datangnya tidak pasti dan tidak dapat diduga dan dapat terjar$
riSikO an tiba•tiba harus terjadi.
pertimbangan itu, bank harus dapat menghilangkan atau paGng
tidak urangi nsiko yang mungkin timbul dalam setlap pembenan
kredrt, satu caranya adalah dengan mengalihkan risiko tersebut
kepada lain, yang memang dimungkinkan, baik dari segi yuridis
maupun dan segi bisnis. yang tak lain adalah asuransi.
Pengertian dan Fungsi Asuransi
Asuransi atau pertanggungan oleh Pasal 246 KUH Dagang
disebutkan sebagai suatu perjanjian dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung,
dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa yang tak tertentu.
Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan lebih lanjut dari
pengertian yang diberikan oleh Pasal 246 tersebut di atas, antara
lain:
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian. Dengan
begitu, ia harus tunduk pada ketentuan mengenai syarat sahnya
perjanjian, Pasal 1320 KUH Perdata.
Perjanjian atau kontrak asuransi pada umumnya bersifat adhesif.
Artinya, bahwa kontrak asuransi dibuat oleh perusahaan
asuransi yang bersangkutan, di mana calon tertanggung tidak
bisa mengajukan usul agar perusahaan asuransi tersebut
mengubah pasal yang menurutnya tidak sesuai dengan
kehendak tertanggung.
Dalam suatu perjanjian asuransi, terdapat dua pihak, yaitu pihak
penanggung dan pihak tertanggung. Namun, dalam prakteknya,
sering kali terjadi pihak tertanggcng berbeda dengan pihak yang
akan menenma terjadi kerugian atas sesuatu yang
diasuransikan. Dengan demikian, dajam perisuwa ini terdapat
pengertian
kan bank sebagai pihak yang berhak menerima ganti rugi atas
terjadinya kejadian yang mengakibatkan kerusakan atau
kerugian atas bara ng-barang yang dipertanggungkan atau
kernafian atas debitur yang ditutup asuransinya.
UntuK lebih jelasnya, berikut salah satu contoh bunyi Banker's
Clause tersebut:
KLAUSULA BANK:
Dengan ini dicatat dan disetujui bahwa harta yang
dipertanggungkan di bawah polis ini telah dijadikan agonan kredit
pada bank: Sehubungan dengan itu, telah disetujui dan
disepakati antara bank tersebut dengan tertanggung, bahwa
da/am hal terjadi kerugian, jika ada yang dapat dibayar di bawah
polis ini, maka akan dibayarkan kepada bank tersebut sampai
jum/ah yang menjadi haknya, termasuk bunga dan biaya-biaya
lainnya, tetapi tanpa mengurangi hak tedanggung atas
selisihnya.
Dalam praktek, suatu barang jaminan kredit dapat säja telah
terlebih dahulu diasuransikan oleh pemilik barang yang
bersangkutan, sebelum dijadikan jaminan kredit.
Apabila terjadi hal yang demikian, bank dengan persetujuan
pemilikJ debitur, harus diadakan Banker's Clause atas asuransi
tersebut dengan pemberitahuan kepada perusahaan asuransi
yang telah menutup pertanggungan atas barang yang diserahkan
sebagai jaminan kredit tersebut. Dan apabila pada waktu
diadakan pengikatan kredit, belum diadakan asuransi atas
barang jaminan Oleh pemilik barang/debitur, bank pada waktu
akan menutup pertanggungan/asuransi, atas barang jaminan
tersebut, harus langsung dengan pemberitahuan syarat Banker's
Clause nya. Sedangkan apabila barang tersebut tidak lagi
menjadi jaminan kredit, tetapi masa waktu asuransinya belum
habis, syarat Banker's Clause ini dapat dihapus dengan
pemberitahuan bank kepada perusahaan asuransi tersebut tadi.
Dalam praktek asuransi oleh bank saat ini, ada dua jenis
asuransi yang selalu dilakukan, yaitu asuransi jiwa debitur
(perorangan) dan asuransi
Lain-lain an Berhubun an den an Kredit/Bank Garansi
a. Asuransi jiwa debitur
Tentang asuransi jiwa debitur, berdasarkan pengalaman bank
ninggalnya penerima kredit merupakan salah satu sebab dapat
menimbulkan kesulitan dalam pengembalian kredit tersebut
Contoh 1:
Si A mengasuransikan dirinya sendiri kepada suatu perusahaan
asuransi (life insurance), maka si A selain sebagai subjek, ia juga
sekaligus sebagai pemilik dan beneficiary.
Kemudian,
Si A mendapat pinjaman dari Bank X sehingga atas persyaratan
bank, maka si A mengajukan banker's clause kepada
perusahaan asuransi tadi. bengan demikian, si A di sini bertindak
sebagai subjek dan pemilik, sedangkan beneficiary adalah Bank
X.
Contoh 11:
Si A mendapat kredit dari Bank X, lalu untuk mengantisipasi
risiko Bank X mengasuransikan A pada perusahaan asuransi (life
insurance), maka subjeknya adalah si A, sedangkan pemilik
adalah Bank X dan sebagai beneficiaryadalah si A.
Kemudian,
Atas asuransi _jiwa debitur tersebut oleh Bank X mengajukan
banker's clause kepada perusahaan asuransi tadi, maka
subjeknya adalah si A, sedangkan yang menjadiv pemilik
sekaligus beneficiary adalah Bank X.
b. Asuransi barang jaminan kredit
Sedangkan asuransi barang jaminan yang banyak dipergunakan
bank adalah asuransi kerugian yang terdiri dari asuransi
kebakaran; asuransi kendaraan bermotor; dan asuransi angkutan
laut, baik asuransi atas kapalnya maupun atas muatannya.
Lain-lain an Berhubun an den an KreditJBank Garansi
Asuransi kebakaran
Barang jaminan kredit yang dapat ditutup dengan asuransi
kebakaran ini, antara lain adalah gedung-gedung, baik rumah
tempat tinggal, kantor, rumah toko, bengkel, hotel, pabrik, dan
sebagainya. Asuransi kebakaran ini bertujuan untuk mengganti
kerugian yang disebabkan oleh kebakaran, di mana bentuk
pertanggungannya menjamin risiko yang terjadi karena
kebakaran. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu "kontrak"
(perjanjian) antara si pembeli asuransi (insured) dan perusahaan
asuransi (insurer).
Dalam pembuatan kontrak tersebut, harus memenuhi beberapa
syarat, yaitu:
Insuring clause
Artinya, perusahaan asuransi akan menjamin semua kerugian
yang terjadi atas hak milik (property) seseorang, yaitu kerugian-
kerugian yang disebabkan oleh kebakaran.
stipulations conditom
Artinya, harus ditentukan di mana tempat atau lokasi serta
alat/barang yang ada di dalamnya. Kemudian, harus ditentukan
pula apakah yang hendak dijamin jika terjadi kerugian karena
kebakaran, apakah hanya gedung atau termasuk segala benda
yang berada di dalamnya.
Form of contracts
Artinya, harus dinyatakan jenis atau bentuk kontrak yang
digunakan dalam perjanjian asuransi sehingga meng-
gambarkan tentang jenis kerugian yang hendak diasuransikan.
Umpamanya, di dalam pertanggungan selain kebakaran yang
dijamin, disebutkan pula kerugian karena peledakan,
perampokan, dan sebagainya.
Insurable interest
Artinya, harus dituli$ atas nama seseorang atau suatu
badan hukum, yang bertujuan memberikan jaminan ke-
ain-lain yanq Berhubunqan denqan Kredit/Bank Garansi
pada yang berkepentingan, "insurab/e interest' berarti suatu
jaminan kepada yang berkepentingan.
Dari uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa hal yang
menjadi dasar pertimbangan suatu penutupan asuransi
kebakaran, antara Iain adalah:
1) Nilai pertanggungan
Besaran nilai pertanggungan/asuransi kebakaran atas suatu
jaminan kredit haruslah sesuai dengan filosofi dari diadakannya
pertanggungan/asuransi oleh bank, yaitu menutup dan
mengalihkan risiko.
Dengan demikian, besaran nilai pertanggungan/asuransi atas
barang jaminan, idealnya adalah sebesar 150% (seratus lima
puluh persen) dari plafond kredit yang diberikan kepada debitur
yang bersangkutan atau minimal sebesar plafond kredit tersebut.
Namun demikian, besaran nilai suatu pertanggungan tidak boleh
melebihi harga barang yang ditutup asuransinya, sebagaimana
bunyi Pasal 253 ayat(l) KUH Dagang yang berbunyi sebagai
berikut:
"Suatu pertanggungan yang me/ebihi jurnlah harga atau
kepentingan yang sesungguhnya, hanya/ah sah sampai jum/ah
tersebut. "
Kemudian, pada ayat (2) pasal tersebut disebutkan bahwa
apabila harga penuh sesuatu barang tidak dipergunakan, apabila
timbul kerugian, si penanggung hanyalah diwajibkan
menggantinya menurut imbangan dari bagian yang
dipertanggungkan terhàdap bagian yang tidak dipertanggungkan.
Kecuali apabila hal kelebihan ini diperjanjikan dengan tegas oleh
bank dengan perusahaan asuransi, seperti yang dimungkinkan
oleh ayat pasal tersebut di atas yang berbunyi sebagai berikut:
Hukum Kredit dan Bank Garansi
Apabila satu dan Iain hal asli bilyet, warkat, atau sertifikat bank
garansi yang telah jatuh tempo dan telah lewat tanggal batas
waktu klaim tidak dapat dikembalikan, seyogianya pihak
pemegang/penerima bank garansi membuat pernyataan bahwa
objek bank garansinya telah selesai dan tidak akan melakukan
suatu penuntutan apa pun kepada bank penerbit bank garansi
tersebut.
Apabila terjadi klaim, maka:
Klaim bank garansi tersebut dianggap sah apabila diajukan oleh
pemegang/penerima bank garansi dengan menyerahkan asli
warkat, bilyet, atau sertifikat bank garansi dan tidak melebihi
jangka waktu sesuat dengan klausula yang tercantum dalam
warkat, bilyet, atau sertifikat bank garansi.
Bank seyogianya menghubungi nasabah pemohon bank garansi
untuk melakukan negosiasi dan menyelesaikan kewajibannya
atas terjadinya klaim, apakah akan diselesaikan secara sekaligus
lunas atau dengan pemberian fasilitas kredit
Jika bank penerbit bank garansi• pada akhirnya harus membayar
klaim ganti rugi yang diajukan oleh pemegang/penerima bank
garansi, maka harus dibuatkan akta subrogasi, dengan
memperhatikan Pasal 1400 dan Pasal 1401 KUH Perdata.