sebagai berikut:
1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya.
4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan
5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya
6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga
jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus
memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang
diperlukan.
7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu
9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak
ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip
kepada bank.
2. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset
3. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus
secara hukum janji tersebut mengikat, kemudian kedua belah pihak harus membuat
4. Dalam jual beli ini, bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka
5. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus
6. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank
7. Jika uang muka memakai kontrak ‘urbun (uang muka) sebagai alternatif dari uang
muka, maka:
sisa harga.
b. Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesar
kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut, dan jika uang
2. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang.
Keempat: Utang dalam Murabahah
1. Secara prinsip, penyelesaian utang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada
kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas
barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan
2. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak
utangnya.
2. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau jika salah satu
Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan utangnya, bank harus
kesepakatan.
Ketentuan Akad al-Qardhul Hasan
Adapun ketentuan mengenai akad ini diatur dalam Fatwa DSN No. 19/DSN-
memerlukan.
2. Nasabah al-Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu
6. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada
saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS
dapat:
Kedua: Sanksi
3. Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus memenuhi kewajibannya
secara penuh.
Ketiga: Sumber Dana
LKS.
Keempat:
1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di
antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari
mestinya.
2. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana) membiayai 100%
4. Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama
dan sesuai dengan syariat, dan LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan
atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.
5. Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan
bukan piutang.
6. LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari Mudarabah
kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau
menyalahi perjanjian.
7. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan Mudarabah tidak ada jaminan, namun agar
mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib
dalam akad.
10. Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau melakukan
1. Penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus cakap hukum.
2. Pernyataan ijab dan kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan
hal berikut:
(akad).
3. Modal ialah sejumlah uang dan/atau aset yang diberikan oleh penyedia dana kepada
b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal diberikan
dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada waktu akad.
c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada mudharib,
baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad.
4. Keuntungan Mudarabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal.
a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk
satu pihak.
dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi
berdasarkan kesepakatan.
berikut:
keuntungan.
2. Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di masa depan
3. Pada dasarnya, dalam Mudarabah tidak ada ganti rugi, karena pada dasarnya akad
ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat dari kesalahan disengaja,
4. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di
antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi