Keuangan Syari’ah Aplikasi Hiwalah Dalam praktek perbankan syariah fasilitas hiwalah lazimnya untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan usahanya. Bank mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan hutang. Untuk mengantisipasi kerugian yang akan timbul bank perlu melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang berhutang dan kebenaran transaksi antara yang memindahkan hutang dengan yang berhutang. Karena kebutuhan supplier akan di likuiditas, maka ia meminta bank untuk mengalih piutang. Bank akan menerima pembayaran dari pemilik proyek. Kontrak hiwalah biasanya diterapkan dalam hal-hal berikut: 1. Factoring atau anjak piutang, dimana para nasabah yang memiliki piutang kepada pihak ketiga memindahkan piutang itu kepada bank, bank lalu membayar piutang tersebut dan bank menagihnya dari pihak ketiga itu. 2. Post-dated check, dimana bank bertindak sebagai juru tagih tanpa membayarkan dulu piutang tersebut. 3. Bill discounting. Secara prinsip, bill discounting serupa dengan hiwalah. Hanya saja, dalam bill discounting nasabah hanya membayar fee, sedangkan pembahasan fee tidak di dapati dalam kontrak hiwalah Aplikasi Dhaman Sistem Bank Garansi yang diberikan oleh pihak Bank Syari’ah Mandiri kepada pihak kontraktor (nasabah) di bidang konstruksi yaitu dengan cara mengeluarkan surat jaminan bank dalam bentuk Letter of Guarantee (Bank Garansi). Bank Garansi yang dikeluarkan tersebut berupa akad khusus antara pihak pertama, dalam hal ini Bank Syari’ah Mandiri, dengan pihak kedua yaitu kontraktor (nasabah). Perjanjian pertanggungan tersebut menyatakan tentang persetujuan bahwa pihak pertama akan melaksanakan komitmen kepada pihak ketiga apabila pihak kedua melakukan cidera janji (klaim kontra garansi) kepada pihak ketiga yang telah diperjanjikan sebelumnya. Aplikasi Bank Garansi pada Bank Syari’ah Mandiri juga didasarkan pada ketentuan Bank Garansi yang tercantum dalam Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.11/DSN-MUI/VI/2000 tentang Ketentuan Umum Bank Garansi , yang menetapkan bahwa: 1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak yang berjanji untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (aqad). 2. Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang tidak memberatkan. 3. Kafalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak