Anda di halaman 1dari 12

Karakteristik Perjanjian Surety Bond dalam Lingkup Hukum Asuransi

KARAKTERISTIK PERJANJIAN SURETY BOND DALAM LINGKUP


HUKUM ASURANSI
Ade Hari Siswanto
Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Jakarta
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang ² Kebon Jeruk Jakarta
adeharisis@gmail.com

Abtract
Surety Bond is an innovative product that is offered by the insurance company as a takeover attempt
the potential risk of loss that may be experienced by one of the parties, generally the owner of the
project (bouheer) for the trust given to other parties (contractors) in the execution of the contract of
chartering agreed by they. The written guarantee by law would create an obligation for insurance
companies as guarantor (surety) to the insured party (obligee / Creditors) as a consequence of the
wan achievement of the guaranteed party (principal / debtor) is. suretyship is a guarantee that is
indemnity, where the surety as guarantor is positioned the same as the principal debtor shall be
mutually obliged to settle obligations to the obligee (creditor, where the position of surety will
automatically be parallel to the principal debtor when the principal debtor is unable to complete its
obligations to creditors as contained in article 1316 Indonesian Civil Code, which essentially is an
agreement where the guarantor (Garant) ensures that a third party will do something which is
usually but not always and should be action to close a particular treaty.

Keywords: Agreement, surety bond, insurance

Abstrak
Surety Bond merupakan suatu produk inovatif yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi
sebagai upaya pengambilalihan potensi resiko kerugian yang mungkin dapat dialami oleh
salah satu pihak, umumnya pemilik proyek (bouheer) atas kepercayaan yang diberikan
kepada pihak lain (kontraktor) dalam pelaksanaan kontrak pemborongan yang telah
disepakati oleh mereka. Jaminan tertulis tersebut secara hukum akan menimbulkan
kewajiban bagi perusahaan asuransi selaku penjamin (surety) terhadap pihak penerima
jaminan (obligee/Kreditur) sebagai konsekuensi terhadap wan prestasi dari pihak yang
dijamin (principal / debitur) tersebut. suretyship adalah jaminan yang bersifat indemnitas,
dimana surety selaku penjamin diposisikan sama sebagai principal debitur yang secara
tanggung renteng berkewajiban menyelesaikan kewajiban kepada obligee (kreditur,
dimana posisi surety akan otomatis secara sejajar dengan debitur utama ketika debitur
utama tidak dapat menyelesaikan kewajibannya kepada kreditur sebagaimana tercantum
dalam pasal 1316 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang pada intinya merupakan
suatu perjanjian dimana pemberi jaminan (garant) menjamin bahwa seorang pihak ketiga
akan berbuat sesuatu yang biasanya tetapi tidak selalu dan harus berupa tindakan
menutup suatu perjanjian tertentu.

Kata kunci: Perjanjian, surety bond, asuransi

Pendahuluan GDODP EXNXQ\D ´6XUHW\ 8QGHUZULWLQJ 0DQXDOµ


Asuransi dalam lingkup bisnis menyebutkan bahwa sudah sejak berabad-abad
utamanya adalah mekanisme pengalihan resiko yang lalu ketika mulainya zaman peradaban,
yang diaplikasikan dalam bentuk pengalihan seseorang menyediakan diri bagi kawan-
resiko dari seseorang atau perusahaan kepada kawannya sebagai penjamin kepada pihak
pihak asuransi yang akan menanggung resiko ketiga yang berhubungan dengan
dan memberikan penggantian apabila resiko kewajibannya dengan atau tanpa suatu imbalan
terjadi (Tambunan, 2004). (Sianipar, 2000).
Bidang usaha yang memberikan jaminan Setelah zaman berganti maka timbulah
dalam bentuk surety bond bukan merupakan badan-badan hukum yang didirikan untuk
bidang usaha yang baru. Luther E. Mackall menampung resiko tersebut. Tercatat Amerika
Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 3, Desember 2016 179
Karakteristik Perjanjian Surety Bond dalam Lingkup Hukum Asuransi

Serikat pada tahun 1837, William L. Watkins tahun 2000, tentu saja kesuksesan perusahaan
mengeluarkan pamflet yang mengusulkan asuransi dalam memasarkan produk
pembentukan The New York Guarantee Company. penjaminan atau penanggungan tersebut akan
Di Negeri Belanda tepatnya di Amsterdam sangat ditentukan oleh kepastian pembayaran
berdiri N.V. Nationale Borg Maatsccappij pada oleh pihak asuransi itu sendiri sebagai
tahun 1893. Kemudian Pemerintah Amerika penjamin atau yang lebih dikenal dengan
Serikat pada tahun 1894 secara resmi mengakui Surety. Sebagai contoh, proyek-proyek yang
pemberian jaminan oleh perusahaan- dibiayai oleh pemerintah yang penawaran
perusahaan Surety Bonds Corporation yang pengerjaannya kepada para kontraktor selalu
sudah berdiri di Amerika Serikat (Sianipar, dilakukan melalui tender bendasarkan UU
2000). no.18 tahun 2000 yang pada umumnya selalu
Seperti diketahui khususnya dalam mensyaratkan adanya jaminan (tender bond)
asuransi kerugian terdapat jenis-jenis asuransi, dari kontraktor yang memenangkan tender
seperti asuransi kebakaran, asuransi kendaraan, tersebut terhadap kepastian kemampuan dan
asuransi pengangkutan, asuransi kecelakaan, kualitas dari pelaksanaan proyek yang
asuransi rekayasa, asuransi properti, asuransi dimenangkannya tersebut sesuai dengan
tanggung jawab hukum serta asuransi jaminan perjanjian yang disepakati begitu pula bila
(product guarantee), bila dikaitkan dengan surety pihak pemberi kerja disepakati untuk terlebih
bond maka pengertian surety bond erat terkait dahulu memberikan uang muka kepada
dengan asuransi tanggung jawab hukum dan kontraktor untuk memulai pekerjaannya,
asuransi jaminan. umumnya pemberi kerja akan berupaya
Di Indonesia sebelum tahun 1978 semaksimal mungkin untuk memproteksi
lembaga jaminan yang mirip surety bond dirinya dengan meminta jaminan (advance bond)
selama ini adalah bank garansi. Barulah pada terhadap resiko kerugian bila kontraktor yang
tanggal 6 Desember 1978 pemerintah memberi telah menerima uang muka tersebut ternyata
peluang melalui Peraturan pemerintah RI, tidak melaksanakan pengerjaan proyek
No.34 tahun 1978 untuk Asuransi Kerugian tersebut seperti yang disepakati.
Jasa Raharja melakukan perluasan usahanya Menteri keuangan sebagai pengawas
dari asuransi wajibnya di bidang dan pembina usaha perasuransian di Indonesia,
pertanggungan wajib kecelakaan penumpang dari awal-awal sebenarnya telah menyadari
umum dan kecelakaan lalulintas jalan. Adapun bahwa konsekuwnsi Hukum dari penerbitan
perluasan usaha yang dimaksud adalah surety bond tersebut tidaklah mudah. Oleh
pemberian jaminan dalam bentuk surety bond. karena itu, ijin untuk menerbitkan surety bond
Ketentuan diatas kini tidak berlaku setelah dibatasi secara ketat dan malah pada awalnya
dikeluarkannya kepres No. 18 tahun 2000 yang Kepres No.14A tahun 1980 hanya diberikan
mengatur tentang pedoman pelaksanaan pada PT. Persero Asuransi Jasa Raharja, yang
pengadaan barang dan jasa instansi dalam perkembangannya kemudian ijin
pemerintah. Kepres ini kemudian dilengkapi penerbitan tersebut melalui Keputusan Menteri
dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan Keuangan RI (KMK RI) No. 761 / KMK.013 /
RI dan Kepala Bappenas No. S-42/A/2000 dan 1992 diperluas kepada 20 perusahaan asuransi,
No. S-2262/D.2/05/2000 tertanggal 3 Mei 2000, yang kemudian berdasarkan Surat Direktur
dimana isi Keputusan Bersama Menteri Asuransi No. S 2272 / DK / 2001 tanggal 16
tersebut menegaskan bahwa perusahaan Mei 2001 yang ditujukan ke Pertamina
asuransi harus dari perusahaan asuransi yang menyatakan adanya 22 perusahaan asuransi
mempunyai program asuransi kerugian (surety yang berhak untuk menerbitkan surety bond.
bonds) dan harus direasuransikan kepada Surety Bond merupakan suatu produk
perusahaan asuransi/reasuransi yang bonafid inovatif yang ditawarkan oleh perusahaan
(Sianipar, 2000). asuransi sebagai upaya pengambilalihan
Walaupun langkah untuk potensi resiko kerugian yang mungkin dapat
memperkenalkan dan mendukung penggunaan dialami oleh salah satu pihak, umumnya
produk Surety Bond tersebut telah dilakukan pemilik proyek (bouheer) atas kepercayaan
oleh pemerintah antara lain melalui UU no.18 yang diberikan kepada pihak lain (kontraktor)

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 3, Desember 2016 180


Karakteristik Perjanjian Surety Bond dalam Lingkup Hukum Asuransi

dalam pelaksanaan kontrak pemborongan yang Perusahaan Asuransi Kerugian Umum


telah disepakati oleh mereka. Jaminan tertulis (Surety Company) dalam hal ini, diminta oleh
tersebut secara hukum akan menimbulkan principal untuk membuat suatu Surat
kewajiban bagi perusahaan asuransi selaku Pernyataan Tertulis (written agreement) yang
penjamin (surety) terhadap pihak penerima ditujukan kepada Obligee yang isinya
jaminan (obligee/Kreditur) sebagai konsekuensi menyatakan bahwa Principal layak dan mampu
terhadap wan prestasi dari pihak yang dijamin serta memiliki itikad baik untuk melaksanakan
(principal / debitur) tersebut. dan menyelesaikan proyek sesuai dengan
Surety bond diartikan sebagai suatu syarat ² syarat dan ketentuan yang dimuat
bentuk perjanjian antara dua pihak yaitu antara dalam Kontrak Kerja. Apabila dalam masa
pemberi jaminan (Surety) yang memberikan pelaksanaan proyek ternyata Principal tidak
jaminan untuk pihak kontraktor atau pelaksana mampu (failure, wan ² prestasi) malaksanakan
proyek (principal) untuk kepentingan proyek dan / atau menyelesaikan kewajibannya, maka
(Obligee). Bahwa apabila pihak yang dijamin Obligee berhak mengajukan pencairan jaminan
yaitu principal yang oleh suatu sebab lalai atau (klaim) kepada Surety (Yusuf, 2003).
gagal melaksanakan kewajibannya dalam Dilihat dari asuransi jaminan (guarantee)
menyelesaikan pekerjaan yang diperjanjikan maka pihak surety menjamin terlaksananya
kepada obligee, maka pihak surety sebagai kontraktor (pelaksanaan proyek) antara
penjamin akan menggantikan kedudukan principal dan obligee dan akan mengganti
hukum pihak principal untuk membayar ganti kerugian kepada obligee apabila pelaksanaan
rugi maksimum sampai jumlah yang diberikan proyek yang dilakukan principal gagal
surety. (Sianipar & Pinotoan, 2003) dilaksanakan.
Dari definisi ini terlihat bahwa surety Didalam hukum Inggris asuransi
bond termasuk kedalam asuransi tanggung jaminan dikenal dengan products guarantee,
jawab hukum, karena fungsi surety yang yang mengatakan:
notabanenya pihak asuransi akan bertanggung
jawab kepada pihak ketiga dalam hal ini ´WKH REMHFW RI SURGXFW JXDUDQWHH LQVXUDQFH LV
obligee akan ketidakmampuan untuk kelalaian to indemnity the insured against some of the
pihak principal dalam melakasanakan risk wicth are not covered under a standart
tanggung jawab hukum berupa pelaksanaan product liability policy and in particular
proyek yang diperjanjikan kepada obligee. those which relate to the failure of the
Dalam Surety Bond ada 3 (tiga) pihak product to sulfil. Its intended purpose. It has
yang berjanji, yaitu: been said that like professional indemnity
a. Surety : Perusahaan Penjamin / insurance/liability insurance, products
Perusahaan Asuransi Kerugian Umum guarantee is concerned with covering the
b. Principal : Pelaksanaan Proyek consequences of unfilled expectation
(Kontraktor, Konsultan, dan Supplier). associated with contractual obligation. The
c. Obligee : Pemilik Proyek. failure of products to fulfil their intended
Surety Bond sebagai salah satu program function or the meet the performance
requirements of the specteman is known as
(produk) asuransi kerugian umum yang
WKH HIILFD\ ULVNµ (Smyth, 1988).
menjamin terlaksananya suatu perjanjian
kontrak kerja antara 2 (dua) pihak, yaitu pihak
Dalam penelitian ini yang akan dibahas
pemilik proyek (Obligee) dan pihak yang
adalah permasalahan mengenai bagaimana
melaksanakan royek (Principal).Yang dijamin
karakteristik surety bond dalam hukum
adalah risiko yang mungkin timbul (uncertainty
asuransi? Bagaimana surety bond dalam
of loss) akibat keterlambatam dan / atau
lingkup hukum jaminan?
ketidakmampuan pelaksanan proyek
melaksanakan dan / atau menyelesaikan
proyek sesuai dengan syarat ² syarat dan
Dasar Hukum Perjanjian Surety Bond
Surety bond pertama kali dikenal dan
ketentuan sera schedule pelaksanaan proyek
dilaksanakan di Amerika pada tahun 1837 oleh
yang di muat dalam Kontrak kerja (Yusuf,
Willian L Watsin dengan menerbitkan pamflet
2003).
yang mengusulkan pembentukan the New York
Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 3, Desember 2016 181
Karakteristik Perjanjian Surety Bond dalam Lingkup Hukum Asuransi

Guaranty Company. Dari permulaan jalannya debitur telah melakukan wanprestasi, dalam
bisnis surety bond, banyak timbul melaksanakan kewajibannya dan harta debitur
permasalahan-permasalahan yang memerlukan terlebih dahulu diambil untuk pelunasan
pemecahan, khususnya mengenai standarisasi kewajiban, apabila belum cukup barulah
bentuk surety bond. Tahun 1908 berdiri ´WKH pemenuhan kewajiban diwajibkan kepada
VXUHW\ DVVRFLDWLRQ RI $PHULFDµ yang bertugas guarantor. Dalam hal ini kewajiban guarantor
menentukan standarisasi form beberapa jenis PHUXSDNDQ ´VHFRQGDU\ OLDELOLW\µ. Hal ini akan
bond. Pada tahun 1909 didirikan ´WKH WRZQHU lebih jauh mendorong kepastian bahwa debitur
5DWLQJ %XUHDXµ yang bertugas menyediakan utama telah melakukan wanprestasi dalam
kelengkapan-kelengkapan bagi surety coys bentuk tidak mampu membayar utang atau
berupa standard rating yang harus ditaati surety tidak mampu menyelesaikan proyek yang
coys. dipercayakan berdasarkan kontrak serta
Berlakunya surety bond di Indonesia adanya juga bukti ketidakmampuan dari
diperkenalkan sejak tahun 1980 dengan debitur tersebut untuk melunasi kewajibannya
keluarnya Keppres No.14A/80/1980 tentang kepada debitur sendiri.
pelaksanaan APBN/APBD dan bantuan luar Sedangkan perjanjian indemnity atau
negeri. Berdasarkan Keppres tersebut suretyship adalah jaminan yang bersifat
dikeluarkan surat keputusan Menteri indemnitas, dimana surety selaku penjamin
Keuangan No.271/KMK.011/1980 tentang diposisikan sama sebagai principal debitur
pemberian ijin bagi bank-bank dan lembaga yang secara tanggung renteng berkewajiban
keuangan non bank untuk dapat menerbitkan menyelesaikan kewajiban kepada obligee
jaminan dalam pelaksanaannya pemerintah (kreditur). Jadi dalam hal ini tidak ada
menetapkan pemberian ijin kepada perusahaan keharusan untuk membuktikan
asuransi kerugian untuk menerbitkan jaminan ketidakmampuan debitur utama tersebut untuk
dalam bentuk surety bond. penyelesaian kewajibannya kepada
Seperti diketahui surety bond adalah krediturnya. Sehingga berdasarkan pengertian
bagian dari produk asuransi kerugian, dimana ini, maka secara teori surety bond merupakan
asuransi merupakan suatu perjanjian yang jaminan yang bersifat indemnity dimana posisi
secara otomatis pelaksanaan surety bond surety akan otomatis secara sejajar dengan
tunduk kepada hukum perjanjian buku III debitur utama ketika debitur utama tidak dapat
KUH Perdata. menyelesaikan kewajibannya kepada kreditur.
Banyak perdebatan dikalangan ahli Adapun prinsip-prinsip surety bond adalah
hukum dan ahli asuransi mengenai dasar (Sianipar & Pinotoan, 2003):
hukum perjanjian surety bond, ada para ahli 1. Dalam pengertiannya dilakukan tanpa
yang berdasarkan perjanjian surety bond mengandalkan adanya kolateral, walaupun
kepada perjanjian penanggungan hutang principal dibebani service charge yang
(borgtoght) seperti halnya dasar hukum dalam pelaksanaannya seperti premi
perjanjian bank garansi, tetapi beberapa ahli asuransi.
hukum mengatakan bahwa perjanjian surety 2. Jangka waktu surety bond pada prinsipnya
bond merupakan perjanjian indemnity atau menjamin sepanjang waktu kontrak yang
perjanjian indemnitas/indemnity pasal 1316 dibuat antara principal dan obligee.
KUH Perdata. 3. Dalam penyelesaian claim, pada dasarnya
Dalam buku ´FRPPHUFLDO ODZµ yang dibuktikan adanya kerugian obligee. Jika
ditulis Prof. Roy Goode, bahwa sisi hukum besar kerugian dibawah nilai jaminan yang
penanggungan berbeda dengan Suretyship tercantum dalam surety bond maka yang
(indemnity). Penanggungan merupakan dibayar adalah sebesar kerugian yang ada.
jaminan yang diberikan garantor kepada Tetapi jika kerugian diatas nilai jaminan
kreditur untuk melunasi kewajiban dari debitur yang tercantum dalam surety bond maka
dalam hal debitur ingkar janji (wanpretasi) yang dibayarkan adalah maksimum nilai
dalam memenuhi kewajibannya kepada jaminan yang diperjanjikan (indemnitas).
kreditur. Dalam pengertian ini harus dipenuhi
dahulu suatu syarat yaitu pembuktian bahwa

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 3, Desember 2016 182


Karakteristik Perjanjian Surety Bond dalam Lingkup Hukum Asuransi

4. Atas segala kerugian yang dibayar, surety dengan perjanjian penanggungan. Sebagai
company mempunyai hak tuntut secara LOXVWUDVL PLVDOQ\D ´$µ GDQ ´%µ GDWDQJ NHSDGD
otomatis (subrograsi) kepada principal. VHRUDQJ NUHGLWXU ´&µ GDQ $ PHQJDWDNDQ
5. Resiko yang dijamin surety bond sebagai NHSDGD & µ EHULNDQ % SLQMDPDQ VD\D DNDQ
pengalihan resiko dapat diasuransikan membayar pengembaliannya. Maka ini
kembali ke perusahaan-perusahaan merupakan perjanjian indemnity bukan
reasuransi seperti hal yang umum berlaku penanggungan. Dari pengertian diatas dapat
pada bisnis asuransi. ditarik masing-masing karakteristik
penjaminan tersebut. Pada perjanjian
Bila melihat teori diatas, maka dalam indemnity tanggung jawab penjamin
KUH Perdata ketentuan tentang tanggung (indemnitor) tidak tergantung pada adanya
jawab renteng (indemnity) diatur dalam pasal wanprestasinya pihak lain dalam memenuhi
1316, sedangkan tentang penanggungan diatur kewajibannya. Begitu syarat-syarat dan waktu
dalam pasal 1820 sampai 1850 KUH Perdata. yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut jatuh
J. Satrio, SH menyebutkan perjanjian tempo, maka indemnitor berkewajiban
indemnity pasal 1316 sebagai perjanjian memenuhi perikatannya (Sani, 2003). Jadi pada
garansi, sedangkan sebagian ahli menyebutkan perjanjian indemnity ada kewajiban mengganti
sebagai perjanjian indemnity atau perjanjian rugi atas semua kerugian kreditur, sekalipun
tanggung jawab renteng atau perjanjian debitur tidak wanprestasi serta kedudukan
suretyship. indemnitor disini bukan sebagai penjamin
Dalam pasal 1316 pada intinya melainkan secara tanggung renteng bersama
merupakan suatu perjanjian dimana pemberi debitur akan mengganti kerugian kreditur
jaminan (garant) menjamin bahwa seorang tanpa perlu debitur melakukan kewajibannya
pihak ketiga akan berbuat sesuatu yang terlebih dahulu.
biasanya tetapi tidak selalu dan harus berupa Pada perjanjian penanggungan dengan
tindakan menutup suatu perjanjian tertentu. ciri diantaranya bersifat accesoir, wanprestasi
Perjanjian penanggungan pasal 1820 KUH merupakan syarat mutlak untuk lahirnya
Perdata juga mengandung unsur menjamin tanggung jawab seorang guarantor dan
pelaksanaan kewajiban perikatan tertentu dari sebelum melakukan kewajibannya, debitur
seorang debitur,sehingga antara perjanjian harus melaksanakan kewajibannya terlebih
indemnity dan perjanjian penanggungan dahulu atas tindakan wanprestasi.
terdapat persamaan-persamaan sedemikian Dari uraian diatas dilihat dari dasar
rupa, sehingga adakalanya sulit membedakan hukumnya perjanjian surety bond tunduk
keduanya. Bahkan adakalanya istilah garansi kepada perjanjian indemnity sedangkan bank
seperti dalam bank garansi, walaupun garansi tunduk kepada perjanjian
berdasarkan ciri-cirinya bank garansi bukan penanggungan, sehingga perikatan surety bond
termasuk perjanjian indemnity (garansi) bersifat tanggung renteng seperti yang berlaku
melainkan perjanjian penanggungan. dalam asuransi umum, ini tercermin dalam
Ciri sebagai pembeda antara perjanjian polis jaminan surety bond. Dengan demikian
indemnity (garansi) dengan perjanjian pihak surety akan segera membayar kerugian
penaggungan adalah bahwa perjanjian dengan tunai apabila telah jelas adanya
indemnity merupakan perjanjian yang berdiri kerugian dan untuk itu telah ada klaimnya,
sendiri, sedangkan perjanjian penganggungan karena posisi surety adalah sama atau
bersifat Accesoir (mengikuti perjanjian menggantikan kedudukan principal (tanggung
pokoknya) kalau perjanjian penanggungan renteng) dalam tanggung jawab terhadap
hanya mungkin kalau ada perikatan lain yang obligee. Berbeda dengan perjanjian
dijamin, maka dalam perjanjian indemnity penanggungan (garansi bank), dalam hal ini
tidak ada syarat itu bahkan pada umumnya penjamin (guarantor) mempunyai hak
perjanjian indemnity justru diberikan sebelum istimewa diantaranya yaitu pembayaran
pihak yang dijamin terikat. jaminan dapat dilakukan apabila pihak debitur
Dalam praktek sehari-hari orang sering telah membayarkan terlebih dahulu
merancukan antara perjanjian indemnity kewajibannya dengan hartanya terlebih dahulu.

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 3, Desember 2016 183


Karakteristik Perjanjian Surety Bond dalam Lingkup Hukum Asuransi

Perbedaan Surety Bond dan Asuransi


NO SURETY BOND ASURANSI
1. Perjanjian Tanggung Perjanjian Pertanggungan (psl 246
Renteng/Suretyship (1313 KUHD dst)
KUHPER) dan Perjanjian
Pertanggungan (Psl 246 dst
KUHD)
2. Para pihaknya terdiri dari Para Pihaknya terdiri dari
Principal, Obligee dan Surety Penanggung dan Tertanggung
company
3. Menjamin Resiko baik yang Menjamin hanya resiko yang
berasal dari luar dan dari dalam berasal dari luar tertanggung
principal (itikad/moral buruk) (kebakaran, kecelakaan dsb)
4. Premi dianggap sebagai biaya Premi dihimpun dari para
pelayanan (provisi/service tertanggung untuk membayar ganti
charge) rugi yang mungkin terjadi.
5. Perjanjian suretyship bersifat Perjanjian Asuransi bersifat
unconditional, artinya Surety Conditional, artinya Asuransi hanya
wajib membayar claim sebesar membayar claim yang benar-benar
yang diperjanjikan walau diderita Tertanggung, misalnya
principal sudah mengerjakan pertanggungan kebakaran Rp. 1
kontrak tapi belum selesai, Milyar tapi terjadi kebakaran
misalkan diperjanjikan bila sebagian, maka asuransi hanya
principal gagal melaksanakan bayar claim Rp. 500 Juta
kontrak konstruksi maka claim
surety harus dibayar Rp. 1 milyar.
Ternyata Obligee gagal padahal
dia sudah mengerjakan dengan
biaya Rp. 500 juta. Maka
pencairan kepada obligee tetap
Rp. 1 milyar.
6. Claim dibayar setelah principal Claim dibayar setelah diketahui
dinyatakan gagal (apapun penyebab yang dijamin dalam polis
alasannya)

Pelaksanaan Surety Bond dalam Bisnis Di samping jenis proyek, Pemerintah


Perasuransian juga sebenarnya, secara implisit, sudah
Pelaksanaan Surety Bond memberikan pembatasan mengenai sektor
Di Indonesia, Surety Bond lazimnya proyek yang boleh dijamin, yaitu proyek ²
digunakan untuk menjamin berbagai proyek yang berkaitan dengan KEPPRES
pelaksanaan proyek seperti (Zulkifli, 2003): Nomor 16 / 1994 tentang Petunjuk Pelaksanaan
1. Proyek - proyek konstruksi sipil kering, APBN, yaitu Surety Bond selayaknya hanya
kering basah (constructions) menjamin (Zulkifli, 2003):
2. Proyek ² proyek pemasangan instalasi, pipa, a. Proyek ² proyek yang didanai oleh APBN
dan mesin ²mesin (erection) b. Proyek ² proyek yang didanai oleh APBD
3. Proyek ² proyek konsultasi, pengawasan, Tingkat I (Provinsi).
dan penyusunan studi kelayakan c. Proyek ² proyek yang didanai oleh APBD
(consultancies) Tingkat II (Kabupaten / Kotamadya)
4. Proyek ² proyek pengadaan barang (supply d. Proyek ² proyek yang didanai oleh
contract). bantuan luar negeri (IMF, World Bank,
ADB, IDB, OECF, JICA, dan lain ² lain).

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 3, Desember 2016 184


Karakteristik Perjanjian Surety Bond dalam Lingkup Hukum Asuransi

e. Proyek ² proyek Badan Usaha Milik memenangkan tender maka dalam waktu yang
Negara (BUMN) dan BUMD. ditentukan ia akan menandatangani kontrak
pelaksanaan (kontrak konstruksi) dengan
Terdapat empat jenis jaminan surety melengkapi persyaratan dari obligee untuk
bond didalam kontrak konstruksi dimulai dari menyediakan jaminan pelaksanaan
jaminan penawaran sampai dengan jaminan (Performance bond) dari pemberi jaminan
pemeliharaan, serta satu jaminan lain yang (Sianipar & Pinotoan, 2003).
terkait dengan kontrak konstruksi tersebut, Jaminan penawaran dari principal yang
keempat jaminan tersebut yaitu; menang lelang tentu belum meyakinkan
a. -DPLQDQ SHQDZDUDQ ´Bid bondµ DWDX obligee bahwa principal ini akan melaksanakan
´Tender bondµ pekerjaan. Apabila karena alasan principal
b. -DPLQDQ SHODNVDQDDQ ´Performance bondµ pemenang lelang tidak mau menandatangani
c. Jaminan pembayaran uang muka kontrak pelaksanaan, ini berarti pemenang
´Advance Payment Bondµ lelang gagal dan pemberi jaminan (surety
d. -DPLQDQ SHPHOLKDUDDQ ´Maintenace bondµ company) bertanggung jawab membayar ganti
rugi. Terjadinya klaim atas jaminan penawaran
Istilah jaminan kontrak (Contract bonds) apabila (Sianipar & Pinotoan, 2003):
yang dihubungkan dengan kontrak konstruksi a. Principal mengundurkan diri dari
adalah perjanjian antara obligee dengan penawaran.
principal sebagai pelaksana perjanjian b. Principal mengundurkan diri sebagai
kontruksi untuk melaksanakan suatu pekerjaan pemenang.
proyek pembangunan atau konstruksi. c. Principal tidak dapat memperpanjang bid
´A bid bond guarantees the owner that the principal bond.
ZLOO KRQHU LW·V ELG Dnd will sign all contract d. Principal tidak dapat menyerahkan
document if awarded the contract. The owner is the jaminan pelaksanaan/performance bond
obligee and may sue the principal and the surety to dalam jangka waktu yang ditetapkan atau
onforce the bond. If the principal resuses to honer tidak mau menandatangani kontrak
LW·V ELG WKH SULQFLSDO DQG WKH VXUHW\ DUH OLDEOH RQ WKH pelaksanaan.
bond for any additional costs the owner incures in
WKH UHDOLWLQJ WKH FRQWUDFWµ (Donohue & Thomas, -DPLQDQ 3HODNVDQDDQ ´3HUIRUPDQFH
1996) %RQGµ
Setelah jaminan penawaran berakhir
-DPLQDQ 3HQDZDUDQ ´%LG %RQGµ dengan ditandatanganinya kontrak
Jaminan penawaran merupakan pelaksanaan proyek yang membuktikan
jaminan yang diperlukan oleh principal apabila kesanggupan principal untuk melaksanakan
principal akan mengikuti tender suatu proyek proyek dari tender yang dimenangkan, maka
konstruksi yang dibiayai oleh obligee atau disyaratkan dalam perjanjian pokok yaitu
pemilik proyek. Adapun jaminan penawaran dalam kontrak pelaksanaan proyek bahwa
ini adalah sebagai langkah pertama yang principal kali ini akan bersungguh-sungguh
disyaratkan oleh obligee kepada para calon melaksanakan proyek yang disyaratkan dan
principal yang ingin mengikuti tender ada jaminan pelaksanaan dari perusahaan
pelelangan sesuai dengan design, spesifikasi asuransi sebagai surety company bahwa ia
dan lain-lain mengenai proyek yang akan akan mengganti kerugian obligee apabila
direncanakan untuk dibangun. Setiap peserta proyek yang diperjanjikan atau gagal
lelang harus melampirkan suatu jaminan (wanprestasi principal).
kesungguhan bahwa ia apabila ia menang
lelang/tender ia tidak akan mundur. Untuk ´$ SHUIRUPDQFH ERQG JXDUDQWHH WKH RZQHU
itulah surety company menjamin kepada that the principal will complete the contract
obligee bahwa ia akan membayar kerugian DFFRUGLQJ WR LW·V WHUP LQFOXGLQJ SULFH DQG
apabila principal menang tender time. The owner is the obligee of
mengundurkan diri dengan alasan apapun. performance bond, and may sue the
Fungsi dari jaminan penawaran adalah menjadi principal and the surety on the bond. If the
itikad baik dari principal, yaitu jika principal principal default, or is terminated for default

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 3, Desember 2016 185


Karakteristik Perjanjian Surety Bond dalam Lingkup Hukum Asuransi

by the owner. The owner may call upon the kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Dengan
VXUHW\ WR FRPSOHWH WKH FRQWUDFWµ (Donohue demikian pengembalian uang muka menjadi
& Thomas, 1996) berkurang pada setiap tahap pembayaran
Secara garis besar fungsinya performance termin pelaksanaan tersebut, dalam hal ini
bond adalah menjamin bahwa principal mampu jaminan terhadap uang muka pada setiap tahap
menyelesaikan pekerjaan yang diperjanjikan prestasi ikut menjadi berkurang sesuai dengan
dalam kontrak kerja sesuai dengan standar pengembalian uang muka sesuai prosentasi
serta waktu yang dipersyaratkan. Di Amerika pembayaran termin. (Sianipar & Pinotoan,
Serikat terdapat pengalaman dengan beberapa 2003)
cara penyelesaian pekerjaan yang disetujui oleh Fungsi jaminan uang muka adalah:
obligee dalam hal kontraktor gagal tetapi masih 1. Sebagai syarat apabila principal
dianggap tetap beroperasi. Dalam hal ini mengambil uang muka dengan maksud
pemberi jaminan (Surety) mengambil suatu untuk memperlancar pembiayaan proyek.
keputusan akan memberi bantuan keuangan 2. Apabila principal gagal melaksanakan
kepada kontraktor guna menyelesaikan pekerjaannya dan karenanya uang muka
pekerjaannya. (Sianipar & Pinotoan, 2003). tidak bisa dikembalikan maka surety
Dalam prakteknya di Inggris beberapa kontrak company akan membayarkan uang muka
performance bond memberikan kepada surety kepada obligee sebesar sisa uang muka
company tiga pilihan, sebagai berikut yang belum kembali.
(Donohue & Thomas, 1996):
a. ´&RPSOHWLQJ WKH FRQWUDFW LWVHOI WKURXJK -DPLQDQ 3HPHOLKDUDDQ ´Maintenance
completion contractor (taking up-WKH FRQWUDFW µ Bondµ
b. ´6HOHFWLQJ QHZ FRQWUDFWRU WR FRQWUDFW GLUHFWO\ Setelah pekerjaan selesai biasanya
ZLWK WKH RZQHUµ obligee menahan 5% dari pembayaran kontrak,
c. ´$OORZLQJ WKH RZQHU WKH FRPSOHWH WKH ZRUN jumlah mana disebut sebagai uang retensi dan
ZLWK VXUHW\ SD\LQJ FRVWVµ cadangan dana untuk biaya perbaikan apabila
ada kerusakan yang timbul setelah serah terima
-DPLQDQ 8DQJ 0XND ´$GYDQFH 3D\PHQW yang pertama. Dana tersebut dapat dicairkan
%RQGµ apabila ada jaminan dari surety company yang
Jaminan uang muka yang diterbitkan disebut jaminan pemeliharaan. Jadi pada
surety company bertujuan untuk menjamin prinsipnya jaminan pemeliharaan ini
obligee bahwa principal akan sanggup diterbitkan untuk menjamin obligee bahwa
mengembalikan uang muka yang telah principal akan sanggup memperbaiki
diterimanya dari obligee sesuai ketentuan yang kerusakan-kerusakan pekerjaan setelah
diperjanjikan dalam kontrak, apabila tidak pelaksanaan pekerjaan selesai sesuai dengan
maka surety akan membayar kembali yang diperjanjikan, apabila tidak maka surety
kewajiban principal kepada obligee sesuai akan mengganti kerusakan yang diderita oleh
ketentuan yang diperjanjikan. Jaminan uang obligee maksimum sebesar nilai jaminan
muka diberikan apabila dalam kontrak kerja (Sianipar & Pinotoan, 2003).
ada pengaturan tentang pemberian uang muka Dalam pelaksaan suatu proyek dimana
dari obligee kepada principal. Pemberi pada saat pekerjaan mencapai 100%, maka
jaminan/surety company menjamin akan principal akan menyerahkan pekerjaan kepada
mengembalikan uang muka yang diterimanya obligee dan diterbitkanlah berita acara serah
sesuai yang diperjanjikan dalam kontrak kerja. terima pekerjaan Tahap I yang ditandatangani
Apabila uang muka tersebut tidak kembali oleh kedua belah pihak (principal dan obligee)
maka principal dianggap gagal dan surety walaupun berita acara tersebut telah
company akan membayar ganti rugi kepada ditandatangani, namun dalam kontrak
obligee maksimum sampai batas jumlah biasanya ada ketentuan mengenai kewajiban
jaminan. Dalam kontrak kerja yang principal memelihara pekerjaan yang telah
ditandatangani biasanya telah tercantum diselesaikan untuk jangka waktu tertentu dan
mengenai besarnya uang muka (misal 20%) dan biasanya untuk jangka waktu 3 ² 12 bulan.
pengembaliannya ditetapkan menurut prestasi Untuk menjamin bahwa principal

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 3, Desember 2016 186


Karakteristik Perjanjian Surety Bond dalam Lingkup Hukum Asuransi

melaksanakan kewajibannya pada masa 2) Sertifikasi daftar rekanan (DRM


pemeliharaan, maka obligee menahan dan DRT ² T);
pembayaran biaya proyek sebesar 5%. Apabila 3) NPWP dan faktur
sampai batas masa pemeliharaan tidak terjadi buktipelunasan pajak;
kerusakan atas pekerjaan maka akan dilakukan 4) Sertifikat keanggotaan Asosiasi
serah terima pekerjaan Tahap II dan uang yang seperti GAPENSI, INKINDO,
ditahan obligee akan dibayarkan kepada ARDIN, KADIN, dan lain ² lain;
principal. Untuk itu agar dana yang ditahan 5) Laporan Neraca dan Laporan
obligee dapat cair sebelum masa pemeliharaan Rugi / Laba yang telah diaudit
berakhir, maka jaminan pemeliharaan dari oleh Akuntan Publik;
surety company dibutuhkan. 6) Izin ² izin Usaha seperti SIUJK,
SIUP, izin domisili dan lain ²
Teknik Assesment dan Akseptasi dalam lain;
Surety Bond 7) Memiliki pengalaman yang
Agar pelaksanaan penerbitan Surety cukup.
Bond berjalan ´RQ WKH ULJKW WUDFNµ, untuk d.Syarat ² syarat Khusus Principal :
menerbitkan Surety Bond, diperlukan syarat ² Di samping syarat ² syarat umum di
syarat dan ketentuan (terms and conditions) serta atas, Principal yang mengajukan permohonan
pembatasan sebagai berikut (Yusuf, 2003): penerbitan jaminan, wajib untuk memenuhi
a. Jenis jaminan yang diterbitkan, hendaknya syarat ² syarat Khusus sebagai berikut :
VHVXDL GHQJDQ ´ NHKHQGDNµ 3HPHULQWDK d.1. Melengkapi Dokumen Perusahaan
artinya sebaiknya dihindari terjadinya seperti tersebut pada poin 6.c.2.
penerbitan Surety Bond yang bersifat non d.2. Melengkapi Dokumen ² dokumen
CCB. proyek, terdiri dari:
b. Jenis proyek yang dapat dijamin adalah : d.2.1. Undangan lelang (bila yang
b.1. Proyek ² proyek konstruksi. diminta Jaminan Pelelangan);
b.2. Proyek ²proyek pemasangan d.2.2. Surat Perintah Kerja atau Surat
instalasi, pipa, dan mesin ² mesin Pemberitahuan Pemenang
(erection). Lelang (bila yang diminta
b.3. Proyek ² proyek konsultasi, Jaminan Pelaksanaan);
pengawasan, dan penyusunan studi d.2.3. Kontrak kerja (bila yang diminta
kelayakan (consultancies). Jaminan Pembayaran Uang
b.4. Proyek ² proyek pengadaan barang Muka);
(supply contract). d.2.4. Berita Acara Penyelesaian
b.5. Proyek ² proyek pemeliharaan Proyek 100% bila yang diminta
peralatan (maintenance project). Jaminan Pemeliharaan).
b.6. Proyek ² proyek penyewaan
peralatan berat (lease agreement). Lazimnya, proses assesment dan
c. Syarat-syarat umum Principal : akseptasi berjalan sebagai berikut :
c.1. Principal adalah perusahaan milik a. Stage I : Principal wajib mengisi Surat
negara maupun perusahaan swasta Permohonan Penerbitan Surety Bond (SPP
nasional yang berdomoisili di ² SB).
seluruh wilayah Republik Indonesia. b. Stage II : Pada saat SPP ² SB diserahkan,
c.2. Principal adalah perusahaan yang Principal wajib melengkapinya dengan
telah memiliki dokumen ² dokumen dokumen ² dokumen dasar dan dokumen
kepemilikan, perizinan, sertifikat proyek sesuai dengan jenis jaminan yang
kualifikasi, dan sertifikasi yang dimintakan penerbitannya.
dikeluarkan oleh Lembaga c. Stage III : prose underwriting.
Pemerintah atau lembaga lain yang d. Stage IV : keputusan underwriting (aplikasi
berwenang seperti : diterima atau ditolak).
1) Akte Pendirian Perusahaan; e. Stage V : Principal wajib menandatangani
Surat Pernyataan Mengganti Kerugian

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 3, Desember 2016 187


Karakteristik Perjanjian Surety Bond dalam Lingkup Hukum Asuransi

(Agreement of Indemnity to Surety) dan dan atau berkenaan dengan pelaksanaan


dilegalisir oleh Notaris Publik, dan / atau dari suatu kontrak atau kewajiban yang
menyerahkan kolateral (bila diperlukan). dijamin oleh jaminan tersebut dan tidak
f. Stage VI : Bila OK, Surety Bond diterbitkan. akan mengurangi hak-hak dalam
perjanjian indemnity agreement ini karena
Letter Of Indemnity (Perjanjian Ganti adanya penguasaan atau pengelolaan
Rugi) tersebut.
Teknis pelaksanaan pemberian jaminan c. Bahwa segera setelah surety dimintai untuk
surety bond mensyaratkan wajib adanya janji membayar berdasarkan jaminan yang
ganti rugi. Konsep surety bond adalah non dikeluarkan atas nama principal, maka
collateral, karena patut dimaklumi bahwa secara principal dan atau penanggungnya
prinsip surety bond berada dalam lingkup mengikatkan diri dan wajib membayar
asuransi sebagai penerima resiko dari principal kepada surety suatu jumlah yang sama
dan atau tertanggung dan disamping itu dengan jaminan yang diminta oleh obligee
praktek penyebaran resiko atau dalam waktu 7 (tujuh) hari sesudah adanya
mengasumsikan kembali (reasuransi) senagai permintaan oleh surety.
salah satu cara surety company mengurangi d. Bahwa principal dan penanggungnya serta
beban resiko apabila principal wanprestasi. orang-orang yang ditunjuk oleh mereka
Sebagai konsekuensi konsep tanpa baik bersama-sama atau sendiri-sendiri
collateral dalam teknis pelaksanaan surety bond adalah terikat oleh syarat-syarat dari
mewajibkan adanya perjanjian ganti rugi dalam perjanjian ganti rugi, yang menjadi bagian
bentuk indemnity agreement yang yang tidak terpisahkan dari jaminan yang
ditandatangani principal dan atau diterbitkan oleh surety.
penanggungnya (indemnitor) dan inti dari
indemnity agreement adalah hak menuntut Reasuransi
dari surety company kepada principal atas Menunjuk pasal 271 KUHD yang
kewajiban yang telah dibayarkan surety kepada menyebutkan bahwa penanggung selalu dapat
obligee akibat wanprestasi principal. Disamping mempertanggungkan lagi hal-hal yang telah
itu dalam indemnity agreement diperjanjikan ditanggung olehnya. Sebagai upaya
kesanggupan principal membayar kepada penyebaran resiko reasuransi berfungsi
surety company atas kewajiban yang telah (Sianipar & Pinotoan, 2003):
dibayarkan kepada obligee. a. Melindungi suatu perusahaan asuransi
Penandatanganan indemnity agreement yang terlalu besar menanggung atas resiko
kepada surety company oleh principal atau asuransi yang telah diterimanya.
penanggung hutangnya (indemnitor) dapat b. Memindahkan sebagian tanggung jawab
dilakukan dibawah tangan atau secara notariil. perusahaan asuransi kepada reasuradur.
Pada garis besarnya ketentuan-ketentuan
dalam indemnity agreement sebagai berikut: Dengan fungsi tersebut diatas maka
a. Bahwa principal dan atau penanggungnya perusahaan asuransi sebagai surety company
wajib membayar uang surety yang telah dapat mengaksep resiko yang nilainya cukup
dibayarkan kepada obligee sebagai akibat besar tetapi perusahaan asuransi tersebut
dari kegagalan principal dalam memenuhi hanya menanggung resikonya sebagian sesuai
kewajibannya kepada obligee termasuk dengan kemampuan keuangannya sedangkan
biaya-biaya lain yang telah dikeluarkan selebihnya diasuransikan.
surety untuk pembayaran klaim obligee Dalam usaha pemberian jaminan surety
tersebut. bond, dimana surety company/perusahaan
b. Bahwa surety dalam kebijakan dan asuransi akan menghadapi resiko yang tinggi
pertimbangannya dengan maksud dengan jumlah jaminan yang besar. Hal ini
mengurangi kerugian yang mungkin menyebabkan pihak surety harus melaksanakan
diderita dapat menguasai, mengurus, kebijakan penyebaran resiko seperti yang lazim
menjalankan dan mengelola tiap-tiap dalam bisnis asuransi.
masalah yang yang berhubungan dengan

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 3, Desember 2016 188


Karakteristik Perjanjian Surety Bond dalam Lingkup Hukum Asuransi

Keterlibatan reasuransi dibuat dengan


perjanjian yang disebut dengan istilah treaty Don Donohue and Goerge Thomas.Construction
reinsurance. Hal ini berarti semua yang diaksep Surety Bonds in Plain English. 1996.
asuransi wajib disalurkan sebagian premi dan
resikonya kepada penanggung Edi Putra The Aman. (1989). Kredit Perbankan
ulang/reasuransi sesuai yang diperjanjikan Dalam Suatu Tinjauan Yuridis. Cet.2.
dalam perjanjian reasuransi yang sebelumnya Yogyakarta: Liberty
telah disepakati antara penanggung/asuransi
dan penanggung ulang/reasuransi. Disamping HMN Purwosutjipto. (1997). Pengertian Pokok-
cara yang sudah baku diatas ada juga cara Pokok Hukum Dagang 6 tentang
reasuransi dengan sistem fakultatif yang berarti Pertanggungan. Jakarta: Djambatan.
setiap ada penunutupan baru diluar (treaty
yang sudah ada) ditawarkan kepada asuransi Huyarso dan Ahmad Anwari. (1993). Seri
dan para reasuransi boleh menerima atau Mengenal Bank 4. Garansi Bank
menolak reasuransi yang ditawarkan Menjamin Usaha Anda. Jakarta: Balai
penanggung/asuransi. Aksara.
Selain mekanisme tersebut diatas
adapula sistem reasuransi yang co-suratyship J. Tinggi Sianipar dan Jan Pinontoan. (2003).
(seperti co-asuransi) yang artinya beberapa Surety Bonds. Cet. I. Jakarta: CV.
perusahaan asuransi (surety company) secara Dharmaputra.
bersama-sama menanggung suatu resiko surety
bond yang nilainya dianggap cukup besar. J. Tinggi Sianipar. (2002). ´3HODNVDQDDQ 6XUHW\
Bond di Indonesia dan Aspek-aspek
Daftar Pustaka \DQJ WHUNDLW GL GDODPQ\Dµ 0DNDOah
Adil E. Tampubolon. (2003). µKlaim pada disampaikan pada Workshop yang
Surety Bond µ 0akalah disampaikan diselenggarakan oleh Sekber Jasa
pada seminar Pentingnya Surety Bond Asuransi dan Jasa Konstruksi, 4
dan Asuransi Tanggung Gugat. Nopember.
Diselenggarakan oleh Asosiasi -------------. (2004). ´Peranan Surety Bond
Manajemen Resiko Indonesia, Puri Sebagai Sarana Pembantu Mempercepat
Agung Sahid Jaya Hotel, 4 September. Pembangunan Indonesia µ Majalah
Jurnal AAMAI, Tahun VIII No. 16.
Agus Prawoto. (1995). Hukum Asuransi dan Kasmir. (2003). Dasar-dasar Perbankan. Cet.2.
Kesehatan Perusahaan Asuransi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Yogyakarta: BPFE.
Masdar. (2003). ´7LQMDXDQ 6XUHW\ %RQG GDUL
Asrul Sani. (2003). µ7LQMDXDQ +XNXP 0HQJHQDL 6HJL 5HJXODVLµ 0DNDODK GLVDPSDLNDQ
Praktek Pemberian Jaminan Pribadi dan pada Seminar Setengah Hari Surety
JaPLQDQ 3HUXVDKDDQ µ Majalah Hukum Bond sebagai Alternatif Bank Garansi,
dan Pembangunan No.5 th XXIII, disampaikan oleh Asosiasi Asuransi
Oktober. Umum Indonesia. Jakarta, 5 Agustus.
------------. ´Aspek Hukum Surety Bond di
Indonesia.µ Majalah Jurnal AAMAI, Nico Lukum. (1996). Prinsip-prinsip dan Praktek
Tahun VIII No. 16. Asuransi. Jakarta: LPAI.

Atty Hermiati dan Zayad Ghani. (1992). P.M. Tambunan. (2004). ´Hukum Dan
´Prinsip-prinsip Underwriting Surety Asuransi.´ Modul Indonesian
Bond dan Studi Kasus Surety Bond.µ Insurance Course. Jakarta.
diselenggarakan oleh LPAI. Jakarta 25
November. R. Subekti dan R. Tjitrosudibio. (1992). Kitab
Colin Smyth. (1988). µ,QVXUDQFHV RI /LDELOLW\µ, Undang-Undang Hukum Perdata,
London; CII Tuitian Service. Terjemahan Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 3, Desember 2016 189
Karakteristik Perjanjian Surety Bond dalam Lingkup Hukum Asuransi

Soerjono Soekanto. (1984). Pengatar Penelitian


Hukum. Cet. 3 . Jakarta: UI Press.

Sri Sudewi Masjchoen Sofwan. (1990). Hukum


Jaminan di Indonesia, Pokok-Pokok
Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan.
Yogyakarta: Liberty.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 23/6/UKU


tahun 1991 Perihal Pemberian Garansi
oleh Bank.

³Surety Bond Dan Potensi Kepailitan.´ (2001).


0DMDODK 3URWHNVL 1R ;;,,´ Edisi
Maret-April.

Undang-Undang Republik Indonesia No.10


Tahun 1998 tentang Perbankan.

Undang-Undang Republik Indonesia No.2


Tahun 1992 tentang Perasuransian.

Zulkifli Yusuf. (2003). ³3HQHUELWDQ 6XUHW\ %RQG


Oleh Industri Asuransi Antara Teori
dan Praktek.´ Jurnal Hukum Bisnis.
Volume 22 No.2.

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 3, Desember 2016 190

Anda mungkin juga menyukai