta Jaminan dari pihak lain tersebut .
Latar Belakang
Dasar hukum penerbitan Surety Bond
 Awal : KMK RI no. 761/KMK.013/1992 sebagai dasar kewenangan dari perusahaan
Asuransi yang dapat menerbitkan surety bond dalam pekerjaan-pekerjaan
pemborongan ataupun perdagangan yang dibiayai oleh APBN, kemudian mengalami
beberapa perubahan dan terakhir Keputusan Bapepam-LK (OJK) No.
KEP.184/KM.10/2012 tanggal 23 April 2012 ----- (40 K/35 NK)
 UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
 Prinsip-prinsip penjaminan dalam surety bond tercantum didalam KUH Perdata,
lebih dikenal dengan lembaga penjaminan/penanggungan perorangan (borgtocht)
yang diatur dari mulai Pasal 1820 sampai dengan pasal 1850 KUH Perdata.
 Pasal 1820 ditekankan bahwa penjaminan merupakan persetujuan yang
bersifat accesoir (Perjanjian Tambahan) yang pelaksanaannya akan sangat
bergantung kepada perjanjian pokok yang mendasari terbitnya perjanjian jaminan
tersebut. Artinya, bila perjanjian pokok yang melatarbelakangi terbitnya surety
bond tersebut batal, maka akan mengakibatkan pula perjanjian surety bond
sebagai perjanjian accesoir -nya batal (1821 KUH.Perdata)
Surety Bond
PERJANJIAN KERJA
Persyaratan JAMINAN
PEKERJAAN

Kontraktor Jaminan Pekerjaan Pemilik Proyek

SURETY BOND
SBG JAMINAN
TAMBAHAN

SURETY COMPANY
Surety Bond dalam Asuransi

Pengertian Umum :

Janji Perusahaan Asuransi (bersama-sama dengan Kontraktor) untuk mengganti


sejumlah Uang kepada Pemilik Pekerjaan/Proyek, apabila Kontraktor melakukan “wan-
prestasi” atas Perjanjian/Kontrak Kerja yang telah disepakati antara pihak Pemilik
Pekerjaan/Proyek dan Kontraktor.

“wan-prestasi” : contoh :
 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan
 Tidak sesuai dengan spesifikasi teknis
 Tidak sesuai dengan disain

Dasar Penerbitan Surety Bond


 Dokumen Tender
 Perjanjian Kerja / Surat Perintah Kerja / Perjanjian Borongan.
Surety Bond dalam Asuransi

Istilah Umum Dalam Surety Bond


 Perusahaan Asuransi = “Surety Company”, pihak yang menerbitkan Jaminan
Surety Bond (memenuhi persyaratan sesuai KMK Keputusan Bapepam-LK (OJK)
No. KEP.184/KM.10/2012 tanggal 23 April 2012 ----- (40 K/35 NK))
 Pemilik Proyek = “OBLIGEE”, pihak yang dijamin oleh Surety Company akan
mendapatkan ganti rugi apabila pihak Principal melakukan “wan-prestasi” atas
Perjanjian yang disepakati antara Obligee dan Principal
 Kontraktor = “Principal”, pihak yang meminta Jaminan Surety Bond kepada Surety
Company, yang apabila melakukan “wan prestasi” atas Perjanjian
 Wan-prestasi = penyimpangan dari perjanjian
 Penal Sum = Jumlah Jaminan yang diperjanjikan dalam Surety Bond
 “Indemnity Agreement” = Perjanjian Ganti Rugi antara Principal dan Surety
Company dimana Principal berjanji untuk mengganti kerugian kepada Surety
Company apabila Surety Company telah membayarkan tuntutan yang diajukan oleh
Obligee atas terjadinya “wan-prestasi” oleh Principal kepada Obligee.
Surety Bond dalam Asuransi

Kategori/Jenis Surety Bond :


 Contract Bond (Construction Contract Bond)
 Bid Bond
 Performance Bond
 Advance Payment Bond
 Maintenance Bond

 Commercial Bond Guarantee


 Supply Bond
 Customs Bond
 Credit Bond
 Payment Bond
Surety Bond dalam Asuransi

Besarnya Nilai Jaminan Surety Bond


 PerPres : 54/2010 – 70/2012
 Peraturan Internal Perusahaan
 Contract Bond (Construction Contract Bond)
 Bid Bond ( 2% - 3% dari Nilai Kontrak)
 Performance Bond 5% dari Nilai Kontrak
 Advance Payment Bond (2% - 3% dari Uang Muka)
 Maintenance Bond (5% dari Nilai Kontrak)
 Commercial Bond Guarantee
 Supply Bond (5% dari Nilai Kontrak)
 Customs Bond
 Credit Bond
 Payment Bond
Surety Bond dalam Asuransi

Karakteristik Surety Bond


 Financial Guarantee dari Surety Company atas adanya Perjanjian antara dua pihak
(Principal dan Obligee)
 Naskah Perjanjian (Wording Surety Bond) tidak mempunyai bentuk standar, tetapi dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pihak Obligee

 Dasar Ganti Rugi :


• Conditional, dan ada pula
• UnConditional (On Demand) karena tuntutan pasar
 Ketentuan adanya Collateral

 Tidak dapat dibatalkan sepihak (Irrevocable)

 Surety Company mempunyai hak menutut kepada Principal (Indemnity Agreement)


Surety Bond dalam Asuransi

Manfaat bagi Principal (Kontraktor)


 Pada prinsipnya tidak perlu Setor Jaminan (Uang Tunai), tidak ada Idle Cash
 Service Charge (Premium) relatif rendah dibandingkan Nilai Jaminan dan Jangka
Waktu
 Jangka Waktu Surety Bond dapat disesuaikan kebutuhan Kontrak Pekerjaan
 Teknis penerbitan administrasi relatif cepat

Manfaat bagi Obligee (Pemilik Pekerjaan/Proyek)


 Mendapatkan kepastian Jaminan
 Tambahan Jaminan dari Pihak Lain (Asuransi)
 Berfungsi sama dengan Bank Garansi
Asesmen Surety Bond oleh Asuransi

CONTRACT ANALYSIS
RISIKO,
“Wan-Prestasi”

Contractor Project Owner

• Contract Works : Detail Scope of work, Value, Schedule etc.

• Liabilities & Indemnities : Work progress vs Payment, etc

• Insurance & Guarantee : Policy, Bank Guarantee, Bonds etc.

• Others Terms & Conditions : “Force majeure”


Asesmen Surety Bond oleh Asuransi

Capacity
Expertise, Tools & Equipment, Experience

Character
kejujuran, integritas, reputasi, management

Capital
Modal Kerja, Posisi Laba, Likuiditas, Net Worth, Cash Flow

Conditions
Faktor Internal dan Eksternal yang mempengaruhi

Collateral
sebagai Counter Guarantee
Asesmen Surety Bond oleh Asuransi

Produk Surety Bond di Pasar Asuransi :


 Wording :
 Conditional –
 Unconditional
 Service Charge, Admin. Costs
 Collateral
 Indemnity Agreement (individual – blanket)

Kontra Garansi (Back to Back Guarantee) :


 Obligee meminta Bank Garansi kepada Principal (Pemilik Proyek)
 Bank menerbitkan Garansi dengan jaminan Surety Bond
 Indemnity Agreement : Principal dengan Asuransi/Bank
Klaim Surety Bond

..... wanprestasi

PEMBATALAN PERJANJIAN KERJA

Kontraktor
Pemilik Proyek

SURAT TUNTUTAN RECOVERY SURAT TUNTUTAN PENCAIRAN/ KLAIM


SURETY BOND SURETY BOND

SURETY COMPANY
INDEMNITY AGREEMENT
Klaim Surety Bond

 Adanya “Wan-prestasi” dari perjanjian (Kontrak Kerja) yang dilakukan oleh


Principal (Kontraktor) yang kemudian mengakibatkan Kontrak dibatalkan oleh
Obilgee.
 Konfirmasi Pembatalan Kontrak oleh Principal
 Evaluasi oleh Surety Company
 Pembayaran Klaim oleh Surety Company kepada Obligee
 Surety Company melakukan proses Recovery kepada Principal berdasarkan
Indemnity Agreement

 Pelepasan hak Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUH Perdata yang dengan pengecualian pasal tersebut,
pemutusan kontrak yang terjadi akibat dari terjadinya wanprestasi tidak harus dilakukan melalui
pengadilan.

-end of presentation-
Ahmad Zarkasyi
+6208121093360
PIN. 29685872
 choki.zarkasyi@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai