Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM BANK GARANSI

OKGARANSI.com - Bank Garansi adalah jaminan yang diberikan oleh bank untuk
kepentingan nasabah, yang dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepada penerima
jaminan (pihak ketiga) bahwa bank akan memenuhi kewajiban nasabah kepada
penerima jaminan (pihak ketiga) apabila nasabah wanprestasi (tidak memenuhi
kewajiban) kepada penerima jaminan (pihak ketiga), sesuai yang telah diperjanjikan.

Dengan demikian perlu disadari bahwa dengan memberikan bank garansi, berarti bank
telah membuat pengakuan atau janji (secara tertulis) kepada penerima jaminan (pihak
ketiga) untuk memenuhi kewajiban nasabah kepada penerima jaminan (pihak ketiga)
apabila nasabah wanprestasi dengan membayar sejumlah uang tertentu. Dalam
hubungan transaksi ini jelas bahwa dengan pemberian bank garansi, risiko yang
dihadapi oleh penerima jaminan (pihak ketiga) diambil-alih oleh bank. Sebagai
kompensasi atas kesanggupan mengambil-alih risiko ini, bank harus mendapatkan fee
(provisi) dan meminta kontra garansi dari nasabah (sebagai pihak yang dijamin oleh
bank) dalam jumlah yang memadai sesuai dengan perhitungan bisnis.

Disamping kesadaran akan adanya risiko, hal selanjutnya yang paling mendasar untuk
difahami yaitu bahwa risiko bank garansi akan terjadi apabila nasabah yang diberikan
jaminan oleh bank melakukan perbuatan wanprestasi. Dengan demikian analisis risiko
harus diawali dengan menilai kemampuan nasabah untuk memenuhi kewajiban kepada
pihak ketiga (penerima jaminan) yang mencakup aspek-aspek kualitatif (seperti
karakter dan manajemen) dan aspek kuantitatif (kondisi financial) nasabah.

Dengan memperhatikan pengertian diatas dapat difahami bahwa lahirnya bank garansi
didahului adanya proses transaksi antara nasabah dengan pihak ketiga (penerima
jaminan), sehingga bank garansi merupakan perjanjian accesoir dan perjanjian
pokoknya yaitu transaksi antara nasabah dengan pihak ketiga (penerima jaminan).

Ditinjau dari segi hukum bank garansi termasuk perjanjian penanggungan (borgtocht),
yang diatur dalam KUH Perdata pasal 1820 – 1850, yang mengatur masalah
penanggungan hutang secara umum. Sedangkan ketentuan yang mengatur bentuk dan
syarat-syarat minimal bank garansi, ditentukan oleh Bank Indoneisa. Selain itu aturan
hukumnya juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992.

Dalam ketentuan yang mengatur isi bank garansi, antara lain diatur masalah klausula
yaitu ketentuan yang mengatur bahwa dalam fungsinya sebagai penanggung (borg),
bank melepaskan hak-hak istimewa sebagaimana diatur dalam pasal 1831 KUH Perdata,
sehingga dengan demikian bank harus membayar klaim yang diajukan oleh penerima
bank garansi apabila nasabah wanprestasi.

Sejalan dengan pengertian diatas, pemberian bank garansi harus dilakukan sesuai
dengan filosofi dan proses pemberian kredit, baik menyangkut analisis kelayakan dan
analisis risiko maupun ketentuan kewenangan memutus.
Jenis Bank Garansi

A. Garansi dalam bentuk warkat

Yaitu bank garansi yang diterbitkan oleh bank yang mengakibatkan kewajiban
membayar bagi bank terhadap pihak yang menerima garansi apabila pihak yang dijamin
(nasabah) cidera janji (wanprestasi). Dilihat dari sisi penggunaannya, bank garansi
dalam bentuk warkat dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Bank Garansi Yang Diberikan Untuk Mendukung Modal Kerja Adalah bank
garansi untuk mendukung modal kerja nasabah, yang biasanya digunakan untuk
pelaksanaan suatu kegiatan dalam suatu proyek/pengadaan barang dan atau keagenan
/ distributor oleh nasabah. bank garansi untuk kepentingan proyek ini dapat diberikan
kepada Main Contractor dan Sub Contractor berdasarkan analisis kelayakan oleh
pejabat kredit lini. bank garansi untuk mendukung modal kerja ini dapat dirinci sebagai
berikut :

a. Bank Garansi Untuk Proyek Pembangunan/Pengadaan Barang/Jasa

Jaminan Tender (Tender / Bid Bond) merupakan jenis bank garansi yang diberikan
pada nasabah dengan tujuan agar nasabah dapat mengikuti kegiatan tender suatu
proyek tertentu sesuai persyaratan yang ditentukan pemilik proyek. Dengan
diterbitkannya Tender/Bid Bond, maka BRI menjamin bahwa: “Nasabah akan
melaksanakan kewajibannya untuk mengikuti tender tersebut sesuai persyaratan yang
ditetapkan pemilik proyek’.

Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond) merupakan jenis bank garansi yang
diberikan kepada nasabah untuk kepentingan pemilik proyek (bouwheer), dengan
tujuan untuk menjamin pengambilan uang muka oleh nasabah dalam rangka
pelaksanaan tahapan tertentu dari suatu proyek.

Jaminan Pelaksanaan Proyek (Performance Bond) merupakan jenis bank garansi yang
diberikan kepada nasabah untuk kepentingan pemilik proyek (bouwheer) dalam rangka
pelaksanaan suatu proyek atau pekerjaan sesuai dengan kontrak kerja yang sudah
ditandatangani.

Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond) merupakan jenis bank garansi yang


diberikan kepada nasabah untuk kepentingan pemilik proyek dalam rangka
pemeliharaan suatu proyek tertentu selama jangka waktu tertentu, sesuai dengan
kontrak kerja yang sudah ditandatanganinya.
Besarnya nilai garansi untuk kepentingan proyek ini (tender bond, advance payment
bond, performance bond dan maintenance bond), ditentukan oleh permintaan atau
syarat yang ditetapkan pihak bouwheer atau pemilik proyek.
b. Bank Garansi Untuk Pembelian / Pengadaan Bahan Baku / Stock Barang Dagangan
dan Perdagangan ( Agen/Dealer )
Jenis bank garansi ini bertujuan untuk menjamin pihak pemasok (supplier, pabrikan)
yang memasok bahan baku atau barang dagangan yang digunakan/diperlukan oleh
nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan modal kerja nasabah.

c. Bank Garansi Untuk Kepentingan Pita Cukai Rokok

bank garansi ini diterbitkan dengan tujuan untuk kepentingan nasabah dalam rangka
pembebasan dan atau penangguhan pembayaran kewajiban cukai, bea masuk, serta
pungutan lainnya yang harus dipenuhi oleh nasabah.

2. Bank Garansi Diberikan Untuk Mendukung Keperluan Investasi

bank garansi untuk kepentingan Bea Cukai dalam rangka pembebasan Bea Masuk dan
pungutan lain-lain untuk pengadaan barang investasi. bank garansi sejenis ini biasanya
diberikan untuk menjamin bahwa barangbarang yang diimpor oleh nasabah akan
digunakan untuk kepentingan investasi, sehingga barang tersebut dapat diberikan
fasilitas bebas bea masuk dan pungutan lainnya. Perlu diketahui bahwa penerbitan
bank garansi oleh bank untuk kepentingan bea dan cukai, hanya untuk barang-barang
yang diperkenankan oleh Menteri Keuangan.

3. Standby Letter of Credit ( SBLC )

Penerbitan Standby L/C oleh bank (sebagai pihak yang menjamin) pada dasarnya
merupakan suatu jenis garansi (jaminan) yang diberikan atas permintaan nasabah
untuk kepentingan bank Lain atau pihak yang menerima jaminan (beneficiary),
berdasarkan term of payment sesuai yang dinyatakan dalam Standby L/C, terlepas dari
underlying transaction antara beneficiary dan account party, termasuk pula jaminan
dalam rangka pemberian kredit. Kewenangan penggunaan Credit Line kepada bank luar
negeri dalam rangka penerbitan SBLC dilakukan oleh Divisi Internasional. Sedangkan
kewenangan penggunaan Credit Line kepada bank dalam negeri dalam rangka
penerbitan SBLC dilakukan oleh Divisi Treasury.

B. Garansi Dalam Bentuk Penandatanganan Atas Surat Berharga

Garansi dalam bentuk penandatanganan surat-surat berharga seperti aval dan


endorsement dengan hak regress akan dapat menimbulkan kewajiban membayar bagi
bank apabila pihak yang dijamin cidera janji. Pemberian garansi dalam bentuk
penandatanganan surat-surat berharga, mulai berlaku sejak tanggal dilakukannya
pembubuhan tanda tangan kedua dan seterusnya atas surat-surat berharga yang
bersangkutan oleh bank dan berakhir apabila :
1. Telah ada pembayaran dari debitur baik dalam hal tidak terjadi klaim maupun dalam
hal terjadi klaim yang kemudian diterima. Yang dimaksud dengan debitur adalah pihak
tertarik (dalam hal wesel) dan penandatanganan atau penerbit (dalam hal promes).

2. Tidak diterima pemberitahuan klaim dalam tenggang waktu menurut ketentuan yang
ditetapkan dalam kitab undang undang Hukum dagang.
Mengingat bank garansi dalam bentuk penandatanganan surat berharga termasuk
dalam ruang lingkup produk operasional yang menjadi tugas Divisi Treasury, maka
pengaturan lebih lanjut mengenai bank garansi dalam bentuk penandatanganan surat
berharga akan dilakukan oleh Divisi Treasury.

C. Garansi Lainnya

Garansi lainnya merupakan garansi (jaminan) yang dikeluarkan oleh bank diluar jenis
garansi tersebut diatas. Apapun bentuknya, dengan dikeluarkannya garansi tersebut,
bank tetap bertindak sebagai penjamin yang dapat menimbulkan kewajiban membayar
sejumlah tertentu kepada pihak yang dijamin.
Adapun jenis garansi lainnya adalah sebagai berikut :

1. Garansi Bersyarat, Garansi ini merupakan garansi (jaminan) yang terjadi karena
adanya perjanjian bersyarat, sehingga dapat menimbulkan kewajiban membayar pada
bank bersangkutan sejumlah tertentu apabila pihak yang dijamin cidera janji, seperti
halnya Letter of credit (L/C)

2. Garansi Dalam Bentuk Surat, Pemberian garansi seperti ini diberikan dalam bentuk
surat yang mulai berlaku pada saat penandatanganan garansi dan berakhir pada saat
realisasi garansi dimana syarat perjanjian dipenuhi, atau pada saat tidak dipenuhinya
syarat perjanjian. Pemberian garansi seperti ini dapat diterbitkan sendiri atau dalam
bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atas warkat-warkat pihak lain yang
menimbulkan kewajiban pemberian garansi, seperti Letter of commitment.

Syarat-syarat Minimum yang Harus Dipenuhi Pada Setiap Penerbitan Bank Garansi

1. Judul “Bank Garansi”


Dalam hal bank mengeluarkan bank garansi dalam bahasa asing, maka dibawah judul
dalam bahasa asing tersebut harus diberi judul dalam kurung “Bank Garansi”.

2. Nama dan alamat bank pemberi

3. Tanggal penerbitan

4. Transaksi antara pihak yang dijamin (nasabah) dengan pihak penerima garansi, yaitu
perjanjian pokok yang dijamin dengan perjanjian garansi, misalnya tender, pemenuhan
bea masuk, pembangunan suatu proyek, pengadaan barang, pemeliharaan proyek,
perijinan perdagangan valuta asing, dsb. Transaksi atau perjanjian pokok yang dijamin
dengan bank garansi tersebut harus jelas, sehingga kriteria wan prestasi dapat
dibuktikan dengan jelas tanpa adanya salah persepsi dari masing-masing pihak (Bank,
nasabah dan pihak penerima jaminan ).

5. Jumlah uang yang dijamin

6. Tanggal mulai berlaku dan berakhir Jangka Waktu bank garansi adalah jangka waktu
yang tertera dalam warkat bank garansi. Jangka waktu bank garansi diperbolehkan
sampai dengan maksimal 12 bulan. Pemberian bank garansi dengan jangka waktu
melampaui 12 bulan, dapat dipertimbangkan setelah memperoleh izin prinsip Direktur
Bisnis dan Direktur Pengendalian Kredit yang diajukan melalui Divisi Administrasi Kredit.
Masa berlaku bank garansi dimulai sejak tanggal penerbitan warkat bank garansi dan
berakhir sampai dengan tanggal yang ditetapkan dalam warkat bank garansi tersebut.

7. Penegasan batas waktu pengajuan klaim bank garansi yang diterbitkan harus dengan
tegas mencantumkan “bahwa klaim dapat diajukan segera setelah timbul wanprestasi,
dengan batas waktu pengajuan terakhir sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari
kalender dan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah berakhirnya
bank garansi tersebut”.

8. Pernyataan bahwa penjamin (bank) melepaskan hak istimewa sebagaimana pasal


1831 KUH Perdata. Dengan melepaskan hak istimewa tersebut, maka penjamin (bank)
wajib membayar bank garansi tersebut segera setelah timbul wanprestasi.

Calon Nasabah Yang Tidak Boleh Diberikan Fasilitas Bank Garansi

a. Warga negara asing


b. Badan hukum asing atau badan asing lainnya Tidak termasuk dalam pengertian
Badan Hukum Asing atau Badan Asing lainnya adalah Perusahaan Penanaman Modal
Asing (PMA) dan perusahaan patungan (Joint Venture) yang berbadan hukum
Indonesia.
c. Warga negara Indonesia yang memiliki status penduduk tetap Negara lain dan tidak
berdomisili di Indonesia
d. Perwakilan negara asing dan Lembaga Internasional di Indonesia
e. Kantor Bank / Badan Hukum Indonesia di luar negeri

DAFTAR PUSTAKA
Soedewi Sri Masjchoen Sofwan. Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-Pokok Hukum
Jaminan dan Jaminan Perorangan. Yogyakarta : Badan Pembinaan Nasional
Departemen Kehakiman. 1980.
Surat Edaran Bank, Nomor S.10 -DIR/ADK/04/2003 tentang Bank Garansi

Anda mungkin juga menyukai